Share

7. AWAL PROSES

Penulis: Ndin (Seichiko17)
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Habis ini nggak boleh makan lagi ya Kak, cuma boleh minum air putih. Besok kalau sudah selesai ambil darah baru deh boleh makan sepuasnya. Kak Nur mau dimasakin apa?" Anih meletakkan semangkuk buah-buahan segar dan segelas susu cokelat hangat pada meja makan.

Sejak masuk ke dalam rumah ini, Nur hanya berputar sekitar ruang tamu dan ruang makan. Tidak ada sedikitpun niatnya untuk masuk ke dalam kamar yang berada di ujung lorong. Bulu kuduknya tidak henti meremang ketika ingat wajah Bryan yang menunjuk kamar itu.

"Bik Anih sudah lihat kamar ujung itu?" Nur menunjuk kamarnya dengan dagu. Harusnya sebelum Nur sampai sini, Anih sudah mengecek seluruh isi rumah. Kalau masalah membersihkan sih, Nur yakin Bryan sudah meminta pelayan yang lain untuk membersihkan sebelum rencana memindahkan Nur ke rumah ini.

Anih terkikik mendengar pertanyaan Nur yang menurutnya sangat polos. Tadi pagi di dalam mobil box yang dikemudikan oleh driver pribadi Bryan, Anih mendapat sedikit bocoran bahwa Nur adalah calonnya Pak Bryan, calon istri kedua. Entah bagaimana kisah mereka, yang pasti Anih hanya "cukup tahu" dan tidak ada hak ikut campur kehidupan pribadi orang lain.

Meski begitu, semua orang yang memperhatikan akan tahu jika Nur tampak terpaksa ketika bersama Bryan. Apakah hubungan mereka dikarenakan terlilit hutang seperti di film-film?

"Sudah Kak. Kamarnya bagus banget, ada kolam renangnya di luar kamar juga. Pokoknya aksesnya aman banget. Pak Bryan bahkan pesan nggak ada yang boleh lewatin lorong itu kecuali Kak Nur, Pak Bryan dan Bik Anih."

Pundak Nur mencelos, itu dia yang Nur takutkan. Untuk apa Bryan menempatkan Nur pada kamar yang paling pojok.

"Mau saya antar Kak?" tawar Anih.

"Iya nanti kalau sudah selesai minum susu aku ke sana, nggak perlu diantar." Bukannya dipercepat, Nur malah melambatkan adegan minum susunya hingga jam menunjukkan pukul 10 malam.

Anih masih setia berdiri di sebelah kursi Nur, kehabisan ide untuk merayu Nur agar mau masuk ke dalam kamarnya. Hingga telepon di sudut ruangan berdering, kalau bukan Pak Bryan ya Pak Arya.

"Halo selamat malam dengan Anih," Anih mengangkat telepon rumah dengan suara lembut, takut yang menelepon adalah Bryan.

"Bik, kenapa sudah jam segini Nur masih di ruang makan? Bukannya sudah jadwal dia tidur?" Bryan bertanya tanpa babibu terlebih dahulu. Bryan baru selesai mandi dan duduk di sofa apartemennya ketika mendapati Nur yang masih duduk manis di ruang makan melalui CCTV.

Jangankan Bryan, Anih saja bingung bagaimana menghadapi Nur. Anak muda itu cukup keras kepala namun begitu polos. "Tadi saya sudah minta ke kamar Pak, tapi Kak Nur coba buat mengulur waktu," kali ini Anih bicara sambil berbisik, tidak mau dibilang berkhianat pada Nur.

Bryan yang memiliki otak cerdas segera paham ketika mendengar kata "mengulur waktu". Anak itu, memangnya apa yang dia takutkan dari sebuah kamar? Toh Bryan tidak akan menyeretnya ke sana sebelum mereka siap. "Hemn, mana saya mau bicara sama Nur."

"Baik, Pak." Anih memberikan telepon wireless kepada Nur yang masih duduk manis di ruang makan. "Dari Pak Bryan," bisik Anih.

Nur enggan menjawab, namun tatapan mata Anih begitu memelas. Apa tadi Bryan memaksa Anih agar menyerahkan telepon itu?

"Malam, Pak." Terbiasa PKL di keluarahan desa, nada bicara Nur begitu lembut ketika mengangkat telepon.

Bryan pikir anak ini hanya bisa bicara dengan nada galak, ternyata tidak. Nur yang menjawab teleponnya begitu lembut dan sopan.

