Share

Bab 83

Penulis: Arizah Karimah
Ternyata dia masih belum pergi!

Hembusan angin dingin terus masuk ke dalam mobil, membuat Eleanor sedikit menggigil dan menyelubungi bahunya. Di balik kabut hujan yang samar, muncul sebuah sosok yang tinggi dan tegap turun dari mobil. Matanya yang hitam pekat menatap ke arah mereka dengan mengintimidasi.

Saat Jeremy mulai melangkah mendekat, Charlie memperlihatkan ekspresi yang semakin dingin dan tajam. Dia mengangkat tangan, lalu memutar bahu Eleanor dan mencondongkan tubuhnya ke arahnya.

Wajahnya yang dingin dan tampan tiba-tiba membesar di hadapan Eleanor. Karena kaget, mata Eleanor terbelalak dan bulu matanya yang lentik bergetar halus. Dia mengangkat tangan untuk mendorong Charlie.

"Kamu ngapain?" tanyanya dengan nada bingung.

Charlie menahan tangannya dan membuat gerakan seolah akan menciumnya. Eleanor mengernyit, tidak memahami apa yang sedang dia lakukan. Jarak mereka yang sangat dekat dari sudut pandang Jeremy terlihat seperti mereka berciuman dengan penuh gairah.

Langkah Jere
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 84

    "Kamu nggak marah lagi?"Eleanor menjawab dengan nada datar, "Aku nggak setemperamen kalian. Sudah malam, aku naik duluan. Kamu juga cepat istirahat.""Ya.""Oh ya, kenapa kamu datang ke ibu kota?""Ada urusan yang mau kuselesaikan," jawab Charlie."Oh, baiklah. Kalau begitu, aku pergi dulu. Di jalan nanti jangan ngebut, ingat, hidup cuma sekali. Jangan lupa, ya?""Hm."Charlie mengikuti Eleanor keluar dari mobil dan dengan cepat menopang tubuhnya. "Biar kuantar ke atas.""Nggak usah." Eleanor mencoba menggerakkan pergelangan kakinya. "Ini cuma luka kecil, nggak masalah buat jalan. Hujan lagi. Cepat pulang saja."Charlie memandang Eleanor yang perlahan masuk ke gedung. Saat gadis itu menghilang dari pandangannya, seberkas kilatan dingin di matanya kembali muncul bagaikan bara api yang menyala.Charlie tidak langsung pergi. Dia berdiri di bawah gedung selama beberapa saat, hingga lampu kuning yang redup menerangi sisi wajahnya yang tampan. Meski mengenakan pakaian serba hitam, kesan aro

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 85

    Alis Jeremy langsung berkerut. Nama itu tidak asing baginya. Konon, pria ini adalah orang yang memiliki temperamen aneh dan tidak bisa ditebak. Seberapa anehnya temperamen pria itu? Dia mungkin bisa tersenyum padamu saat ini, tapi bisa membunuhmu di detik berikutnya.Di bawah kendalinya, ada sebuah organisasi pembunuh bayaran yang besar dan tidak ada yang tahu seberapa luas jangkauan kekuasaannya. Dia adalah orang yang benar-benar berbahaya.Jeremy pernah mendengar nama itu sebelumnya. Namun, dia sendiri belum pernah melihat sosoknya, apalagi membayangkan bahwa Eleanor ternyata punya hubungan dengan orang seperti itu."Yakin?""Yakin!" Danuar mengangguk dengan mantap. "Jadi, Kak Jeremy, semua masalah yang berhubungan sama Eleanor ditutupi sama orang ini. Bukan aku yang nggak mau selidiki, tapi banyak sekali halangannya. Aku juga nggak berdaya."Bagaimanapun, Jeremy tahu bahwa tingkat kesulitannya lumayan tinggi jika ingin menyelidiki suatu hal di Negara Leroria. Jika masih di dalam neg

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 86

    Pada saat ini, pintu kamarnya diketuk oleh Yoana. Yoana berdiri di luar dengan gugup sambil membawakan semangkuk mie yang masih hangat.Danuar meliriknya sekilas, lalu tersenyum. "Lho, Bu Yoana, kenapa kamu ke sini?""Kulihat Jeremy sepertinya belum makan malam. Jangan minum anggur dalam keadaan perut kosong. Aku sudah masakkan mie untuknya."Yoana yang matanya masih merah karena menangis, berbicara dengan suara serak yang diselingi sedikit isak. Saat ini, dia mengenakan gaun putih dengan rambut panjangnya yang tertata anggun. Wajahnya yang berpura-pura tegar terlihat sangat mengundang rasa iba.Dia membawa mangkuk itu ke depan Jeremy dan meletakkannya di meja dengan hati-hati. Saat menurunkan mangkuk tersebut, tangannya sengaja dibiarkan terbuka sehingga memperlihatkan telapak tangannya yang memerah karena terkena panas.Jeremy memperhatikan dengan sekilas. Alisnya sedikit terangkat, tapi tidak mengatakan apa pun.Yoana pun tidak menyinggung peristiwa yang terjadi malam ini. Setelah m

