Beranda / Romansa / Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan / BAB 82. KAMI MENGINGINKAN MAMI, BUKAN PAPI!

Share

BAB 82. KAMI MENGINGINKAN MAMI, BUKAN PAPI!

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-20 09:29:46

Pagi ini sangat mendesak, Damien pergi ke kantornya dengan buru-buru. Seseorang mengatakan ada orang yang amat penting ingin bertemu dengan Damien.

Sesampainya di kantor, laki-laki itu bergegas masuk ke dalam. Namun orang yang pertama kali ia lihat di sana adalah Heins, dokter muda yang kini berjalan mendekatinya dengan tatapan emosi.

"Ohhh, datang juga kau akhirnya!" desis Heins dengan tangan terkepal kuat. "Dasar brengsek!"

Tanpa aba-aba, Heins melayangkan pukulan telak pada Damien. Semua orang di sana heboh dan terkejut dengan apa yang Heins lakukan pada atasan mereka.

Kedua tangannya menarik krah tuxedo hitam yang Damien pakai, tak satu orang pun berani melerai mereka.

"Karena kau... Karena kau sahabatku masuk rumah sakit! Kau... Kau memang laki-laki bodoh, Damien Escalante!" teriak Heins marah besar.

"Da-Dalena..." Damien terkejut mendengar Dalena masuk rumah sakit.

"Apa?! Kenapa?! Jangan mengucapkan kata penyesalan dengan mulutmu, Damien Escalante!" pekik Heins dengan nap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Asnidar Ummu Syifa
jika aku Dalena ... aku akan memilih pergi, benar yg dikatakan dr Heins tdk ada tindakan apa² yg dilakukan Damian untuk melindungi Dalena dari keluarganya
goodnovel comment avatar
Te Anastasia
ahaha akakkk^^
goodnovel comment avatar
Rumsari
damien percuma jadi cow...masa ngak bisa mengatasi ortu dan kluarga Sabrina ...klu ngak bisa pakai rok aja damien ..greget sama damien bego banget bikin esmosi tingkat tinggi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 83. HARUSKAH AKU PERCAYA PADAMU, LAGI?!

    "Mami, ayo kita main salju bersama. Kita buat orang-orangan salju yang banyak ya, Mam..." Cassel berlari ke taman rumahnya diikuti Raccel dan Dalena. Meskipun kondisi tubuhnya lemah, Dalena menemani dua anaknya bermain. Wanita itu sekuat mungkin untuk bisa bersama mereka. "Mommy, lihat saljunya banyak... Wah rumah kelincinya tertutup salju. Kelincinya pasti dingin," ujar Raccel menunjuk rumah kelinci milik Cassel. "Kelincinya sudah Mami buatkan rumah sendiri, Sayang," jawab Delana memeluk Raccel. "Wahhh begitu ya," lirih Raccel. Anak perempuannya itu kembali berjongkok dan mengambil salju, mengepal dengan kedua tangan kecilnya membentuk orang-orangan. Si kembar nampak kesenangan, mereka sesekali memeluk Delana mengecupnya, dan banyak hal yang mereka lakukan bersama-sama. "Mami kenapa tidak ke rumah Papi sih? Kita berdua suka cari Mami terus," ujar Raccel kini duduk di pangkuan Dalena. "Heem, Mami kan janji mau ajak Raccel dan Cassel main salju bareng-bareng," ujar Cassel sedi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 84. PENYESALAN DAN KESEMPATAN KEDUA

    Saat Dalena berbaring di atas ranjang memeluk Raccel dan Cassel, ia merasakan seseorang memeluknya dengan hangat dari belakang. Bahkan bahunya pun dikecup dengan lembut. Damien memeluknya diam-diam, mengira Dalena sudah tertidur. "Jangan mengganggu anak-anak," bisik Dalena menyingkirkan tangan Damien yang melilit pinggangnya. "Kau belum tidur?" "Aku tidak mengantuk sama sekali. Kepalaku pusing," jawab Dalena beranjak duduk. Damien pun ikut duduk, ia menyelipkan rambut panjang Dalena ke belakang telinga. Laki-laki itu mengusap pucuk kepala wanita itu. Mesa sedikit terusik, Dalena meraih tangan Damien dan mencekalnya. "Ayo bicara di luar," ajak Dalena. "Heem, ayo," jawab Damien berdiri. Mereka berdua keluar dari dalam kamar. Dalena berjalan ke ruang tamu di depan, ia membuka gorden dan melihat salju yang turun malam ini, pemandangan di luar menjadi sangat indah. Ia berdiri di depan jendela sebelum Damien mendekatinya dan memeluknya dari belakang dengan erat. "Aku menyesal men

