Share

Bab 80. JATUH CINTA

Penulis: Purple Rain
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-21 09:22:43

“Sudah impas bukan?”

Deniz mengernyitkan dahinya, ia menatap Marissa dengan penuh tanda tanya.

“Aku tanya apa, kamunya jawab apa Marissa?” Deniz mengatur posisinya yang setengah duduk di atas ranjang.

Ia melihat Marissa masih bergelung dengan selimut, perempuan yang sempat menjadi istrinya tersebut berbaring menghadap ke arahnya dengan ganjalan bantal di kepala.

“Bukankah kamu memberiku uang untuk melakukan ini?” ia menatap Deniz tanpa takut sedikitpun.

“Marissa,” gumam Deniz sambil menyugar rambutnya dengan jari tangan, pria itu gelisah.

Deniz menghela napas dengan kasar setelah mengusap wajahnya, lalu ia menatap Marissa dengan perasaan bersalah. “Aku memintamu untuk rujuk, bukan membahas masalah yang lain.”

“Oh itu,” Marissa merubah posisinya, ia kini telentang dan menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong.

“Kenapa cuma, oh? Apa tidak ada jawaban yang lain?” Deniz mendekat, pria itu merebahkan tubuhnya di samping Marissa.

Deniz menopangkan sebelah tangannya di sisi kepa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 81. GOLONGAN DARAHKU AB

    “Kemana saja sih kamu?” tarik Ruth saat Marissa datang terlambat, lebih tepatnya sangat-sangat terlambat.“Apa aku sudah melewatkan sesuatu?” tanya Marissa dengan cemas, keringat dingin tiba-tiba merayap di beberapa titik pelipisnya.Ia tidak peduli meski Ruth sedang kesal padanya saat ini. Marissa hanya mengkhawatirkan kondisi putrinya yang sejak kemarin ditinggalkan begitu saja. Ada perasaan bersalah dalam diri Marissa, apalagi dalam situasi seperti ini, dirinya malah asyik berkencan dengan mantan suaminya.“Kenapa dia di sini?” Ruth memperhatikan pria berwajah dingin itu dengan seksama, lirikannya terlihat sangat pedas.“Aku akan cerita nanti, bagaimana kondisi putriku?” Marissa mendekat lalu berbisik pada Ruth agar Deniz tidak mendengarkan percakapan antara dirinya dan Ruth.Deniz berdiri dengan angkuh di belakang Marissa, ia seperti seorang bodyguard baginya. Pria itu tampak acuh tak acuh, meskipun dalam hatinya sangat ingin tahu tentang kabar istrinya yang menghilang 6 tahun lal

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 82. TAKE AND GIVE

    “Deniz, begini ….” Marissa duduk di sebelah mantan suaminya dengan wajah cemas. “Aku sudah terlalu lama pergi dan aku rasa, aku belum bisa ikut pulang bersamamu,” lanjutnya dengan suara bergetar. Deniz menatapnya dengan kerutan di kening, “Kenapa? Apa karena ada ayah dari gadis kecil itu atau kekasihmu?”“B-Bukan. Sudah berapa kali aku bilang, kalau aku tidak punya kekasih atau suami. Kenapa kamu terus saja mendesakku? Bukankah aku sudah melakukan apa yang kamu perintahkan? Belum puas juga kah?” jawaban panjang dari Marissa membuat Deniz menghembuskan napas panjang. Pria itu menutup layar tab yang baru saja dinyalakan. Ia meletakkan tab tersebut ke atas meja yang berada di samping tempat mereka duduk. “Aku butuh penjelasan yang spesifik,”“Aku sudah bicara jujur denganmu, aku harus menyelesaikan urusanku terlebih dahulu.” Tatapan Marissa begitu memelas. Sedangkan Deniz, ia memilih untuk menyandarkan punggungnya ke bantalan kursi yang ada di ruang tunggu. Kepalanya sedikit pusing

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 83. TERUNGKAPNYA KASUS LAMA

