Share

Bab 4 - Menjadi Pengasuh

Author: Pena Ilusi
last update Last Updated: 2024-08-10 16:12:42

"Cepat keluar!" Arkana kembali mendesak, ketika Kanaya hanya bergeming.

Diam-diam, Kanaya tengah berpikir.  Jika menolak ikut dengan Arkana, maka dia harus rela beradaptasi dengan kutukan berikutnya di Pegunungan Rosellie menyeramkan ini.

Apa itu tidak lebih membahayakan dirinya? Dia Juga tidak mengenal siapa-siapa di sini, bukan?

"B-baiklah, aku ikut denganmu."

Kanaya sangat membenci Arkana. Dia juga sangat takut melakukan perjalanan berdua dengan pria yang pernah menyakiti perasaannya apalagi sampai mengambil waktu di malam hari.

Namun, dia tidak punya alasan untuk menolak. Sebab, selain desa ini begitu asing, identitas dirinya pun raib entah ke mana.

"Dan jika kau sampai membunuhku di tengah perjalanan, maka nanti rohku pun tidak akan tinggal diam!" ujar Kanaya pasrah dan dibalas oleh Arkana dengan tatapan tidak terbaca.

Mengingat kemungkinan besar ada resiko lain yang bakal terjadi jika sampai dia tidak sengaja melanggar pantangan berikutnya, membuat bulu kuduk pemilik tubuh ideal itu seketika meremang.

"Baiklah. Untuk sementara aku menurut, tetapi tidak untuk nanti," batin Kanaya lagi seraya mengedikan bahu.

Tentunya dia tidak habis pikir, entah bagaimana tempat ini bisa menyeret dirinya dan Arkana dalam hubungan pernikahan yang tidak pernah dia bayangkan. Sangat tidak masuk akal, bukan?

"Setelah berhasil keluar dari sini, aku harus segera pergi dan melupakan semua tentang kota Bougenville." Semangatnya kini mulai berapi-api dan tentunya dalam perencanaan yang matang.

"Kalau begitu, jangan pernah berulah," tekan Arkana dengan tatapan dingin.

Tidak ada perbincangan apa pun selama perjalanan yang memakan waktu cukup lama, kecuali jeda sejenak di terminal kota persinggahan sambil mengisi bahan bakar kendaraan.

Mereka harus mengambil waktu untuk makan malam di restoran dekat terminal.

Kanaya tidak berselera makan dan lebih memilih pergi ke toilet. Akan tetapi, pergerakannya dicegat oleh Arkana. "Kau tidak boleh pergi kemana-mana tanpa seizinku."

"Memangnya siapa yang bisa melarang seseorang pergi ke toilet?" sambar Naya cepat.

Kanaya menggeliat kesal. Mau tak mau Arkana membiarkannya pergi.

Setelah dari sana, dia sengaja mengambil waktu untuk mencari ketenangan di sekitar taman terminal demi menghirup udara malam.

Tiba-tiba Arkana sudah berdiri di depannya.

"Siapa yang mengizinkanmu keluar dari area restoran?" sembur Arkana dengan raut wajah frustrasi.

Kanaya tersentak dan dengan cepat membalas perkataan Arkana.

"Memangnya kau siapa sampai aku harus meminta izin dulu padamu kalau mau keluar?"

Baru beberapa jam bersama Arkana, hidupnya sudah sangat tertekan. Dia merasa pergerakannya seperti sedang dikontrol oleh lelaki itu.

"Tolong diluruskan kesalahpahaman ini. Aku bukan keluargamu, bukan adikmu juga bukan ist—"

Ucapan Kanaya tertahan saat dia menyadari sesuatu seiring suara Arkana menggelegar penuh penekanan.

"Jangan lupa kita suami istri."

Kanaya terdiam, perlahan kakinya mengekori langkah Arkana dari belakang. Lelaki itu terlihat sangat marah dan kembali berkomentar pedas.

"Kau tidak boleh berkeliaran semaumu, sebab ini masih wilayah pegunungan Rosellie. Jika kau ceroboh lagi, maka bersiaplah untuk menerima karma baru, Naya," cecar Arkana tegas sambil membuka pintu masuk restoran dengan kasar.

