Share

206. Diratukan Suami

Penulis: Emma Shu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-20 07:17:55

Oh Tuhan, tak terbayang oleh Habiba bagaimana seorang Husein Brata Raksa yang ksehariannya duduk di balik meja dan kursi kebesarannya dengan gaya style ala pejabat, berdasi, sifatnya arogan, kelihatan kejam, namun bersedia menginjak dapur untuk memasak.

Akhirnya Habiba tersenyum juga, ia tak bisa menahan senyum itu.

“Aku sudah kehilangan momen penting dalam hidup ini,” celetuk Habiba datar.

“Momen penting?” Husein mengernyit tajam. Alisnya yang tebal sampai hampir bertaut.

“Jika aku melihatmu sedang memasak, pasti aku sudah mengambil hp dan mengabadikannya ke rekaman.”

Senyum Husein tercetak sempurna. Ia mengusap ubun- ubun Habiba sambil tertawa.

Manik mata Habiba berputar dan mengarah ke tempat lain saat mendapati tatapan mata Husein yang dalam.

Ah, sial sekali, kenapa Husein menatapnya seperti itu lagi? Memang mata Habiba yang menjadi fokus tatapan Husein, tapi justru hatinya yang rasanya seperti tersengat.

“Ayo kita makan!” ajak Husein memfokuskan pandangannya pada wajah is
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
syukurlah farah sekarang sadar diri dengan keadaannya.dan tidak menganggu hubungan biba dan husein
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
so sweetnya, husein ....... meleleh q jadinya ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   207. Skak Matt!

    Pagi itu, setelah sarapan bersama dengan Husein, Habiba langsung menuju ke kamar Sakha untuk membangunkan, memandikan dan memasang baju putranya. Tak lupa menyisir rambut putranya itu serta menyiapkan tas sekolah yang langsung digantungkan di punggung si sulung.Ketika Habiba sibuk mengurus Sakha, Husein berinisiatif ke kamar Qansha. Inilah saatnya ia membujuk Qansha setelah tadi membujuk mamanya, dan berhasil.Langkah Husein terhenti tepat di pinggir kasur. Menatap bungsunya yang tertidur lelap dengan posisi jumpalitan. Bantal jauh sekali dengan kepala. Justru bantal agak dekat dengan kaki. Tak sedikit pun selimut menyentuh badan Qansha, malah menggumpal di pinggir dan hampir terjatuh, sebagian menjuntai ke bawah. Tubuh Qansha menelungkup, kaki tak beraturan, satu ditekuk dan satunya memanjang selonjor. Celana yang seharusnya selutut, tersingkap sampai ke pangkal paha. Husein duduk di pinggir kasur, menatap wajah tembem Qansha lekat. Anak ini berbeda dari anak lain seusianya. Di

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   208. Dipanggil 'Papa'

    Husein tertegun. Ia harus berkata apa sekarang? Menjelaskan hal begini ke anak kecil pasti tak akan bisa dimengerti olehnya."Mungkin mama menyeretku pulang dan membatalkan pesta bersamamu karena melihatmu bersama dengan orang yang menciummu itu," ketus Qansha lagi.Loh? Kok Qansha bisa memahami kejadian yang seharusnya belum bisa dia pahami di umurnya yang sekeceil ini? Ah, sayangnya Husein telat memahami satu hal, bahwa putrinya begitu jeli dan mudah saja baginya memahami kejadian yang ada di sekitarnya. "Kamu bukan papaku. Kalau kamu papaku, tentu kamu bersama mama, bukan bersama tante Cindy," imbuh Qansha lagi. “Sejak dulu, kamu tinggal bersama dengan tante Cindy kan? berarti kamu adalah keluarganya tante Cindy, bukan keluargaku.”"Tidak begitu kesimpulannya, Qansha." Husein jongkok demi bisa menghadap pada Qansha dan menatap sejajar mata bulat bak Barbie itu. "Aku tetap papamu.""Tidak. Kamu tidak seperti papa yang lainnya. Kamu berbeda.”Husein yang kelihatannya arogan, bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   209. Kemarahan Husein Pada Cindy

