Share

101

Penulis: Lavender
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-10 06:22:23

Malam itu, karena hujan lebat kembali mengguyur Bandung, maka tidak ada pilihan bagi Adrian untuk hengkang dari rumah Anan dan Kinar. Lagi pula, pasangan suami istri itu melarang keras untuk Adrian menginjakkan kedua kakinya keluar dari pintu rumah mereka. Berbagai ancaman membahayakan bahkan doa serapah yang meluncur keluar dari bibir seorang Kinar Dewi cukup membuat Anan merinding. Dan di sinilah dirinya berada.

Duduk di sofa ruang santai keluarga Anan dalam kondisi keremangan. Semua lampu-lampu telah di matikan sejak beberapa menit yang lalu. Cuaca yang mendukung untuk menarik selimut serta bercengkerama dengan pasangannya, bagi yang sudah memiliki dan berlaku untuk Anan serta Kinar. Pasangan itu telah minggat dari hadapan Adrian. Memberi ruang untuknya berpikir dan menimang.

Guyuran air hujan yang jatuh mengenai tanah, membuat Adrian sadar harus berpikir dengan sangat lama. Bukan ragu namun lebih kepada mempertimbangkan pada banyak hal. Ke depannya, Adrian tidak ingin bermain-main
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua CEO   102

    Untuk makhluk kecil seperti kita yang tumbuh di muka bumi ini, yang luasnya tak tertahankan hanya melalui cinta. Kita hanyalah setitik debu di alam semesta. Jadi jangan berlebihan dan hiduplah dengan nama dan akal sehatmu.Kata-kata itu yang sedang Ivana coba terapkan untuk hidupnya. Pasca bercerai dari Anan Pradipta, tidak banyak masalah yang harus menghampiri dirinya atau tatanan hidupnya harus berubah. Ivana WIjaya masih sama seperti dulu. Yang menjadi pembeda hanyalah statusnya saja. Jika untuk bersenang-senang dan menyalurkan hasratnya, Ivana bisa melakukan dengan pria manapun yang dirinya tunjuk meski tidak semuanya berakhir di atas ranjang dengan pakaian yang bercecer.Apa pun itu, seberat apa pun perjalanan hidupnya setelah mendapat gelar janda, Ivana selalu waras untuk menerapkan hidup sehat. Sejauh ini, pelampiasan terbaiknya ada pada Banyu Himawan. Namun pria yang telah bersamanya selama beberapa tahun inipun tidak sepenuhnya bisa Ivana percayai untuk melepaskan gairahnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Menjadi Istri Kedua CEO   103

    “Yang terpenting adalah siapa yang membuat bunga di pohon itu mekar. Artinya hidupmu bisa berubah tergantung dengan siapa kamu bertemu.”Pagi-pagi sekali Adrian terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Membuka perlahan kedua matanya yang masih lengket untuk berdamai dengan sorot mentari yang masuk melalui celah gorden. Semalam adalah tidur paling pulas yang Adrian rasakan setelah sekian lama. Bak dipeluk kehangatan dan dicurahi oleh kasih sayang tak kasat mata. Layaknya bayi dalam dekapan sang ibu, Adrian memejamkan kedua kelopak matanya begitu saja. Begitu tenang dan damai hingga pagi ini, rasanya belum ikhlas untuknya terbangun.Lalu ingatan soal percakapan dirinya bersama Nindi yang memakan waktu berjam-jam. Wanita itu benar-benar dewasa dan bijak. Setiap keluhan yang Adrian luncurkan dari mulutnya mendapat respons positif. Padahal Kinar telah berkata jika Nindi pun butuh di dengarkan dan diberi sandaran. Ah, Adrian benar-benar kekanakan. Wajar saja mamanya selalu naik pitam jika meny

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Menjadi Istri Kedua CEO   104

    Semua kelopak bunga ataupun rumput, ada goresannya. Jika kamu tetap seperti rumput di lapangan yang berangin, bukankah lukamu akan semakin dalam?Adalah kutipan yang Kinar Dewi baca dalam sebuah novel yang baru saja dirinya beli. Seraya menunggu Anan yang sedang rapat bersama klien barunya, Kinar habiskan waktunya dengan bersantai di ruangan sang suami. Sebenarnya ini bukan hal yang ingin Kinar lakukan. Selain tidak etis dan tidak pantas dilihat, Kinar seperti istri yang terlalu terobsesi dengan suaminya. Padahal dorongan untuk berkunjung ke kantor Anan bukanlah kemauannya. Jika ditanya siapa yang memengaruhi kamu untuk tiba di sini, maka jawaban Kinar adalah tidak tahu. Karena memang begitu adanya.“Jangan dengarkan apa yang orang lain katakan atau kesimpulan apa pun tentang dirimu.” Teguh datang membawa makanan dalam paper bag. Meletakkan di hadapan Kinar yang tersenyum semringah melihat tulisan sablon makanan kenamaan kesukaan jutaan umat. Dari berbagai penjuru negara manapun, maka