    Brak!Sebuah kursi melayang tepat di samping dokter Ramon. Pria itu tidak bergeming sedikitpun, seakan ia sengaja untuk tidak menghindar dari amukan Sam— teman lamanya.“Teganya kau membunuh keluargaku? Apa salahku padamu hingga kau melakukan ini Ramon?” Sam mengarahkan jari telunjuknya pada dokter Ramon, ia menatap dokter tersebut dengan sengit.Deniz yang berdiri di samping pintu ruangan Alex hanya memandang tanpa melerai, bahkan ia pun mencegah Mark untuk melakukan hal itu. “Biarkan mereka menyelesaikan urusannya,” kata Deniz dengan setengah berbisik.Mark mengurungkan langkahnya dan kembali berdiri di samping Deniz, pria muda itu mengangguk tanda mengerti. “Baik, Tuan muda.” Jawabnya dengan sopan.“Kenapa diam? JAWAB!” Sam yang sudah tersulut emosi mendekat dan meraih kerah kemeja yang dikenakan oleh dokter Ramon. Tubuh dokter Ramon tertarik ke atas mengikuti tarikan Sam yang mencengkram erat bagian lehernya. Ia tetap bungkam dengan tatapan kosong, sepertinya gertakan dari Sam ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 84. HANYA PEREMPUAN BIASA

    Ini tentang perasaan yang awalnya hanya biasa saja. Semakin keadaan melarangnya untuk jatuh cinta, semakin hawa naf*su membuai hasrat yang selama ini ditahan. Terlalu munafik jika harus berbohong, sampai kapanpun takdir tidak akan pernah salah arah. “Mark,” panggil Deniz saat duduk sendiri di teras balkon yang menghadap halaman penthouse miliknya. “Ya, Tuan,” jawab Mark dengan cepat. Tangannya mengepal di atas paha dengan pandangan kosong, Deniz membiarkan kopinya dingin dengan sendirinya. Ia masih memikirkan kejadian tempo hari saat pertemuan terakhirnya dengan Marissa. Gadis itu masih kalah cantik jika dibandingkan dengan perempuan yang pernah dekat dengannya, termasuk adik dari Kevin Aldous Benneth— Catherine. “Sudah ada keputusan dari rumah sakit tentang pengajuan kemarin?” tanya Deniz tanpa menoleh. Ia memainkan jarinya seolah cemas, “Kenapa lama sekali?” lanjutnya yang seperti memutar sebuah pulpen di tangan. “Masih belum Tuan, mungkin masih proses.” Jawab Mark dengan angg

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 85. BUKAN FASILITAS BPJ*S

    “Menyingkirlah dariku atau,” “Atau apa? Kau akan berteriak minta tolong?” jawab Deniz dengan sebelah alis terangkat. Marissa terpaksa menghentikan kalimatnya saat Deniz menyela, ia menatap pria itu dengan tanda tanya yang cukup besar. Kenapa mantan suaminya tersebut masih saja mengusik dirinya, meski mereka berdua telah berpisah sejak 6 tahun lalu. “Teriak lah yang kencang, aku tidak takut sedikitpun.” Ujar Deniz seolah menantang nyali Marissa. “Tidak perlu repot-repot mengusirku, Marissa. Aku akan pergi tanpa kau meminta padaku untuk kedua kalinya,” Deniz mengurai jarak di antara mereka, ia tidak melepas sedikitpun pandangan matanya dari Marissa. “Dasar pria aneh,” gerutu Marissa saat Deniz telah menjauh darinya. Ia menepuk pelan kedua lengannya seolah Marissa tengah membersihkan sesuatu yang baru saja menyentuh kulitnya. Tiba-tiba Deniz menghentikan langkahnya, ia menengok perlahan ke arah belakang. Marissa tergagap, untung saja ia bisa mengendalikan sikapnya agar tidak terlih

