Share

103

“Yang terpenting adalah siapa yang membuat bunga di pohon itu mekar. Artinya hidupmu bisa berubah tergantung dengan siapa kamu bertemu.”

Pagi-pagi sekali Adrian terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Membuka perlahan kedua matanya yang masih lengket untuk berdamai dengan sorot mentari yang masuk melalui celah gorden. Semalam adalah tidur paling pulas yang Adrian rasakan setelah sekian lama. Bak dipeluk kehangatan dan dicurahi oleh kasih sayang tak kasat mata. Layaknya bayi dalam dekapan sang ibu, Adrian memejamkan kedua kelopak matanya begitu saja. Begitu tenang dan damai hingga pagi ini, rasanya belum ikhlas untuknya terbangun.

Lalu ingatan soal percakapan dirinya bersama Nindi yang memakan waktu berjam-jam. Wanita itu benar-benar dewasa dan bijak. Setiap keluhan yang Adrian luncurkan dari mulutnya mendapat respons positif. Padahal Kinar telah berkata jika Nindi pun butuh di dengarkan dan diberi sandaran. Ah, Adrian benar-benar kekanakan. Wajar saja mamanya selalu naik pitam jika meny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status