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 85. MAMI MUDAH SEKALI MEMAAFKAN PAPI!

    "Mami sama Papi sudah tidak marah-marahan lagi ya?" Pertanyaan serius itu terucap dari Cassel yang kini duduk di hadapan Dalena dan Damien. Raccel pun juga menatap heran kedua orang tuanya. Anak perempuan yang kini berada di samping meja memeluk boneka miliknya. "Tentu saja tidak," jawab Damien tersenyum. Cassel cemberut menatap Dalena. "Mami kok cepat sekali sih maafin Papi! Harusnya bikin Papi menyesal dulu! Keenakan kalau gampang dimaafin!" gerutu Cassel. "Heem. Harusnya biarkan saja dulu Papi sedih-sedih, galau-galau, biar Papi merasakan sedihnya jadi Mami! Mami sih, tidak lapor ke kita dulu!" Raccel cemberut menatap Damien. Laki-laki itu berdehem pelan, tidak mudah baginya melawan Cassel dan Raccel, lebih baik melawan para musuhnya di bidang bisnis daripada melawan si kembar yang kecil namun galaknya luar biasa. "Memangnya kembar tidak suka kalau melihat Papi dan Mami baikan lagi?" tanya Damien. "SUKA, TAPI PAPI HARUS GALAU DULU!" jawab mereka berdua kompak. Damien terke

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 86. JANJI DAMIEN PADA CASSEL YANG WAJIB DIKABULKAN

    "Anak-anak Mami sangat hebat! Sekarang kalian ingin hadiah apa dari Mami?" Dalena membungkukkan badannya mengusap pipi gembil si kembar. Kedua anaknya nampak berpikir, seketika Raccel menunjuk ke arah toko boneka yang berada di seberang jalan. "Ayo beli mainan, Mam!" pekik Raccel menarik lengan Dalena. "Okay. Jangan lari Sayang..." Sedangkan Cassel, anak laki-laki itu nampak muram karena ia tidak ingin membeli mainan, Cassel ingin pergi ke toko buku. Melihat ekspresi malas dari Cassel, lantas Damien lah yang mendekati putranya tersebut. "Kenapa murung begini? Tadi padahal yang paling semangat," ujar Damien menggendong Cassel. "Cassel tidak mau ke toko boneka. Cassel kan anak cowok yang sudah dewasa, Papi!" pekiknya seraya meletakkan dagunya di pundak Damien. "Sudah dewasa?" Damien menatap wajah tampan mungil itu sembari terkekeh. "Wahh, benar juga! Rupanya anak Papi sudah dewasa, harus punya adik segera!" Cassel dengan cepat mengangguk. "Ya! Ya! Kasih adik

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 87. MALAM INI KAU TAK AKAN AKU LEPASKAN

    Damien tidak bisa tidur malam ini meskipun ia memeluk Dalena erat-erat. Pikirannya ke mana-mana saat ia sibuk menatapi wajah cantik Dalena. Laki-laki itu kembali mengecup pipi Dalena sembari mengusap punggung kecilnya. "Emmm... Kenapa tidak tidur?" tanya Dalena membuka kedua matanya pelan. "Aku tidak bisa tidur," jawab Damien. "Oh, tidak bisa tidur ya... Mau aku temani?" Wanita itu mengucek kedua matanya dan beranjak bangun. Damien ikut duduk dan kamar yang gelap membuat Dalena begitu dekat dengannya. "Jam berapa ini?" cicitnya bertanya. "Setengah dua dini hari," jawab Damien. "Ya ampun, kau tidak mengantuk? Padahal di udara sangat dingin. Harusnya kau istirahat..." Dalena menarik selimutnya tinggi-tinggi. Jemari lentiknya mencengkeram pinggiran selimut dengan erat. Damien menarik Dalena untuk bersandar padanya. Wanita itu tersenyum menatapnya dengan tatapan lembut. "Kenapa tersenyum begitu, hem?" Damien menjentikkan lembut ujung hidung Dalena. "Tidak papa... Rasa mengantu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 88. DALENA SANGAT MENGGEMASKAN

