Beranda / Romansa / Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih / Bab 7 - Menerima Tanggung Jawab

Share

Bab 7 - Menerima Tanggung Jawab

Penulis: Pena Ilusi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-23 17:01:13

"Hentikan omong kosongmu. Aku sudah mencari tahu semua tentangmu. Kau masih sama seperti dulu … Ratu Kanaya Rozana yang belum menikah."

Mata Kanaya terbelalak dan merasa benar-benar diperdaya.

"T-tapi, Arkana. I-ini —" Ucapannya tercekat di tenggorokan.

Bukannya Kanaya tidak peka, melainkan hanya berupaya menghindari apa yang menjadi penyesalannya selama ini.

Jika bisa memilih, dia akan memilih tidak ada dalam peristiwa maut itu ketimbang kembali pada Arkana.

"Sudah, ya! Stop berdebat. Sewaktu-waktu nyawa kita bisa terancam oleh karma Rosellie, jadi lebih baik menurut saja. Daripada mempertaruhkan hidup, ada baiknya kita jalani peran suami istri ini, oke."

Kanaya terdiam. Baginya ini sebuah petaka besar. Hidupnya sedang diambang kehancuran.

Kenapa harus menikah dengan lelaki ini setelah dia melewati begitu banyak masalah yang merenggut semua kebahagiaannya? Sungguh perbuatan Arkana di masa lalu telah menghancurkan hidup dan kepercayaan dirinya.

"Bagaimana kalau aku menolak?"

"Aku akan tetap menikahimu lewat jalur hukum dan agama biar semuanya jelas," tegasnya membuat Kanaya seketika tertegun dengan wajah melongo.

Sebulan berlalu, operasi pada keretakan tulang kaki dan tangan Kanaya yang sukses, kini sudah memasuki tahap penyembuhan.

Kanaya dinyatakan bisa pulang setelah mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

"Terima kasih atas kedermawananmu," ucap Kanaya pelan saat mereka baru tiba di sebuah rumah minimalis milik Arkana.

Kanaya sudah cukup paham kalau semua biaya administrasi, perawatan dan penyembuhan selama di rumah sakit ditanggung penuh oleh lelaki yang kini berstatus suaminya.

"Tapi itu tidak gratis, Naya. Kau harus membayarnya dengan bekerja keras di rumahku."

"Baiklah. Asal kau senang, aku tidak keberatan."

Matanya serentak menoleh ke arah ruang keluarga saat sebuah pergerakan kecil seorang balita sedang mendekati Arkana.

"Papa!" panggil suara mungil yang dalam perkiraan Naya, berusia kurang lebih dua tahunan, terdengar begitu menggemaskan dan membuat penasaran.

Belum reda perasaan itu, dia kembali melihat kedekatan makhluk beda fase yang begitu akrab.

Arkana tampak sigap merentangkan kedua tangan demi menyambut sang balita yang sudah menghambur ke dada bidangnya.

"Ya, Sayang."

Bocah mungil tadi tampak melirik dan tertawa imut ke arahnya, sementara Kanaya membalas itu dengan perasaan canggung. Sejenak dia tampak berpikir lalu mulai bertanya dengan nada penasaran.

"Oh, ya. Kalau boleh tahu pekerjaan apa yang ingin kau berikan padaku?"

Arkana tidak langsung menjawab melainkan sibuk membawa sosok kecil itu duduk ke pangkuannya. Tak lama kemudian dia angkat bicara.

"Menjadi baby sitter untuknya," tunjuk Arkana pada sang batita. Lalu dengan hati-hati merangkul erat tubuh mungil itu dan mencium pipinya. "Emm, Putri Cantik Papa. Ayo, sana. Dekati Bunda."

Dalam sekejap, batita gembul tadi bergerak turun dari pangkuan sang ayah lalu berlari kecil menuju Kanaya.

Serentak membuat gadis itu menelan ludah kasar. Arkana benar-benar menepati janjinya. Setelah menikahi Kanaya secara resmi—tercatat di catatan sipil, pria itu bahkan memberikan panggilan ‘bunda’ pada Kanaya.

