Share

Kemarahan Laura

Penulis: Stefani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"ALICE! ALICE!"

Laura datang ke kediaman utama dan berteriak-teriak memanggil Alice.

"Nyonya, Nyonya Alice masih tidur. Tuan Gavin tadi sebelum berangkat berpesan kepada kami untuk tidak mengganggunya. Kalau Nyonya berteriak-teriak seperti itu, Nyonya Alice nanti terbangun." Weni mencoba menghalangi Laura yang akan naik ke tangga menuju ke kamar Tuannya.

"PERSETAN DENGAN KALIAN SEMUA! ALICE! TURUN KAMU!" Laura masih berteriak dengan marah.

Alice yang masih tertidur di kamar, terbangun mendengar suara Laura.

"Ugh, siapa itu? Mengganggu saja." Alice mencoba mencari kesadarannya untuk segera bangun dengan meregangkan tubuh dan menggosok-gosok kedua matanya. Ketika dia turun dari tempat tidur, dan menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, Alice merasakan tubuhnya kedinginan.

"Astaga!" Alice lupa jika dia sekarang tidak mengenakan apapun. Alice segera menuju ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan menggunakan pakaian.

Di depan wastafel dia memandangi keseluruhan dirinya deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Bunuh Saja Dia

    Laura berlari dengan cepat, bagaimanapun dia tidak ingin berakhir di penjara. Apalagi Selena juga terlibat hari itu. Laura tidak ingin masa depan putrinya terancam. Laura masuk ke dalam mobilnya dan memerintahkan supirnya, "Kita ke rumah Gerard. Cepat!" Dalam 5 menit, Laura sampai ke rumah Gerard. Dia masuk ke dalam rumah dan menemukan Gerard saat ini sedang berada di ruang tamu bersama dengan tiga orang pria. Yang seorang adalah Mario Aldimor, sedangkan kedua pria lainnya, dia tidak mengenalnya. Yang satu berbadan besar dan berotot. Yang lainnya seorang pria bertinggi badan sekitar 178 sentimeter, tubuhnya tidak gemuk dan juga tidak kurus. "Gerard..hiks..hiks.." Laura mengadu dan menangis kepada Gerard. "Ada apa denganmu, Laura? Kenapa dengan wajahmu?" Gerard sedih melihat wajah Laura yang sangat merah, sepertinya bekas tamparan. "Alice memukulku." "Apa? Akan aku beri pelajaran dia." Gerard hendak pergi, namun Laura segera menahannya. "Jangan Gerard, dia mempunyai bukti pe

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Gavin Marah

    "Emm, Alice.." "Hmmm, ada apa?" tanya Alice yang saat ini sedang mengeringkan rambutnya di depan meja rias, dia menatap pantulan Gavin di kaca meja. Gavin saat ini sedang di tempat tidur sambil membaca buku. "Seandainya aku mengajakmu pergi ke Thurad dan kita berlibur ke wahana bermain, apa kamu mau?" Gavin bertanya dengan ragu. "Benarkah? Kapan? Aku ingin sekali pergi ke sana. Aku melihatnya di televisi sepertinya wahana itu bagus sekali." Alice nampak bersemangat. "Kamu..apa baik-baik saja jika kita pergi ke sana? Apa kamu tidak merasa takut atau trauma?" Gavin khawatir Alice masih merasa trauma setelah kejadian terakhir kali. Biasanya orang yang mengalami kejadian mengerikan seperti Alice, pasti akan trauma pergi ke tempat dimana dia mengalaminya. "Takut? Trauma? Tidak. Aku baik-baik saja." Alice tersenyum dengan lebar. "Betulkah? Mari kita berangkat lusa. Bagaimana?" "Aku mau. Senang sekali. Thurad adalah tempat yang sangat indah." Alice telah selesai mengeringkan rambutnya

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Berlatih di Dojo

    Di meja makan, Alice sarapan dengan malas. Dia menyuap makanan ke dalam mulutnya dengan perlahan dan tanpa semangat. Setelah Gavin memarahinya karena memakan pil kontrasepsi itu, dia pergi keluar dan belum kembali hingga sekarang. "Kenapa memangnya kalau belum mau punya anak? Hanya menunda beberapa waktu, apa dia begitu kolot? Huh!" Alice mengomel-ngomel sendiri sambil mengunyah makanannya. Ketika Weni datang dan memberikan segelas susu untuknya, Alice bertanya. "Weni, apa Gavin memberitahumu dia pergi kemana?" "Tidak, Nyonya. Tuan cuma bilang, dia langsung pergi ke kantor dan tidak perlu membuatkan sarapan untuknya." "Oke, terimakasih Weni." Alice beranjak pergi dari meja makan menuju ke garasi rumah. Weni melihatnya akan pergi, buru-buru menyusulnya dan bertanya. "Nyonya, mau pergi kemana? Maaf, siapa tahu tuan nanti bertanya ketika pulang." "Bilang saja aku pergi ke Dojo," jawab Alice kemudian masuk ke garasi dan mengambil mobil yang biasa dipakai Elisa sebelumnya.

