Share

Bab 16

Author: Vya Kim
last update Last Updated: 2024-05-29 09:00:58

Bintara menarik napas panjang, merasakan beban berat di dadanya. Ia tahu bahwa saat ini adalah momen yang menentukan. Dengan suara yang bergetar, akhirnya ia mengakuinya.

"Aruna, aku... aku memang sudah menikah sebelumnya," ucapnya, matanya tak lepas dari tatapan Aruna yang kini semakin penuh dengan kekecewaan dan rasa sakit. "Pernikahan itu dilakukan secara diam-diam, dan aku gak pernah bermaksud untuk menyakitimu dengan menyembunyikannya."

Aruna terdiam, air matanya mengalir lebih deras. Perasaannya berkecamuk, antara marah, sedih, dan bingung. "Kenapa? Kenapa kamu gak pernah memberitahuku? Siapa dia?" tanyanya dengan suara yang nyaris tak terdengar.

Bintara menggeleng pelan, mencoba meredakan ketegangan. "Aku gak bisa bilang, Aruna. Tapi percayalah, aku gak pernah bermaksud menyakitimu. Aku cuma ingin melindungi semua orang yang terlibat."

Aruna menatapnya dengan mata yang penuh dengan rasa tidak percaya. "Gimana kamu bisa berpikir bahwa menyem
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nenghally
Mbak Aruna yang sabar ya, laki emang gtu...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 17

    Di sky bar hotel yang mewah, Serena duduk dengan anggun di salah satu meja terbaik, diiringi oleh suara soprano yang mengalun lembut dari pengeras suara. Lantunan musik klasik menambah suasana elegan malam itu, mengiringi cahaya lilin yang berkedip-kedip di sekeliling mereka. Di tangannya, segelas wine merah berkilau di bawah cahaya redup, cerminan dari rencana yang telah ia jalankan dengan sempurna.Serena mengangkat gelasnya sedikit, merasakan dinginnya kaca di jemarinya sebelum menyesap anggur yang harum. Setiap tegukan wine itu adalah perayaan kecil bagi kemenangan pribadinya. Di hadapannya, Lee Dong Min duduk dengan tenang, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan, mungkin penuh dengan rasa ingin tahu dan kekaguman akan ketenangan Serena.“Sepertinya rencana kita berhasil dengan baik,” kata Serena dengan senyum tipis yang menghiasi bibirnya, matanya bersinar dengan kepercayaan diri yang penuh. “Aruna pasti terluka parah setelah berita itu keluar.”Lee Dong Min menatapnya, k

    Last Updated : 2024-05-29
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 18

    Aruna duduk di ujung tempat tidur, tatapannya kosong menembus jendela yang menghadap ke taman. Matahari pagi menembus tirai tipis, memberikan cahaya lembut yang menghangatkan kamar, namun tidak bisa mengusir dingin yang bersarang di hatinya. Tangannya yang gemetar memegang ponsel, pesan terakhir dari Bintara masih terbuka, namun tak ada niat untuk membalasnya. Perasaannya campur aduk, antara luka dan harapan yang perlahan pudar. Dengan suara yang serak karena menahan tangis, Aruna menghubungi Bintara. Detak jantungnya terasa begitu keras di dadanya, seolah-olah memprotes keputusan yang akan ia sampaikan. Ketika panggilan tersambung, suaranya bergetar, namun ia berusaha untuk tegar. "Bintara, aku minta... untuk beberapa waktu ini, jangan datang menemuiku," kata Aruna pelan, namun tegas. "Meski bulan-bulan ini adalah prediksi lahirnya bayi kita, aku butuh waktu. Aku butuh... ruang." Di ujung sana, Bintara terdiam sejenak, merasakan setiap kata

    Last Updated : 2024-05-30
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 19