"Bundaa!"

Si kecil memanggil dengan penuh semangat sambil melempar tawa menggemaskan. Kanaya semakin terkesiap melihat keramahan sang bocah.

"H-hai, Sayang," balasnya kikuk.

Namun, meski kini dia resmi menjadi istri lelaki itu, tetapi hal itu tidak mengubah sikap dingin dan angkuh pria itu terhadapnya.

"Ingat, tugas utamamu merawat anakku. Jaga kebersihan dan kesehatan Rozana setiap saat.”

Sesaat, Kanaya mengerjap. “Rozana?” ulangnya dalam hati. “Arkana menamai anaknya dengan namaku?”

Namun, rasa keterkejutannya itu dia tahan karena dia tidak ingin lagi terikat terlalu dalam pada Arkana.

Terserah pria itu saja, mau menamai anaknya siapa. Kanaya hanya akan berupaya menjadi patuh, sebab hutang budinya pada pria itu.

Arkana kemudian melanjutkan merinci pekerjaan Kanaya. “Atur juga pola makan dan waktu tidurnya. Jika terjadi apa-apa padanya maka kau yang bertanggung jawab di sini."

Kanaya mengangguk, setuju. "Baiklah, aku akan melakukan yang terbaik agar Rozana merasa nyaman selama kau tidak berada di rumah."

Arkana mengangguk kecil dengan melempar tatapan yang kurang bersahabat.

"Satu lagi, jangan lupa laksanakan tugasmu dengan benar atau hutangmu itu tidak akan terpotong setiap bulannya."

"Oke, aku akan mengerjakan semuanya dengan baik, Tuan Arkana."

"Bagus."

Sepeninggalan Arkana, Kanaya segera memberikan sarapan kepada Rozana, tetapi bocah itu sepertinya sedang tidak berselera makan hingga berulang kali dia menolak dengan suara paling menggemaskan.

"Gak ma-u."

Kanaya memutar otak. Dia pernah melihat tetangganya dulu di kampung yang suka membujuk makan anaknya ke taman.

Tanpa menunggu lama, Kanaya langsung mengajak Rozana bersarapan sambil bermain di taman rumah minimalis mereka.

"Rozana, Sayang! Ayo buka mulutnya, aaa ...," panggilnya dengan suara manja dan Rozana langsung memeragakan contoh yang diberikan Kanaya dengan benar membuatnya tergelak kecil. "Nah, gitu, dong. Pintar anak Bunda."

"Bundaa," celoteh riang bocah cantik itu sambil melompat girang di bangku taman tempat Kanaya duduk.

"Kau cantik sekali, Nak. Bunda sampai iri melihat kecantikanmu ini," balas Kanaya lagi diiringi tawa renyah di sepanjang celotehannya. Keduanya terlihat begitu akrab dalam canda tawa seolah mereka memiliki kedekatan sejak lama.

Teringat akan satu hal yang mengganggu pikirannya tadi, memanfaatkan kepolosan Rozana, Kanaya pun memberanikan diri bertanya, "Katakan, kenapa namamu bisa mirip dengan namaku, hmm?"

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 8 - Kecantikan yang Mirip

    "Katakan, kenapa namamu bisa mirip dengan namaku, hmm?" Kanaya memasang ekspresi polos demi menyamai polah gemas Rozana. Berharap mendapat jawaban terbaik atas pertanyaan tersebut, Kanaya pun ikut manggut-manggut seiring rentak suara si anak."Papa syuka nama Losyana."Jawaban yang semula Kanaya tunggu-tunggu, lantas terlontar dari bibir mungil sang batita cantik.Dia yang semula berdebar, berubah menjadi tertawa, gemas akan cara natural bocah itu menjawab pertanyaannya.“Ya, aku juga setuju. Rozana nama yang bagus.” Kanaya terkikik sendiri. Agaknya, Rozana cilik ini bisa menjadi teman akrabnya selama tinggal di sini.Saat sedang asyik bermain bersama, tiba-tiba langit berubah mendung. Tidak ingin anak asuhnya itu sakit, Kanaya lantas mengajak Rozana masuk, usai membereskan bekas makan bocah itu.Baru akan menggendong si batita, seseorang sudah berdiri dengan raut wajah yang begitu menyiratkan kemarahan."Apa kau mau membunuh anakku dengan memberinya makan di taman?!" teriak ketus seo

