Share

16. Percakapan Penuh Emosi

Aku sudah memprediksi akan banyak mendapat pertanyaan dari Anin atau Nathan terkait nekatnya Bang Fino pagi ini. Bukan hanya mengirimkan kopi dan makanan ringan untuk seluruh staff, tapi dia juga terang-terangan masuk ke ruanganku pagi tadi. Meski hanya beberapa menit, tetap saja berpotensi akan menimbulkan tanya, terutama bagi kedua sahabatku itu.

Namun satu hal yang tak pernah aku prediksi sebelumnya, reaksi Bu Nadia. Sepanjang meeting aku memang tak terlalu fokus sampai-sampai Anin harus menyikut lenganku beberapa kali untuk mengingatkan. Akan tetapi sepertinya bukan karena itu aku dipanggil ke ruangannya siang ini. Ini pasti ada kaitannya dengan ulah suaminya tadi pagi.

"Bu Nadia panggil saya?" tanyaku begitu masuk ruang kerja Bu Nadia. Pintunya hanya sedikit tertutup, jadi aku langsung setelah mengetuk pintu.

"Duduk dulu, Mel," seru Bu Nadia dengan nada tak biasa. Nada suaranya kali ini terdengar sangat ... tidak ramah.

Wajar kalau aku merasa waswas kan? Baru dua bulan lebih a
Rinai Hening

Sabar dulu Meli, belum tau aja kamu kalau kenyataan di part selanjutnya malah bikin emosi kayak naik rollercoaster. šŸ˜šŸ˜ Enaknya resign aja nggak nih si Meli? daripada kerja penuh tekanan batin mulu? šŸ˜† šŸ˜† Semoga sabar nungguin part lanjutannya ya kakak-kakak ... see you when I see you šŸ˜˜šŸ˜˜

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dyah Wiryastini
Penasaran hub suami istri Nadia dan Fino
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status