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Menggoda Wanita Bersuami

    "Aku bilang LEPASKAN!" Gavin memberikan penekanan lebih keras di akhir kalimatnya. Mario yang sempat terpana melihat mata Alice dan menghirup aroma dari tubuhnya, melepaskan Alice dan berdiri dari tempatnya. Gavin mendekat dan menjulurkan tangannya untuk membantu Alice berdiri. "Maaf, aku hanya mengajarkan beberapa trik bela diri kepadanya." Mario memasang raut wajah tidak bersalah. Gavin menatap tajam ke arahnya, "Aku pikir, Alice mulai besok tidak perlu kemari lagi untuk berlatih. Aku sendiri yang akan mengajarinya." "Gavin, apa kamu melarang Alice berlatih karena cemburu?" Mario tiba-tiba berkata. "Aku bukan cemburu, tapi menjaga istriku. Sebaiknya kamu tidak menggoda wanita yang sudah bersuami." "Ya, kamu harus menjaganya. Di luar dia bisa dengan mudah mendapatkan penggemarnya." Kali ini komentar Mario terdengar aneh, seperti sengaja memancing kemarahan Gavin. "Kamu?! Apa maksud perkataanmu?" Gavin hampir tidak bisa mengendalikan emosinya. "Sudahlah Gavin, ayo kita pulang

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Berlayar

    "Woah, ini menyenangkan!" seru Alice sambil menikmati makan siangnya di dek kapal. "Menyenangkan kan?" Gavin tersenyum melihat Alice yang begitu senang. Alice menganggukan kepalanya, tanda setuju. "Tapi perjalanan kita tidak memakan waktu yang lama, kurang lebih hanya 12 jam berlayar, aku harap kamu tidak kecewa." "Kenapa kecewa? Ini adalah perjalanan yang indah. Kita bisa melihat pegunungan Kurst yang membentang dari Albain ke Thurad, sangat cantik." Gavin sengaja mengajak Alice berlayar dari tengah malam, agar bisa melihat pemandangan sepanjang perjalanan ketika mereka hampir sampai di Thurad. Mereka akan segera sampai di Thurad sekitar 2 jam lagi. Alice dan Gavin sedang menikmati makan siangnya di dek kapal, meskipun panas terik, tapi hembusan angin laut sangat menyegarkan. "Katakan, apa rencanamu setelah nanti sampai di Thurad?" "Aku ingin memanggang makanan laut di villa. Terakhir kali kita belum sempat melakukannya. Oh, tapi sebelum itu kita akan berbelanja di p

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Penembak Jitu

    "Aku kenyang sekali!" Alice melihat dan menepuk-nepuk perutnya yang membuncit karena terlalu banyak makan. "Sayang, kamu malam ini makan banyak sekali." Gavin tertawa dan mengelengkan kepalanya melihat piring-piring di meja yang hampir semuanya bersih, tanpa ada makanan yang tersisa. "Makanan laut memang paling pas dimakan di pinggir pantai seperti ini, Gavin. Aku sudah lama tidak bersantai di tepi pantai sambil memakan makanan laut. Terakhir kali, mungkin sekitar 15 tahun yang lalu, bersama ayah dan ibuku." Alice mengenang masa lalu sambil menyeruput bir kaleng yang dipegangnya. Gavin memandang wajah Alice yang tampak sangat ceria dan bahagia. Hal kecil seperti ini bisa membuatnya tersenyum seharian. Wajahnya terlihat semakin cantik dihiasi senyuman. "Alice, kamu sudah meminum 2 kaleng bir, itu kaleng minuman yang ketiga. Sudah cukup. Kamu bisa mabuk kalau minum terlalu banyak." Gavin mengambil kaleng-kaleng bir yang belum terbuka di atas meja dan membawanya ke dalam villa aga