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 9 - Kenangan yang Menggangu

    Kening Kanaya mengkerut tajam. Arkana melibatkan dirinya dalam pertemuan bersama Ibu dan neneknya, padahal mereka belum pernah bertemu sebelum ini. Ditambah statusnya saat itu, membuat Kanaya berpikir ekstra hati-hati."Bukankah itu pertanda bahaya?" Beberapa pertanyaan muncul di benak gadis cantik ini. Entah bagaimana Arkana memperlakukannya nanti. Apakah sama seperti dihadapan Bella atau justru memperkenalkan dirinya sebagai istri kedua yang merusak keharmonisan sebuah rumah tangga."Pergilah ke dapur dan bantu Bibi Viola." Arkana kembali memerintah sebelum pergi dari sana. Meski jengkel, Kanaya tetap menurutinya dengan langkah gontai menuju pintu belakang. Dia berjalan sambil memegangi dadanya. Tidak terpungkiri, statusnya di masa lalu bersama Arkana masih meninggalkan efek di hatinya—meski mungkin saat itu Arkana hanya setengah hati mencintainya."Ini sangat tidak bagus buat kesehatan jantung dan hatiku. Aku harus segera melepaskan diri dari kutukan itu. Apa pun caranya."Meliha

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 10 - Sambutan Wanita Penguasa

    "Wah, rupanya ada tamu di rumah ini!" sapa Wanita tertua berperawakan mungil dalam rombongan keluarga Arkana, Emily Ananta.Dari balik kaca mata minus, sorot renta itu menelisik jeli penampilan Kanaya dari ujung kepala hingga ujung kaki, lalu lanjut berbicara, "Siapa yang menyediakan semua ini?"Kanaya terdiam dan nampak canggung. Viola terpaksa menjawab pertanyaannya."Nona Kanaya yang menyediakannya, Nyonya Besar."Emily mengangguk singkat, membawa suasana mendadak hening. Tak seorang pun di sekitarnya berani berbicara saat dia yang dipanggil nyonya besar itu menelisik setiap wadah hidangan sambil menyicipi rasa.Sementara Kanaya yang sudah mulai gugup, susah payah menelan ludah dan berjuang untuk terus mengangkat dagu agar tetap terlihat tenang meski pada kenyataan, hati kecilnya sedang tidak baik-baik saja.Detak jantung Kanaya berpacu lebih cepat dari biasa. Serasa ingin menenggelamkan diri ke dasar bumi saat itu juga. Akan tetapi, suara renta tadi seolah menyeret pada kenyataan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 11 - Duduk Sama Rendah

    Apa-apa ini?" Suara Bella tiba-tiba meninggi."Aku dipanggil kemari hanya untuk disindir? Memangnya dia siapa sampai Nenek semudah itu membandingkannya denganku?" gerutunya dengan pandangan keruh.Emily menyeringai, membalasnya dengan tatapan nyalang."Hentikan, Anak Manis! Jangan menantang jika tak ingin melihat kekuasaanku berjalan."Tangan rentanya sengaja diangkat lagi ke atas. Menunjukkan ketegasan yang tidak main-main. Memaksa Shindy kembali ikut campur."Ibu, aku mohon hentikan. Kasian Bella," pintanya mengajukan pembelaan. Namun, dia justru mendapat tekanan baru dari orang tua itu."Ternyata kau lebih pantas dipanggil mertua bodoh, Shindy. Anak bawang itu sudah membebalimu selama ini, tetapi kau masih saja membelanya?" cibir Emily memasang ekspresi sinis.Dia memang sudah tidak peduli dengan apa pun bentuk pembelaan sebab baginya, itu hanya kebohongan yang semata-mata membuang waktu."Lihatlah, pres