"Halo, Pak?"

"Ehem," Bryan menstabilkan suaranya terlebih dahulu. "Kenapa kamu belum tidur? Besok kamu harus diambil darah, Nur. Kalau kamu bergandang kondisi badan kamu bisa nggak fit."

"Iya Pak, sebentar lagi."

"Sekarang! Atau saya akan datang ke sana dan geret kamu ke dalam kamar!"

Jleb, sialan sekali ancaman Bryan. Nur menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "Iya ini aku langsung masuk kamar. Selamat malam Pak Bryan."

Nur mematikan telepon dan menyerahkannya kepada Anih. Dengan secepat kilat Nur berlari melewati lorong dan sampai pada pintu kamar yang berwarna cokelat gelap.

Klik, dibukanya pintu kamar perlahan.

"Wahhhh," Nur bersorak senang.

Kamar ini begitu luas dan sangat estetik bertema industrial, membuat suasana santai. Bagaimana bisa seorang yang berkelas seperti Bryan membuat dekorasi kamar seperti ini?

Entah Nur harus berterima kasih atau kesal pada Bryan. Meski orang itu memiliki niat tidak baik padanya, namun berkat Bryan Nur bisa merasakan tinggal di rumah-rumah yang indah dan selama ini hanya bisa dia lihat di akun home decor.

Nur menggulung tubuhnya pada selimut berwarna biru langit yang tidak terlalu tebal. Nyaman, terasa seperti dipeluk Eyang. Malam itu Nur tidur dengan pulas dan lupa mandi sehingga membuat aroma asam menguar di hidungnya sendiri ketika pagi harinya.

"Hoekkk," Ditengah pulasnya tidur, Nur tersedak liurnya sendiri. Refleks matanya terbuka dan dia hampir lompat dari ranjang.

Nafas Nur naik turun, dipandanganya susana kamar yang mulai terang disirami cahaya matahari pagi dari balik gorden serta suara ketukan pintu yang terdengar tidak terlalu kencang namun intens. "Cepat banget udah pagi aja."

Anih sedang merapikan rambutnya ketika Nur membuka pintu, sedikit terkejut karena pagi ini Nur tampak segar meski masih mengantuk.

"Pagi Kak Nur, sudah waktunya bersiap. Nanti Bik Anih tunggu di ruang tamu ya," sapa Anih yang terlihat memakai pakaian lebih rapi dibanding sebelumnya.

"Pagi Bik, emn... rapi banget hari ini. Emang kita mau ambil darahnya dimana Bik?" alih-alih menggoda, Nur juga penasaran mereka akan dibawa kemana pagi ini. Sepertinya sebuah tempat yang wah kalau melihat penampilan Anih.

"Kemarin  Pak Arya bilang, Kak Nur akan ambil darah di salah satu klinik lab punya temannya Pak Bryan, bukan di rumah sakit kemarin. Jadi hari ini Bik Anih dan Kak Nur diminta pakai baju yang rapih."

Nur mengangguk paham. Kalau Arya sudah mengingatkan, berarti tempatnya memang bagus. "Ya sudah aku mandi dulu ya Bik, baju gantinya ada di lemari situ kan ya?" Nur menunjuk barisan lemari besar yang berada dibalik tembok pemisah dengan ranjang.

"Iya Kak."

20 menit kemudian Nur muncul dari lorong dalam dan berhasil membuat Anih terkesima. Setelan blazer dan celana 7/8 berwarna sage berpadu dengan sepatu kulit serta tas selempang kecil berwarna hitam membuat Nur tampak sangat "kota".

"Jangan dipandang terus Mas, nanti Pak Bryan marah," bisik Anih pada Ijon sang driver yang ditugaskan mengantar hari ini. Sejak mereka berdua keluar rumah, Ijon tidak berkedip bagai lihat durian runtuh.

