Keesokan harinya di Sekolah, sudah banyak murid yang berkumpul di lapangan upacara, serta para guru yang sudah menempati tempat di depan sana, di hadapan para murid. Setelah sudah di baris kan dengan rapi, yang berstatus menjadi Kepala Sekolah Royal berjalan menuju podium yang tinggi sehingga sosok nya dapat di lihat oleh semua murid juga semua warga Royal. Jari Kepala Sekolah menepuk nepuk pengeras suara, menguji apakah alat nya sudah menyala atau belum. Setelah yakin sudah bisa di gunakan, pengeras suara di dekat kan pada mulut dan akan memberikan pengumuman. Karena jarang sekali mereka semua di kumpulkan, kalau bukan ada nya pengumuman yang harus di sampaikan. "Selamat pagi, baik Saya mengumpulkan kalian semua di sini karena ada hal yang harus Saya sampaikan langsung sebagai penanggung jawab di Royal. Ini mengenai prestasi yang sudah di capai oleh salah satu murid Royal di perlombaan bergengsi." Di sisi Saphire, gadis itu menggenggam tangannya sendiri lalu di angkat seperti ber
Ternyata rasa resah Saphire masih belum juga usai, padahal Elgar sudah kembali ke Royal. Tetap saja melihat kondisinya yang mengalami cedera membuat Saphire khawatir, dan yang paling membuat nya menyesal adalah ketika awal awal cedera Saphire tidak berada di samping Elgar. "Maria, kamu bisa pulang lebih dulu." ucap Saphire."Kenapa?" tanya Maria."Aku ada jadwal membersihkan kelas." "Tidak apa, aku akan menunggu." "Aku serius, kamu bisa pulang lebih dulu. Aku yakin sekali kalau orang yang menjemputmu sudah datang." Maria menghembuskan nafas pasrah, ia hanya merasa tidak enak saja. Saphire selalu menunggu dan menemani nya, tapi ia tidak bisa sebalik nya pada Saphire. "Tapi ini bukan keinginan ku, ini adalah bentuk aku menuruti apa yang kamu bilang Saphire." Saphire tersenyum simpul. "Iya, terima kasih sudah menurutinya."Akhirnya Maria pergi dari sana, dan hanya tersisa Saphire di kelas. Sudah menjadi hal yang biasa Saphire membersihkan kelas sendirian, terkadang di bantu Maria se
Elgar yang memahami situasi, menampakan ekspresi wajah sumringah nya dengan senyuman manis jangan lupa. Ia tidak ingin mengecewakan Saphire dengan mengatakan bahwa dirinya tidak menerima kain rajut, Elgar menghela nafas mungkin saat nya ia membereskan sesuatu. "Di kain rajut itu sengaja aku rajut juga inisial nama kita, kamu malu tidak?" tanya Saphire yang takut kalau Elgar tidak menyukainya. "Itu lebih indah dari yang sebelumnya Saphire." "Inisial nama kita pada rajut itu menjadi ciri khas sehingga tidak akan tertukar, atau ada orang lain yang merasa sama mengaku ngaku." ucap Elgar lagi, yang terlihat sangat baik dalam menutupi sesuatu. "Syukurlah kalau kamu suka." "Aku merasa kurang hanya memberi hadiah kemenangan dengan kain rajut saja." ujar Saphire penuh sesal."Hei hei." Elgar menarik dagu Saphire pelan supaya tidak tertunduk. "Semua pemberian yang berasa dari kamu, itu semua sangat berharga, melebihi apapun yang aku punya di istana sana." Elgar meyakinkan kalau Saphire ti
Di kediaman Milya, tengah terlihat banyak orang yang begitu sibuk dengan urusan nya masing masing. Memang setiap pagi rumah mana yang tidak sibuk di waktu semuanya beraktifitas. Tetapi pagi ini menjadi pagi yang berbeda bagi Milya, gadis itu sedang menghadap cermin dengan menyisir rambutnya tanpa henti, ia sudah mempersiapkan pagi nya itu semaksimal mungkin, ketika sudah di rasa puas. Akhirnya ia beranjak dari sana, lalu sedikit berlari untuk menuju ruang tamu berada. Hal yang membuat pagi Milya terasa berbeda adalah, tidak ada angin tidak ada hujan. Tiba tiba Elgar mengabari kalau dirinya akan berkunjung ke kediaman nya. Bahkan untuk Milya yang selalu berlama lama pada saat berendam, menjadi secepat kilat untuk menuntaskan ritual mandinya. Milya bersembunyi di balik tembok yang memisahkan antara ruang tamu dengan ruang kumpul keluarga. Ia melihat Elgar sudah ada di sana sedang mengobrol ringan dengan ayah nya. Pikiran nya menjadi berandai andai kalau Elgar yang berada di sana teng