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 12 - Pindah ke Rumah Utama

    Kanaya buru-buru membersihkan bekas makan siang Keluarga Arkana, dibantu oleh senior Viola. "Sisanya biar aku yang kerjakan, Bi." Kanaya menawarkan bantuan. Viola hanya tersenyum menanggapi, tetapi tidak berani membiarkan istri kedua majikannya itu bekerja sendirian.Sesuai permintaan Emily, hari ini juga gadis itu akan berangkat ke rumah utama dan menetap beberapa waktu di sana. Viola yang sebentar lagi akan kehilangan sosok teman baik seperti Kanaya, merasa ikut sedih dan memberi komentar. "Kuharap kau baik-baik di sana, Nyonya Kanaya. Apa pun yang terjadi, semoga kau tetap sabar dan jadilah diri sendiri." Senior Viola mengingatkan. Kanaya seketika menghentikan aktivitas, berbalik menoleh ke arah Viola. Keduanya saling pandang lalu dia mengangguk cepat dan menghambur ke dalam pelukan haru wanita empat puluhan tahun itu. Saat ini dirinya merasa lebih akrab dengan sang Senior dan mereka sudah seperti keluarga yang memiliki ikatan batin.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 13 - Tugas Baru

    "Suara apa itu? Seperti orang mengerang kesakitan?"Gadis cantik tadi menoleh ke arah kamar yang pintunya tertutup rapat sambil menajamkan pendengaran. Belum puas, dia membawa langkah pelannya mendekat lalu menempelkan telinga ke pintu tersebut. Mencoba mencari kebenaran di dalam sana. Tak lama kemudian, suara erangan tadi mendadak berubah menjadi tawa cekikikan."Huaa! Itu menyeramkan." Kanaya bergumam kecil. Wajahnya nampak hampir menangis. Dengan cepat dia berjingkrak menjauh dari sana, tetapi langkahnya tertahan oleh orang yang tiba-tiba sudah berdiri menghadang dengan tatapan tajam."M-maaf, saya—" Rasa gugup menyergap. Kanaya mencoba berbicara netral, tetapi lidahnya terasa kelu. "Kau di sini rupanya." Bu Shindy menarik salah satu sudut bibirnya dan dimaknai Kanaya sebagai senyum angkuh."S-saya tidak bermaksud menguping suara di dalam sana, Nyonya Shindy," ucap Kanaya gagap. Merasa bodoh karena g

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 14 -

    Sementara itu di apartemen, Arkana terlihat sedang membujuk istri pertamanya yang merajuk berat. "Tenang, Bella. Kau tahu sendiri bagaimana karakter Nenek, kan?"Sejak memilih kabur dari ruang makan di rumah mereka tadi, istrinya itu terus saja uring-uringan."Aku tidak terima semua ini, Kanna!" jerit wanita itu histeris. Mengingat perlakuan Nenek Emily yang menghinanya di depan semua orang terlebih Kanaya, membuat harga diri wanita itu seperti diinjak-injak."Dia bahkan menghinaku di depan pembantu sok pintar dan cari muka itu!"Dengan kasar Bella mengempaskan tubuh di sofa. Wajahnya terlihat penuh air mata dan pandangannya tajam, pertanda menyimpan dendam besar. Arkana menghela napas berat lalu kembali menenangkan."Aku tahu itu. Bahkan Ibu, Paman Martin dan Bibi Elis juga tidak terima melihatmu diperlakukan demikian. Kita semua tidak menginginkannya, Sayang."Sejujurnya sudah dua tahun Arkana meni

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-28
  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 15 - Kejadian Tak Terduga