    Sakha diam saja berada dalam pelukan Husein. Kepalanya menyandar di dada bidang papanya.Pelukan Husein hangat sekali. Elusan kecil sesekali diusap di punggung Sakha.“Terima kasih! Terima kasih sudah memanggilku papa,” lirih Husein bangga. Ia melepas pelukan, menjauhkan jarak wajah supaya bisa bertukar pandang.Tidak ada respon dari Sakha. Namun yang jelas anak itu sudah mulai nyaman berdekatan dengan Husein. Artinya, usaha Husein sudah maju selangkah.Mendapat sambutan baik dari salah satu anaknya saja, Husein sudah merasa bahagia sekali.“Aku pergi dulu. Jaga diri! Dan jangan lupa tingkatkan prestasi!” Husein berpamitan pada istrinya. Ia memajukan kepala ke arah Habiba dan mengecup singkat kening istrinya.Bibir Husein yang mendarat singkat di kening, membuat Habiba tersipu. Ternyata begini rasanya dikecup suami. Menggelora dan getarannya sampai ke jantung.“Cepaaaat! Jadi ke sekolah apa tidaaaaak?” Jeritan Qansha terdengar cukup keras di luar sana.Husein bergegas melan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   210. Rencana Husein Untuk Menjauhi Cindy

    Pagi itu, setelah mandi, Husein memakai kemeja dan jas yang baru saja dia ambil dari lemari.Cindy yang tengah menyisir rambut di depan cermin itu pun menghentikan kegiatannya. Ia meletakkan sisir ke meja sembari menoleh ke arah baju yang sudah dia sediakan di atas kasur. Baju itu teronggok begitu saja tanpa disentuh oleh Husein. Pria itu malah memakai baju lain."Aku sudah menyiapkan pakaian untukmu," pungkas Cindy menatap sedih pada pakaian yang tak tersentuh."Aku sedang ada meeting dan rasanya tidak pantas memakai kemeja warna maroon. Itu buruk!" sahut Husein. Meskipun Husein tidak tahu dimana letak buruknya pakaian itu, namun ia mengatakannya tanpa alasan. Intinya, ia tidak mau menyenangkan hati Cindy. Entahlah, apakah ia salah besar dalam hal ini. Tapi yang jelas ia sedang merasa kesal pada Cindy. Husein langsung keluar setelah selesai merapikan diri.Cindy mengikuti, menjajari langkah Husein yang secepat kilat. Ia kewalahan mengimbangi, namun tetap menjajarinya.Mereka menuru

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   211. Kesayangan Husein

    'Ibu dalam masalah. Temui aku, plis!'.Demikian pesan singkat yang dikirim oleh Habiba, membuat Husein mengernyit kaget dan memutar arah haluan mobilnya.Setelah memacu mobilnya cukup kencang, Husein kini telah tiba di rumah Habiba. Ia melihat istrinya itu keluar rumah dengan panik. Tas menggayut di pundak kiri. Untung saja perjalanan menuju ke rumah Habiba tidak jauh sejak ia meninggalkan rumah, sehingga tak butuh waktu lama untuknya sampai di rumah istrinya.“Habiba, ada apa?” Husein langsung meraih pundak Habiba, menangkap tubuh mungil yang berjalan terburu- buru.Melihat kedatangan Husein, Habiba tampak lebih lega. “Mas Tomy mengabariku kalau ibu kenapa- napa. Dan aku belum sempat ke sana.”“Maksudmu? Ibu sakit?” tanya Husein.Tiba- tiba tubuh Habiba bergetar melihat kedatangan Husein. Tangisnya pecah. Tak tahu mengapa, ia merasa seperti kedatangan sosok yang memanjakannya hingga hatinya terasa sensitive setiap kali ada Husein. Sisi manjanya muncul begitu saja. Apakah