BRAK!BRAK! "AAAAGH! Seharusnya aku membuang benda sialan itu." Milya menggila di dalam kamarnya, ia sampai tidak habis pikir kenapa Elgar sampai nekat untuk menggeledah kamar nya ini. Milya salah, Milya salah karena sudah tidak menaruh curiga sejak awal. Seharusnya ia sudah menyadari kalau dari Elgar yang meminta ke kamar nya saja itu sudah mencurigakan. Dengan penampilan yang berantakan Milya menatap cermin, wajah nya sudah berantakan dengan make up yang sudah merata, jangan tinggalkan pakaian serta rambut yang ikut berantakan juga efek dari menggila nya Milya. Mata nya menatap lurus cermin. "Ini bukan kamu Milya, ini bukan kamu." "Jangan membalas dengan cara yang murahan, tetap elegan.""Jika Elgar tidak bersama ku, maka tidak juga untuk yang lain." ____Saphire merasa heran, Elgar tidak mengabarinya kalau semisal ia tidak akan masuk Sekolah. Kenapa begitu? karena Saphire seharian ini tidak melihat keberadaan nya di sekitar Royal. Ia pun sempat bertanya pada yang lain, kalau
Di Royal mengadakan semacam pesta untuk anak anak yang memenangkan kejuaraan olahraga yang di ikuti, semua di rayakan sebagai bentuk apresiasi Royal pada mereka. Acara di adakan pada malam harinya, dan sekarang sudah menjelas sore, Saphire sedang kebingungan memakai dress mana yang nantinya akan di pakai? Jujur saja ia tidak mempunyai banyak dress untuk pesta, tapi kalau ada pun itu sudah di pakainya beberapa kali. "Aku sangat bingung Maria." ujar Saphire.Maria memang berada di sana, mereka berdua berencana akan pergi bersama dari kediaman Saphire. "Mau kamu pakai apa saja, terlihat sangat cocok Saphire." balas Marian. "Kamu tau? kalau semua dress yang aku punya hampir aku pakai setiap kali ada acara." "Ya memang nya kenapa? tidak akan ada yang mengejek juga." "Aku hanya ingin berkembang saja." ucap Saphire lirih. Tok Tok Tok!Bersamaan Saphire dan Maria melihat ke arah pintu, tak lama pintu pun terbuka dan muncul ibu Saphire di sana. "Kenapa bu?" tanya Saphire. "Kemari dulu
Sebelum menghadiri acara, sesuai dengan apa yang di bilang Elgar pada Saphire, ia sedang berbicara dengan sang ayah sekarang. Tiba tiba saja Elgar di panggil ke ruangan Raja, sekaligus ayah nya itu. Elgar sendiri tidak tahu alasan apa yang membuatnya di panggil. Perasaan tidak ada kegiatan negatif yang merugikan. "Ayah." ucap Elgar setelah memberi salam, walau sekarang posisi nya ia sedang di belakangi oleh sang ayah. "Sudah di sini rupa nya." ucap Raja, berbalik menatap anak semata wayang nya itu. "Ada apa memanggil?" tanya Elgar, ingin meminta cepat cepat mengingat pesta sudah di mulai, tetapi apalah daya yang di hadapinya sekarang adalah sosok yang di agungkan juga di banggakan oleh dirinya. "Ayah, tidak semata mata memanggil mu kemari hanya untuk alasan yang sepele." ucap Raja. Dan Elgar berspekulasi kalau ada hal penting yang akan ayahnya sampaikan, karena kalau informasi itu tidak terlalu penting, ayah nya itu akan menyampaikan nya lewat kesatria yang mengabdi di kerajaan.
Sekarang memasuki acara inti, setelah penyambutan penyambutan yang telah di berikan. Sekarang memasuki sesi dansa bersama pasangan, tentunya sesi dari kegiatan ini akan sangat menyenangkan. Saphire memilih untuk menarik diri dari sana, tidak ada yang mengajaknya berdansa, berbeda dengan Maria yang sudah ada yang menarik nya ke lantai dansa. Padahal Maria sendiri tidak ingin melakukan dansa itu, tetapi Saphire terus bujuk dan akhirnya mau dengan catatan Saphire tidak akan pergi ke mana mana. Dan bagaimana dengan Elgar? kekasih dari Saphire itu sudah di gaet duluan oleh Milya. Mereka berdua pun terlihat sangat cocok, Elgar sepertinya tidak dapat menolak karena keberadaan dari kedua orang tuanya serta para petinggi kerajaan menghadiri pesta ini. Saphire pun tidak ada kuasa untuk mencegah nya, ia melihat nya dari jauh saja ketika semua orang yang berada di lantai dansa bergerak indah ke sana kemari. Lagi pula di setiap acara dansa, semua orang dapat memilih siapa yang akan menjadi pasa