"Tapi kau juga tidak boleh seenaknya mengaturku, Arkana. Setelah keluar dari pegunungan terkutuk ini, aku akan segera pergi dari hadapanmu," balas Kanaya cepat dengan penekanan yang tak kalah tegas seiring langkah gesitnya menyejajarkan diri dengan Arkana.

"Terserah kau saja. Kau sungguh membuatku sakit kepala," sanggah Arkana sambil berjalan lebih cepat lagi menuju meja kasir dan memesan makanan.

Langkah Kanaya mendadak tertahan. Tertegun memandang punggung Arkana yang menjauh. Sejenak, dia mengedikan bahu. Lalu mulai bergerak memilih tempat duduk di salah satu sudut ruangan. Saat pesanan datang, mereka menikmati santapan dalam diam. Dan ketika usai menikmati makan malam, Arkana baru kembali membuka dialog.

"Dengar, Naya. Setelah dari sini, kita akan segera bertemu dengan istriku. Kau tidak boleh macam-macam selama berinteraksi dengannya."

Arkana mengingatkan, sementara Naya merasa ruang geraknya seolah dibatasi dan dia sangat membenci itu.

"Memangnya kenapa? Apa kau takut ketahuan?" tanya Naya dengan nada menyindir.

"Bukan begitu. Aku hanya tidak ingin ada kekacauan dalam rumah tanggaku," balas Arkana datar.

Pernyataan itu membuat Kanaya merasa Arkana tidak lebih dari seorang lelaki egois yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Gadis itu seketika melepas tawa getir.

"Kurasa akan lebih baik jika dia sampai mengetahui semua kebusukanmu, biar kau tidak macam-macam lagi dengan wanita lain di luar sini," tegas Naya sedikit memancing, membuat Arkana langsung naik berang.

"Kurang ajar!"

Tak pelak tangan Arkana reflek hendak melayangkan tamparan keras pada wajah Kanaya.

Akan tetapi, gerakan tangannya tertahan di udara saat melihat Kanaya justru dengan berani memasang wajahnya. “Tampar aku! Aku tidak takut!”

"Jaga sikapmu, Naya!"

Arkana menggeram kesal sambil menarik kembali tangannya. Namun, Kanaya terlanjur marah dan tidak takut pada ancaman.

"Sekali buruk, akan selamanya buruk, Arkana!"

Gadis itu muak dengan sikap Arkana yang baru bertemu saja sudah mencipta kesan buruk. Entah apa jadinya jika mereka sampai tinggal satu bumbung selamanya. Bulu kuduk Kanaya sampai bergidik ngeri melihat seringai jahat Arkana.

"Baik, kalau begitu. Bersiaplah untuk menerima perlakuan buruk dariku setiap saat."

Kanaya melongo mendengar ucapan Arkana. Otaknya gerilya, ada kemungkinan Arkana bakal menyeretnya masuk di kehidupan istri pertamanya. Gadis itu mulai susah payah menelan ludah.

"Kau tidak berniat membawaku tinggal di rumahmu, kan?"

Related chapters

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 5 - Kunjungan Keluarga Arkana

    "Sepertinya kau sangat berharap tinggal bersamaku," sindir Arkana dengan pandangan remeh membuat Kanaya melengos tajam.Gadis itu menggeleng cepat diiringi seringai sinis yang tak kalah meremehkan."Bukan begitu, aku hanya tidak ingin menjadi perusak rumah tangga orang lain apalagi diriku juga sudah bersuami." Otak encernya masih terus bekerja. Dia tidak ingin menjadi yang paling tertindas dalam hubungan tidak sehat itu. "Jadi tolong biarkan aku pergi dari kehidupanmu," pintanya memelas.Arkana terdiam dengan dahi mengkerut tajam. Dua jarinya ikut naik memijit kening seperti sedang berpikir keras. Sementara Kanaya tidak ingin membuang kesempatan dan dia terus saja berbicara."Selangkah lagi kita akan memasuki area perkotaan. Itu artinya kita sudah keluar dari tanah Pegunungan Rosellie. Kita bisa membebaskan diri dari ikatan karma itu," ucapnya meyakinkan."Kau yakin bisa semudah itu?"Arkana masih menyatakan keraguan hatinya, sementara Kanaya sudah terlanjur yakin."Ah, anggap saja it

