Share

LELAKI TAMPAN

Bangun tidur di pagi hari Fransiska mendengar suara berisik, pasti dari ruang tengah. 

Fransiska bangkit dengan rasa malas meninggalkan tempat tidur yang begitu nyaman menuju kamar mandi untuk mengusap wajahnya. 

'Ribut sekali, setidaknya aku harus keluar untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.'

Usai menggumam, Fransiska membuka pintu kamar lalu melangkahkan kakinya menuju asal suara berisik itu. 

Betapa terkejutnya dia saat melihat ada beberapa orang berada di ruang tengah. 

Botol minuman beralkohol yang berjejer tidak beraturan di atas meja, serta makanan ringan yang berceceran.

"Apa-apaan ini?!" Fransiska berteriak sangat panik karena dia melihat dua pasang manusia yang saling memeluk dan mencium seperti binatang. 

Fransiska sangat heran mengapa mereka bisa melakukan hal itu di tempat terbuka. 

"Hei kamu siapa?"

"Ada wanita cantik di dalam rumah tapi kamu tidak pernah menceritakan kepada kami?!"

"Kemari lah dan ikut bergabung bersama kami, kita bersenang-senang sekarang!"

Salah satu dari mereka mendekati Fransiska kemudian berusaha untuk menarik Fransiska menuju ke ruang tengah dan bergabung dengan mereka. Joseph memandang mereka tapi Joseph tidak peduli.

Dengan sekuat tenaga Fransiska menepiskan tangan itu.

"Cih! Kamu sombong sekali? Bergabunglah bersama kami kamu pasti akan senang!"

"Aku tidak akan pernah bergabung dengan orang-orang kotor seperti kalian!"

Fransiska mendengus kesal. 

Joseph berdiri dan mendekati Fransiska, "kalau kamu tidak mau bergabung masuklah ke dalam kamar dan jangan membuat hal-hal yang memalukan!"

"Aku keluar karena suara kalian berisik sekali!"

"Ini apartemen ku, aku bebas melakukan apapun di sini!"

Joseph mulai menunjukkan sifat sombongnya. 

"Cepatlah masuk ke dalam kamar! Jika tidak maka kamu akan jadi mangsa mereka! Kami sudah terbiasa bersenang-senang seperti ini!"

"Apakah kamu lupa dengan perjanjian kita semalam? Sejak semalam kamu sudah tidak boleh lagi memerintah aku karena saat ini kita sama-sama sudah saling menanamkan budi baik."

Mereka berdebat hebat sementara teman-teman Joseph masih asik menikmati kebahagiaan nya tanpa tahu malu. 

"Sebentar, sebentar sepertinya aku tidak asing dengan wajahmu?!" Seorang laki-laki yang menggunakan kemeja garis-garis mendekati Fransiska sambil mencolek dagu Fransiska.

"Oh ya. . Kamu adalah Fransiska Maundy kan? Putri keluarga Maundy yang batal menikah hanya karena dia hamil. Oh kalian berdua ternyata bersenang-senang di apartemen ini. Ck ck ck. . Joseph, Joseph, kamu memang laki-laki hebat! Sebentar lagi kamu akan menjadi kaya raya karena kamu menjadi menantu dari keluarga Moundy."

Laki-laki itu terus saja berbicara sementara Fransiska menatapnya dengan tatapan mata penuh kebencian. 

Fransiska keluar dari apartemen itu dengan hanya menggunakan kaos lengan panjang dan juga celana selutut. 

Sejak pergi dari hotel malam itu Fransiska sama sekali tidak membeli pakaian, dia hanya menggunakan beberapa pakaian yang ada di lemari kamar yang dia tempati di apartemen Joseph. 

"Woi kamu mau ke mana?!" Joseph berteriak dengan lantang. Fransiska mendengarnya tapi Fransiska tidak peduli.

