Share

Bab 91

Author: Arizah Karimah
Yoana mendengar obrolan semalam dengan jelas. Eleanor dan Jeremy belum mengurus akta cerai. Itu artinya, mereka masih suami istri di mata hukum.

Selama mereka belum sah bercerai, Yoana tidak bisa menikah dengan Jeremy. Itu sebabnya, Yoana ingin mereka segera mengambil akta cerai dan mengusir Daniel. Bukankah dia akan untung besar?

Asalkan anak itu kembali ke sisi Eleanor, Jeremy tidak akan mengurusnya lagi dan Yoana punya kesempatan. Baik itu Eleanor ataupun Daniel, keduanya sama-sama ancaman besar baginya.

Yoana tidak akan membiarkan mereka hidup dengan baik di dunia ini. Lagi pula, Eleanor dan Daniel bukan siapa-siapa. Yoana bisa menghabisi mereka dengan mudah.

Eleanor menatap Yoana dengan dingin. Dia tidak melewatkan kekejaman yang tebersit pada tatapan Yoana. Eleanor tidak bodoh. Yoana tidak mungkin berbaik hati menolongnya. Bekerja sama? Yoana hanya akan mengkhianatinya pada akhirnya.

"Gimana? Mau kerja sama denganku nggak? Kamu mau anak, aku mau Jeremy. Kita bakal mendapat yang k
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 92

    Di bawah sinar lampu, tampak Jeremy yang duduk di sudut sofa dengan elegan. Tangannya yang ramping diletakkan di sandaran sofa. Ekspresinya tampak datar. Matanya yang hitam tampak dingin. Auranya yang kuat pun membuat orang tidak berani mendekat."Siapa yang suruh dia kemari?" tanya Jeremy dengan suara rendah. Suasana menjadi sunyi senyap. Semua orang bertatapan dan tidak berani bersuara.Sesaat kemudian ...."Kak Jeremy, Danuar yang menyuruhnya kemari. Ini bukan salahku ya," jawab Bastian dengan jujur.Kelopak mata Danuar langsung berkedut. Dia hampir bangkit dari kursinya dan melayangkan tinju. "Dasar kamu ini ....""Aku yang menyuruhnya memberitahuku lokasimu. Aku sendiri yang mau kemari," ujar Eleanor."Kamu mencariku?" tanya Jeremy sambil memicingkan mata."Ya, ada yang ingin kubicarakan." Suara Eleanor mengandung amarah yang ditahan.Jeremy seketika berminat. Dia mengaitkan jarinya. "Kemari."Eleanor hanya berdiri diam di tempatnya. Suasana hati Jeremy sedang baik. Dia bertanya,

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 93

    Tangan Eleanor yang memegang tas sontak mengerat. Dia menatap Jeremy yang bertingkah seolah-olah tidak mengenalnya, lalu berkata dengan dingin, "Aku mencarimu memang karena ada urusan penting. Harus gimana supaya kita bisa bicara berdua?"Jeremy mengangkat alisnya dan menunjuk ke arah meja. Dia menyunggingkan senyuman. "Kalau kamu sanggup minum habis itu, kita bisa ngobrol."Alis Eleanor berkerut. Dia menatap vodka yang baru dibuka itu. Kadar alkoholnya sekitar 40 persen.Eleanor mengenyit dengan makin kuat. Dia tidak bisa minum.Bastian ingin membantu Eleanor, tetapi ditahan oleh Danuar. Danuar tersenyum sambil berbisik, "Ini pertengkaran suami istri. Kita nggak bisa apa-apa.""Kak Jeremy nggak takut istrinya kenapa-napa?"Danuar merangkul bahu Bastian, lalu terkekeh. "Itu urusan Kak Jeremy. Kalau kenapa-napa, dia sendiri yang bakal nyesal. Kita nonton saja.""Danuar, kamu jahat sekali."....Jeremy yang duduk di sofa tampak mengangkat alisnya dan menatap Eleanor dengan penuh minat. D

