Share

Bab 77. JANGAN MEMBANTAH!

Tangisnya memang sudah mengering, tapi rasa sesak di dada masih memenuhi ruang hati Marissa. Ia duduk di sebelah bed pasien sambil memegang tangan putrinya. Tatapan matanya kosong, bahkan ia tidak menyadari saat Ruth datang menyapa.

“Mungkin ini adalah saatnya,” Ruth duduk di sampingnya, ia memegang pundak Marissa dengan lembut.

Marissa menoleh dengan dahi berkerut, “Untuk ….?” tanya Marissa seiring dengan kedua alisnya yang saling bertautan.

“Mengatakan yang sebenarnya pada, Deniz.” Jawab Ruth tanpa ragu.

Marissa memalingkan wajahnya ke samping, lalu ia kembali menatap Ruth dengan sengit. “Jangan berharap untuk itu. Aku masih bisa mengurus putriku,”

“Jangan keras kepala, Marissa. Ini juga kewajiban Deniz sebagai ayahnya, kamu tidak bisa melakukannya sendirian seperti ini terus menerus.” Kata Ruth agar Marissa berterus terang pada Deniz tentang putrinya— Elizabeth.

Keduanya saling menatap dengan lekat, “Tidak akan pernah,” garis wajah Marissa terlihat mengeras. Perempuan itu merasaka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status