    Kembali ke Kanaya, gadis itu masih terjebak di ruang gelap. Mati lampu membuatnya tidak bisa bergerak leluasa. Ditambah suara-suara berisik di sekitar yang terdengar menakutkan memicu rasa ciut dihatinya."Selamat malam!" ucapnya memberanikan diri. Beberapa kali dia memberi salam yang sama sekali tidak mendapatkan jawaban."Apa ada orang?" panggilnya lagi dengan suara rendah, tetapi cukup jelas sebab suasana sangat hening.Melihat pintu tadi sudah tertutup, perasaan Kanaya bertambah resah. Kakinya seolah tertanam di bumi dan cukup lama dia tertahan di tempat hingga lampu kembali menyala. Kanaya tersentak. Sorot matanya menangkap sosok pria jangkung berambut gondrong sedang duduk di tepi ranjang. Matanya tajam memandang dinding. Sosok itu terkikik seram sambil memainkan janggutnya yang lebat."P-paman Julio?!" Kanaya menatap tidak percaya pada apa yang baru saja dia dilihat. Dalam bayangannya tentang seorang Julio Atmaja atau biasa disapa Paman Leo sangat berbeda dengan saat ini. Pria

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 19 - Permintaan Cucu Menantu

    "Takdir macam apa ini?" Air mata Kanaya yang belum sempat mengering, kini kembali menetes menyusuri lekuk wajah cantiknya. Bibirnya terkatup rapat lantaran merasa kehabisan kata-kata. Seluruh syaraf di tubuh serasa membeku ketika mendengar Nyonya Emily kembali bersuara."Aku sengaja membiarkan cucuku yang membawamu pulang ke rumah dengan tujuan membuatnya sadar. Aku ingin dia bertanggung jawab atas perbuatan buruknya di masa lalu." Nyonya Emily kemudian mengangguk yakin.Cukup lama Kanaya tertegun. Jauh di lubuk hati gadis itu sedang memberontak ditandai dari pancaran matanya yang menyala."Tapi tidak seharusnya saya menjadi cucu Anda, Nyonya besar. Saya tidak ingin merusak rumah tangga orang lain,” sanggahnya tidak setuju. Bagi Kanaya, kegagalan masa lalu akan menjadi pelajaran berharga dan dia harus lebih berhati-hati setiap kali mengambil keputusan. Namun, Emily tampak tersenyum kecil lalu menggeleng tegas."Mulai detik ini, ganti semua sebutan yang kau tujukan padaku. Panggil a

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 18 - Rahasia Emily

    "Ya! Saya ikhlas, Nyonya Besar." Kanaya meracau pasrah dengan suara sengau dan mata sembap. Baru beberapa menit lalu, Arkana Andromeda suami dadakannya itu mengatakan kalau dirinya orang asing yang mencoba menyusup masuk kamar dengan tujuan mencelakai ayahnya. Padahal, fisik Kanaya saja nyaris terluka saat menghadapi dengan perilaku aktif Julio. Susah payah Kanaya berdiri, mempertahankan bobot badan dengan tungkai melemah karena sekujur raganya terasa remuk redam. Nyonya Emily memandang sayu gadis itu."Kemarilah." Dua tangannya menangkup bahu dan mengajak Kanaya untuk duduk bersama di sofa sambil membetulkan pakaian yang dia kenakan. Akibat ulah brutal Arkana hingga benturan keras dalam kejadian tadi, beberapa kancing blus warna coral miliknya terlepas, menyebabkan penampilan Kanaya terlihat sangat kusut.Kanaya membiarkan perlakuan manis Emily. Hatinya sedikit menghangat walau tubuhnya masih menggigil hebat. Rasa