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 87

    Keesokan harinya.Eleanor membangunkan Harry untuk berangkat sekolah seperti biasanya."Mama, semalam kamu nggak tidur nyenyak ya?" Melihat wajah Eleanor yang tampak kelelahan, jelas sekali dia tidak bisa terlelap semalaman.Eleanor terus membolak-balikkan diri di ranjang karena tidak bisa tidur semalaman. Begitu memejamkan mata, wajah Jeremy terus terbayang di hadapannya. Eleanor benar-benar merasa dirinya hampir gila."Mama nggak bisa tidur semalam.""Karena Jeremy?" Harry menatap Eleanor dengan matanya yang bunda. "Dia ganggu Mama lagi? Aku mau kasih pelajaran ke dia.""Nggak, dia nggak ganggu aku. Harry, ini urusan orang dewasa. Yang harus kamu lakukan sekarang adalah sekolah dengan baik. Yang lainnya serahkan sama Mama saja.""Huh." Harry mencibir. "Aku tahu, Mama. Harry sudah bosan dengar perkataan ini."Melihat wajah gemas Harry, Eleanor mendadak teringat pada Daniel yang masih di rumah sakit. Pikirannya mulai terusik. Entah bagaimana kondisi Daniel hari ini.Setelah mengantar H

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 88

    Yoana ingin sekali memulihkan citranya di depan Jeremy sekarang. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menunjukkan perhatian lebih pada Daniel.Yoana duduk di samping tempat tidur Daniel yang sedang sakit, pandangannya tertuju pada termos makanan di meja sebelah. Dia mengangkat termos itu dan memeriksanya. Seketika, dia menyadari bahwa ini bukan termos yang biasa digunakan Keluarga Adrian. Jadi, dia segera memanggil para pengawal untuk masuk."Siapa yang ngasih sup ini?"Pengawal menjawab dengan jujur, "Bu Eleanor.""Eleanor!" seru Yoana dengan lantang. Kebencian yang tersirat dalam pandangannya membuat para pengawal terkejut.Huh, hebat sekali Eleanor ini! Baru saja dia menggoda Jeremy semalam, sekarang malah sok baik mengunjungi Daniel. Apa benar dia tidak punya maksud lain?Saat Yoana mengangkat termos itu dan hendak membuangnya ke tempat sampah, tiba-tiba terlintas sebuah ide dalam benaknya. Berhubung termosnya sudah diantarkan, lalu kenapa dia tidak memanfaatkannya saja?Y

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 89

    Daniel ragu sejenak, tetapi akhirnya tetap mencicipi satu sendok. Yang dia bayangkan akan terasa tidak enak ternyata justru sebaliknya, sup itu cukup enak.Melihat Daniel akhirnya meminum sup buatannya, Yoana segera tersenyum lebar penuh kegembiraan. "Gimana rasanya? Lumayan, 'kan?" tanyanya dengan antusias.Daniel yang biasanya sangat kritis, tidak menemukan alasan untuk mengatakan bahwa sup itu tidak enak. Pada saat itu, dokter masuk untuk memeriksa suhu tubuh Daniel. Yoana mendekat dengan penuh perhatian dan bertanya, "Dokter, gimana kondisi Daniel sekarang?"Dokter melirik termometer elektronik yang dipegangnya dan tersenyum tipis. "Tenang saja, demamnya sudah turun."Saat itu, dokter melihat sup bawang dan jahe yang sedang diminum Daniel, lalu menambahkan, "Sup bawang putih dan jahe ini bagus. Bisa sering diberikan sama anak karena bisa membantu mengurangi ketidaknyamanan akibat demam."Yoana tersenyum lembut menanggapinya, "Terima kasih, Dokter. Kami pasti akan melakukannya."Sam