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Mayat Mengapung

    "Bos, kami sudah menyingkirkan penembak jitu itu. Dia sepertinya mengincar Gavin Welbert." Henry melaporkan kejadian malam tadi kepada Alice."Bagus. Apa kalian juga mendapatkan bukti-bukti yang berkaitan dengan orang yang memerintahkan dia?" tanya Alice sambil berbisik di kamar mandi."Penembak jitu itu bernama Sams Bernard. Dia sepertinya berhubungan dengan Gerard Welbert. Kami melacak sinyal dan id asal penelpon yang berhubungan dengan penembak jitu itu terakhir kali.""Terimakasih Henry. Kerja yang bagus!" Alice menutup panggilan teleponnya dan segera turun menuju lantai bawah. Alice berjalan perlahan menuruni anak tangga, kemudian menuju ruang keluarga. Saat ini adalah waktu untuk menikmati teh bersama. "Ditemukan mayat seorang pria mengapung di perairan Thurad hari ini. Mayat tersebut masih di selidiki identitasnya. Dan akan dilakukan visum untuk mengetahui penyebab kematiannya." Terdengar laporan dari pembaca berita di televisi. Alice kemudian duduk di sofa santai dan mengam

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Bermain di Wahana

    Alice tampak sangat bersemangat, dia mengajak Gavin menaiki Roller Coaster sebagai pilihan pertamanya ketika sampai di wahana. "Alice, wahana ini terlalu ekstrim. Sebaiknya kamu mencoba wahana ini paling terakhir saja. Oke?!" Gavin khawatir jika Alice mencoba wahana yang ekstrim lebih dulu. Roller Coaster ini memiliki panjang 500 meter dan ketinggian mencapai 70 meter dari permukaan tanah. Alice mungkin akan menangis ketakutan dan merasa mual setelah menaikinya. "Tidak apa-apa, Gavin. Ini saja!" Alice menarik Gavin untuk mengantri di pintu masuk wahana Roller Coaster. Sebenarnya jika Gavin menginginkannya, mereka bahkan bisa masuk ke seluruh wahana tanpa mengantri. Gavin dan Alice adalah pemilik wahana ini. Siapa yang tidak mengenal Gavin dan istrinya. Apalagi baru-baru ini mereka sangat heboh diberitakan di media karena pencarian Alice yang menghilang di tengah laut selama sebulan lebih. Tetapi Alice tidak ingin mengurangi kesenangannya berlibur. Menurutnya, mengantri adalah

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Cerita Tambahan

    "AYO, KERAHKAN TENAGA KALIAN!" Alice berteriak kencang memerintahkan para tentara pasukan elit Albain untuk melalui halang rintang yang dibuatnya di tengah-tengah hutan lebat pegunungan Albain. Ratusan tentara elit Albain itu telah melalui pelatihan Alice selama hampir 1 bulan ini. Pelatihan yang diberikan Alice benar-benar mengerikan. Sang Alpha, menciptakan neraka untuk membentuk tentara-tentara terlatih dan profesional. Ketika pelatihannya berakhir, Alice melihat kembali seluruh catatan skor dari setiap orang. "Bagus, bagus. Kalian mengalami peningkatan, meskipun hanya sedikit." Alice memuji para peserta pelatihannya. Seluruh peserta bukannya senang, mereka malah merasa merinding. Jika Alice mengucapkan kata 'peningkatan sedikit' itu artinya, besok harinya akan dibuat sebuah rintangan pelatihan yang baru dan lebih sulit. "Ada apa dengan wajah kalian? Mengapa di wajah kalian aku melihat ada 'keluhan'?" Alice menatap barisan tentara itu satu persatu. "TIDAK, YANG MULIA RATU!

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Pemakaman

    Alice melangkah perlahan di komplek pemakaman dengan memegang seikat karangan bunga Krisan Putih di tangannya. Langkahnya terhenti di sebuah makam keluarga yang terlihat masih baru. Tanahnya masih basah, belum ditumbuhi subur oleh rumput hias yang cantik seperti makam di sekitarnya. Dia berjongkok dan meletakkan bunga Krisan Putih yang dipegangnya. Dipegangnya pusara dengan hati-hati. Perutnya kini agak membuncit, jadi Alice tidak tahan berjongkok lama-lama. Ketika Alice akan bangkit berdiri, sepasang tangan merangkul bahunya dari belakang untuk membantunya. Lalu pada bahunya disampirkan sebuah mantel hangat. "Mengapa kau tidak menggunakan pakaian yang agak tebal? Sekarang sudah hampir musim dingin. Bagaimana nanti jika sakit?" Suara hangat pria mengalun di telinga Alice. Alice menatap pria itu kemudian tersenyum, "Ada kau di sisiku, aku tidak akan sakit." Alice melingkarkan tangannya di pinggang Gavin, dan menyandarkan kepalanya di dadanya. Gavin mengecup pelan dahi istrinya