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   8. HASIL YANG MENGHIANATI PROSES

    Nur duduk dengan nyaman di kursi belakang sambil memainkan ponsel boba 3 barunya, sedangkan Anih di sebelah Ijon. Tidak ada yang berani memulai obrolan sehingga suasana mobil menjadi sunyi."Ehmn," akhirnya Nur putuskan untuk menaruh ponsel ke dalam tas mungil yang berlogo salah satu merk terkenal. Mungkin dengan dia mengajak Ijon ngobrol, akan ada beberapa informasi baru mengenai Bryan."Kenapa Kak? Haus ya? Sebentar Bik Anih ambilkan minum," tangan Anih menjuntai ke barisan pintu mobil Nur untuk mengambil sebotol air mineral. "Ini Kak."Walau tujuannya bukan minta minum, Nur tetap mengambil botol itu dan menenggaknya. "Makasih Bik Anih," Nur tersenyum ramah.Jika dalam keadaan tenang, Nur memiliki sifat yang lemah lembut dan tutur kata yang halus. Baginya, bersikap lembut kepada orang yang lebih tua adalah sebuah kewajiban."Pak Ijon," panggil Nur tiba-tiba dengan wajah yang sedikit dia majukan, membuat Ijon yang tidak sengaja menoleh tersentak."Astaga, kaget!" jerit Ijon tertahan.

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   9. MEMBERI PELAJARAN

    "Jadi Nur belum keluar kamar sampai sekarang? Oke Bik, nanti biar saya bicarakan dengan Pak Bryan." Setelah menutup telepon dari Anih, Arya mendekati Bryan yang masih mengecek beberapa berkas di meja kerjanya."Kenapa lagi anak itu?" Bryan terdengar sinis."Sepertinya Nur sudah lihat hasil test-nya Pak, jadi dia menenangkan diri dan nggak mau keluar kamar sejak tadi siang."Bryan menaruh berkas tersebut, kemudian mengecek rekaman CCTV kamar Nur yang hanya bisa diakses oleh ponselnya.Alis Bryan sedikit mengkerut, kemudian kembali normal ketika melihat Nur muncul dari dalam kolam renang. Meski tidak terlihat jelas, sepertinya dada anak itu terengah. Memang sudah berapa lama dia bermain dalam kolam renang?Setengah jam... Satu jam... Dua jam?Di kantor Bryan bukanlah bos yang manja. Meski kadang lupa jadwal, tapi khusus hari ini dia sudah mengingat jadwalnya dari pagi hingga sore. Harusnya aman jika saat ini dia pulang ke rumah. Sambil melihat titik macet pada maps, Bryan merapikan tas

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   10. HARI PENUH BUNGA

    BRAK!Bryan balik membanting pintu kamar Nur. Harga dirinya merasa ternoda oleh bocah ini. Bukannya jelas bahwa Bryan sedang bercanda, kenapa malah dianggap serius seolah dirinya mesum."Sabar Bryan, sabar." Bergegas Bryan masuk ke dalam kamarnya sendiri yang tepat berada di sebelah kamar Nur. Sebagai bentuk protes dengan penilaian dangkal Nur, Bryan bersumpah tidak akan menemuinya sampai hari esok.Nur berkali-kali mengusap dada agar tidak jantungan. Kakinya lemas hingga berjongkok di balik pintu. Hari ini dia bisa lolos dari cengkraman Bryan, tapi esok belum tentu.Bryan pasti berpikir jika Nur salah menilai. Padahal wajar kan jika Bryan terlihat pro? Dia itu sudah menikah, kadang ramah dan memiliki aura playboy.Meja makan pada malam ini terasa sepi seperti biasa. Bik Anih bilang Pak Bryan ada di kamarnya. Huft, sombong sekali dia tidak mau makan bersama."Sudah Bik, aku masuk ke kamar dulu ya. Terima kasih makanannya." Tanpa menoleh ke arah kamar Bryan, Nur masuk dan mengunci pint

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   11. KEPERGIAN BRYAN

    Nur dan Bryan berakhir dengan makan malam serta menonton tv di dalam kamar Bryan. Tidak ada hal yang aneh atau kelewat batas. Bahkan Bryan tidak memaksa Nur untuk berganti pakaian atau melakukan hal memalukan di hadapannya. Misi utama Bryan memang membuat Nur merasa nyaman."Aku boleh balik ke kamar apa enggak Pak?" mata Nur sudah mengantuk.Bryan fokus memainkan game pada ponsel. "Mulai sekarang kamar kamu di sini," jawabnya tanpa menoleh.Nur mengangguk patuh, bagus juga kamarnya kini jadi lebih luas. "Ya sudah, kalau begitu aku tidur duluan ya Pak. Selamat malam." Dan Nur menenggelamkan tubuhnya pada selimut hangat berwarna abu-abu muda.Bryan menoleh sejenak, sepertinya Nur benar mengantuk. Terlihat dari wajahnya yang polos seperti bayi itu begitu tenang dan sesekali terdengar dengkuran halus.Pikiran Bryan terusik. Kalau anak mereka mirip Nur, pasti akan terlihat menggemaskan. Nur memiliki wajah mungil dan berhidung mancung serta alis tebal. Matanya pun terlihat indah karena berw

