Suara sepanjang koridor terdengar karena saking sepinya tempat itu, setelah dari kamar mandi Milya berniat akan kembali ke ruang latihan, tetapi jalan nya harus berhenti ketika melihat ada penjaga yang akan memasuki ruang latihan."Ada apa?" tanya Milya pada penjaga itu. "Saya di minta untuk memberikan barang pada Tuan Elgar." "Dari?""Dari Nona Saphire." Milya langsung mengangkat sebelah alis nya. "Biar aku saja yang memberikan pada Elgar." pinta Milya."Tidak bisa Nona, saya merasa tidak sopan." "Tidak apa apa, bapa bisa melanjutkan tugas nya kembali."Seperti tidak ada pilihan lain, penjaga itu memberi kotak pada Milya. "Terima kasih Nona, sata pamit undur diri." balas si penjaga lalu pergi dari sana.Di rasa sudah tidak ada siapa siapa lagi yang berada di sekitarnya, Milya membuka kotak itu yabg ternyata sehelai kain wol yang telah di rajut. Sekarang ia teringat, kalau benda ini yang tidak sengaja ia rusak ketika Elgar memintanya. "Muak sekali aku melihatnya." ujar Milya.Kep
Waktu yang di tunggu tunggu sudah tiba, dari banyaknya persiapan jauh jauh hari, akan Elgar buktikan di hari ini. Sebagai penentuan apakah ia layak atau tidak untuk memenangkannya. Elgar saat ini sedang berdiam seorang diri di dalam ruangan istirahat yang memang di khususkan untuk anak anak Royal. Elgar termenung, kesalahan nya adalah kenapa di hari sebelumnya ia tidak menyempatkan diri barang sedetik saja untuk bertemu dengan Saphire? sekarang kan ia menjadi tidak tenang dan sedikit gelisah karena membayangkan ekspetasi yang harus terwujud.Tetapi salah nya juga karena di saat yang lain beristirahat pada hari sebelum latihan untuk mengumpulkan stamina di hari pertandingan, ia malah berlatih keras hingga tidak kenal waktu, setelah sudah larut sekali ia langsung sadar. Tidak seperti biasanya juga, di lomba kali ini Elgar tidak bertemu dengan Saphire lebih dahulu sekedar untuk menerima ceramah manis dari makhluk cantik itu. Mau bagaimana lagi, Elgar tidak mungkin juga kabur kalau sud
Keesokan harinya di Sekolah, sudah banyak murid yang berkumpul di lapangan upacara, serta para guru yang sudah menempati tempat di depan sana, di hadapan para murid. Setelah sudah di baris kan dengan rapi, yang berstatus menjadi Kepala Sekolah Royal berjalan menuju podium yang tinggi sehingga sosok nya dapat di lihat oleh semua murid juga semua warga Royal. Jari Kepala Sekolah menepuk nepuk pengeras suara, menguji apakah alat nya sudah menyala atau belum. Setelah yakin sudah bisa di gunakan, pengeras suara di dekat kan pada mulut dan akan memberikan pengumuman. Karena jarang sekali mereka semua di kumpulkan, kalau bukan ada nya pengumuman yang harus di sampaikan. "Selamat pagi, baik Saya mengumpulkan kalian semua di sini karena ada hal yang harus Saya sampaikan langsung sebagai penanggung jawab di Royal. Ini mengenai prestasi yang sudah di capai oleh salah satu murid Royal di perlombaan bergengsi." Di sisi Saphire, gadis itu menggenggam tangannya sendiri lalu di angkat seperti ber
Ternyata rasa resah Saphire masih belum juga usai, padahal Elgar sudah kembali ke Royal. Tetap saja melihat kondisinya yang mengalami cedera membuat Saphire khawatir, dan yang paling membuat nya menyesal adalah ketika awal awal cedera Saphire tidak berada di samping Elgar. "Maria, kamu bisa pulang lebih dulu." ucap Saphire."Kenapa?" tanya Maria."Aku ada jadwal membersihkan kelas." "Tidak apa, aku akan menunggu." "Aku serius, kamu bisa pulang lebih dulu. Aku yakin sekali kalau orang yang menjemputmu sudah datang." Maria menghembuskan nafas pasrah, ia hanya merasa tidak enak saja. Saphire selalu menunggu dan menemani nya, tapi ia tidak bisa sebalik nya pada Saphire. "Tapi ini bukan keinginan ku, ini adalah bentuk aku menuruti apa yang kamu bilang Saphire." Saphire tersenyum simpul. "Iya, terima kasih sudah menurutinya."Akhirnya Maria pergi dari sana, dan hanya tersisa Saphire di kelas. Sudah menjadi hal yang biasa Saphire membersihkan kelas sendirian, terkadang di bantu Maria se