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 94

    Sudah tiga tahun sejak Eleanor pergi ke kasino di Leroria untuk pertama kalinya. Dia memang sudah lupa cara mainnya.Danuar mengumpat dengan tidak berdaya. Bukankah ini berarti mereka menindas wanita? Pemenangnya sudah dipastikan adalah mereka.Danuar tak kuasa menyunggingkan bibirnya sambil menoleh melirik Jeremy yang bersikap seolah-olah dia tidak punya urusan di sini. Jeremy benaran tidak ingin mengurus istrinya?Asap rokok membuat wajah Jeremy terlihat kabur. Dia juga tidak menyangka Eleanor tidak bisa bermain kartu. Wanita ini malah berani menantang mereka. Dari mana datangnya kepercayaan dirinya?Meskipun merasa agak tidak enak hati karena menindas seorang wanita, usul ini diberikan oleh Eleanor sendiri. Namun, Danuar tidak ingin mengalah."Tadi aku sudah membujukmu. Sekarang kamu kalah. Gimana kamu akan membayar 20 miliar? Gimana kalau kamu suruh Kak Jeremy yang bayar?" Danuar terkekeh-kekeh."Ya, minta tolong Kak Jeremy saja. Kalau kamu memohon padanya, dia pasti bakal membantu

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 95

    Kedua bos yang menemani Eleanor bermain pun hanya bisa menggeleng dengan pasrah. Menurut mereka, Eleanor ini benar-benar tidak ada takutnya. Namun, kenapa mereka harus menolak jika ada orang yang ingin memberi mereka uang?Ronde kedua dimulai. Beberapa orang itu mengambil kartu. Jari ramping Eleanor mengambil sebuah kartu, lalu meletakkannya di atas meja dengan santai.Awalnya, beberapa orang itu menantikan kekonyolan Eleanor. Namun, setelah Eleanor meletakkan kartu terakhirnya, orang-orang itu seketika tidak bisa tertawa.Danuar menatap kartu di depan dengan tidak percaya. Dia mendongak menatap Eleanor. "Kamu menang?"Eleanor mengangguk. "Aku menang."Danuar mengejapkan matanya dengan heran. "Bukannya kamu nggak bisa main?""Nggak bisa, aku cuma beruntung."Danuar menatap Eleanor seperti menatap alien. Cuma beruntung? Lelucon macam apa ini?Di ronde pertama, Eleanor bahkan tidak tahu aturan main dan kalah telak. Di ronde kedua, Eleanor malah mengalahkan mereka!Jika Eleanor bukan hany

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 96

    Semua orang menatap Eleanor dan menunggu reaksinya. Jika itu wanita lain, mereka pasti sudah memohon sejak tadi.Eleanor mengembuskan napas. Tatapannya memperlihatkan emosi yang sulit untuk dipahami.Sebelum dia berbicara, Jeremy sudah tahu apa yang ingin dikatakannya. Dengan ekspresi suram, dia merobek kartu di depannya dan tersenyum mencela. "Eleanor, apa kamu bisa mati kalau mengalah sedikit padaku?"Eleanor selalu seperti ini. Lima tahun lalu, dia juga seperti ini. Wanita bodoh ini lebih memilih kehujanan di luar daripada pulang dan mengakui kesalahannya serta meminta maaf kepada Yoana.Memangnya apa sulitnya meminta maaf?Semua orang menatap Jeremy dengan tercengang. Jadi, sekalipun wanita ini tidak memohon, Jeremy tetap akan mengalah kepadanya. Sebenarnya apa hubungan wanita ini dengan Jeremy?Eleanor lagi-lagi dikejutkan dengan tindakan Jeremy. Jeremy menatap wajah Eleanor, lalu tiba-tiba teringat pada sesuatu. Tatapannya tertuju pada bibir Eleanor.Semalam, Eleanor dan Charlie