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   212. Ketenangan di Balik Tragedi

    Bantal sofa terjatuh ke lantai. Hiasan yang seharusnya ada di meja juga berserakan ke lantai. Pecahan benda- benda hiasan itu memenuhi lantai. Vas bunga di meja tergeletak, tidak di posisi berdiri lagi.Husein mengikuti kemana langkah istrinya. Hingga sampai memasuki ruangan lain.Ada percikan darah, yang sepertinya muncrat dan mengenai lantai. Kemudian, di dinding ada darah yang terseret. Seperti tangan yang terkena darah dan kemudian terseret hingga membentuk baret di dinding berwarna merah.Darah apa ini? Kenapa jadi sedramatis ini?Apa yang sebenarnya telah terjadi?Tubuh Habiba terasa lemas sekali. Hingga saat tulangnya seperti melebur, tubuhnya terhuyung mundur. Husein dengan sigap menangkap tubuh Habiba, lengan kekarnya menjadi sandaran punggung wanita itu, lalu mendekap erat. Pria itu benar- benar menjadi sandaran bagi Habiba.“Darah apa ini? Darah siapa? Apa yang sudah terjadi?” Habiba mengusap rambutnya frustasi. Bayangan buruk menerjang tempurung kepalanya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   213. Antara Dua Pilihan

    “Mas Tomy dimana? Aku di rumahmu dan kamu tidak ada.” Habiba hampir menangis, suaranya gemetaran. “Apa yang terjadi dengan ibu?”Tut tut… Sambungan telepon terputus.“Ya Tuhan. Apa yang telah terjadi ini?” Habiba makin panik.Di tengah kepanikan Habiba, Husein mendapat telepon Dari rumah sakit. Ia berbicara dengan serius di telepon.Tak lama kemudian, Husein menyudahi pembicaraan. “Habiba, di rumah sakit sedang urgent. Darurat sekali. Kau dibutuhkan,” ungkap Husein.Habiba menggeleng. “Ibuku bagaimana?”“Kau punya tanggung jawab di rumah sakit. Itu juga penting. Ini menyangkut nyawa manusia. Maka kerjakan tanggung jawabmu!” tegas Husein.“Aku tidak bisa fokus bekerja jika aku belum menemukan ibu.”Mendengar jawaban itu, ekspresi Husein berubah. Tatapan matanya jadi tajam. “Kau harus professional kerja. Tanggung jawabmu harus dikerjakan. Bedakan urusan pribadi dan urusan pekerjaan, jangan dicampur aduk.”“Tapi ini ibuku.” Habiba membantah panik.“Aku tahu itu ibumu.”

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   214. Menemukan Fatona

    Tanpa pikir panjang, Habiba berlari masuk ke mobil. Ia menyetir mobil secepatnya, tujuannya adalah rumah sakit.Fix, ia harus mendengarkan saran suaminya, yang harus mengerjakan tugasnya sebagai dokter. Ini tentang kemanusiaan dan tanggung jawab kerja. Ia tidak boleh egois.Mengenai Fatona, ia yakin Tomy akan bisa mengatasi. Toh ia juga tak bisa melakukan apa- apa sekarang. Tanpa sadar air matanya menetes. Sedih dengan situasi yang terjadi. Terutama melihat Husein yang berubah dingin dan kecewa. Ya Tuhan, kenapa Habiba bisa mengucapkan kata- kata seperti tadi? Husein pasti terpukul atas perkataannya itu. Habiba menyesal sekali.Di tengah kondisinya yang merasa cemas akan kondisi sang ibu, ia malah dihadapkan pada situasi seperti ini.Habiba mengambil ponsel dan mengetik pesan sambil menyetir. .'Maaf. Aku memang bermaksud seburuk itu. Aku turuti kamu, aku ke rumah sakit sekarang.'.Habiba membaca ulang pesan yang barusan dia ketik. Loh kok kalimatnya malah begitu? Ah ya ampun, ia