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Menjadi Istri Kedua CEO   105

    “Aku melihatnya secara sederhana saja. Komposisi cinta di dalam sebuah pernikahan hanyalah sepuluh persen. Jika kamu merasa tidak terima, kita akan mengobrol sepanjang hari ini. Bagaimana?”Tidak masalah. Adrian akan menuruti maunya Nindi yang hari ini dirinya temui. Wanita itu tenang dan berwajah cantik. Senyum di bibirnya yang terulas terekam baik dalam benak Adrian. Dan lebih dari apa pun, Adrian ingin menyimpannya diam-diam. Oh, rupanya seperti ini kasmaran? Apakah bisa disimpulkan secepat itu?Namun ada yang mengganjal. Cepat-cepat Adrian mengedipkan kedua matanya beberapa kali setelah rasa sadar itu menyeret dari lamunannya. Di awal perjumpaan ini, kenapa Adrian merasa telah di tolak secara tidak langsung, ya? Nindi menarik sebuah garis bawah dengan sangat cepat jika pernikahan di matanya tidaklah begitu menyenangkan. Sepertinya, di dalam pandangan Nindi, kehidupan rumah tangga amatlah berat dan niat untuk menuju ke arah sana telah ditumpas tanpa bisa dicegah. Kenapa begitu?“Ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Menjadi Istri Kedua CEO   106

    “Anan!” panggil Kinar yang mengucurkan air mata sederas hujan dari kedua matanya. Membuat si empu nama yang dipanggil menoleh dengan kedua mata membulat dan wajah yang kentara panik. Secepat kilat Anan meninggalkan kursi rapat yang didudukinya untuk menghampiri Kinar yang berada di depan pintu masuk. “Bagaimana ini?”“Ada apa?” Anan bingung harus melakukan tindakan apa. Pasang mata dari para klien yang hari itu berada di ruang rapat perusahaan Anan memusatkan seluruhnya ke arah Anan dan Kinar. Gumaman demi gumaman mulai riuh terdengar dan Anan tidak memiliki waktu untuk menggubris itu semua. “Siapa yang membuatmu menangis? Katakan, Kinar, jangan menangis seperti ini.”Kinar tidak mengindahkan ucapan Anan yang memberi perintah namun selembut sutra. Suara Anan yang candu di rungu Kinar semakin membuat ibu hamil muda itu meneteskan air matanya tanpa henti. Kali ini, tanpa pikir panjang Kinar menubrukkan tubuhnya pada tubuh Anan yang membalasnya dengan penuh keterkejutan. Meski di balas s

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Menjadi Istri Kedua CEO   107

    Beberapa hari yang lalu, Banyu Himawan mendapat tantangan sekaligus menantang Ivana Wijaya. Akhir dari itu semua tentulah sudah bisa ditebak jika hanya Banyu yang akan menderita. Dengan ringisan yang menyengsarakan jiwanya, Banyu kenakan dasi ke lehernya dan mengumpati persetujuannya. Menerima tantangan dari Ivana tidaklah mudah. Namun Banyu juga kadung tercebur ke dalam sebuah perasaan yang tak bisa membawa dirinya bangkit. Banyu telah jatuh hati dan meletakkan harapannya sepenuhnya kepada Ivana. Kenapa begitu?Iya, kenapa, ya?Pertanyaan itu tidak mendapat jawaban apa pun dari diri Banyu. Yang ada di benaknya hanyalah langkah apa yang akan dirinya ambil untuk menyelesaikan tantangan dari Ivana. Banyu ingin melakukan semua itu segera dan bisa melepaskan Zahra. Rasa muak dan bosan mulai menyambangi dirinya sehingga Banyu enggan bertemu dengan Zahra secara langsung.Namun pagi ini adalah pengecualian. Banyu menginap di apartemen Zahra yang mana wanita itu sedang berkutat dengan dapur.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Menjadi Istri Kedua CEO   108