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 97

    "Apa maumu?"Tatapan Jeremy yang dingin tertuju pada bibir Eleanor lekat-lekat. "Cium aku."Malam ini, Jeremy minum cukup banyak. Napasnya pun bau alkohol.Eleanor mendorong Jeremy lagi. "Kamu minum kebanyakan. Sepertinya kamu mabuk.""Masa? Aku nggak rasa begitu." Tiba-tiba, Jeremy menunduk dan perlahan-lahan mendekat.Jarak di antara mereka menjadi makin dekat. Jeremy berbisik di samping telinga Eleanor, "Beri tahu aku, di mana Charlie menciummu?"Eleanor terbelalak. Dia bukan terkejut dengan pertanyaan Jeremy, melainkan terkejut bagaimana Jeremy tahu tentang Charlie.Sekalipun Jeremy melihatnya semalam, ruang di dalam mobil sangat gelap. Jeremy berdiri di luar, di tambah lagi semalam turun hujan. Paling-paling, dia hanya bisa mengetahui ada orang di dalam mobil.Sekalipun Jeremy melihat wajah Charlie, bagaimana bisa dia mengenal Charlie? Bukankah identitas Charlie sangat misterius? Kecuali ...."Aku sudah menyelidikinya." Jeremy menjawab pertanyaan di dalam hati Eleanor.Wajah Elean

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 98

    "Charlie! Ciumannya jauh lebih hebat darimu, lebih hebat berkali-kali lipat!"Begitu mendengar jawaban ini, Jeremy sontak naik pitam. "Bagus! Bagus sekali!"Tatapan Jeremy menjadi suram. Lagi-lagi, bibir panas Jeremy mendarat di bibir Eleanor. Pria itu mencium dengan marah dan gila.Jeremy menggigit dan memelintir lidahnya, seolah-olah ini adalah hukuman bagi Eleanor. Dia tidak akan puas sebelum Eleanor merasa tersiksa.Jeremy juga tidak tahu apa yang sebenarnya ada di pikirannya. Jelas-jelas wanita ini terus membuatnya marah. Jelas-jelas lima tahun lalu, wanita ini menggunakan metode tercela untuk membunuh anak Yoana. Jeremy seharusnya membencinya.Hanya saja, meskipun membenci Eleanor, Jeremy tidak ingin ada pria yang menyentuhnya. Baik itu Charlie atau pria lain, tidak boleh ada yang menyentuh Eleanor! Eleanor adalah istrinya untuk selamanya! Meskipun yang ada hanya kebencian, yang boleh ada hati Eleanor hanya Jeremy seorang.Jeremy tidak mengerti mengapa dirinya begitu terobsesi pa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 99

    "Sejak kapan aku berpura-pura? Jawab pertanyaanku, kenapa kamu memberinya hukuman fisik? Dia baru berusia 5 tahun. Kesalahan apa yang dia perbuat sampai kamu menghukumnya seperti ini? Kalau kamu membenciku, lampiaskan saja emosimu kepadaku.""Kamu merasa aku memberinya hukuman fisik?""Memangnya bukan?"Di rumah, Jeremy yang membuat keputusan. Kalaupun bukan Jeremy yang memberi instruksi, asalkan Jeremy tidak menyetujuinya, tidak akan ada orang yang berani memperlakukan Daniel seperti itu."Heh." Ekspresi Jeremy tampak sangat masam. Kemudian, dia terkekeh-kekeh.Jeremy merasa sangat kesal dengan pertanyaan Eleanor. Eleanor membuang anaknya. Atas dasar apa dia berdiri di sini dan mempertanyakan perbuatannya?"Kenapa memangnya kalau aku menghukumnya? Sekarang marganya Adrian. Dia nggak punya hubungan apa pun denganmu. Kalaupun aku menghukumnya, kamu nggak berhak ikut campur."Eleanor tidak menyangka Jeremy akan mengucapkan sesuatu yang begitu tidak tahu malu. "Aku mengandungnya selama 10