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   12. SEKAR DAN BAGAS

    "Gimana Nur? Yang ini juga belum pas?"Nur menggeleng dengan wajah lesu. "Jangan deh Mas, dua-duanya mahal banget. Aku takut Pak Bryan bangkrut kalau kuliahin aku di situ."Arya terkikik, tidak mungkin lah bosnya yang kaya raya 10 turunan itu bangkrut. Walau begitu, Arya bangga pada Nur yang meski sudah dijebak tetap tidak mau memanfaatkan Bryan secara berlebihan. Coba kalau Bryan bertemu dengan gadis lain, pasti sudah dijebak habis-habisan.Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Arya harus kembali ke kantor untuk menyerahkan laporan kepada Bryan yang sekarang entah berada dimana. "Kita lanjut besok lagi ya, sore ini Mas harus balik ke kantor.""Oke Mas, hati-hati."Nur mencari informasi mengenai dua kampus lain yang akan dia datangi esok hari. Sejak pulang kerjaannya hanya scroll ponsel, Anih sampai terbengong karena Nur tidak mengajaknya ngobrol malam ini.Di belahan wilayah lain, Bryan menyesap kopi hitam lokal dengan wajah yang sesekali tersenyum melihat CCTV di ponsel, Nur terlihat

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   1. PELARIAN NUR

    "Terima kasih untuk juragan Surya, karena sudah berkenan meminang cucu saya yang bernama Nur. Dimana Nur ini cucu saya satu-satunya. Jadi saya berharap Nur dapat jodoh yang terbaik," suara Anis menggema di penjuru ruangan. Wanita berusia 63 tahun itu terlihat percaya diri dan santun."Nur?" panggil lelaki bertubuh tinggi dengan brewok rapi menghiasi wajah. Lelaki itu bernama Surya Pradipta, juragan paling kaya yang sebelumnya pernah menikah sebanyak 2x di desa Nur."Terima kasih Mas Surya," kata Nur singkat tanpa embel-embel seperti Neneknya.Surya menatap Nur dengan penuh kasih, kemudian matanya menatap sekeliling. "Semuanya, silahkan menikmati hidangan yang telah disediakan. Maaf karena saya harus menjamu para tamu dari kota."Seluruh warga bersorak riang, berhamburan mengambil segala menu prasmanan yang tersaji. Tanpa mempedulikan lagi apa yang terjadi di atas panggung."Kamu dan Eyang tunggu di dalam kamar saja. Nanti setelah jamuan dengan tamu dari kota selesai, saya akan menemui

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   2. SATU PILIHAN TERAKHIR

    Nur menunduk dengan isakan yang masih terdengar dari bibirnya. Setelah melihat adegan paling menakutkan dalam hidup, kini Nur harus berhadapan dengan si suami jahat.Bryan menatap Nur dari ujung kepala hingga ujung kaki. Wajahnya familiar, tapi Bryan lupa pernah lihat dimana."Siapa kamu?" Bryan tidak marah, dia justru berusaha terdengar ramah. Khas psikopat."Sa... Saya... Nur, Pak." Jawaban terbata Nur membuat Arya yang berdiri di sebelah Bryan menjadi keringat dingin.Alis mata Bryan terangkat, berusaha mengingat sesuatu. Dan ya, Bryan ingat! Bukankah Nur adalah nama tunangan dari koleganya kemarin yang bernama Surya?Semalam saat baru datang di kediaman Surya, Bryan sempat salah masuk ruangan. Di dalam sana dia melihat sekelompok warga desa yang menjadi saksi pertunangan Surya dan seorang gadis bernama Nur. Meski Surya bisa dikatakan cukup tampan, Bryan tidak melihat adanya rasa suka pada gadis di sebelahnya.Sekali lagi Bryan memperhatikan penampilan Nur. Tidak buruk. Mungkin, per