    Jam menunjukkan pukul sembilan pagi, Delana baru terbangun dari tidurnya. Tubuhnya terasa amat sangat lelah, berlipat-lipat lelahnya dibandingkan dia bekerja. Wanita itu membuka kedua matanya dan menatap seisi kamar yang sepi. Terlintas ingatan semalam Damien begitu lembut memperlakukannya meskipun dia mendapatkan apa yang dia inginkan dari Dalena. Dua kali, dua kali mereka melakukan percintaan itu dan Dalena apakah boleh menyesalinya sekarang?"Emhhh," lirihnya mencengkeram sprai dengan mata terpejam. Ragu-ragu ia membuka selimut, tubuhnya ternyata sudah dibalut dengan piyama milik Damien. "Kenapa aku bodoh sekali," lirih Dalena, pikirannya terasa kosong. "Bukankah aku semakin sulit pergi darinya bila hal ini terjadi lagi denganku? Bagaimana kalau aku hamil lagi?" Dalena menggigit bibir bawahnya dan ia memejamkan kedua matanya erat mencengkeram kuat sprai putih alasnya. Pintu kamar terbuka, sosok Damien berjalan masuk ke dalam sana dan berjalan mendekati Dalena begitu mengetahu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 89. KEMBAR VS PAMAN THOM!

    Raccel dan Cassel duduk manis menatap dua mangkuk kecil berisi es krim stroberi vanila yang mereka pesan. Di hadapannya, ada Thom yang sejak tadi menundukkan topi hitamnya. Laki-laki itu malu luar biasa saat ini. "Paman ayo dimakan es krimnya, sayang tahu kalau leleh!" perintah Raccel. "Tidak usah Raccel, Paman tidak suka es krim." Thom menggelengkan kepalanya. "Paman jangan pakai topi, maskernya dibuka dong! Paman seperti penculik tahu!" pekik Cassel keras-keras.Semua orang di dalam cafe serba merah muda itu langsung menoleh ke arah Thom dan si kembar. Lantas Thom melepas topi dan maskernya. Di tempat itu hanya dirinya lah yang laki-laki. Semuanya anak kecil perempuan dan Ibunya, bahkan mereka yang sempat curi-curi pandang. Memalukan memang. Pakaiannya sudah gagah berani seperti bodyguard yang galak, namun kini ia malah mendarat di sebuah kedai es krim serba merah muda, dikelilingi boneka Barbie milik Raccel. "Paman, mereka semua melihat Paman. Sepertinya kagum ya, Raccel," u

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-23
  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 90. MASA LALU DALENA YANG GELAP

    Hari sudah malam, Dalena berada di kamar Damien. Semua pakaiannya ada di sana, ia baru saja mengganti bajunya dengan piyama hangat. Dalena membuka sebuah laci hendak menaruh anting mutiara yang ia pakai, namun ia menemukan kalung liontin miliknya yang sempat ia kembalikan pada Damien saat mereka bertengkar kapan hari.'Kalung ini... Putus.' Delana menunduk menatapnya. Tubuhnya tersentak pelan saat sepasang lengan kekar melilit pinggangnya yang ramping dan kecupan mendarat di bahu juda lehernya. "Kenapa belum tidur?" tanya Damien. Tidak ada jawaban dari wanitanya. Perhatian Damien teralihkan pada kalung yang Dalena pegang. Kalung itu putus, Damien tahu wanitanya ini sangat menyukai kalung pemberikannya. "Besok kita beli lagi, Sayang..." Damien meraih kalung itu dan kembali memasukkan ke laci. "Tidak usah," jawab Dalena pelan. "Aku tidak ingin membeli perhiasan apapun." "Tapi aku yang ingin kau memakai perhiasan. Aku ingin kau terlihat lebih cantik sebagai Nyonya Escalante," bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-23