Latest chapter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 261

    Eleanor menopang lututnya untuk berdiri. Wajahnya pucat tetapi penuh tekad. "Nggak ada waktu lagi, ayo pergi."Melihat betapa keras kepalanya Eleanor, Vivi hanya bisa menurut dan segera membantu Eleanor masuk ke mobil.Sementara itu, Tarimi masih terlihat syok, tubuhnya gemetar dan tidak mampu bergerak. Melihat hal ini, Eleanor tidak terlalu banyak bicara. Dia hanya menyuruh Tarimi untuk tetap di sana karena tidak akan ada lagi bahaya.Di dalam mobil hitam yang melaju, seorang pria sedang mengemudi, sementara pria lainnya menjaga Daniel dengan erat. Namun, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyakiti anak itu. Sebaliknya, pria yang menjaga Daniel berbicara dengan nada hormat, "Tuan Muda, jangan khawatir. Tuan Besar memerintahkan kami untuk menjemput Anda pulang."Seperti anak singa kecil yang marah, Daniel terus memukul dan menendang mereka. Dia tidak peduli apa pun yang mereka katakan dan hanya terfokus pada apa yang baru saja terjadi. Yang ada di pikirannya hanyalah orang-oran

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 260

    Saat baru saja bertarung dengan pria berbaju hitam itu, dalam sekejap Eleanor menyadari bahwa pria itu bukan orang biasa. Kemampuan bertarung pria itu jauh di atasnya.Namun, Eleanor tidak punya waktu untuk memikirkan hal lain. Yang paling penting sekarang adalah menyelamatkan Daniel. Dia menerima pukulan di bahunya, tetapi berhasil merebut kembali anaknya dari pria itu.Namun, masalah belum selesai. Dua pria berbaju hitam lainnya keluar dari mobil hitam yang terparkir di dekat mereka."Eleanor, hati-hati!" Vivi menjerit ketakutan.Eleanor menajamkan tatapannya. Salah satu pria itu menghunus pisau dan menyerang dari belakang. Dengan Daniel yang berada di pelukannya, gerakan Eleanor sangat terbatas. Tidak ada ruang baginya untuk menghindar.Dia hanya bisa memeluk anaknya erat-erat dan menerima serangan itu. Pisau itu melukai punggungnya dan meninggalkan luka panjang. Eleanor mengerang kesakitan, wajahnya seketika pucat pasi."Mama!" teriak Daniel dengan ketakutan."Nggak apa-apa, jangan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 259

    "Kalau begitu kasih tahu aku dong. Kalau Papa sudah bilang, aku nggak akan bertanya lagi.""Itu urusan orang dewasa. Anak kecil jangan ikut campur," jawab Jeremy."Hmph! Mama dulu juga sering bilang begitu. Kalian orang dewasa memang sama saja," Harry merajuk dan bersandar di kursinya dengan ekspresi kesal.Tatapan Jeremy menjadi lebih dalam saat mendengar perkataan Harry. Melihat hal itu, Harry buru-buru menutup mulutnya dan berkata, "Maksudku, Mama pernah bilang begitu sebelumnya ...."Jeremy menatap Harry yang tampak gugup setelah salah bicara, lalu tersenyum tipis. "Nggak usah pura-pura lagi. Kamu bukan Daniel, kamu Harry."Mata Harry membelalak lebar. "Papa tahu dari mana .... Papa pasti sudah tahu semuanya, ya?""Ya," jawab Jeremy dengan tenang."Kalau begitu ... kalau begitu ...." Harry mulai gugup hingga bicaranya tergagap."Jangan khawatir, aku nggak akan memarahimu. Kalau kamu mau, kamu bisa terus menganggapku sebagai Papa-mu," kata Jeremy lembut.Setelah identitasnya terbong