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   3. TERTIPU OLEH BUAYA

    "Oh, pasti Bapak bercanda. Harusnya saya jadi pelayan, atau kacung di rumah Bapak. Begitu kan?" wajah Nur masih datar. Dia tidak se-percaya diri itu diberi pekerjaan untuk jadi istri kedua dari pria yang tinggi, tampan dan terlihat kaya raya.Bryan menatap Nur seperti ingin menusuk. Apa wajahnya terlihat seperti bercanda?"Pak?" Nur kembali memperjelas.Tidak menjawab, Bryan meminta Arya untuk membereskan berkasnya. Kemudian dia berdiri, memberi kode kepada Nur untuk mengikuti. "Kita lanjutkan pembicaraanya di rumah."Petugas Lapas muncul di sebelah Bryan dan menunduk ketika melihat Bryan keluar ruangan. "Sudah selesai Pak? Jadi sepupu Bapak kapan mau PKL di sini?" lelaki bernama Irawan bertanya dengan hormat kepada Bryan dan Nur."PKL?" Nur tidak dapat menahan bibirnya untuk bertanya."Iya, Pak Bryan datang ke sini karena menemani Kak Nur untuk survey tempat PKL kan? Beruntung banget punya sepupu seperti Pak Bryan."Nur menatap Bryan yang masih memasang wajah tenang tak terbaca. Kali

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   12. SEKAR DAN BAGAS

    "Gimana Nur? Yang ini juga belum pas?"Nur menggeleng dengan wajah lesu. "Jangan deh Mas, dua-duanya mahal banget. Aku takut Pak Bryan bangkrut kalau kuliahin aku di situ."Arya terkikik, tidak mungkin lah bosnya yang kaya raya 10 turunan itu bangkrut. Walau begitu, Arya bangga pada Nur yang meski sudah dijebak tetap tidak mau memanfaatkan Bryan secara berlebihan. Coba kalau Bryan bertemu dengan gadis lain, pasti sudah dijebak habis-habisan.Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Arya harus kembali ke kantor untuk menyerahkan laporan kepada Bryan yang sekarang entah berada dimana. "Kita lanjut besok lagi ya, sore ini Mas harus balik ke kantor.""Oke Mas, hati-hati."Nur mencari informasi mengenai dua kampus lain yang akan dia datangi esok hari. Sejak pulang kerjaannya hanya scroll ponsel, Anih sampai terbengong karena Nur tidak mengajaknya ngobrol malam ini.Di belahan wilayah lain, Bryan menyesap kopi hitam lokal dengan wajah yang sesekali tersenyum melihat CCTV di ponsel, Nur terlihat

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   11. KEPERGIAN BRYAN

    Nur dan Bryan berakhir dengan makan malam serta menonton tv di dalam kamar Bryan. Tidak ada hal yang aneh atau kelewat batas. Bahkan Bryan tidak memaksa Nur untuk berganti pakaian atau melakukan hal memalukan di hadapannya. Misi utama Bryan memang membuat Nur merasa nyaman."Aku boleh balik ke kamar apa enggak Pak?" mata Nur sudah mengantuk.Bryan fokus memainkan game pada ponsel. "Mulai sekarang kamar kamu di sini," jawabnya tanpa menoleh.Nur mengangguk patuh, bagus juga kamarnya kini jadi lebih luas. "Ya sudah, kalau begitu aku tidur duluan ya Pak. Selamat malam." Dan Nur menenggelamkan tubuhnya pada selimut hangat berwarna abu-abu muda.Bryan menoleh sejenak, sepertinya Nur benar mengantuk. Terlihat dari wajahnya yang polos seperti bayi itu begitu tenang dan sesekali terdengar dengkuran halus.Pikiran Bryan terusik. Kalau anak mereka mirip Nur, pasti akan terlihat menggemaskan. Nur memiliki wajah mungil dan berhidung mancung serta alis tebal. Matanya pun terlihat indah karena berw