    Esok paginya, Serena mengetuk pintu rumah Aruna dengan senyum yang sudah dipersiapkan. Di tangannya, ia membawa bingkisan buah-buahan segar yang diikat dengan pita cantik, seolah-olah kunjungan ini murni karena perhatian dan kasih sayang. Aruna membukakan pintu, wajahnya masih tampak lelah dan sedikit pucat. Serena melangkah masuk dengan anggun, mengalirkan aura kepedulian yang terlihat tulus di permukaan. "Gimana kabarmu, Aruna? Aku bawakan sedikit buah-buahan segar untuk kamu," kata Serena sambil menyerahkan bingkisan itu. Aruna tersenyum tipis, mengangguk pelan. "Terima kasih, Serena. Aku baik-baik aja, cuma butuh istirahat." Serena duduk di sofa, melirik sekeliling rumah yang tampak sepi. "Aku harap bayimu juga baik-baik aja," katanya, mencoba menambahkan kehangatan pada ucapannya. Aruna hanya mengangguk, tidak ingin memperpanjang percakapan. Namun, Serena belum selesai dengan permainannya. Ia merogoh tasnya dan mengeluarkan ponsel, denga

    Last Updated : 2024-05-30
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 20

    Ketika Aruna berada di puncak proses melahirkan, suara dokter terdengar di ruangan yang penuh dengan kegelisahan dan harapan. "Permisi, anda suaminya? Mari masuk!" panggil dokter dengan nada tegas namun tenang. Sebastian yang berada di ruang tunggu segera terkejut, namun tidak mengelak. Dia dengan cepat merespon panggilan itu, memasuki ruang persalinan dengan langkah tergesa. Dokter yang memanggilnya mengira bahwa Sebastian adalah suami dari Aruna, seseorang yang seharusnya berada di sisinya pada momen krusial ini. Masuk ke ruang bersalin, Sebastian menemukan Aruna dalam keadaan berjuang keras, keringat mengalir di wajahnya, dan ekspresi kesakitan yang tampak jelas. Mata Aruna yang setengah terbuka menangkap kehadiran Sebastian. Meski dalam keadaan setengah sadar karena rasa sakit yang luar biasa, ada sedikit kebingungan di matanya, namun ia tidak punya tenaga untuk bertanya lebih jauh.Sebastian mendekat, dan tanpa diminta, ia menggenggam tangan Aruna d

    Last Updated : 2024-05-31
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 21

    Di kantor, Bintara berjalan mondar-mandir dengan gelisah. Hari itu begitu banyak hal yang harus diurus, tapi satu hal yang mengganggunya adalah keberadaan Sebastian. Ia mendekati meja sekretaris barunya, Laila, dan bertanya dengan nada yang penuh ketegangan, "Di mana Sebastian? Aku butuh dia sekarang."Laila menatap Bintara dengan raut wajah penuh simpati. "Maaf, Pak. Sebastian tadi izin. Katanya ada keperluan mendesak. Dia bilang akan segera kembali."Bintara mengerutkan alisnya, merasa ada yang tidak beres. Sebastian jarang sekali meninggalkan kantor tanpa memberi tahu sebelumnya. Namun, ia menyingkirkan pikiran itu dan memutuskan untuk fokus pada pekerjaannya. Ia tidak tahu bahwa di saat yang sama, Aruna sedang berjuang melahirkan anak mereka di rumah sakit.Di dalam hatinya, Bintara merasa ada sesuatu yang hilang, tapi ia tidak bisa mengidentifikasi apa itu. Setiap panggilan telepon, setiap rapat, semuanya terasa hampa. Ia merasa jauh dari rumah, jauh

    Last Updated : 2024-05-31
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 22

    Di rumah sakit, Aruna hanya ditemani oleh Serena dan Sebastian. Suasana kamar itu dipenuhi dengan cahaya lembut dari jendela, menciptakan momen yang sejenak tampak damai. Di dalam pelukan Aruna, bayinya yang baru lahir tampak begitu lucu dan menggemaskan, menarik perhatian setiap orang yang melihatnya. Serena, yang biasanya penuh dengan niat buruk, terpaksa tersenyum tulus saat melihat wajah bayi itu. Keindahan dan kepolosan bayi tersebut seolah memancar, membuatnya sejenak melupakan rencana jahat yang telah direncanakannya. Sebastian, yang berdiri di dekat tempat tidur, menatap bayi itu dengan campuran emosi. Melihat Aruna yang berjuang keras melahirkan dan kini menimang bayi mereka, ia merasakan getaran perasaan yang dalam, membuat niat buruknya tampak surut sesaat. Meskipun hatinya dipenuhi cinta yang tak terungkapkan, ia masih terperangkap dalam rencana gelap yang telah disepakati.Di tengah keajaiban momen itu, semuanya sejenak melupakan intrik dan