Fransiska memilih pergi meninggalkan apartemen milik Joseph, tadinya Fransiska berpikir bahwa dia akan hidup bahagia bersama Joseph, Fransiska sudah menyiapkan semua angan-angan indahnya saat mereka berdua berjalan bersama meninggalkan hotel malam itu. Tetapi angan-angan indah itu hancur berantakan saat Fransiska tahu bahwa Joseph bukanlah laki-laki yang baik.

Fransiska menyetop taksi yang lewat di depan apartemen kemudian meminta taksi itu mengantarkan nya ke sebuah pusat perbelanjaan. 

Fransiska melenggang dengan pakaian seadanya.

Fransiska mulai masuk ke sebuah butik kemudian memilih pakaian yang pantas untuk dia gunakan. 

Fransiska merasa dirinya harus membeli beberapa pakaian untuk persiapan hidup nya. 

"Eits! Kok kamu di sini? Hmmmm... Pakaianmu lusuh sekali Fransiska, jika Mama melihat ini Mama pasti akan mengucurkan darah dari matanya. Putri tunggal keluarga Maudy yang akan mewarisi kekayaan keluarga Moundy berjalan di pusat perbelanjaan dengan pakaian seperti pengemis!"

Clara menghina Fransiska tapi Fransiska tidak peduli dia terus mencari pakaian yang dia butuhkan. 

"Pelayan!" Clara memanggil seorang pelayan, pelayan itu mendekati mereka. 

"Butik ini adalah butik dengan merek terkenal lalu kenapa kalian membiarkan seorang pengemis masuk kemari?" Pelayan itu melihat Fransiska dari ujung rambut sampai ujung kaki. 

"Lihatlah bukankah tampangnya sangat meragukan, sekarang cepat usir dia!" Sepertinya Clara sengaja membuat keributan. Fransiska hanya bisa menarik nafas panjang.

"Pakaian-pakaian bermerek di butik ini telah dipegang oleh tangan kotornya, bagaimana jika para pelanggan mu tahu? Mereka pasti tidak akan mau berbelanja di butik ini."

Untuk kesekian kalinya Fransiska menarik nafas panjang. Fransiska benar-benar tidak ingin peduli pada apa yang diucapkan oleh Clara. 

Clara benar-benar telah berbuat keterlaluan. Fransiska mengambil tiga pakaian yang sudah dia pilih untuk kemudian di bawa ke kasir untuk membayarnya kemudian segera pergi meninggalkan butik itu.

"Hei, mau kamu bawa ke mana pakaian-pakaian itu?" Seorang pelayan menghalangi Fransiska, sepertinya pelayan itu telah terpengaruh dengan apa yang diucapkan oleh Clara. 

"Aku akan membayarnya."

"Dari mana kamu memiliki uang? Pakaianmu saja begitu kotor, jangan pernah bermimpi untuk membeli pakaian di tempat ini, karena harga dirimu saja tidak sanggup membeli satu pakaian di sini." Pelayan itu benar-benar menghina Fransiska.

"Menyingkir lah aku akan buktikan bahwa aku bisa membayar pakaian-pakaian ini." Fransiska mendorong tubuh pelayan tersebut kemudian melangkahkan kakinya mendekati kasir. 

"Berhenti!" Clara berteriak membuat Fransiska kaget. 

"Aku Clara Moundy putri dari keluarga Maundy aku minta kalian mengusirnya!"

Clara memberikan perintah pada beberapa pelayan untuk mengusir Fransiska.

Para pelayan itu terlihat kebingungan kemudian Clara membuka tasnya dan mengeluarkan tanda pengenal seraya menunjukkan kepada mereka. 

"Aku benar-benar Clara Maundy putri dari keluarga Maundy, jika kalian tidak mengusir pengemis seperti dia maka aku akan beritakan kepada semua orang bahwa butik kalian ini telah mengizinkan seorang pengemis menyentuh pakaian-pakaian yang dijual di sini! Aku pastikan kalian akan kehilangan banyak pelanggan!"

Beberapa orang yang ada di sana melihat tanda pengenal milik Clara. 