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 17 - Kesamaan Sifat

    Setelah itu, Arkana melepas kasar leher Kanaya dan segera berlalu menyusul para asisten yang membopong sang ayah ke rumah sakit. Masih terdengar suara beratnya berkata lantang "Tunggu sampai aku pulang!" Sementara Kanaya nampaknya masih susah payah mengatur napas sambil meraba leher yang sakit akibat cekikan tangan Arkana. Di sela perjuangan meredam rasa sakit, dia mendengar suara angkuh yang muncul dari arah ranjang. Rupanya Shindy masih berada di sana."Kerja bagus!" ujarnya sambil bertepuk tangan ala pebisnis andal. Seringai puas memancar di wajahnya yang sengaja dia miringkan. "Ini baru permulaan, Gadis Pintar. Masih ada beberapa tantangan lagi yang wajib kau lewati agar membuktikan kehadiranmu di tengah keluarga kami, benar-benar tiada maksud tersembunyi." Shindy bangkit dari ranjang, berjalan mendekat, lalu berhenti tepat di depan Kanaya sambil melipat dua tangan di depan dada.Kanaya tertunduk dalam. Hatinya berkecamuk memikirkan ulah licik Shindy. Gadis itu bisa merasakan a

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 16 - Kena Getah

    Bunyi alarm darurat membuat Arkana panik dan segera berlari memutar gagang pintu. Namun, pintunya terkunci dari dalam. Dia segera merogoh saku demi mencari kunci serep.Sementara beberapa menit sebelumnya di dalam kamar, Kanaya sangat terkejut melihat pergerakan limbung lelaki itu sambil menyebut namanya."Naya, oh, Naya! Aku mohon, Naya." Tak ayal, tubuhnya pun tersungkur ke lantai. "Paman Leo!" pekik Kanaya."Malik?! Jangan pergi, Malik. Kenapa kau tega meninggalkanku?" Julio kembali meracau, suaranya terdengar sendu dan menusuk jiwa. Sementara raga ringkih miliknya nampak menelungkup lemah.Kanaya bergerak cepat menuju meja dan meletakkan nampan yang susah payah dia pertahankan sejak tadi. Lalu bergerak mendekati Julio kemudian turun meraba pundak pundaknya. Akan tetapi, lelaki itu sigap menepis lantaran enggan disentuh."Paman kenapa? Naya sudah di sini dan berjanji akan menjagamu hingga pulih." bujuk Kanaya dengan air mata berlinang di pipi lalu mencoba membantunya untuk duduk.

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 15 - Kejadian Tak Terduga

    Kembali ke Kanaya, gadis itu masih terjebak di ruang gelap. Mati lampu membuatnya tidak bisa bergerak leluasa. Ditambah suara-suara berisik di sekitar yang terdengar menakutkan memicu rasa ciut dihatinya."Selamat malam!" ucapnya memberanikan diri. Beberapa kali dia memberi salam yang sama sekali tidak mendapatkan jawaban."Apa ada orang?" panggilnya lagi dengan suara rendah, tetapi cukup jelas sebab suasana sangat hening.Melihat pintu tadi sudah tertutup, perasaan Kanaya bertambah resah. Kakinya seolah tertanam di bumi dan cukup lama dia tertahan di tempat hingga lampu kembali menyala. Kanaya tersentak. Sorot matanya menangkap sosok pria jangkung berambut gondrong sedang duduk di tepi ranjang. Matanya tajam memandang dinding. Sosok itu terkikik seram sambil memainkan janggutnya yang lebat."P-paman Julio?!" Kanaya menatap tidak percaya pada apa yang baru saja dia dilihat. Dalam bayangannya tentang seorang Julio Atmaja atau biasa disapa Paman Leo sangat berbeda dengan saat ini. Pria

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 14 -

    Sementara itu di apartemen, Arkana terlihat sedang membujuk istri pertamanya yang merajuk berat. "Tenang, Bella. Kau tahu sendiri bagaimana karakter Nenek, kan?"Sejak memilih kabur dari ruang makan di rumah mereka tadi, istrinya itu terus saja uring-uringan."Aku tidak terima semua ini, Kanna!" jerit wanita itu histeris. Mengingat perlakuan Nenek Emily yang menghinanya di depan semua orang terlebih Kanaya, membuat harga diri wanita itu seperti diinjak-injak."Dia bahkan menghinaku di depan pembantu sok pintar dan cari muka itu!"Dengan kasar Bella mengempaskan tubuh di sofa. Wajahnya terlihat penuh air mata dan pandangannya tajam, pertanda menyimpan dendam besar. Arkana menghela napas berat lalu kembali menenangkan."Aku tahu itu. Bahkan Ibu, Paman Martin dan Bibi Elis juga tidak terima melihatmu diperlakukan demikian. Kita semua tidak menginginkannya, Sayang."Sejujurnya sudah dua tahun Arkana meni