Bab terbaru

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   UJUNG KISAH YANG BERBAHAGIA

    Sejak pagi hingga sore hari, di kediaman Keluarga Escalante sangat sibuk. Mereka menyiapkan pesta keluarga untuk malam ini. Hingga siang berganti malam, rumah megah berlantai dua itu nampak dihiasi dengan meriah lampu-lampu di luar rumah, maupun di dalam rumah. Dalena tersenyum melihat anak-anaknya berkumpul bersama. "Baru kali ini acara akhir tahun menjadi sangat meriah, iya kan, Sayang?" Dalena menoleh pada sang suami yang berdiri di sampingnya."Iya. Mungkin itu semua karena kita bisa melihat anak-anak kita, menantu kita, cucu kita berkumpul bersama. Sangat membahagiakan, Sayang." Damien merangkul pundak Dalena memperhatikan pemandangan ruangan di dalam rumah yang sudah dihias dengan indah oleh Cassel dan Nicholas sejak siang tadi. Sampai tiba-tiba saja, Elsa dan Gissele muncul dari arah lantai dua. Di sana nampak Gissele cemberut dan bersedekap dengan wajah kesalnya. "Ada apa, Sayang? Sini..." Damien melambaikan tangannya pada Gissele. Dalena juga ikut melambaikan tangannya

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 316. (CASSEL STORY) - Musim Dingin Dalam Kehangatan

    Salju turun cukup tebal kemarin, dan siang ini Cassel mengajak anak istrinya untuk pergi membelikan beberapa makanan, dan juga hadiah. Mereka akan menghabiskan beberapa hari di musim dingin bersama dengan keluarga Cassel. Mereka bertiga datang ke sebuah pusat perbelanjaan. Di sana, Gissele sibuk memilih mainan, camilan, dan hiasan-hiasan yang menarik perhatiannya. "Sayang, jangan mengambil gantungan banyak-banyak, nanti mau ditaruh di mana lagi?" Elsa merebut beberapa boneka gantung yang Gissele ambil. "Gissele mau itu, Ma!" seru bocah itu menunjuk ke sebuah lonceng-lonceng kecil. "Astaga ... untuk apa, Sayang?" Elsa mengusap wajahnya. "Sana, Gissele sama Papa saja. Minta gendong Papa." Anak itu cemberut. Kalau sudah bersama Papanya, dia tidak akan diturunkan dari stroller. Namun, meskipun dengan wajah protes, Gissele pun patuh dengan Elsa dan anak itu mendekati Cassel, meminta gendong dan meminta didudukkan di atas stroller miliknya. "Sudah ... Gissele duduk di sana saja, se

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 315. (CASSEL STORY) - Kita Adalah Dua Insan yang Saling Melengkapi

    "Mommy dan Daddy ingin kalian menginap di sini. Kapan kalian bisa? Daddy ingin membuat party bersama kalian juga..." Suara di balik panggilan itu adalah suara Dalena yang kini bertanya pada Elsa dan Cassel. Setelah hampir tiga mingguan Cassel dan Elsa tidak datang ke kediaman orang tuanya karena sibuk. "Mungkin besok malam kita akan ke sana Mom, besok kan sudah mulai libur akhir tahun," jawab Cassel tersenyum."Iya. Janji ya, Nak ... Mommy sudah sangat kangen dengan Cucu cantik Mommy," ujar wanita itu. Cassel beranjak dari duduknya, laki-laki itu melangkah masuk ke dalam kamar. Dia menunjukkan kamera ponselnya ke arah Gissele yang kini tengah mengacau pekerjaan Elsa. Karena Elsa mempunyai banyak pesanan hingga menyentuh hampir seribu bouquet selama musim dingin ini, dia pun membawa beberapa bunga dan membentuknya di rumah. "Sayang, dicari Oma, katanya Oma kangen," ujar Cassel menyerahkan ponselnya pada Gissele.Anak cantik dengan rambut pirang cerah itu langsung melebarkan kedua