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 90

    Bagaimanapun, kekuatan Grup Pratama memang nyata. Jika dibandingkan dengan mereka, siapa pun pasti akan menjadikan Grup Pratama sebagai pilihan utama.Eleanor memperhatikan ekspresi menyerah di wajah semua orang. Dia bertepuk tangan ringan untuk menarik perhatian semua orang, lalu berkata, "Semuanya, ayo semangat! Memang benar bersaing sama Grup Pratama bukan hal mudah, tapi kita juga nggak kalah hebat. Nggak ada hal yang nggak mungkin."Vivi juga menambahkan, "Iya nih. Dalam beberapa tahun terakhir, reputasi merek kita sangat bagus. Kualitas produk dan angka penjualan juga nggak perlu diragukan lagi. Duta merek memang penting, dan ini adalah kesempatan kita."Namun, beberapa peserta rapat mengungkapkan kekhawatiran. "Tapi, Bu Eleanor, Bu Vivi, Keysha itu pilihan Grup Pratama. Apa kita benar-benar bisa bersaing?""Keysha baru saja memenangkan penghargaan aktris terbaik. Dari semua sudut pandang, dia memang pilihan yang paling cocok. Tapi Bu, kita hampir nggak punya peluang bisa menang

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 91

    Yoana mendengar obrolan semalam dengan jelas. Eleanor dan Jeremy belum mengurus akta cerai. Itu artinya, mereka masih suami istri di mata hukum.Selama mereka belum sah bercerai, Yoana tidak bisa menikah dengan Jeremy. Itu sebabnya, Yoana ingin mereka segera mengambil akta cerai dan mengusir Daniel. Bukankah dia akan untung besar?Asalkan anak itu kembali ke sisi Eleanor, Jeremy tidak akan mengurusnya lagi dan Yoana punya kesempatan. Baik itu Eleanor ataupun Daniel, keduanya sama-sama ancaman besar baginya.Yoana tidak akan membiarkan mereka hidup dengan baik di dunia ini. Lagi pula, Eleanor dan Daniel bukan siapa-siapa. Yoana bisa menghabisi mereka dengan mudah.Eleanor menatap Yoana dengan dingin. Dia tidak melewatkan kekejaman yang tebersit pada tatapan Yoana. Eleanor tidak bodoh. Yoana tidak mungkin berbaik hati menolongnya. Bekerja sama? Yoana hanya akan mengkhianatinya pada akhirnya."Gimana? Mau kerja sama denganku nggak? Kamu mau anak, aku mau Jeremy. Kita bakal mendapat yang k

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 257

    Jeremy langsung pergi tanpa menoleh lagi.Eleanor menghela napas panjang dan ekspresinya menjadi muram. Dia duduk di ruang tamu untuk waktu yang cukup lama sebelum akhirnya berdiri dan pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan.Tak lama kemudian, Tarimi kembali bersama Daniel. Melihat hari sudah cukup sore, Eleanor memutuskan untuk tidak pergi ke kantor dan memilih menghabiskan waktu di rumah bersama anaknya.Di bandara.Keesokan paginya, Eleanor dibangunkan oleh Vivi yang penuh semangat dan menyeretnya ke bandara.Hari ini Glenn kembali ke negara asal untuk pembicaraan mengenai kontrak endorse. Mereka sudah berusaha keras untuk mendapatkan kesempatan ini. Meskipun sudah mempersiapkan diri, pemandangan di bandara tetap membuat mereka terkejut.Kerumunan penggemar yang memenuhi tempat itu terlalu ramai."Glenn! Ahhh, dia ganteng banget!""Sayang! Sayang! Di sini, lihat ke sini!""Glenn, kamu yang paling tampan! Aku mencintaimu!"Vivi yang awalnya sangat bersemangat untuk bertemu selebrita

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 256

    "Ibu, aku mengerti. Aku tahu apa yang harus dilakukan," ujar Yoana dengan mata yang memancarkan kebencian.Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman dingin. Berada dalam kegelapan membuat Yoana lebih mudah dalam melancarkan rencananya.Alicia mengingatkan, "Jangan bertindak sendiri. Cari seseorang untuk melakukannya. Kalau semuanya terbongkar, kamu nggak akan disalahkan."Suasana hati Yoana langsung membaik. "Mudah saja. Tiara bodoh itu adalah pilihan terbaik."....Di rumah Eleanor.Keduanya duduk dalam keheningan yang menegangkan. Jeremy mengamati seisi rumah dengan tatapan santai. "Nggak ada yang mau kamu sampaikan?" tanyanya.Eleanor menatap Jeremy, lalu mengalihkan topik. "Mau minum apa? Di sini cuma ada air."Jeremy membalas, "Ceritakan tentang kejadian dulu."Tangan Eleanor yang sedang menuang air berhenti sejenak. Dia merasakan tatapan Jeremy yang tajam menancap padanya. Eleanor menundukkan pandangannya, kemudian mengangkat gelasnya dan meminum seteguk air."Itu bukan untukku