    Last Updated : 2024-08-10
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 6 - Terseret Karma

    "Argh! Sakit." Ujung hidung Kanaya menangkap aroma yang paling tidak dia sukai sepanjang hidup. Aroma pembersih ruangan yang bercampur obat, juga pendingin ruangan.Saat dia berjuang untuk bangkit, sekujur tubuhnya terasa berat dan tidak bisa bergerak.Dia baru tersadar kalau beberapa peralatan medis terpasang di tubuhnya."Bagaimana aku bisa berada di sini?" gumamnya sembari mencoba mengingat sesuatu yang tertinggal.Tidak lama dari itu, kemunculan Arkana secara perlahan membantu menyegarkan proses memorinya."Syukurlah kau sudah sadar," ucap pria itu dengan tarikan napas lega.Jika Arkana tampak mulai bisa mengontrol emosinya dengan baik, justru tidak dengan Kanaya. Tubuh gadis itu terlihat sangat lemah, tetapi ekor matanya bisa terbaca dengan jelas bahwa dia merasa tidak nyaman saat mendapati kehadiran Arkana."K-kau di sini?" Baginya ini momen terburuk yang pernah ada. Dia tidak suka menjadi tidak berdaya di depan lelaki yang pernah menyakitin

    Last Updated : 2024-08-23
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 7 - Menerima Tanggung Jawab

    "Hentikan omong kosongmu. Aku sudah mencari tahu semua tentangmu. Kau masih sama seperti dulu … Ratu Kanaya Rozana yang belum menikah."Mata Kanaya terbelalak dan merasa benar-benar diperdaya."T-tapi, Arkana. I-ini —" Ucapannya tercekat di tenggorokan.Bukannya Kanaya tidak peka, melainkan hanya berupaya menghindari apa yang menjadi penyesalannya selama ini.Jika bisa memilih, dia akan memilih tidak ada dalam peristiwa maut itu ketimbang kembali pada Arkana."Sudah, ya! Stop berdebat. Sewaktu-waktu nyawa kita bisa terancam oleh karma Rosellie, jadi lebih baik menurut saja. Daripada mempertaruhkan hidup, ada baiknya kita jalani peran suami istri ini, oke."Kanaya terdiam. Baginya ini sebuah petaka besar. Hidupnya sedang diambang kehancuran.Kenapa harus menikah dengan lelaki ini setelah dia melewati begitu banyak masalah yang merenggut semua kebahagiaannya? Sungguh perbuatan Arkana di masa lalu telah menghancurkan hidup dan kepercayaan dirinya."Bagaimana kalau aku menolak?""Aku akan

    Last Updated : 2024-08-23
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 8 - Kecantikan yang Mirip

    "Katakan, kenapa namamu bisa mirip dengan namaku, hmm?" Kanaya memasang ekspresi polos demi menyamai polah gemas Rozana. Berharap mendapat jawaban terbaik atas pertanyaan tersebut, Kanaya pun ikut manggut-manggut seiring rentak suara si anak."Papa syuka nama Losyana."Jawaban yang semula Kanaya tunggu-tunggu, lantas terlontar dari bibir mungil sang batita cantik.Dia yang semula berdebar, berubah menjadi tertawa, gemas akan cara natural bocah itu menjawab pertanyaannya.“Ya, aku juga setuju. Rozana nama yang bagus.” Kanaya terkikik sendiri. Agaknya, Rozana cilik ini bisa menjadi teman akrabnya selama tinggal di sini.Saat sedang asyik bermain bersama, tiba-tiba langit berubah mendung. Tidak ingin anak asuhnya itu sakit, Kanaya lantas mengajak Rozana masuk, usai membereskan bekas makan bocah itu.Baru akan menggendong si batita, seseorang sudah berdiri dengan raut wajah yang begitu menyiratkan kemarahan."Apa kau mau membunuh anakku dengan memberinya makan di taman?!" teriak ketus seo