    Last Updated : 2024-06-01
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 23

    Aruna merasakan dunia seakan runtuh di sekelilingnya. Pandangannya tertuju pada foto pernikahan Serena dan Bintara, mata mereka yang bahagia di dalam bingkai mewah itu seolah menatapnya dengan tatapan mengejek. Hatinya hancur berkeping-keping, rasa sakit yang tak terkatakan mengiris setiap sudut jiwanya. Selama ini, wanita yang ia anggap teman dekat, tempatnya berbagi cerita dan keluh kesah, ternyata adalah istri pertama Bintara.Ia menelan kekecewaan dan kesedihan yang begitu dalam, tetapi berusaha keras untuk tidak menunjukkannya. Pikirannya berputar cepat mencari cara untuk merespons, namun rasa sakit itu begitu menghimpit hingga ia merasa sulit bernapas.Serena, yang memperhatikan perubahan ekspresi Aruna, mendekat dengan senyum penuh kepalsuan. "Aruna, kamu kelihatan pucat. Apa kamu baik-baik aja?" tanyanya dengan nada yang terdengar begitu tulus, tetapi di mata Aruna, itu adalah puncak dari kepura-puraan yang mengerikan.Aruna menegakkan tubuhnya den

    Last Updated : 2024-06-01
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 24

    Tidur pun tak nyenyak bagi Aruna. Pikiran dan perasaan bergemuruh tanpa henti, mematahkan setiap upaya untuk mendapatkan sedikit ketenangan. Dini hari menjelang, saat semua masih terlelap dalam kedamaian malam, Aruna bangkit dari tempat tidurnya dengan hati-hati agar tak membuat suara.Dengan langkah yang ringan dan hati-hati, ia meraih tas perlengkapan bayi yang telah ia persiapkan diam-diam. Bayinya terlelap dalam buaian, tak menyadari kegelisahan ibunya. Aruna menatap wajah kecil yang polos itu, menguatkan tekadnya. Ia tak bisa membiarkan anaknya tumbuh dalam bayang-bayang kebohongan dan intrik.Aruna telah memesan taksi sebelumnya, memastikan semuanya siap untuk pelariannya. Ia menggendong bayinya dengan hati-hati, berjalan perlahan menuju pintu depan. Setiap langkah kaki membuatnya menahan napas, takut membangunkan siapa pun. Dalam hatinya, hanya ada satu keinginan kuat: pergi sejauh mungkin, mencari tempat di mana ia dan bayinya bisa memulai hidup b

    Last Updated : 2024-06-02

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 121

    Di bawah langit petang yang mulai bersemburat jingga, Aruna, Bintara, dan Rohana berdiri di gazebo restoran hotel, memandang hamparan lapangan golf yang terbentang luas. Angin sore berhembus lembut, membawa keharuman bunga-bunga yang mekar di sekitar mereka.Bintara melingkarkan lengannya di pinggang Aruna, menariknya lebih dekat sebelum mengecup kening istrinya dengan penuh cinta."Aku sangat mencintaimu," bisik Bintara, suaranya penuh dengan kehangatan dan ketulusan.Aruna tersenyum, namun senyumnya tiba-tiba memudar, wajahnya berubah pucat. Dia menutupi mulutnya dengan tangan, mencoba menahan mual yang tiba-tiba menyerangnya. Bintara segera terlihat khawatir, alisnya berkerut dalam kecemasan. "Aruna, kamu baik-baik saja?"Aruna hanya mengangguk pelan, lalu melepaskan Rohana ke pelukan babysitter yang berdiri tak jauh dari mereka. Setelah memastikan Rohana aman, Aruna kembali menatap Bintara dengan senyuman yang lembut. Tanpa berkata apa-apa, ia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 120

