Share

Masih Sakit Hati

Adriana tertawa terbahak-bahak mendengar kata-kata Laura. “Bukankah itu terdengar sangat kekanakan?” Dia tidak berhenti tertawa bahkan setelah satu menit terlewatkan.

Laura langsung melipat wajahnya, dan memanyunkan bibirnya. Matanya berkilat-kilat karena marah. Selama dia hidup dia tidak pernah menemui orang yang berani menertawakan dirinya. Tidak seorang pun. Semua orang selalu tunduk padanya, bahkan bersedia bertekuk lutut di hadapannya.

“Jangan tertawa!”

Adriana seketika menutup bibirnya. Dengan sekuat tenaga dia mencoba untuk tidak tertawa lagi. Laura terlihat sangat marah, juga ingin menangis karena mata Laura kini berkaca-kaca.

“Kau tidak mungkin mendapatkan keinginanmu. Karena pihak percetakan telah mencetak novelmu. Hampir delapan puluh persen,” ucap Adriana tegas. Ekspresi wajahnya kini berubah menjadi lebih serius. “Jadi percuma saja kau memintaku untuk membatalkannya," tambahnya.

“Aku akan mengganti seluruh kerugiannya. Sebutkan saja berapa.”

Adriana mendengus kesal. Wani
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status