    Last Updated : 2024-08-24
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 9 - Kenangan yang Menggangu

    Kening Kanaya mengkerut tajam. Arkana melibatkan dirinya dalam pertemuan bersama Ibu dan neneknya, padahal mereka belum pernah bertemu sebelum ini. Ditambah statusnya saat itu, membuat Kanaya berpikir ekstra hati-hati."Bukankah itu pertanda bahaya?" Beberapa pertanyaan muncul di benak gadis cantik ini. Entah bagaimana Arkana memperlakukannya nanti. Apakah sama seperti dihadapan Bella atau justru memperkenalkan dirinya sebagai istri kedua yang merusak keharmonisan sebuah rumah tangga."Pergilah ke dapur dan bantu Bibi Viola." Arkana kembali memerintah sebelum pergi dari sana. Meski jengkel, Kanaya tetap menurutinya dengan langkah gontai menuju pintu belakang. Dia berjalan sambil memegangi dadanya. Tidak terpungkiri, statusnya di masa lalu bersama Arkana masih meninggalkan efek di hatinya—meski mungkin saat itu Arkana hanya setengah hati mencintainya."Ini sangat tidak bagus buat kesehatan jantung dan hatiku. Aku harus segera melepaskan diri dari kutukan itu. Apa pun caranya."Meliha

    Last Updated : 2024-08-24
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 10 - Sambutan Wanita Penguasa

    "Wah, rupanya ada tamu di rumah ini!" sapa Wanita tertua berperawakan mungil dalam rombongan keluarga Arkana, Emily Ananta.Dari balik kaca mata minus, sorot renta itu menelisik jeli penampilan Kanaya dari ujung kepala hingga ujung kaki, lalu lanjut berbicara, "Siapa yang menyediakan semua ini?"Kanaya terdiam dan nampak canggung. Viola terpaksa menjawab pertanyaannya."Nona Kanaya yang menyediakannya, Nyonya Besar."Emily mengangguk singkat, membawa suasana mendadak hening. Tak seorang pun di sekitarnya berani berbicara saat dia yang dipanggil nyonya besar itu menelisik setiap wadah hidangan sambil menyicipi rasa.Sementara Kanaya yang sudah mulai gugup, susah payah menelan ludah dan berjuang untuk terus mengangkat dagu agar tetap terlihat tenang meski pada kenyataan, hati kecilnya sedang tidak baik-baik saja.Detak jantung Kanaya berpacu lebih cepat dari biasa. Serasa ingin menenggelamkan diri ke dasar bumi saat itu juga. Akan tetapi, suara renta tadi seolah menyeret pada kenyataan

    Last Updated : 2024-08-26
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 11 - Duduk Sama Rendah

    Apa-apa ini?" Suara Bella tiba-tiba meninggi."Aku dipanggil kemari hanya untuk disindir? Memangnya dia siapa sampai Nenek semudah itu membandingkannya denganku?" gerutunya dengan pandangan keruh.Emily menyeringai, membalasnya dengan tatapan nyalang."Hentikan, Anak Manis! Jangan menantang jika tak ingin melihat kekuasaanku berjalan."Tangan rentanya sengaja diangkat lagi ke atas. Menunjukkan ketegasan yang tidak main-main. Memaksa Shindy kembali ikut campur."Ibu, aku mohon hentikan. Kasian Bella," pintanya mengajukan pembelaan. Namun, dia justru mendapat tekanan baru dari orang tua itu."Ternyata kau lebih pantas dipanggil mertua bodoh, Shindy. Anak bawang itu sudah membebalimu selama ini, tetapi kau masih saja membelanya?" cibir Emily memasang ekspresi sinis.Dia memang sudah tidak peduli dengan apa pun bentuk pembelaan sebab baginya, itu hanya kebohongan yang semata-mata membuang waktu."Lihatlah, pres