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   335. Akhir Dari Segalanya

    Husein menyentil ujung dagu Habiba. "Aku mencintaimu.""Jangan terus- terusan ucapkan kalimat itu, aku bisa terharu. Lihatlah air hidungku meleleh jadinya." Husein mengernyit. "Air mata, sayang. Kenapa jadi air hidung?""He hee...""Aku boleh menciummu?" bisik Husein."Jangan nakal. Ini di tempat umum, bukan di kamar.""Ini masih terlalu pagi, belum ada yang bangun." Husein mengecup singkat bibir Habiba."Cie cieeee....."Husein dan Habiba serentak menoleh ke sumber suara. Ada Qasam dan Qansha yang berdiri di ambang pintu. "Papa cium mama nih yeee..." Qasam terkekeh.Habiba membelalak kaget. Bukan kaget karena Qasam meledeknya, tapi kaget karena Qasam menggendong Wafa. Sedangkan Qansha memegangi kaki Wafa yang masih mengenakan piyama tidur lengkap dengan pampers tebal yang isinya sudah sangat berat dengan air kecil."Ya ampun. Qasam, jangan gendong Wafa. Nanti bisa jatuh. Kamu belum saatnya menggendong dia, Nak." Habiba menghambur dan mengambil alih tubuh Wafa dari gendongan Qasam.

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   334. Selamat Dari Ancaman

    Habiba tak bisa tidur. Malam itu sampai jam lima pagi, ia terjaga. Pikirannya menerawang pada kejadian yang baru saja dia saksikan. Ia berharap tidak akan terjadi apa pun pada Husein, dan tentu saja pada Amir juga. Jika sampai drama penahanan terjadi lagi pada Husein, Habiba tak tahu lagi harus berbuat apa. “Habiba!” Habiba terkejut mendengar suara yang memanggilnya. Suara Tomy.Habiba yang tengah duduk di kasur itu pun menghambur keluar kamar.“Mas Tomy!” Habiba menghampiri Timy yang berdiri di tengah- tengah ruang tamu. “Ada apa pagi buta begini Mas Tomy ke sini?”“Aku mendengar Irzan meninggal, kena tembak. Husein sedang mengurus masalah ini di kantor polisi. Maksudnya, kena tembak kenapa?” Tomy bingung.“Mas Tomy dapat kabar dari siapa?” “Dari polisi yang meneleponku dan menanyakan beberapa hal terkait Irzan, aku dianggap sebagai teman dekat yang mungkin mengetahui sesuatu tentang Irzan. Katanya, Husein yang melaporkan kematiannya. Aku ke sini karena ingin tahu hal ini. Ak

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   333. Dia Mati

    "Tidak!" Habiba menjerit keras sekali. Ia menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Tangisnya pecah. Bruk. Tubuh yang tertembak itu terjatuh dan ambruk ke tanah. Tembakan tepat mengenai sasaran. Habiba ambruk menjatuhkan lutut ke tanah sambil sesenggukan."Mama!" Qasam berlari mendekat pada Habiba. Cepat Habiba membuka wajah dan memeluk Qasam erat. "Papamu, Nak!""Itu papa, Ma!" Qasam menunjuk Husein. “Jangan lihat!” Habiba memaksa wajah Qasam supaya menatap ke arahnya, jangan melihat Husein.“Ayo kita mendekat pada papa, Ma!” rengek Qasam.Pelan, kepala Habiba menoleh ke arah Husein meski ia tak sanggup bila harus menyaksikan suaminya terkapar bersimbah darah. Loh, kok Husein masih berdiri tegap? Pria itu dalam keadaan baik- baik saja. Dan saat Habiba menoleh pada Irzan, justru ia melihat tubuh Irzan tergeletak di tanah bersimbah darah. Dari punggung pria itu mengeluarkan darah segar. Senjata api di tangannya terlepas.Habiba menutup mata Qasam dengan telapak tangannya. Qas