    Sebuah perjalanan tanpa rasa sakit tidak akan ada artinya. Karena manusia tidak bisa mendapatkan apa pun tanpa mengorbankan sesuatu. Tetapi ketika mereka mampu mengatasi hal itu, manusia akan mendapatkan hati baja yang lebih keras dari apa pun.Seketika Anan teringat pada sesuatu. Di mana seperti sebuah kenangan yang sengaja Anan hilangkan dari ingatannya. Rasanya perih hingga sendi-sendi Anan merasakan sakit tanpa sebuah alasan yang tepat. Anan merasa ini pernah terjadi dan dirinya mengalami dengan nyata. Tapi di mana dan kapan?“Ada yang kamu pikirkan?” tanya Zahra yang sore itu mendatangi Anan di kantornya. Wanita dengan rambut panjangnya yang tergerai itu meletakkan es kopi pesanan Anan di hadapannya dan duduk di sofa tamu tak jauh dari keberadaan Anan. “Wajahmu pucat.” Zahra hendak memegang pipi Anan yang langsung mendapat reaksi dari si empunya. Penolakan Anan hanya Zahra balas dengan senyuman kecil yang canggung. “Oh, maaf.”“Tidak apa-apa. Saya baik-baik saja. Oh, ya, ada sesu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Menjadi Istri Kedua CEO   109

    Pulang ke rumahnya, wajah Anan sangat semringah dan perasaan puas terlukis jelas membuat Kinar yang menunggunya di teras rumah mengerutkan keningnya. Suaminya itu memberinya pelukan singkat dan kecupan singkat di keningnya alih-alih penjelasan yang membuat wajahnya begitu cerah bak matahari pagi hari.“Sesuatu yang menyenangkan.” Begitu kata Anan yang menggandeng tangan kanan Kinar dan memasuki rumah. “Kamu masak apa? Aku makan siang bersama klien dan perutku sedikit bermasalah.”“Mau salad buah? Aku tidak pernah lupa mengingatkanmu untuk jangan memakan makanan yang tidak bisa diterima oleh perutmu. Kenapa harus sungkan dengan rekan kerjamu jika tahu perutmu selalu bermasalah?” Kinar tidak mengomel. Hanya sedang memberitahu Anan untuk lebih berhati-hati.Berjalan menuju kulkas setelah meletakkan tas kerja Anan di meja makan. Kinar mengeluarkan sekotak salad buah yang selalu dirinya siapkan untuk Anan konsumsi. Dan sebagai bentuk rasa penyesalannya, Anan tidak menolak pemberian Kinar.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua CEO   127

    “Aduh lupa!”Teriakan Ara membuat Kinar yang sedang santai menikmati minuman dinginnya terpaksa harus menoleh. Ara si pemilik suara kecil agak cempreng dengan rambut berwarna merah gelap membuat Kinar geleng-geleng kepala. Bukan sekali, dua kali Ara menjadi heboh sendiri. Namun terlalu sering sehingga Kinar hafal betul dengan wanita yang lebih muda dua tahun di bawahnya itu.“Nggak kamu catat dulu?” tanya Kinar kalem.“Kamu kalem banget, sih, Nar?” Ara terkekeh dengan kepala bergoyang mirip bolo-bolo. “Padahal aku ini nggak ada kalemnya sama sekali tapi kamu sabar banget menghadapi aku yang super random ini.”“Aku juga random kok.” Kinar membela dirinya sendiri.Kinar sungkan saat ada orang lain yang menilai dirinya hanya dari covernya saja. Kinar selalu mendapat penilaian positif dan itu sedikit membuatnya sungkan. Yang sebenarnya terjadi adalah kebalikannya. Kinar juga punya momen-momen tertentu untuk meledak. Kinar juga bisa marah pada hal-hal kecil yang membuat orang sekitarnya te

  • Menjadi Istri Kedua CEO   126

    Prinsip hidup yang selama ini Anan pegang cukup sederhana. Dengan tidak mencampuri urusan orang lain, arti dari ketenangan yang sebenarnya sudah Anan dapatkan. Tapi namanya manusia memang suka lupa diri dan semena-mena.Di saat Anan bersikeras tidak mau mendengar apa pun masalah dan keluh kesah orang lain, justru Tuhan mempertemukan dengan manusia-manusia yang sifatnya meribetkan. Dan Anan harus menjadi pendengar yang baik sedangkan itu tidak pernah tersemat sedikit pun di dalam dirinya.“Kita terlalu keras, ya?” tanya Kinar sembari merapikan dasi dileher Anan. “Aku terdengar kejam.”“Itu demi kebaikan mereka. Lagi pula mereka datang kepada kita sudah bentuk kesalahan fatal. Kita hanyalah saudara jauh dan yang seharusnya mereka datangi adalah keluarganya.” Anan tetap tidak mau salah dan pendapatnya adalah yang paling benar.Kinar mengembuskan napasnya. Tangan kanannya mengusap jas Anan seolah ada debu yang menempel di sana.“Kalau itu terjadi pada anakmu ….” Kinar tak kuasa melanjutka