    Last Updated : 2024-08-26
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 12 - Pindah ke Rumah Utama

    Kanaya buru-buru membersihkan bekas makan siang Keluarga Arkana, dibantu oleh senior Viola. "Sisanya biar aku yang kerjakan, Bi." Kanaya menawarkan bantuan. Viola hanya tersenyum menanggapi, tetapi tidak berani membiarkan istri kedua majikannya itu bekerja sendirian.Sesuai permintaan Emily, hari ini juga gadis itu akan berangkat ke rumah utama dan menetap beberapa waktu di sana. Viola yang sebentar lagi akan kehilangan sosok teman baik seperti Kanaya, merasa ikut sedih dan memberi komentar. "Kuharap kau baik-baik di sana, Nyonya Kanaya. Apa pun yang terjadi, semoga kau tetap sabar dan jadilah diri sendiri." Senior Viola mengingatkan. Kanaya seketika menghentikan aktivitas, berbalik menoleh ke arah Viola. Keduanya saling pandang lalu dia mengangguk cepat dan menghambur ke dalam pelukan haru wanita empat puluhan tahun itu. Saat ini dirinya merasa lebih akrab dengan sang Senior dan mereka sudah seperti keluarga yang memiliki ikatan batin.

    Last Updated : 2024-08-27

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 19 - Permintaan Cucu Menantu

    "Takdir macam apa ini?" Air mata Kanaya yang belum sempat mengering, kini kembali menetes menyusuri lekuk wajah cantiknya. Bibirnya terkatup rapat lantaran merasa kehabisan kata-kata. Seluruh syaraf di tubuh serasa membeku ketika mendengar Nyonya Emily kembali bersuara."Aku sengaja membiarkan cucuku yang membawamu pulang ke rumah dengan tujuan membuatnya sadar. Aku ingin dia bertanggung jawab atas perbuatan buruknya di masa lalu." Nyonya Emily kemudian mengangguk yakin.Cukup lama Kanaya tertegun. Jauh di lubuk hati gadis itu sedang memberontak ditandai dari pancaran matanya yang menyala."Tapi tidak seharusnya saya menjadi cucu Anda, Nyonya besar. Saya tidak ingin merusak rumah tangga orang lain,” sanggahnya tidak setuju. Bagi Kanaya, kegagalan masa lalu akan menjadi pelajaran berharga dan dia harus lebih berhati-hati setiap kali mengambil keputusan. Namun, Emily tampak tersenyum kecil lalu menggeleng tegas."Mulai detik ini, ganti semua sebutan yang kau tujukan padaku. Panggil a

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 18 - Rahasia Emily

    "Ya! Saya ikhlas, Nyonya Besar." Kanaya meracau pasrah dengan suara sengau dan mata sembap. Baru beberapa menit lalu, Arkana Andromeda suami dadakannya itu mengatakan kalau dirinya orang asing yang mencoba menyusup masuk kamar dengan tujuan mencelakai ayahnya. Padahal, fisik Kanaya saja nyaris terluka saat menghadapi dengan perilaku aktif Julio. Susah payah Kanaya berdiri, mempertahankan bobot badan dengan tungkai melemah karena sekujur raganya terasa remuk redam. Nyonya Emily memandang sayu gadis itu."Kemarilah." Dua tangannya menangkup bahu dan mengajak Kanaya untuk duduk bersama di sofa sambil membetulkan pakaian yang dia kenakan. Akibat ulah brutal Arkana hingga benturan keras dalam kejadian tadi, beberapa kancing blus warna coral miliknya terlepas, menyebabkan penampilan Kanaya terlihat sangat kusut.Kanaya membiarkan perlakuan manis Emily. Hatinya sedikit menghangat walau tubuhnya masih menggigil hebat. Rasa