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   332. Tembakan

    "Lepaskan dia!" seru Husein."Ya, tentu aku akan melepaskan anakmu ini. Asalkan kau bersedia mati di tanganku. Tak peduli setelah itu aku akan masuk penjara, yang jelas kau harus mati. Aku dendam padamu. Aku muak padamu. Biarkan semua orang mengataiku kejam, yang penting aku puas. Ha ha haaa..."Setan apa yang merasukinya. Loh itu kan lirik lagu. Kok Husein malah nyanyi? Entah kenapa lagu itu main templok saja di otaknya. Irzan yang dulu terlihat kalem, kini berubah seperti kerasukan setan hanya karena keinginannya untuk bisa hidup bersama dengan orang yang dia cintai tidak terwujud. Otaknya seperti sudah geser satu ons. Jika disebut sebagai orang baik, jelas Irzan dulu adalah orang baik. Dia selalu melakukan hal- hal baik pada semua orang. Tapi saat dia merasa patah hati, dia berubah menjadi sosok yang berbeda. yang isi di hatinya hanyalah merasa tersakiti. Harapannya dipatahkan berkali- kali."Kau sudah gila. Apa kau pikir Habiba akan bersedia menikah dan hidup bersamamu setel

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   331. Terancam Oleh Irzan

    "Setiap melakukan kesalahan, kau selalu bersembunyi. Begini cara seorang pengecut, hm?" Husein melangkah maju.Irzan melangkah mundur. "Setelah kau berusaha melecehkan istriku, maka aku tidak akan mengampunimu. Kau sudah menginjak- injak marwahku." Husein mencengkeram lengan Irzan, namun dengan gesit Irzan menangkisnya. Segera Irzan melayangkan tinju, namun dengan cepat Husein mengelak, matanya dengan mudah menangkap gerakan lawan hingga tendangan Irzan hanya mengenai udara.Irzan kembali melayangkan serangan tinju namun kalah cepat dengan gerakan tangan Husein yang dengan cepat menangkap lengan Irzan dan memelintirnya ke belakang. "Aku tidak bisa melupakan Habiba," ucap Irzan dengan suara terbata menahan sakit di tangan yang dipelintir."Itu karena obsesimu yang terlalu tinggi. Kau telah merusak moralmu sendiri dengan hal ini. Jika kau menjalani kehidupan lain, tanpa harus terus- terusan mengenang Habiba, tentu kau tidak akan terus kepikiran dia.""Sudah sejak lama aku mengharapkan

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   330. Bertemu Irzan si Pengkhianat

    "Paman itu siapa, Pa?" tanya Qansha menatap Panjul dengan tatapan heran."Namanya Paman Panjul," jawab Husein."Jelek sekali namanya," ceplos Qansha sekenanya, membuat semua orang tertawa."Jelek- jelek tapi orangnya tampan," sahut Panjul berusaha menyikapi dengan manis."Iya tampan. Cocok sama tante Inez." Qasam menyahuti.Muka Inez mendadak memerah. Malu."Mm.. rasanya aku tidak nyaman di sini. Bagaimana kalau aku ajak adikmu ke meja lain?" tanya Panjul meminta ijin pada Husein."Oh, bukankah gerak- gerik kalian justru akan terpantau olehku saat kalian bersamaku? kalau kau membawa adikku pergi, apa kau menjamin bahwa kau bisa menjaganya?”“Aku jamin, aku yang membawanya, tentu aku bertanggung jawab atas dia,” jawab Panjul meyakinkan.Padahal Husein hanya berseloroh saja, namun Panjul menanggapi dengan serius. Husein tertawa kemudian mengangguk. “Baiklah, bawalah adikku bersamamu. Tapi kau akan berhadapan denganku jika kau macam- macam padanya," tegas Husein. "Ya, aku tahu siapa