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   10. HARI PENUH BUNGA

    BRAK!Bryan balik membanting pintu kamar Nur. Harga dirinya merasa ternoda oleh bocah ini. Bukannya jelas bahwa Bryan sedang bercanda, kenapa malah dianggap serius seolah dirinya mesum."Sabar Bryan, sabar." Bergegas Bryan masuk ke dalam kamarnya sendiri yang tepat berada di sebelah kamar Nur. Sebagai bentuk protes dengan penilaian dangkal Nur, Bryan bersumpah tidak akan menemuinya sampai hari esok.Nur berkali-kali mengusap dada agar tidak jantungan. Kakinya lemas hingga berjongkok di balik pintu. Hari ini dia bisa lolos dari cengkraman Bryan, tapi esok belum tentu.Bryan pasti berpikir jika Nur salah menilai. Padahal wajar kan jika Bryan terlihat pro? Dia itu sudah menikah, kadang ramah dan memiliki aura playboy.Meja makan pada malam ini terasa sepi seperti biasa. Bik Anih bilang Pak Bryan ada di kamarnya. Huft, sombong sekali dia tidak mau makan bersama."Sudah Bik, aku masuk ke kamar dulu ya. Terima kasih makanannya." Tanpa menoleh ke arah kamar Bryan, Nur masuk dan mengunci pint

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   9. MEMBERI PELAJARAN

    "Jadi Nur belum keluar kamar sampai sekarang? Oke Bik, nanti biar saya bicarakan dengan Pak Bryan." Setelah menutup telepon dari Anih, Arya mendekati Bryan yang masih mengecek beberapa berkas di meja kerjanya."Kenapa lagi anak itu?" Bryan terdengar sinis."Sepertinya Nur sudah lihat hasil test-nya Pak, jadi dia menenangkan diri dan nggak mau keluar kamar sejak tadi siang."Bryan menaruh berkas tersebut, kemudian mengecek rekaman CCTV kamar Nur yang hanya bisa diakses oleh ponselnya.Alis Bryan sedikit mengkerut, kemudian kembali normal ketika melihat Nur muncul dari dalam kolam renang. Meski tidak terlihat jelas, sepertinya dada anak itu terengah. Memang sudah berapa lama dia bermain dalam kolam renang?Setengah jam... Satu jam... Dua jam?Di kantor Bryan bukanlah bos yang manja. Meski kadang lupa jadwal, tapi khusus hari ini dia sudah mengingat jadwalnya dari pagi hingga sore. Harusnya aman jika saat ini dia pulang ke rumah. Sambil melihat titik macet pada maps, Bryan merapikan tas

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   8. HASIL YANG MENGHIANATI PROSES

    Nur duduk dengan nyaman di kursi belakang sambil memainkan ponsel boba 3 barunya, sedangkan Anih di sebelah Ijon. Tidak ada yang berani memulai obrolan sehingga suasana mobil menjadi sunyi."Ehmn," akhirnya Nur putuskan untuk menaruh ponsel ke dalam tas mungil yang berlogo salah satu merk terkenal. Mungkin dengan dia mengajak Ijon ngobrol, akan ada beberapa informasi baru mengenai Bryan."Kenapa Kak? Haus ya? Sebentar Bik Anih ambilkan minum," tangan Anih menjuntai ke barisan pintu mobil Nur untuk mengambil sebotol air mineral. "Ini Kak."Walau tujuannya bukan minta minum, Nur tetap mengambil botol itu dan menenggaknya. "Makasih Bik Anih," Nur tersenyum ramah.Jika dalam keadaan tenang, Nur memiliki sifat yang lemah lembut dan tutur kata yang halus. Baginya, bersikap lembut kepada orang yang lebih tua adalah sebuah kewajiban."Pak Ijon," panggil Nur tiba-tiba dengan wajah yang sedikit dia majukan, membuat Ijon yang tidak sengaja menoleh tersentak."Astaga, kaget!" jerit Ijon tertahan.

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   7. AWAL PROSES

    "Habis ini nggak boleh makan lagi ya Kak, cuma boleh minum air putih. Besok kalau sudah selesai ambil darah baru deh boleh makan sepuasnya. Kak Nur mau dimasakin apa?" Anih meletakkan semangkuk buah-buahan segar dan segelas susu cokelat hangat pada meja makan. Sejak masuk ke dalam rumah ini, Nur hanya berputar sekitar ruang tamu dan ruang makan. Tidak ada sedikitpun niatnya untuk masuk ke dalam kamar yang berada di ujung lorong. Bulu kuduknya tidak henti meremang ketika ingat wajah Bryan yang menunjuk kamar itu. "Bik Anih sudah lihat kamar ujung itu?" Nur menunjuk kamarnya dengan dagu. Harusnya sebelum Nur sampai sini, Anih sudah mengecek seluruh isi rumah. Kalau masalah membersihkan sih, Nur yakin Bryan sudah meminta pelayan yang lain untuk membersihkan sebelum rencana memindahkan Nur ke rumah ini. Anih terkikik mendengar pertanyaan Nur yang menurutnya sangat polos. Tadi pagi di dalam mobil box yang dikemudikan oleh driver pribadi Bryan, Anih mendapat sedikit bocoran bahwa Nur adal