"Kalau begitu seret perempuan itu keluar dan ambil semua pakaian yang ada di tangannya!" Supervisor butik tersebut memerintahkan kepada anak buahnya untuk mengusir Fransiska.

Mereka menarik kedua tangan Fransiska lantas berusaha mendorong Fransiska untuk pergi dari butik itu. 

"Jangan coba-coba menyentuhku! Kalau kalian meminta aku pergi maka aku akan pergi! Asal kamu tahu aku juga putri dari keluarga Maundy." Fransiska berusaha untuk menunjukkan siapa sebenarnya dia. Hatinya begitu sakit karena sudah dihina begitu rupa.

"Ha ha ha kamu benar-benar seorang gadis pemimpi, jika kamu adalah putri dari keluarga Maundy coba keluarkan identitasmu sebagai bukti kepada kami."

'Ups, kali ini Clara pasti menjadi pemenang karena Clara tahu aku meninggalkan hotel malam itu tanpa membawa kartu identitasku. Aku hanya pergi dengan menggunakan gaun pengantin dan ponsel di tanganku.'

Fransiska menyadari kebodohannya. 

"Cepat tunjukkan kartu identitasmu?!" Supervisor itu menatap ke arah Fransiska sambil matanya melotot. 

"Dia tidak akan bisa menunjukkan identitasnya karena sesungguhnya dia hanya membual!"

Fransiska membuang muka, Fransiska mengaku dirinya kalah, Fransiska hendak melangkahkan kaki nya meninggalkan butik tersebut. 

'Clara benar-benar keterlaluan dia bukan hanya merebut keluargaku, merebut calon suamiku, kini dia juga merebut kebahagiaanku. Sepertinya Clara tidak rela melihat aku hidup tenang di dunia ini.' Suara hati Fransiska bergetar.

"Jangan pergi!" Suara itu menggeletar terdengar di telinga Fransiska membuat Fransiska menghentikan langkahnya. Suara tersebut melarang Fransiska meninggalkan butik itu.

Fransiska menoleh mencari siapa sebenarnya yang telah mengucapkan kalimat sakti itu. 

Seorang laki-laki tampan dengan jaket casual berwarna putih berdiri tegak diantara kami. 

Beberapa pelayan menundukkan kepala mereka.

"Kalau kamu ingin berbelanja di sini lanjutkan saja!" Hanya itu yang diucapkan oleh laki-laki tampan tersebut. Kemudian dia mengedipkan mata kirinya pada Fransiska. 

"Hei kamu siapa berani-beraninya menyuruh seorang pengemis untuk masuk dan berbelanja ke butikmu. Aku pasti akan merekamnya kemudian menyebarkannya di media sosial!"

Clara mengancam laki-laki itu tapi sepertinya laki-laki itu tidak memiliki rasa takut pada ancaman yang diberikan oleh Clara. 

"Tenang saja Nona Clara aku sangat mengenal Fransiska Maundy, Putri tunggal keluarga Maundy, jika aku mau aku bisa mengusir mu sekarang, hanya saja aku berusaha untuk bersikap tenang supaya kamu tidak malu di hadapan mereka!" Laki-laki itu berbisik ke arah Clara, semua orang memperhatikan adegan itu dan semua orang menjadi saksi betapa paniknya Clara saat itu.

Fransiska mengambil pakaian yang tadi dia pilih kemudian melangkahkan kaki ke kasir dan membayar semuanya. 

'Beruntung sekali, Papa tidak memblokir semua kartu kredit ku, jika hal itu terjadi maka aku akan benar-benar miskin.'

Laki-laki tampan itu belum pergi dia berada di belakang Fransiska, kemudian mengeluarkan sesuatu dan memberikannya pada Fransiska.

"Ini kunci villa ku, tinggal dan beristirahatlah di sana aku tahu saat ini kamu pasti sedang membutuhkan tempat tinggal!"

Fransiska menatap kunci yang ada di tangannya kemudian menganggukkan kepala sambil mengucapkan terima kasih.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status