Share

Bab 3 - Sepakat Berpisah

"Terkutuk! Hei, aku bukan penjahat!"

Kanaya semakin tersulut dan dalam amarah membludak. Dia meraih apa saja yang bisa diraih, lalu dengan brutal melempar ke lantai hingga menimbulkan bunyi benturan keras.

Setelahnya, dengan wajah malas dan penuh air mata, Kanaya berganti pakaian seadanya, sebab dia tidak menemukan koper dan tas yang dibawa dari kota asal.

Usai berdandan seadanya, gadis itu melangkah keluar dari penginapan. Tentunya setelah mendapat informasi dari resepsionis bahwa semua biaya penginapan sudah dibayar lunas oleh Arkana.

"Cepatlah! Aku tidak punya banyak waktu untuk mengurus wanita bodoh sepertimu." Terdengar suara berat Arkana menyeru dari balik kemudi mobil yang mesinnya sudah menyala.

Kanaya sedikit tersentak, namun memilih untuk tetap tenang dan segera masuk, mengambil posisi duduk di sebelah Arkana.

"Aku juga tidak berharap diurus oleh bajingan sepertimu!" tegasnya galak dan tiba-tiba teringat sesuatu. "Tunggu, aku kemari untuk bertemu dengan seseorang. Ah, ya. Aku tidak mungkin pulang sebelum bertemu dengannya."

Kanaya hendak keluar dari mobil, akan tetapi, ucapan Arkana menahannya.

"Apa orang yang kau maksudkan itu Nyonya Adelia Sculptor?” Kanaya jelas terkejut. Dari mana pria itu tahu? Lalu, Arkana melanjutkan lagi ucapannya, “Dia telah membatalkan tawaran karena orang lain telah mengisi pekerjaan yang dimaksud hari itu juga."

Gadis pemilik wajah cantik itu seketika membelalakkan mata. Akan tetapi, di hadapan Arkana, dia berusaha untuk tetap tenang, meski sekarang pikirannya sibuk memikirkan nasibnya di kota Bougenville ini.

"Ah, tidak masalah. Aku harus segera mencarinya untuk membicarakan hal lain." Kanaya sadar, hanya Nyonya Sculptor yang dia kenal di kota ini, akan tetapi, dia kebinungan sendiri saat ini. "Tapi, di mana dia dan aku harus mencarinya ke mana?"

"Percuma, Naya.” Seolah tahu isi di benak Kanaya, Arkana kembali menimpali.  “Dia wanita bermartabat yang memiliki jam terbang tinggi. Bertemu dengannya hanya tergantung pada nasib. Tidak mudah untuk bisa kembali bertemu dengannya setelah pertemuan pertama gagal begitu saja."

Ucapan Arkana terkesan mengejek dan itu sangat tidak disukai oleh Kanaya. Gadis itu mendengkus kesal.

"Aku akan memikirkan cara lain untuk mencari keberadaannya."

Lagi, Arkana meliriknya dengan pandangan meremehkan. "Kau tidak akan mendapatkan apa pun dari upaya petak umpet itu. Jadi ikutlah denganku," desisnya provokatif.

Kanaya tidak terima dengan pernyataan remeh dari Arkana. Sekali lagi dia memilih untuk menolak perintah lelaki itu.

"Tidak, Arkana! Bagaimana aku bisa memercayakan keselamatanku kepada pria brengsek sepertimu?" Kanaya tidak ingin jatuh ke jurang yang sama. Dia yakin ketika bersama dengan lelaki itu, nasibnya akan selalu sial. "Perjalanan ini sungguh memakan waktu cukup lama apalagi di malam hari. Aku bahkan yakin tidak bakal selamat sampai ke tempat tujuan," lanjutnya dengan penuh penekanan dan seketika menyulutkan amarah dari Arkana.

"Sialan! Kau pikir aku penjahat?"

Pria itu menggeram kesal, tetapi tidak membuat Kanaya menghentikan cecaran pedasnya.

"Ya, kau bangsat yang suka menyakiti wanita," jawabnya enteng, memicu respons agresif dari Arkana.

Secepat kilat dua tangan Arkana sudah naik mencekal leher Kanaya,"Diam, atau kucekik lehermu."

Membuat gadis itu seketika terbatuk karena tenggorokannya tercekat. Akan tetapi, tidak membuatnya merasa ciut.

"Silakan, aku tidak takut. Akan kupastikan rohku dengan mudah membalaskan semua dendamku padamu."

Kanaya tertawa getir, tetapi cukup menantang. Memaksa Arkana terpaksa melepas kasar cekikan tangannya. Tampak lelaki itu mendengkus frustrasi.

"Baiklah! Terserah kau saja. Silakan keluar dari mobil ini."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status