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 17 - Kesamaan Sifat

    Setelah itu, Arkana melepas kasar leher Kanaya dan segera berlalu menyusul para asisten yang membopong sang ayah ke rumah sakit. Masih terdengar suara beratnya berkata lantang "Tunggu sampai aku pulang!" Sementara Kanaya nampaknya masih susah payah mengatur napas sambil meraba leher yang sakit akibat cekikan tangan Arkana. Di sela perjuangan meredam rasa sakit, dia mendengar suara angkuh yang muncul dari arah ranjang. Rupanya Shindy masih berada di sana."Kerja bagus!" ujarnya sambil bertepuk tangan ala pebisnis andal. Seringai puas memancar di wajahnya yang sengaja dia miringkan. "Ini baru permulaan, Gadis Pintar. Masih ada beberapa tantangan lagi yang wajib kau lewati agar membuktikan kehadiranmu di tengah keluarga kami, benar-benar tiada maksud tersembunyi." Shindy bangkit dari ranjang, berjalan mendekat, lalu berhenti tepat di depan Kanaya sambil melipat dua tangan di depan dada.Kanaya tertunduk dalam. Hatinya berkecamuk memikirkan ulah licik Shindy. Gadis itu bisa merasakan a

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 16 - Kena Getah

    Bunyi alarm darurat membuat Arkana panik dan segera berlari memutar gagang pintu. Namun, pintunya terkunci dari dalam. Dia segera merogoh saku demi mencari kunci serep.Sementara beberapa menit sebelumnya di dalam kamar, Kanaya sangat terkejut melihat pergerakan limbung lelaki itu sambil menyebut namanya."Naya, oh, Naya! Aku mohon, Naya." Tak ayal, tubuhnya pun tersungkur ke lantai. "Paman Leo!" pekik Kanaya."Malik?! Jangan pergi, Malik. Kenapa kau tega meninggalkanku?" Julio kembali meracau, suaranya terdengar sendu dan menusuk jiwa. Sementara raga ringkih miliknya nampak menelungkup lemah.Kanaya bergerak cepat menuju meja dan meletakkan nampan yang susah payah dia pertahankan sejak tadi. Lalu bergerak mendekati Julio kemudian turun meraba pundak pundaknya. Akan tetapi, lelaki itu sigap menepis lantaran enggan disentuh."Paman kenapa? Naya sudah di sini dan berjanji akan menjagamu hingga pulih." bujuk Kanaya dengan air mata berlinang di pipi lalu mencoba membantunya untuk duduk.

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 15 - Kejadian Tak Terduga

    Kembali ke Kanaya, gadis itu masih terjebak di ruang gelap. Mati lampu membuatnya tidak bisa bergerak leluasa. Ditambah suara-suara berisik di sekitar yang terdengar menakutkan memicu rasa ciut dihatinya."Selamat malam!" ucapnya memberanikan diri. Beberapa kali dia memberi salam yang sama sekali tidak mendapatkan jawaban."Apa ada orang?" panggilnya lagi dengan suara rendah, tetapi cukup jelas sebab suasana sangat hening.Melihat pintu tadi sudah tertutup, perasaan Kanaya bertambah resah. Kakinya seolah tertanam di bumi dan cukup lama dia tertahan di tempat hingga lampu kembali menyala. Kanaya tersentak. Sorot matanya menangkap sosok pria jangkung berambut gondrong sedang duduk di tepi ranjang. Matanya tajam memandang dinding. Sosok itu terkikik seram sambil memainkan janggutnya yang lebat."P-paman Julio?!" Kanaya menatap tidak percaya pada apa yang baru saja dia dilihat. Dalam bayangannya tentang seorang Julio Atmaja atau biasa disapa Paman Leo sangat berbeda dengan saat ini. Pria

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 14 -

    Sementara itu di apartemen, Arkana terlihat sedang membujuk istri pertamanya yang merajuk berat. "Tenang, Bella. Kau tahu sendiri bagaimana karakter Nenek, kan?"Sejak memilih kabur dari ruang makan di rumah mereka tadi, istrinya itu terus saja uring-uringan."Aku tidak terima semua ini, Kanna!" jerit wanita itu histeris. Mengingat perlakuan Nenek Emily yang menghinanya di depan semua orang terlebih Kanaya, membuat harga diri wanita itu seperti diinjak-injak."Dia bahkan menghinaku di depan pembantu sok pintar dan cari muka itu!"Dengan kasar Bella mengempaskan tubuh di sofa. Wajahnya terlihat penuh air mata dan pandangannya tajam, pertanda menyimpan dendam besar. Arkana menghela napas berat lalu kembali menenangkan."Aku tahu itu. Bahkan Ibu, Paman Martin dan Bibi Elis juga tidak terima melihatmu diperlakukan demikian. Kita semua tidak menginginkannya, Sayang."Sejujurnya sudah dua tahun Arkana meni