  • Menjadi Istri Kedua CEO   125

    Tentang hidup ….Kinar Dewi tidak mengharapkan apa-apa selain baik-baik saja. Maksud dari baik-baik saja di sini bukan sekadar adem ayem dengan segudang uang dan fasilitas yang telah terpenuhi. Namun jauh dari masalah walaupun itu mustahil. Namun setidaknya meminimalisir problem selalu Kinar usahakan.Seperti pagi ini contohnya. Tidak tahu dari mana datangnya. Kinar tidak mau menebak atau menyalahkan salah satu pihak. Bagi Kinar, masalah itu tercipta karena ada pihak-pihak tertentu yang terlibat. Mau dibalas penuh emosi bak kebakaran jenggot, masalah itu telah tercipta. Dan konyol kalau misalnya masalah itu muncul sendiri.“Jadi siapa yang mulai duluan?” tanya Kinar tegas dan jelas.Semua mata yang ada di ruang tamu rumahnya menatap Kinar dengan tatapan mata yang berbeda-beda. Anan yang santai sambil menarik napasnya dalam-dalam. Kinar tahu, semalaman Anan lembur karena ini awal bulan dan baru bisa memejamkan matanya subuh tadi. Sekarang pukul tujuh pagi yang artinya tidur Anan amatla

  • Menjadi Istri Kedua CEO   124

    “Emang orangnya kayak gitu?” tanya Anan sambil mendorong troli belanja. Kinar mengajak Anan berbelanja sayur, buah dan kebutuhan lainnya. Mumpung sekalian dekat dengan supermarket.Anan mendengar ucapan terakhir Rika yang menurutnya amatlah nyelekit. Sedangkan Kinar memberi respons yang santai dan biasa saja. Seakan-akan memang istrinya itu sudah biasa mendengar kalimat tersebut.“Mungkin,” jawab Kinar sekenanya sambil memasukkan buah-buahan ke dalam troli. “Aku ketemu dan kenal Rika di komunitas menulis beberapa tahun yang lalu. Dan kita nggak dekat-dekat banget buat bertukar nasib hidup.”“Kamu nggak kesinggung? Minimal kamu keluarin ekspresi marahlah biar dia sungkan dan jera.”“Buat apa?” Kinar membalikkan tubuhnya ke belakang di mana Anan berdiri. “Kalau aku marah, aku nggak ada bedanya sama dia dan aku punya level yang sama kayak dia sedangkan aku paling anti buat lakuin itu.”“Kenapa?” Anan penasaran dan terus mengejar jawaban dari Kinar. “Sesekali marah nggak akan bikin kamu r

  • Menjadi Istri Kedua CEO   123

    “Sebenarnya titik kehidupan masing-masing orang itu berbeda.” Kinar mengatakan sesuai pengalaman yang pernah dialaminya. “Aku berada di posisi ini karena aku pernah merasakan titik terendah dalam hidupku yang mana aku ingin mati. Tapi aku sadar, semengenaskan apa pun kehidupanku waktu itu, selalu ada takdir milik orang lain yang paling mengerikan. Dan untuk itu aku hanya bisa mensyukuri jalanku.”Rika hanya mengangguk. Rekan sesama penulis Kinar itu sedang mencurahkan isi hati dan pikirannya. Yang jika Kinar menilai itu adalah sebuah ujian yang tiap-tiap orang selalu merasakannya. Kinar enggan berkomentar panjang lebar. Toh masa-masa sulit yang pernah Kinar lalui telah lewat. Sekarang yang tersisa hanyalah secuil nasihat dan kenangan yang memang patut untuk dikenang.“Orang-orang kalau ngomong selalu enak.” Rika seruput es tehnya. “Tau kok soalnya cuma tinggal ngomong doang. Enak ya jadi kamu, seneng ya jadi kamu, nggak perlu effort berlebih hidup kamu udah kejamin. Andai mereka tau g