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 255

    Jeremy bukan hanya menemani Eleanor menjalani pemeriksaan sepanjang pagi, sekarang dia bahkan mengantar Eleanor pulang ke rumah. Yoana hampir tidak bisa menyembunyikan rasa iri yang meluap dari hatinya.'Eleanor, wanita hina itu, apa hebatnya dia?' pikir Yoana dengan geram."Menjijikkan," gumamnya dengan penuh kebencian.Namun, Yoana tidak berani bertindak gegabah sekarang. Jeremy sudah cukup marah padanya akhir-akhir ini. Jika dia berani menghadapi mereka langsung atau ketahuan telah mengikuti mereka, dia yakin Jeremy akan semakin murka.Dengan penuh rasa benci, Yoana akhirnya memutuskan untuk pergi lebih dulu.Saat mobil Yoana baru melaju ke jalan raya, matanya menyipit saat menangkap sosok Tarimi yang sedang berdiri di tepi jalan bersama seorang anak kecil. Dia tampaknya sedang mencoba menghentikan taksi.Yoana mengenali Tarimi seketika. Mereka pernah beberapa kali bertemu, dan dia tahu bahwa Tarimi adalah pengasuh di rumah Eleanor.Matanya kemudian tertuju pada anak yang sedang ber

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 254

    Dokter itu terdiam sejenak, memahami maksud perkataan Eleanor. "Kamu nggak mau pria di luar itu tahu bahwa kamu cuma punya satu ginjal, ya?""Benar," Eleanor mengangguk. "Dia nggak perlu tahu."Untuk apa dia tahu? Supaya dia merasa bersalah? Lalu hubungan mereka akan terus terjebak dalam pusaran drama yang melibatkan Yoana tanpa akhir? Itu tidak ada gunanya.Semua itu terlalu melelahkan. Eleanor lebih memilih agar Jeremy tidak tahu apa-apa dan membiarkannya hidup dengan tenang.Dokter melihat keteguhannya, lalu mengangguk. "Baik, saya mengerti."Tepat saat itu, Jeremy masuk ke ruang pemeriksaan dengan suara dingin, "Bagaimana kondisi tubuhnya?"Dokter mengikuti instruksi Eleanor dan memberi tahu Jeremy bahwa semua hasil pemeriksaannya normal.Jeremy tampak ragu. "Semua normal?""Benar," jawab dokter tegas.Jika semuanya normal, lalu mengapa dokter semalam mengatakan bahwa tubuhnya tidak seperti orang biasa? Jeremy merasa ada sesuatu yang tidak beres.Melihat Jeremy mengerutkan dahi, El

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 253

    Eleanor cukup mengenal merek pakaian ini. Pakaian dari merek ini sangat mahal, apalagi yang dia kenakan adalah koleksi terbaru musim ini. Harganya pasti lebih mahal. Kartu yang diberikan Eleanor berisi 600 juta, mungkin tidak cukup untuk membayar pakaian itu, tapi saat ini itulah uang yang dia miliki."Ini ...." Andy merasa canggung. Keringat dingin membasahi dahinya.Wajah Jeremy langsung menggelap dan menatap Eleanor dengan dingin. "Aku yang membayarnya."Eleanor terdiam.Andy buru-buru menyelipkan kembali kartu itu ke tangan Jeremy dan mundur ke samping, lalu mencoba menjelaskan, "Bu Eleanor, pakaian ini juga dipilih langsung sama Bos."Eleanor tertegun sejenak. Tatapan Jeremy tidak berpaling dari wajahnya, seolah menunggu sesuatu darinya. Eleanor mengerutkan bibir, lalu berkata dengan sedikit kaku, "Terima kasih."Namun, tatapan Jeremy tetap dingin, menunjukkan bahwa dia belum puas dengan ucapan itu.Andy yang berdiri di belakang terus memberikan kode dengan pandangan matanya yang

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 252

    Kalau Jeremy benar-benar ingin Eleanor meminta maaf, sebaiknya dia lupakan saja. Eleanor tidak akan pernah meminta maaf pada Yoana."Nggak, Bu Eleanor nggak usah minta maaf sama aku." Yoana yang sudah lama mendengarkan dari balik pintu, akhirnya menemukan kesempatan untuk masuk dan menyela percakapan.Dengan langkah yang sedikit goyah, Yoana berjalan masuk dan berdiri di depan mereka berdua. Matanya penuh air mata saat berkata, "Ini bukan salah Bu Eleanor. Ini salahku. Aku mabuk waktu itu, emosiku nggak stabil, itulah yang menyebabkan semua ini terjadi. Ini bukan salah Bu Eleanor."Eleanor tersenyum samar, menatap Yoana. Dia benar-benar pintar.Baru saja Eleanor mengatakan bahwa dia sengaja menyenggol Yoana di tepi kolam renang, Yoana langsung menyalahkan semua tindakannya pada emosi yang tak terkendali akibat mabuk. Dengan alasan seperti itu, siapa yang bisa berkata apa-apa lagi?"Jeremy, jangan salahkan Bu Eleanor."Yoana sengaja mengatakan tidak akan menyalahkan Eleanor, seolah-olah