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   6. MAHAR PERTAMA

    Pukul 11 pagi.Nur terbangun dengan tenggorokan yang kering. Tangannya menjuntai pada nakas, kosong. Tidak ada gelas yang biasa dia taruh. Dengan sedikit terhuyung Nur keluar kamar.Wajah yang pertama dia lihat adalah Arya. Sedang duduk bersila di sofa sambil memainkan laptop. "Udah bangun Nur?""Mas Arya," Nur berniat menghamburkan tubuhnya pada Arya. Dirinya lelah, 2 hari pergi dari desa membuat Nur makan ati.Bibir Arya membentuk kata 'STOP!'. Sampai detik ini tampaknya Bryan belum tahu jika Nur dan Arya saudara sepupu, dan lebih baik jika tidak tahu selamanya."Hemn, Pak Arya ngapain di sini?" Kali ini Nur meralat kalimatnya. Dia kencangkan suara hingga Bryan muncul dari dalam kamar yang satunya.Bryan ikut duduk di sebelah Arya tanpa bicara sepatah kata pun, membuat Nur mendengus. Lagipula Nur mengharapkan apa sih? Ucapan maaf gitu? Jangan mimpi!Arya menyampaikan pesan Bryan tadi. "Sore ini kita ke kota ya Nur, kamu bisa bebenah dari sekarang."Nur menggaruk pipinya, apa yang har

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   5. SEBUAH RAHASIA

    Sejak kecil Nur diajari cara membela diri oleh Ayah. Bukan dalam bentuk karate atau silat, namun lebih ke cerdik. Contohnya hal apa saja yang bisa dilakukan ketika terdesak."KURANG AJAR!" Nur menampar wajah Dimas dengan tangan kanannya yang terlepas dari cengkraman. Kalimat Dimas membuat Nur murka.Tatapan Dimas menyalang karena tamparan dari perempuan yang dia anggap murahan seperti Nur. Cengkraman pada tangannya semakin dikuatkan, mereka pun berhasil masuk ke dalam kamar Anih.Mata Nur menatap sekitar, mencari benda yang dapat digunakan untuk memukul Dimas. Nah itu, ada gelas beling besar di atas lemari plastik setinggi pinggang. Tangan Nur yang tidak dipegang segera mengambil dan menyimpan di balik punggung. Begitu Dimas fokus menatap ranjang...PRANK!Nur memukul kepala Dimas, pecahan beling itu bertebaran dan menyembulkan darah segar.Dimas memutar tubuhnya dan menatap Nur tajam. Bagi kriminal sepertinya, pukulan itu memang sakit namun kesadarannya masih 40%. Dimas berjalan deng

  • Menjadi Istri Kedua Setelah Lari Dari Pertunangan   4. HALAH, SAMA-SAMA ORANG DESA!

    "Kak Nur, asalnya darimana? Dari kota ya?" Anih menyapa Nur dengan ramah. Sejak diberi perintah Bryan untuk menjaga Nur, Anih tidak mengijinkan Nur mengerjakan apapun. Sedangkan Anih sibuk mondar-mandir, membersihkan ruangan disela memasak untuk makan malam."Dari desa seberang pulau," Nur masih bingung harus memanggil Bik seperti Bryan atau tidak, dia kan bukan bosnya Anih.Anih terkikik, paham dengan kegalauan panggilan dari Nur. "Panggil Bik Anih aja Kak, sama kayak Pak Bryan. Kak Nur itu kan tamunya Pak Bryan. Kalau saya asalnya dari desa di bawah bukit ini."Nur menoleh dan tersenyum hangat, orang desa seperti dirinya merasa terhormat ketika dihargai oleh orang lain. Bik Anih benar-benar orang baik. "Iya Bik, makasih. Berarti enak ya Bik, kerjanya dekat.""Jauh dekat sama saja asalkan punya kerjaan. Oh iya, Kak Nur mau mandi dulu apa gimana? Nanti selesai mandi bisa langsung makan." Beberapa kali melewati Nur, Anih merasa ada aroma asam yang menyeruak. Pasti Nur habis dari perjal

DMCA.com Protection Status