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 258

    Setelah menemukan tempat yang sepi, Glenn memulai pembicaraan, "Lama nggak jumpa." Kemudian, dia menatap Eleanor sejenak dan bertanya, "Kamu hamil?"Vivi buru-buru menjelaskan, "Nggak, nggak. Waktu itu situasinya mendesak, jadi aku asal teriak saja."Glenn tersenyum tipis. "Oh, begitu."Vivi mengangguk cepat. "Iya, iya."Melihat Vivi yang menatap Glenn sampai hampir kehilangan kontrol, Eleanor memijat pelipisnya dan berkata, "Kita ada urusan penting, ingat?""Oh iya, urusan penting," Vivi menyadari kekeliruannya, lalu tertawa canggung dan memulai pembicaraan tentang pekerjaan.Yang mengejutkan, Glenn langsung menjawab dengan santai, "Baik.""Baik?" Vivi nyaris tersedak. "Kamu setuju secepat itu?"Kecepatan Glenn menjawab membuat Vivi merasa seolah semuanya terlalu mudah."Ya," Glenn mengangguk. Dia mengeluarkan ponselnya dan menyerahkannya kepada Eleanor. "Karena kita sekarang bekerja sama, rasanya nggak berlebihan untuk meminta nomor kontakmu, 'kan, Bos?"Eleanor mengambil ponselnya d

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 257

    Jeremy langsung pergi tanpa menoleh lagi.Eleanor menghela napas panjang dan ekspresinya menjadi muram. Dia duduk di ruang tamu untuk waktu yang cukup lama sebelum akhirnya berdiri dan pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan.Tak lama kemudian, Tarimi kembali bersama Daniel. Melihat hari sudah cukup sore, Eleanor memutuskan untuk tidak pergi ke kantor dan memilih menghabiskan waktu di rumah bersama anaknya.Di bandara.Keesokan paginya, Eleanor dibangunkan oleh Vivi yang penuh semangat dan menyeretnya ke bandara.Hari ini Glenn kembali ke negara asal untuk pembicaraan mengenai kontrak endorse. Mereka sudah berusaha keras untuk mendapatkan kesempatan ini. Meskipun sudah mempersiapkan diri, pemandangan di bandara tetap membuat mereka terkejut.Kerumunan penggemar yang memenuhi tempat itu terlalu ramai."Glenn! Ahhh, dia ganteng banget!""Sayang! Sayang! Di sini, lihat ke sini!""Glenn, kamu yang paling tampan! Aku mencintaimu!"Vivi yang awalnya sangat bersemangat untuk bertemu selebrita

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 256

    "Ibu, aku mengerti. Aku tahu apa yang harus dilakukan," ujar Yoana dengan mata yang memancarkan kebencian.Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman dingin. Berada dalam kegelapan membuat Yoana lebih mudah dalam melancarkan rencananya.Alicia mengingatkan, "Jangan bertindak sendiri. Cari seseorang untuk melakukannya. Kalau semuanya terbongkar, kamu nggak akan disalahkan."Suasana hati Yoana langsung membaik. "Mudah saja. Tiara bodoh itu adalah pilihan terbaik."....Di rumah Eleanor.Keduanya duduk dalam keheningan yang menegangkan. Jeremy mengamati seisi rumah dengan tatapan santai. "Nggak ada yang mau kamu sampaikan?" tanyanya.Eleanor menatap Jeremy, lalu mengalihkan topik. "Mau minum apa? Di sini cuma ada air."Jeremy membalas, "Ceritakan tentang kejadian dulu."Tangan Eleanor yang sedang menuang air berhenti sejenak. Dia merasakan tatapan Jeremy yang tajam menancap padanya. Eleanor menundukkan pandangannya, kemudian mengangkat gelasnya dan meminum seteguk air."Itu bukan untukku