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 251

    "Malam ini kamu tinggal di sini. Besok aku akan bawa kamu untuk pemeriksaan." Suara Jeremy terdengar tegas dan tidak memberikan kesempatan bagi Eleanor untuk menolak.Eleanor menghela napas, "Kenapa kamu bersikeras aku melakukan pemeriksaan?""Tentu saja aku punya alasan sendiri. Aku cuma memintamu untuk menjalani pemeriksaan, bukan menyuruhmu mati. Apa kamu perlu setegang ini? Atau ada sesuatu yang kamu sembunyikan tentang tubuhmu?"Mata Eleanor bergetar sejenak.Tatapan Jeremy terus tertuju padanya. Sepasang matanya yang kelam menyiratkan kedalaman yang sulit dijangkau. Sorot matanya begitu tajam, membuat Eleanor merasa sulit untuk menghadapi tekanan itu.Eleanor berpura-pura tersenyum santai, "Rahasia apa yang harus aku sembunyikan? Aku cuma nggak suka sama caramu yang selalu memaksakan kehendak.""Ini demi kebaikanmu.""Alasan yang terlalu dibuat-buat." Eleanor mendengus dingin.Dia tahu, alasan itu hanya kedok. Sesungguhnya, Jeremy tidak bisa menolerir ada orang yang berani menyem

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 250

    "Aku akan menyelidiki kejadian hari ini. Kalau benar dia sengaja ingin mencelakaimu, aku akan memaksanya untuk minta maaf padamu."Setelah mendengar ucapan Jeremy, bulu mata Yoana yang lentik bergetar untuk sesaat. Dia menunjukkan senyuman yang penuh kesedihan. "Remy, kamu nggak percaya padaku?"Jeremy menurunkan pandangannya dan menatap Yoana dalam-dalam. Kemudian, dia menjulurkan tangan untuk mendorong Yoana. "Ini lebih adil untuk kalian berdua."Adil? Yoana tak kuasa terkekeh-kekeh dalam hati. Mungkin Jeremy sendiri tidak menyadari bahwa dirinya lebih berpihak pada Eleanor.Tiba-tiba, Yoana melihat seseorang yang berjalan mendekati pintu. Dia memutar bola matanya. Sebuah rencana jahat terlintas di benaknya.Yoana menggigit bibirnya, lalu berdiri sambil menahan rasa sakit pada tubuhnya. Kemudian, dia sengaja menjatuhkan diri ke tubuh Jeremy dan memeluk pinggang Jeremy dengan kedua tangan.Jeremy memperlihatkan ketidaknyamanan di matanya. Dia menarik tangan Yoana turun. Namun, karena

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 249

    Seketika, tangan dan kaki Eleanor terasa dingin. Siapa yang menjawab panggilan ini? Apa mungkin Jeremy?Eleanor lagi-lagi merasa gelisah. Dia segera menelepon Daniel. Setelah waktu yang cukup lama, Daniel akhirnya menerima panggilan. Dia seperti ragu untuk menjawab telepon."Daniel!""Mama!" Setelah mendengar suara Eleanor, Daniel baru berani bersuara, "Tadi aku telepon Mama, tapi Papa yang jawab."Seketika, hawa dingin menjalar ke seluruh tubuh Eleanor. Dia menahan kegelisahannya sambil bertanya, "Apa yang dia bilang?""Dia nggak bilang apa-apa."Eleanor merasa situasi ini sangat gawat. Pada dasarnya, Jeremy memang mencurigainya. Takutnya, sekarang Jeremy sudah tahu semuanya.Eleanor mengangkat tangan untuk memijat keningnya, lalu berucap, "Ya sudah, Mama sudah tahu. Kamu tidur saja.""Mama ... maaf .... Apa aku membuat Mama repot?" tanya Daniel dengan takut."Nggak kok. Ini bukan salahmu. Mama akan mengatasi semuanya. Kamu tidur saja." Setelah menghibur Daniel, Eleanor pun mengakhiri

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status