    Di tengah suasana meriah di Grand Opening Hotel, Bu Najiah juga turut hadir. ia tampak menikmati sore di suatu gazebo di taman belakang restoran hotel, ditemani riak air kolam yang memantulkan sinar matahari senja. Ikan-ikan berenang tenang, seolah menambah kedamaian di sekitarnya. Namun, jauh di dalam hatinya, ada kegelisahan yang belum terobati. Suara langkah kaki mendekat dari arah belakangnya. Ia tahu siapa itu sebelum sosoknya muncul di samping. "Lama tidak bertemu," sapa Adi Jaya, suaranya lembut namun ada nada canggung di dalamnya. Bu Najiah menoleh, melihat Adi Jaya yang berdiri dengan sikap yang penuh kehati-hatian. Matanya menatap tajam, namun ada kebingungan yang mengintip di balik ketegasan itu. "Ya, sudah cukup lama," jawab Bu Najiah pelan, sedikit mengeraskan hatinya untuk tidak terbawa perasaan. Pandangannya kembali ke kolam, menyembunyikan kegelisahan yang menghantui dirinya. Adi Jaya me

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 119

    Sementara Dong Min mulai menemukan harapan baru dalam hidupnya, jauh di tempat lain, hati Sebastian perlahan-lahan tersentuh oleh pesona seorang wanita yang kini telah menjadi pusat perhatiannya.Grand opening hotel yang berlangsung meriah menjadi saksi dari perasaan yang tak terduga ini. Acara penuh kemegahan itu menampilkan segala kemewahan yang telah disiapkan dengan teliti oleh Bintara dan timnya.Setiap sudut ruangan dipenuhi sorak-sorai dan senyuman para karyawan yang resmi direkrut. Ini adalah momen puncak dari segala kerja keras dan usaha yang telah dilakukan selama berbulan-bulan.Ketika pita merah yang melambangkan pembukaan resmi hotel itu akhirnya dipotong oleh Bintara yang berdiri gagah di samping Aruna, gemuruh tepuk tangan menggema di seluruh ruangan.Semua orang tampak tenggelam dalam kegembiraan dan kebanggaan. Namun, di tengah keramaian itu, ada satu orang yang seolah berada dalam dunianya sendiri.Sebastian, yang biasan

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 118

    Di klinik lapas, suasana terasa sunyi dan muram. Dong Min masih terbaring lemah di ranjang, tubuhnya yang kurus tampak rapuh, hampir seperti bayangan dari dirinya yang dulu. Tatapannya kosong, sering kali melamun, seakan terjebak dalam pikirannya sendiri yang kelam. Luka di pergelangan tangannya sudah mulai sembuh, namun luka di hatinya masih terasa perih, membekas dalam setiap helaan napasnya.Suster yang merawatnya selalu datang, membawa kehangatan yang berusaha meruntuhkan tembok dingin yang dibangun Dong Min di sekelilingnya.Seperti saat ini, ia datang dengan semangkuk bubur hangat, berharap bisa membuat Dong Min mau makan sedikit, agar kekuatannya kembali. Namun, setiap kali ia mendekat, Dong Min selalu berpaling, menolak kehadirannya dengan sikap acuh yang menyakitkan."Tuan Dong Min, kamu harus makan agar cepat pulih..." ujar suster itu dengan suara lembut, meski ada kelelahan dalam nadanya. Ia meletakkan mangkuk bubur di meja samping tem

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 117

    Serena mengangguk, memikirkan penjelasan Nina. "Mmm, kalau begitu aku tahu cara agar dia bisa berhenti menggangguku..." ujarnya dengan senyum kecil yang penuh arti. Nina menatapnya penasaran. "Apa rencanamu, Serena?" Serena menjelaskan dengan semangat baru, "Aku harus mengajak Mira kerjasama nanti. Aku ingin membantunya menumbuhkan kembali kepercayaan dirinya. Setelah keluar dari sini, aku berencana membuka usaha kecil-kecilan. Mungkin dia bisa bergabung denganku."Nina mendengar dengan penuh perhatian, tetapi keraguan tetap ada di wajahnya. "Itu ide yang bagus, Serena, tapi pasti akan sulit membujuknya. Mira punya banyak luka dan kepercayaan yang hilang. Dia mungkin tidak akan mudah menerima tawaranmu."Serena tersenyum tipis, matanya memancarkan tekad yang kuat. "Aku tahu ini tidak akan mudah, tapi aku percaya setiap orang punya sisi baik. Mungkin ini adalah cara untuk membantu dia melihat bahwa ada harapan dan kesempatan kedua, sama seperti y