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Gavin Belum Sadar

    Berjam-jam waktu telah berlalu, Alice masih duduk di kursinya tanpa beranjak sedikitpun. Wajahnya terlihat lelah dan juga pucat. "Alice, sebaiknya kamu dan Ibu pulang dan beristirahat. Aku dan Jake akan menunggu di sini. Kami akan mengabari kamu jika Gavin telah sadar." Elisa merangkul bahu Alice yang duduk di sisinya. Semalaman Alice tidak tidur. Kini hari sudah berganti pagi. Waktu menunjukan pukul 09.00 pagi. Namun Gavin belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Mereka juga hanya bisa duduk dan menunggu di luar, karena Gavin saat ini masih berada di ruang observasi. "Ya, aku juga akan tetap di sini." Mario juga sejak semalam masih berada di sana. "Kami akan mengantarkan kamu, Bos!" Wella berkata kepada Alice sambil menunjuk dirinya dan Henry. "Benar Alice, setidaknya kau harus menjaga kondisimu juga. Beristirahatlah sejenak!" Ujar Jake pada Alice. Alice sebenarnya merasa tidak tenang jika harus pergi meninggalkan Gavin di rumah sakit. Tapi memang benar, dia harus menjaga k

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Gavin Dioperasi

    Tuuuuuuuutttt Dokter melakukan teknik Resusitasi Jantung Paru kepada Gavin, namun tidak juga ada tanda-tanda detak jantungnya kembali. Mesin masih terus berbunyi, tanda detak jantung Gavin tidak terdeteksi. "Siapkan defibrillator!" Dokter meminta perawat memberikan alat kejut jantung. "50 Joule!" Perintah dokter pada perawat yang memegang alat defibrillator. "Everybody clear!" Dokter memberikan kejut jantung pertama kepada Gavin. Namun tidak ada reaksi apapun. "100 Joule!" Perintah dokter lagi pada perawat. "Everybody clear!" Tetap tidak ada reaksi apapun pada Gavin. "150 Joule!" Perintah dokter lagi pada perawat. "Everybody clear!" Tut...Tut...Tut... "Oke, jantung mulai berfungsi. Siapkan ruang operasi. Aku akan mensterilkan diri." Dokter kemudian keluar dari ruang gawat darurat. "Nyonya, sebaiknya Anda menunggu di luar. Kami akan mempersiapkan pasien untuk dioperasi." Alice mengangguk, namun sebelumnya ia memegang tangan Gavin sebelum keluar, "Sayangku

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Akhir Dari Firlo dan Logan

    "Ya, aku bersedia bersaksi untuk kerajaan." Louis bersuara. Entah sejak kapan dia masuk ke dalam ruang rapat Parlemen. "Louis?" Isabela menatap tajam kepada pembunuh putrinya itu. Sebenarnya Isabela tahu bahwa yang meracuni Ansara adalah Louis dan Logan. Hanya saja, dia tidak punya cara untuk membuktikannya. Mereka berdua telah bersekongkol dengan sangat rapi. Seluruh rekaman kamera pengawas telah dihapus pada bagian dimana mereka memasukkan racun ke dalam makanan dan minuman Ansara. Setiap kali mereka secara bergantian meracuni Sara. "Aku akan menyerahkan diri dan mengakui perbuatanku. Aku juga akan menjadi saksi kejahatan Logan. Aku menyimpan beberapa bekas botol racun yang telah kosong. Aku rasa itu cukup kuat untuk dijadikan alat bukti." Louis berkata sambil menunjuk Logan. "Pria bajingan ini memaksa aku dan putraku untuk menjadi kaki tangannya. Namun, ketika kami sudah tidak dibutuhkan lagi, dia memerintahkan orang untuk membunuhku. Beruntung bagiku, Matheo tiba di rumah ber

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Lebih Baik Membangun Kembali dari Awal