Elgar yang memahami situasi, menampakan ekspresi wajah sumringah nya dengan senyuman manis jangan lupa. Ia tidak ingin mengecewakan Saphire dengan mengatakan bahwa dirinya tidak menerima kain rajut, Elgar menghela nafas mungkin saat nya ia membereskan sesuatu. "Di kain rajut itu sengaja aku rajut juga inisial nama kita, kamu malu tidak?" tanya Saphire yang takut kalau Elgar tidak menyukainya. "Itu lebih indah dari yang sebelumnya Saphire." "Inisial nama kita pada rajut itu menjadi ciri khas sehingga tidak akan tertukar, atau ada orang lain yang merasa sama mengaku ngaku." ucap Elgar lagi, yang terlihat sangat baik dalam menutupi sesuatu. "Syukurlah kalau kamu suka." "Aku merasa kurang hanya memberi hadiah kemenangan dengan kain rajut saja." ujar Saphire penuh sesal."Hei hei." Elgar menarik dagu Saphire pelan supaya tidak tertunduk. "Semua pemberian yang berasa dari kamu, itu semua sangat berharga, melebihi apapun yang aku punya di istana sana." Elgar meyakinkan kalau Saphire ti
Di kediaman Milya, tengah terlihat banyak orang yang begitu sibuk dengan urusan nya masing masing. Memang setiap pagi rumah mana yang tidak sibuk di waktu semuanya beraktifitas. Tetapi pagi ini menjadi pagi yang berbeda bagi Milya, gadis itu sedang menghadap cermin dengan menyisir rambutnya tanpa henti, ia sudah mempersiapkan pagi nya itu semaksimal mungkin, ketika sudah di rasa puas. Akhirnya ia beranjak dari sana, lalu sedikit berlari untuk menuju ruang tamu berada. Hal yang membuat pagi Milya terasa berbeda adalah, tidak ada angin tidak ada hujan. Tiba tiba Elgar mengabari kalau dirinya akan berkunjung ke kediaman nya. Bahkan untuk Milya yang selalu berlama lama pada saat berendam, menjadi secepat kilat untuk menuntaskan ritual mandinya. Milya bersembunyi di balik tembok yang memisahkan antara ruang tamu dengan ruang kumpul keluarga. Ia melihat Elgar sudah ada di sana sedang mengobrol ringan dengan ayah nya. Pikiran nya menjadi berandai andai kalau Elgar yang berada di sana teng
BRAK!BRAK! "AAAAGH! Seharusnya aku membuang benda sialan itu." Milya menggila di dalam kamarnya, ia sampai tidak habis pikir kenapa Elgar sampai nekat untuk menggeledah kamar nya ini. Milya salah, Milya salah karena sudah tidak menaruh curiga sejak awal. Seharusnya ia sudah menyadari kalau dari Elgar yang meminta ke kamar nya saja itu sudah mencurigakan. Dengan penampilan yang berantakan Milya menatap cermin, wajah nya sudah berantakan dengan make up yang sudah merata, jangan tinggalkan pakaian serta rambut yang ikut berantakan juga efek dari menggila nya Milya. Mata nya menatap lurus cermin. "Ini bukan kamu Milya, ini bukan kamu." "Jangan membalas dengan cara yang murahan, tetap elegan.""Jika Elgar tidak bersama ku, maka tidak juga untuk yang lain." ____Saphire merasa heran, Elgar tidak mengabarinya kalau semisal ia tidak akan masuk Sekolah. Kenapa begitu? karena Saphire seharian ini tidak melihat keberadaan nya di sekitar Royal. Ia pun sempat bertanya pada yang lain, kalau
Di Royal mengadakan semacam pesta untuk anak anak yang memenangkan kejuaraan olahraga yang di ikuti, semua di rayakan sebagai bentuk apresiasi Royal pada mereka. Acara di adakan pada malam harinya, dan sekarang sudah menjelas sore, Saphire sedang kebingungan memakai dress mana yang nantinya akan di pakai? Jujur saja ia tidak mempunyai banyak dress untuk pesta, tapi kalau ada pun itu sudah di pakainya beberapa kali. "Aku sangat bingung Maria." ujar Saphire.Maria memang berada di sana, mereka berdua berencana akan pergi bersama dari kediaman Saphire. "Mau kamu pakai apa saja, terlihat sangat cocok Saphire." balas Marian. "Kamu tau? kalau semua dress yang aku punya hampir aku pakai setiap kali ada acara." "Ya memang nya kenapa? tidak akan ada yang mengejek juga." "Aku hanya ingin berkembang saja." ucap Saphire lirih. Tok Tok Tok!Bersamaan Saphire dan Maria melihat ke arah pintu, tak lama pintu pun terbuka dan muncul ibu Saphire di sana. "Kenapa bu?" tanya Saphire. "Kemari dulu