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 13 - Tugas Baru

    "Suara apa itu? Seperti orang mengerang kesakitan?"Gadis cantik tadi menoleh ke arah kamar yang pintunya tertutup rapat sambil menajamkan pendengaran. Belum puas, dia membawa langkah pelannya mendekat lalu menempelkan telinga ke pintu tersebut. Mencoba mencari kebenaran di dalam sana. Tak lama kemudian, suara erangan tadi mendadak berubah menjadi tawa cekikikan."Huaa! Itu menyeramkan." Kanaya bergumam kecil. Wajahnya nampak hampir menangis. Dengan cepat dia berjingkrak menjauh dari sana, tetapi langkahnya tertahan oleh orang yang tiba-tiba sudah berdiri menghadang dengan tatapan tajam."M-maaf, saya—" Rasa gugup menyergap. Kanaya mencoba berbicara netral, tetapi lidahnya terasa kelu. "Kau di sini rupanya." Bu Shindy menarik salah satu sudut bibirnya dan dimaknai Kanaya sebagai senyum angkuh."S-saya tidak bermaksud menguping suara di dalam sana, Nyonya Shindy," ucap Kanaya gagap. Merasa bodoh karena g

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 12 - Pindah ke Rumah Utama

    Kanaya buru-buru membersihkan bekas makan siang Keluarga Arkana, dibantu oleh senior Viola. "Sisanya biar aku yang kerjakan, Bi." Kanaya menawarkan bantuan. Viola hanya tersenyum menanggapi, tetapi tidak berani membiarkan istri kedua majikannya itu bekerja sendirian.Sesuai permintaan Emily, hari ini juga gadis itu akan berangkat ke rumah utama dan menetap beberapa waktu di sana. Viola yang sebentar lagi akan kehilangan sosok teman baik seperti Kanaya, merasa ikut sedih dan memberi komentar. "Kuharap kau baik-baik di sana, Nyonya Kanaya. Apa pun yang terjadi, semoga kau tetap sabar dan jadilah diri sendiri." Senior Viola mengingatkan. Kanaya seketika menghentikan aktivitas, berbalik menoleh ke arah Viola. Keduanya saling pandang lalu dia mengangguk cepat dan menghambur ke dalam pelukan haru wanita empat puluhan tahun itu. Saat ini dirinya merasa lebih akrab dengan sang Senior dan mereka sudah seperti keluarga yang memiliki ikatan batin.

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Kekasih    Bab 11 - Duduk Sama Rendah

    Apa-apa ini?" Suara Bella tiba-tiba meninggi."Aku dipanggil kemari hanya untuk disindir? Memangnya dia siapa sampai Nenek semudah itu membandingkannya denganku?" gerutunya dengan pandangan keruh.Emily menyeringai, membalasnya dengan tatapan nyalang."Hentikan, Anak Manis! Jangan menantang jika tak ingin melihat kekuasaanku berjalan."Tangan rentanya sengaja diangkat lagi ke atas. Menunjukkan ketegasan yang tidak main-main. Memaksa Shindy kembali ikut campur."Ibu, aku mohon hentikan. Kasian Bella," pintanya mengajukan pembelaan. Namun, dia justru mendapat tekanan baru dari orang tua itu."Ternyata kau lebih pantas dipanggil mertua bodoh, Shindy. Anak bawang itu sudah membebalimu selama ini, tetapi kau masih saja membelanya?" cibir Emily memasang ekspresi sinis.Dia memang sudah tidak peduli dengan apa pun bentuk pembelaan sebab baginya, itu hanya kebohongan yang semata-mata membuang waktu."Lihatlah, pres

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status