    "Rekam baik-baik semua bukti yang akan aku tunjukkan kepada kalian hari ini!" Lalu proyektor menampilkan seluruh bukti transfer uang senilai 1 milyar kepada seluruh anggota Dewan Parlemen yang berasal dari rekening Firlo More. Setelahnya, menampilkan seluruh percakapan Ketua, Wakil, dan beberapa anggota Dewan Parlemen sebelum rapat hari ini dimulai. 'Apakah kalian telah menerima uang senilai 1 milyar yang dikirimkan Firlo?' Terdengar suara Ketua Dewan Parlemen. 'Hahaha, kami telah menerimanya. Pokoknya, apapun yang tuan Firlo minta, akan kita lakukan. Jika mengikutinya, kita akan semakin kaya raya.' Seorang anggota merasa sangat senang. 'Ya, yaa.. Nominal 1 milyar setiap bulan, sangat besar. Tuan Firlo memang sangat murah hati.' Wakil Ketua Dewan Parlemen terdengar sangat bersemangat. 'Hei, sudah. Itu, Perdana Menteri telah datang!' Seseorang dari mereka meminta untuk menghentikan obrolan. 'Tuan Firlo, terima kasih atas hadiahnya. Hahaha.' Ketua Dewan Parlemen bersuara.

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Kejutan di Rapat Parlemen

    Pimpinan Rapat Dewan Parlemen mengamati waktu pada jam tangannya. "Sudahlah Pak Ketua Parlemen, lebih baik kita segera mulai saja rapatnya. Ini sudah pukul 09.05. Tidak baik menunda lebih lama lagi." Firlo mendesak Pimpinan Rapat agar segera mengetuk palunya dan membuka rapat. "Baiklah, semuanya harap tenang. Dengan mengucap syukur kepada Yang Maha Esa, maka Rapat Dewan Parlemen dalam rangka penetapan berlakunya konstitusi baru, telah dimulai secara resmi." Kemudian Pimpinan Rapat yang juga merupakan Ketua Dewan Parlemen, mengetuk palunya di atas meja. Tok "Hari ini adalah voting terakhir pemberlakuan konstitusi baru Negara Yustan tentang Anggaran Belanja Negara Perlengkapan Militer. Seperti yang kita ketahui, sebulan yang lalu, hanya Putri Mahkota Alice Anabel yang menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pemberlakuan konstitusi baru. Beliau berjanji, akan membawa bukti dan bantahan untuk menggagalkan pemberlakuan konstitusi baru ini." "Benar sekali. Namun, Putri Alice Anabel

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Rencana Jebakan

    "Alice, pakaianmu ini seluruhnya berwarna hitam. Tidakkah kamu ingin menambahkan warna lain?" Sera menyerahkan sebuah saputangan putih untuk Alice letakkan di saku jasnya. Karena menurut kebiasaan di Yustan menggunakan setelan jas serba hitam dan perlengkapan serba hitam, hanya boleh dilakukan ketika pemakaman. Menurut kepercayaan mereka, jika menggunakan pakaian dan perlengkapan serba hitam selain di acara pemakaman dapat membawa kesialan. "Tidak, Bu. Hari ini memang akan menjadi hari kesialan dan pemakaman bagi beberapa orang." Alice memasukkan sebuah saputangan berwarna hitam di saku jasnya. "Aku pergi Bu, Nenek." Alice melihat ke seseorang yang berdiri di belakang Sera. "Alice, kau terlalu tergesa-gesa untuk mendorong pergi Logan dan Firlo." Isabela merasa tidak setuju dengan rencana Alice yang membahayakan dirinya. Padahal dia dapat menyingkirkan mereka perlahan setelah menjabat sebagai Ratu Yustan kelak. "Nenek, untuk menyingkirkan rumput liar, harus mencabut hingga ke ak

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Hari ke-30

    "Kau, ajaklah Firlo dan Logan bertemu. Laporkan bahwa kau berhasil membunuh Alice." Jake memerintahkan Maxim keluar dari ruang tahanan untuk segera berpakaian rapi, kemudian mengembalikan ponsel miliknya. "Beberapa hari ini, mereka terus menerus menghubungimu. Aku tidak ingin mereka tahu bahwa kalian gagal membunuh Alice," sambung Jake lagi. "Maksudmu, agar mereka mengira rencananya berhasil dan mereka kemudian lengah?" Maxim menebak rencana mereka. "Ya, katakanlah seperti itu," ujar Jake sambil tersenyum. "Jangan mencoba berpikir untuk kabur! Kami akan mengikuti mu dan memantau setiap pergerakan mu." Jake memperingatkan Maxim. "Bagaimana jika aku berhasil kabur?" Maxim menatap sinis ke arah Jake yang tampak meremehkannya. "Pertama, aku yakin karena kau akan membawa alat penyadap ini di tubuhmu. Kedua, karena pasukanmu masih berada di bawah pengawasan kami. Dan ketiga, adik kandungmu ada di antara mereka. Kau tidak akan berani mengambil resiko dengan melakukan itu." Jake me

DMCA.com Protection Status