Share

Bab 84. HANYA PEREMPUAN BIASA

Ini tentang perasaan yang awalnya hanya biasa saja. Semakin keadaan melarangnya untuk jatuh cinta, semakin hawa naf*su membuai hasrat yang selama ini ditahan. Terlalu munafik jika harus berbohong, sampai kapanpun takdir tidak akan pernah salah arah.

“Mark,” panggil Deniz saat duduk sendiri di teras balkon yang menghadap halaman penthouse miliknya.

“Ya, Tuan,” jawab Mark dengan cepat.

Tangannya mengepal di atas paha dengan pandangan kosong, Deniz membiarkan kopinya dingin dengan sendirinya. Ia masih memikirkan kejadian tempo hari saat pertemuan terakhirnya dengan Marissa. Gadis itu masih kalah cantik jika dibandingkan dengan perempuan yang pernah dekat dengannya, termasuk adik dari Kevin Aldous Benneth— Catherine.

“Sudah ada keputusan dari rumah sakit tentang pengajuan kemarin?” tanya Deniz tanpa menoleh.

Ia memainkan jarinya seolah cemas, “Kenapa lama sekali?” lanjutnya yang seperti memutar sebuah pulpen di tangan.

“Masih belum Tuan, mungkin masih proses.” Jawab Mark dengan angg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status