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 314. (CASSEL STORY) - Waktu Untuk Berdua

    Pagi setelah menginap di tempat orang tua Cassel, esok harinya Elsa nampak sibuk di rumah. Gadis itu kini tampak bergelut dengan beberapa pekerjaan rumah, termasuk membuat banyak kue yang akan ia antarkan ke panti asuhan seperti biasa. "Mama buat kue banyak sekali? Mau dibawa ke panti, ya?" tanya Gissele yang kini membantu Mamanya memasukkan beberapa kue dalam sebuah box. "Iya Sayang. Tapi Gissele tidak usah ikut, ya ... Gissele di rumah saja dengan Tante Raccel dan Oma," ujar Elsa menatap putrinya. Dan dengan patuh Raccel menyetujui hal itu. Bukan tanpa alasan Raccel melarang putri kecilnya untuk ikut, melainkan sejak awal, pengurus panti meminta Elsa untuk tidak sering-sering lagi membawa Gissele ke panti, mereka takut Gissele ingat masa dulu dan tidak mau pulang lagi ke rumah. Anak perempuan itu mengangguk patuh, namun dia cemberut, seolah-olah dia memang tidak setuju dengan apa yang Mamanya pinta padanya. "Mama, hari ini Gissele mau pergi beli sepatu baru kata Papa," ujar an

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 313. (CASSEL STORY) - Apapun Keputusanmu, Sayang

    Setelah kondisi Elsa kembali sehat, Cassel pun memutuskan untuk mengajak istrinya pergi jalan-jalan bersamanya dan putri mereka.Setelah puas menemani Gissele bermain di taman dan game zone, mereka bertiga kini pergi ke rumah orang tua Cassel. Kedatangan mereka disambut dengan sangat hangat, terlebih lagi di sana ada Raccel dan anak kembarnya. "Wahh, Cucu Oma akhirnya ke sini juga!" seru Dalena mengendong Gissele dan mengecup pipi gembul anak itu. "Gissele...!" Suara Raccel membuat Gissele menoleh, anak perempuan dengan dress merah muda itu langsung berlari ke arah Raccel di ruang tengah. Sementara Elsa, gadis itu meletakkan paper bag berisi makanan di atas meja, dan Cassel juga berjalan ke dapur mengambil minuman dingin. "Raccel di sini sejak kapan, Mom? Nicho ke mana?" tanya Cassel menatap sang Mama. "Nicholas sedang ada urusan kantor dengan Daddy, mereka ke luar kota, Sayang. Raccel memang sekarang Mommy minta untuk pindah ke sini, merawat Lovia dan Livia sendirian itu sangat

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 312. (CASSEL STORY) - Anakku Tersayang...

    "Dokter Cassel, apakah ada jadwal yang lain lagi hari ini?" Cassel menoleh ke belakang saat rekannya bertanya, begitu Cassel keluar dari ruangan operasi. Cassel menggelengkan kepalanya. "Tidak dok. Aku akan pulang cepat hari ini karena istriku sedang sakit," jawab Cassel sembari tersenyum. "Oh begitu, baiklah..." Tanpa menjawab apapun lagi, Cassel segera bergegas keluar dari dalam ruangan itu dan ia berjalan ke arah ruangannya sendiri.Laki-laki dengan jas putih itu membuka ruangan pribadinya. Di sana, Cassel langsung meraih ponsel miliknya dan ia melihat apakah dirinya mendapatkan pesan dari Elsa atau tidak?Cassel menghela napasnya panjang dan tersenyum. Baru saja dia ingin melihat pesan, Elsa sudah memberikan kabar lebih dulu padanya."Hemm, tumben sekali dia memintaku membawakan makanan? Biasanya juga selalu menolak," gumam Cassel. Segera Cassel menghubungi Elsa. "Halo Sayang, kau ingin menitip makanan apa, hem?" tanya laki-laki itu. "Bukan aku. Tapi Gissele, dia ingin mela

