Share

Pernikahan yang Terburu-Buru

“Ah, tentang cincin ini... Sebenarnya, Damian hanya ingin menandaiku dulu kalau aku sudah dia miliki. Dia bilang akan melakukannya dengan benar nanti.”

Selena menyengir ke arah neneknya sambil menyembunyikan tangannya. Dia merasa malu kalau digoda seperti itu oleh neneknya. Rona merah timbul di pipi tembamnya.

“Pria biasanya tidak bisa memegang omongannya,” umpat Kakek, terdengar kecewa.

“Dia hanya perlu waktu. Dia kan, sedang sibuk dengan galeri seni itu. Lagi pula, sejauh ini aku sangat mempercayainya. Dia sangat baik padaku sejak aku bukan siapa-siapa.”

Dengan nada merayu, Selena menatapi kakeknya. Suaranya yang sedikit dibuat manis memang digunakan untuk memancing kakeknya agar lebih tenang dan mengikuti keinginannya.

“Ya, ya, ya. Kakek akan menunggu,” ucap Kakek sambil menghela nafasnya pasrah.

Nenek hanya tersenyum sambil menggeleng pelan. Selena sudah semakin hebat dalam mengambil hati kakeknya itu agar tak banyak bic
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status