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   329. Jodoh Untuk Adik

    Setelah itu, ustaz Adi Hifayah mendapatkan kesempatan untuk memberikan tausiah.“Sebuah kehormatan besar saya bisa berada di sini. Dan di sini saya selaku penceramah, pembimbing, dan orang tua bagi Shaka El Qasam, ingin menyampaikan sedikit hal tentang besarnya peranan anak laki- laki bagi keluarga. Dia akan bertanggung jawab merawat orang tua ketika orang tuanya sudah berumur. Menanggung nafkah orang tuanya ketika orang tua sudah berusia lanjut. Dia juga menjadi pelindung bagi istri, adik perempuan dan kakaknya.”“Laki- laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Tuhan melebihkan kondisi fisik lelaki dari wanita. Dan di sini, ada banyak anak laki- laki yang akan menjadi generasi penerus bangsa, menjadi pemimpin negeri ini, demikian juga Qasa yang akan menjadi calon penerus negeri ini. jadilah sosok yang bertaqwa, beriman dan tangguh.”Ustaz Adi menelan saliva. “Baiklah, mari kita berdoa, tundukkan kepala. Semoga Nak Qasam menjadi anak yang berbakti dan bermanfaat

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   328. Jangan Buli Lagi

    Tak disangka, Qasam yang dulu terlihat penakut, pendiam dan tak banyak tingkah, kini terlihat gagah berani melangkah maju tanpa rasa gentar. Di hadapan banyak orang, di hadapan para gurunya, serta di hadapan teman- temannya yang sering membuly nya sebagai anak aneh, ia tampak penuh percaya diri."Qasam, kau tahu kenapa mama dan papamu bangga terhadapmu?" tanya Irfan Sadim sambil memegang pundak Qasam yang sudah berdiri di sisinya."Karena aku anak yang pintar," jawab Qasam lantang, menggunakan mikrofon yang diberikan oleh Irfan Sadim."Benar. Dan satu lagi, kau pemberani."Qasam tersenyum bangga."Dulu, ketika Om Irfan masih seusiamu, Om punya cita- cita sebagai pemain sepak bola. Om berasal dari keluarga sederhana yang untuk makan pun sulit, bagaimana Om bisa menjadi pesepak bola?""Om bermimpi, terus bermimpi. Om mengumpulkan uang jajan yang sedikit demi sedikit. Tak Lain uang logam. Rela tidak jajan demi mengumpulkan uang untuk membeli sepatu bila. Dan akhirnya, siapa sangka uang

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   327. Pertunjukkan

    "Kalau begitu Qasam sudah bisa dibawa ke acara itu?" tanya Qasam penuh percaya diri."Tentu sudah bisa. Kita semua sudah siap, bukan?" jawab Husein."Kalau Qansha bagaimana, Pa? Sudah cantik?" Qansha memutar badannya. Memperlihatkan pakaian mengembang warna kuning yang dia kenakan. Rambutnya diikat satu. Make up di wajahnya minimalis. Sendal putih hak tinggi melapisi kakinya. "Beautiful. Perfect!" Husein tersenyum menatap putrinya. "Yeey!" Qansha menjingkrak. "Yang ini bagaimana? Apakah sudah kelihatan cantik?" Habiba mengayunkan Wafa di gendongannya."Seperti mamanya," sahut Husein sekenanya. Habiba pura- pura sebal melihat tingkah suaminya. Berakhir dengan hidung yang dijepit oleh Husein.Fara berdiri di pintu menatap keluarga yang sudah siap dengan pakaian serba bagus. Ia gigit jari. Kepingin ikutan."Mbak Fara, jaga rumah ya!" pesan Habiba."Iya." Fara mengangguk pasrah. Membayangkan pesta besar, isi kepalanya mendadak ambyar. "Ya sudah, kita berangkat sekarang! Let's go!" Hu

DMCA.com Protection Status