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 311. (CASSEL STORY) - Suamiku yang Super Perhatian

    Tak biasanya Gissele bangun saat hari masih petang. Anak kecil perempuan dengan rambut cokelat terang itu, sudah bermain di karpet tebal di bawah ranjang. Ocehannya yang sedang asik mengajak bonekanya berbincang itu membuat Cassel terbangun dari tidurnya tiba-tiba. Cassel yang memeluk Elsa pun sontak melepaskannya dan ia menoleh ke samping. "Loh, Gissele!" pekiknya lirih. "Papa ... Gissele di sini, Pa!" seru anak perempuan itu mengacungkan tangannya. Cassel menyergah napasnya pelan mengetahui putri kecilnya berada di bawah sana. Segera Cassel menyibak selimutnya dan berjalan mendekati Gissele yang duduk memegang mainannya. "Sayang, kenapa di sini? Ini masih petang, Gissele tidak mengantuk, hem?" tanya Cassel mengusap pucuk kepala putri kecilnya. Anak itu hanya diam dan menggelengkan kepalanya. Sebelum akhirnya Gissele merangkak mengambil botol susu miliknya dan menyerahkan pada Cassel."Apa Sayang?" tanya Cassel menatap sang putri."Buatkan susu, Pa. Gissele mau minum susu," u

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   Bab 310. (CASSEL STORY) - Keluarga Kecilku yang Sempurna

    Elsa dan Cassel menuhi permintaan Luna untuk datang ke sebuah rumah makan mewah di sebuah hotel berbintang malam ini. Tentunya Elsa membawa Gissele yang kini tidak mau berjalan kaki, setelah punya stroller baru, dia ingin memamerkan stroller miliknya pada semua orang. Termasuk pada Nenek dan Kakeknya.Mereka bertiga pun kini baru saja masuk ke dalam restoran tersebut. "Emmm ... di mana, Ma?" tanya Gissele menoleh ke kanan dan ke kiri dalam kereta kecilnya. "Gissele Sayang!" pekik Luna melambaikan tangannya ke arah Elsa dan Cassel. Mereka pun menoleh. "Oh, ternyata di sana!" seru Elsa terkekeh.Segera Cassel mendorong stroller milik Gissele dan mereka berjalan mendekati meja di mana kedua orang tua Elsa berada. Luna dan suaminya pun berada di sana."Ya ampun, Cucu Nenek lucu sekali," seru Vania mengangkat tubuh mungil Gissele dari atas stroller."Naik kereta baru, Sayang? Punya kereta warnanya merah muda, bagus sekali..." Teddy ikut gembira dengan kedatangan Gissele. Elsa bersala

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 309. (CASSEL STORY) - Keluarga Bahagia yang Cassel Impikan

    Elsa mengantarkan makan siang yang ia siapkan untuk Cassel siang ini. Bersama dengan Gissele, mereka berdua berjalan masuk ke dalam rumah sakit. Semua rekan-rekan Cassel menyapa Elsa dengan ramahnya, karena mereka semua tahu siapa Elsa sebenarnya, yang tak lain adalah istri dari calon direktur rumah sakit. "Selamat siang Nyonya Elsa," sapa salah satu rekan kerja suaminya, dia adalah Dokter Agnes. "Selamat siang, Dokter Agnes ... emm, apa suami saya masih ada jadwal operasi?" tanya Elsa bertanya pada wanita si depannya itu. "Oh, sepertinya sudah selesai. Saya melihat beliau tadi berada di ruangannya," jawab Agnes. "Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu..." "Iya Nyonya, silakan..."Elsa pun bergegas kembali mendorong stroller di mana Gissele duduk di dalam tempat itu sambil meminum susunya di dalam botol. Mereka berdua berjalan menuju ke arah ruangan kerja Cassel. Di sana, Elsa mengetuk pintu ruangan tersebut. Pintu itu tidak sepenuhnya ditutup. Hingga Cassel yang sedang beris

DMCA.com Protection Status