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 13 - Tugas Baru

    "Suara apa itu? Seperti orang mengerang kesakitan?"Gadis cantik tadi menoleh ke arah kamar yang pintunya tertutup rapat sambil menajamkan pendengaran. Belum puas, dia membawa langkah pelannya mendekat lalu menempelkan telinga ke pintu tersebut. Mencoba mencari kebenaran di dalam sana. Tak lama kemudian, suara erangan tadi mendadak berubah menjadi tawa cekikikan."Huaa! Itu menyeramkan." Kanaya bergumam kecil. Wajahnya nampak hampir menangis. Dengan cepat dia berjingkrak menjauh dari sana, tetapi langkahnya tertahan oleh orang yang tiba-tiba sudah berdiri menghadang dengan tatapan tajam."M-maaf, saya—" Rasa gugup menyergap. Kanaya mencoba berbicara netral, tetapi lidahnya terasa kelu. "Kau di sini rupanya." Bu Shindy menarik salah satu sudut bibirnya dan dimaknai Kanaya sebagai senyum angkuh."S-saya tidak bermaksud menguping suara di dalam sana, Nyonya Shindy," ucap Kanaya gagap. Merasa bodoh karena g

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 12 - Pindah ke Rumah Utama

    Kanaya buru-buru membersihkan bekas makan siang Keluarga Arkana, dibantu oleh senior Viola. "Sisanya biar aku yang kerjakan, Bi." Kanaya menawarkan bantuan. Viola hanya tersenyum menanggapi, tetapi tidak berani membiarkan istri kedua majikannya itu bekerja sendirian.Sesuai permintaan Emily, hari ini juga gadis itu akan berangkat ke rumah utama dan menetap beberapa waktu di sana. Viola yang sebentar lagi akan kehilangan sosok teman baik seperti Kanaya, merasa ikut sedih dan memberi komentar. "Kuharap kau baik-baik di sana, Nyonya Kanaya. Apa pun yang terjadi, semoga kau tetap sabar dan jadilah diri sendiri." Senior Viola mengingatkan. Kanaya seketika menghentikan aktivitas, berbalik menoleh ke arah Viola. Keduanya saling pandang lalu dia mengangguk cepat dan menghambur ke dalam pelukan haru wanita empat puluhan tahun itu. Saat ini dirinya merasa lebih akrab dengan sang Senior dan mereka sudah seperti keluarga yang memiliki ikatan batin.

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 11 - Duduk Sama Rendah

    Apa-apa ini?" Suara Bella tiba-tiba meninggi."Aku dipanggil kemari hanya untuk disindir? Memangnya dia siapa sampai Nenek semudah itu membandingkannya denganku?" gerutunya dengan pandangan keruh.Emily menyeringai, membalasnya dengan tatapan nyalang."Hentikan, Anak Manis! Jangan menantang jika tak ingin melihat kekuasaanku berjalan."Tangan rentanya sengaja diangkat lagi ke atas. Menunjukkan ketegasan yang tidak main-main. Memaksa Shindy kembali ikut campur."Ibu, aku mohon hentikan. Kasian Bella," pintanya mengajukan pembelaan. Namun, dia justru mendapat tekanan baru dari orang tua itu."Ternyata kau lebih pantas dipanggil mertua bodoh, Shindy. Anak bawang itu sudah membebalimu selama ini, tetapi kau masih saja membelanya?" cibir Emily memasang ekspresi sinis.Dia memang sudah tidak peduli dengan apa pun bentuk pembelaan sebab baginya, itu hanya kebohongan yang semata-mata membuang waktu."Lihatlah, pres

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status