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 255

    Jeremy bukan hanya menemani Eleanor menjalani pemeriksaan sepanjang pagi, sekarang dia bahkan mengantar Eleanor pulang ke rumah. Yoana hampir tidak bisa menyembunyikan rasa iri yang meluap dari hatinya.'Eleanor, wanita hina itu, apa hebatnya dia?' pikir Yoana dengan geram."Menjijikkan," gumamnya dengan penuh kebencian.Namun, Yoana tidak berani bertindak gegabah sekarang. Jeremy sudah cukup marah padanya akhir-akhir ini. Jika dia berani menghadapi mereka langsung atau ketahuan telah mengikuti mereka, dia yakin Jeremy akan semakin murka.Dengan penuh rasa benci, Yoana akhirnya memutuskan untuk pergi lebih dulu.Saat mobil Yoana baru melaju ke jalan raya, matanya menyipit saat menangkap sosok Tarimi yang sedang berdiri di tepi jalan bersama seorang anak kecil. Dia tampaknya sedang mencoba menghentikan taksi.Yoana mengenali Tarimi seketika. Mereka pernah beberapa kali bertemu, dan dia tahu bahwa Tarimi adalah pengasuh di rumah Eleanor.Matanya kemudian tertuju pada anak yang sedang ber

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 254

    Dokter itu terdiam sejenak, memahami maksud perkataan Eleanor. "Kamu nggak mau pria di luar itu tahu bahwa kamu cuma punya satu ginjal, ya?""Benar," Eleanor mengangguk. "Dia nggak perlu tahu."Untuk apa dia tahu? Supaya dia merasa bersalah? Lalu hubungan mereka akan terus terjebak dalam pusaran drama yang melibatkan Yoana tanpa akhir? Itu tidak ada gunanya.Semua itu terlalu melelahkan. Eleanor lebih memilih agar Jeremy tidak tahu apa-apa dan membiarkannya hidup dengan tenang.Dokter melihat keteguhannya, lalu mengangguk. "Baik, saya mengerti."Tepat saat itu, Jeremy masuk ke ruang pemeriksaan dengan suara dingin, "Bagaimana kondisi tubuhnya?"Dokter mengikuti instruksi Eleanor dan memberi tahu Jeremy bahwa semua hasil pemeriksaannya normal.Jeremy tampak ragu. "Semua normal?""Benar," jawab dokter tegas.Jika semuanya normal, lalu mengapa dokter semalam mengatakan bahwa tubuhnya tidak seperti orang biasa? Jeremy merasa ada sesuatu yang tidak beres.Melihat Jeremy mengerutkan dahi, El

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 253

    Eleanor cukup mengenal merek pakaian ini. Pakaian dari merek ini sangat mahal, apalagi yang dia kenakan adalah koleksi terbaru musim ini. Harganya pasti lebih mahal. Kartu yang diberikan Eleanor berisi 600 juta, mungkin tidak cukup untuk membayar pakaian itu, tapi saat ini itulah uang yang dia miliki."Ini ...." Andy merasa canggung. Keringat dingin membasahi dahinya.Wajah Jeremy langsung menggelap dan menatap Eleanor dengan dingin. "Aku yang membayarnya."Eleanor terdiam.Andy buru-buru menyelipkan kembali kartu itu ke tangan Jeremy dan mundur ke samping, lalu mencoba menjelaskan, "Bu Eleanor, pakaian ini juga dipilih langsung sama Bos."Eleanor tertegun sejenak. Tatapan Jeremy tidak berpaling dari wajahnya, seolah menunggu sesuatu darinya. Eleanor mengerutkan bibir, lalu berkata dengan sedikit kaku, "Terima kasih."Namun, tatapan Jeremy tetap dingin, menunjukkan bahwa dia belum puas dengan ucapan itu.Andy yang berdiri di belakang terus memberikan kode dengan pandangan matanya yang

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status