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 116

    "Serena...," panggil Nina kemudian."Ya?" Serena menatap Nina sendu."Aku punya satu permintaan, maukah kau melakukannya untukku?" Tatap Nina dengan nanar."Apa itu?" tanya Serena.Nina menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Jika nanti kau keluar dari penjara, bisakah kau datang pada anakku dan mengasuhnya?"Serena terkejut, menatap Nina dengan heran. "Kenapa kau berkata begitu? Bukankah kau juga akan keluar dari penjara?"Nina tersenyum getir, air mata mengalir di pipinya. "Aku tidak tahu apakah aku akan hidup sampai hari itu tiba," bisiknya sambil menyerahkan selembar kertas pada Serena.Serena meraih kertas itu dengan tangan gemetar. Saat ia membaca hasil tes rumah sakit yang diberikan Nina, matanya terbelalak. "Leukimia...," gumamnya tak percaya.Nina mengangguk, air mata tak tertahankan lagi. "Aku sudah berusaha sekuat tenaga, tapi kondisiku semakin memburuk. Aku tidak ingin anakku hidup tanpa cint

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 115

    Keesokan harinya, mereka pun beranjak untuk merencanakan kunjungan ke penjara tempat Serena ditahan. Bintara merasa sedikit gelisah, tapi ia tahu bahwa ini adalah langkah penting untuk menutup lembaran masa lalu dan melangkah ke depan dengan hati yang lebih tenang. Di mobil, dalam perjalanan ke penjara, suasana hening sesekali diwarnai dengan percakapan ringan. Namun, masing-masing dari mereka tenggelam dalam pikirannya sendiri. Aruna merenung, memikirkan pertemuannya dengan Serena yang akan datang. Ia ingin melihat langsung bagaimana keadaan Serena, apakah mantan istri Bintara itu sudah berubah atau masih sama seperti dulu. Sesampainya di penjara, mereka melangkah masuk dengan langkah mantap. Petugas penjara mengarahkan mereka ke ruang kunjungan. Suasana di penjara terasa berat dan penuh dengan ketegangan yang tersimpan di dinding-dinding dingin bangunan itu. Serena duduk di sana, menatap ke luar jendela kecil yang ada di ruang kunjungan. Ketika pin

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 114

    Pagi itu di rumah baru Aruna dan Bintara di Bandung, udara terasa sejuk dengan sinar matahari yang hangat menyelinap melalui jendela. Burung-burung berkicau ceria di luar, seolah-olah ikut merayakan hari baru. Di dalam rumah, aroma harum kopi dan roti panggang memenuhi udara.Aruna dengan cekatan menghidangkan sarapan di meja makan. Senyum manisnya terpancar saat melihat Bintara yang duduk menunggu dengan penuh kasih. "Bagaimana kemajuan hotelmu, Sayang?" tanya Aruna sambil menyusun piring-piring dan makanan di atas meja."Semua lancar," jawab Bintara, matanya bersinar penuh kebanggaan. "Ada Sebastian yang urus, aku tinggal nerima laporan aja. Sekarang lagi rekrut pegawai juga. Sebentar lagi grand opening hotel."Aruna tersenyum mendengar kabar baik itu. "Aku juga udah daftar kuliah online," tambahnya dengan nada riang.Bintara mengangkat alisnya, terkesan dengan semangat istrinya. "Benarkah? Hebat! Kamu memang selalu punya semangat untu

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 113

    Di dunia ini, kita hidup berdampingan dengan berbagai kisah dan perjalanan hidup. Setiap individu memiliki jalan yang berbeda, namun semua saling berkaitan dalam jalinan takdir yang tak terduga.Seperti Serena, yang kini mulai menyadari kesalahannya dan bertekad untuk memulai semuanya dari awal. Penjara yang awalnya dirasa sebagai akhir, justru menjadi tempat refleksi dan pembelajaran.Dia berusaha bangkit, belajar dari masa lalu yang kelam, dan berharap dapat menebus kesalahannya dengan tindakan yang lebih baik di masa depan.Di sisi lain, ada Dong Min yang tenggelam dalam keputusasaan. Kehidupan yang dulu gemilang kini hancur berantakan. Namun, di balik setiap kegelapan, selalu ada cahaya yang menyinari. Tanpa disadarinya, ada orang-orang seperti suster Jaine yang peduli dan berusaha keras untuk menyelamatkannya, memberikan harapan dan kesempatan kedua yang tak ternilai.Kemudian, ada kisah Aruna dan Bintara, pasangan yang menghadapi setiap rint

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status