  • Menjadi Istri Kedua CEO   122

    “Kali ini tentang apa?”Kinar menyeruput cokelat dinginnya dengan santai dan hidupnya memang sesantai itu sekarang. Setelah menjadi Nyonya Pradipta, kegiatan Kinar selain menulis adalah berkumpul bersama para kalangan atas. Yang jika Kinar jabarkan bagaimana rasanya … itu membosankan. Jujur saja, Kinar lebih suka hidupnya yang sederhana dan biasa-biasa saja. Tidak banyak kegiatan selain menulis, rebahan, menonton sendirian di bioskop dan makan nasi padang. Bonusnya jalan-jalan sore di alun-alun dan belie s krim.Dalam benak Kinar terbersit kerinduan masa lalunya yang sangat sulit untuk dirinya ulang kembali. Bukannya tidak mau kembali ke masa itu. Kinar hanya harus bertindak penuh kehati-hatian. Karena siapa, sih, yang nggak kenal sama keluarga Pradipta?Media yang tersembunyi di dalam pelosok saja tahu mereka. Maka dari itu Kinar harus menyamar terlebih dulu jika ingin menikmati masa lalunya. Agar orang-orang tidak tahu identitasnya terlebih wajahnya yang sudah tersorot oleh penjuru

  • Menjadi Istri Kedua CEO   121

    “Segala sesuatu di dunia ini ada harganya. Tidak ada nilai yang tidak bisa diubah menjadi uang. Orang yang berani mengatakan cinta adalah hal tidak ternilai itu seperti pencuri yang mencuri barang gratis. Jika kamu tidak bisa membeli kebahagiaan dengan uang, itu karena kamu tidak punya cukup uang.”Kinar Dewi hanya memandangi Ivana dengan sungguh-sungguh. Wanita elegan itu menyeruput kopi panasnya yang masih mengeluarkan asap dengan santai. Sore hari di Bandung dan kemacetan yang terjadi di mana-mana. Semilir angin dan gulungan awan hitam bisa Kinar lihat dari kaca jendela. Tempat duduknya memiliki spot tertuju ke mana saja dan pojokan adalah favorit Kinar sejak dulu.“Uang lagi dan cinta bukan sesuatu yang harus kita khawatirkan. Aku membeli Banyu bukan dengan hatiku meski ada kontrak di atas hitam putih tapi uangku lebih berkuasa. Itulah kenapa kita perlu menjadi kaya agar bisa membeli apa pun yang kita mau. Ini terdengar egois karena tidak semua orang terlahir dengan privilege. Ya

  • Menjadi Istri Kedua CEO   120

    Pada akhirnya ....Di dunia ini, ada tiga jenis manusia, yaitu, ada yang seperti makanan, selalu dibutuhkan orang lain, ada yang seperti obat, diperlukan oleh orang lain saat sakit, dan ada yang seperti penyakit, selalu dibenci oleh orang lain.Kinar membaca tulisannya sendiri dengan saksama lalu memberi penjelasan hanya dalam benaknya saja. Kinar malas untuk menjabarkan dengan mengetikkan di layar laptopnya. Selain terlalu panjang dan berbelit-belit, Kinar sedang melawan moodnya yang berantakan.Hari ini Kinar sedang mati kebosanan. Jalan satu-satunya adalah hengkang dari rumah dan berakhir di ruangan Anan. Ternyata pilihan untuk ke kantor Anan juga bukan sesuatu yang tepat. Suaminya itu sedang sibuk dan Kinar tidak punya objek untuk melampiaskan marahnya. Ugh, rasanya dongkol luar biasa.“Mau es krim, Bu?” tawar Kamila yang masuk setelah mengetuk pintu. Senyum wanita yang usianya sepantaran dengan Anan itu terukir. “Akan saya belikan.” Kamila sudah akan membawa kedua kakinya menuju

  • Menjadi Istri Kedua CEO   119

    “Jika sudah tidak bisa berjuang, baiknya jangan memberi harapan kosong.” Itu hanya sepenggal saran yang bisa Anan berikan kepada Teguh. “Dia juga manusia sama seperti kamu. Pastinya saat ada harapan yang telah dia lambungkan lalu tidak bisa digapainya, rasa sakit menyerangnya. Jadi putuskan saja ingin mengambil langkah yang bagaimana. Maju atau mundur, berhenti atau bertahan.”Teguh diam. Duduk dengan wajah penuh kebingungan dan sorot mata yang lelah. Teguh belum mendapatkan keputusan hendak membawa hubungan bersama Rani ke mana. Jika tujuannya adalah pelaminan, itu sudah dari awal Teguh angankan kala hubungan ini terbentuk. Namun restu yang tak kunjung datang membuat Teguh serba galau. Harus bagaimana?“Kamu ini pria. Sejatinya kamu akan memperjuangkan apa yang menurut kamu tepat dan nyaman di hatimu. Tidak lembek seperti kerupuk terguyur air,” cibir Anan. Meski kalimatnya tidak sadis, seharusnya itu mampu menembus harga diri Teguh untuk bisa bangkit dari keterpurukannya. “Jika di aw

DMCA.com Protection Status