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 86. TIDAK BAIK-BAIK SAJA

    Glek! Ruth menelan salivanya, ia duduk seperti patung. Perempuan modis berambut cepak tersebut tidak menyerukan suara, hanya ekspresinya memperlihatkan keterkejutan. Sementara itu Marissa berdiri di samping jendela, lebih tepatnya ia menyandarkan sebelah pinggangnya ke arah meja. Wajahnya tertekuk lesu, ibu satu anak itu menghembuskan napas dengan kasar berulang-ulang. “S-Sudah aku bilang, terus terang saja sama Deniz jika Eliza adalah putrinya,” Ruth mengambil segelas air dan meminumnya, air itu perlahan tumpah dan mengenai baju yang dikenakan. Ruth tidak memungkiri jika saat ini dirinya bingung dan tidak bisa melakukan apapun, selain memberi saran pada Marissa untuk berterus terang pada ayah Elizabeth. “Ruth, aku mohon jangan membahas masalah itu saat ini.” Ujar Marissa dengan perasaan gelisah. “Jika tidak ada cara lain lagi, apa yang harus kamu lakukan? Kamu akan lebih bersalah andaikata menutupi identitas Eliza seumur hidup,” Ruth berbicara kembali setelah meletakkan gelasny

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 87. RENCANA PERTEMUAN

    “Aku tidak bisa kembali ke rumah sakit, jika kamu tidak mengatakan kebenarannya,” Marissa tiba-tiba saja meraih kerahasiaan kemeja Mark, ia mencengkramnya dengan sangat kuat. Mark terkejut, ia belum siap menghadapi serangan dari mantan majikannya. Pria itu tidak melawan, ia membiarkan Marissa melakukan apapun padanya. Meskipun sebenarnya Mark tidak tahu, apa maksud dan tujuan Marissa saat ini. “Kenapa diam? JAWAB!” gertak Marissa dengan wajah marah. Mata indah itu berubah menjadi seperti monster yang siap menerkam mangsanya. Tapi Mark tidak gentar sedikitpun, ia tetap bungkam sampai Marissa menjelaskan apa yang diinginkan. Hingga beberapa detik kemudian, ia merasa Mark tidak bereaksi. Marissa melepaskan cengkraman tangannya dengan kasar, sehingga tubuh Mark sedikit oleng ke belakang. “Duduk dulu Nona,” suara Mark membuat Marissa menoleh dengan cepat. Kedua alisnya saling bertautan, ia memandang Mark dengan tatapan tak suka. “Kamu menyuruhku duduk dalam keadaan seperti ini?” Mar

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-14
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 88. KITA BELUM SELESAI

    Diremasnya sisa tanah yang mulai tumbuh rumput yang meninggalkan jejak embun. Marissa tidak menangis, bersedih atau terpukul. Perempuan itu menunjukkan rasa kecewa yang mendalam saat Deniz membawa dirinya ke suatu tempat.Semula ia merasa heran, kenapa Mark mengarahkan kemudi mobilnya ke area pemakaman umum. Marissa menurunkan kaca mobil separuh, ia melihat jalanan yang dilaluinya dengan tanda tanya besar.‘Jangan-jangan ….?’ (tebaknya dalam hati).“Kamu sengaja membuat Joshua ma*ti di tangan Kevin bukan?” Marissa berdiri, lalu menunjuk Deniz tepat di depan wajahnya.Deniz tidak bergeming, ia berhasil menangkap tangan Marissa yang hampir saja melayangkan tamparan ke sisi wajahnya. “Jangan buru-buru menuduhku,” ucap Deniz dengan tatapan tajam.Marissa yang tidak bisa membendung emosinya sedikit melunak, ia pun menurunkan tangannya. “Lalu apa alasanmu dengan ini?” Marissa menunjuk makam Joshua yang terlihat masih baru, tanah dan bunga yang ditaburkan di atasnya masih basah dan segar.“K

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-14

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 97. BUKAN KANGEN BIASA

    Kenapa tangan Marissa begitu gemetar saat ia menerima setumpuk berkas yang diberikan oleh Sam — bodyguard mantan suaminya. “Kau bercanda, Sam?” Marissa mengangkat wajahnya setelah ia mematung sekian detik. “Tidak. Mana ada bercanda dalam kasus yang saya tangani Nona,” jawabnya sambil menopangkan kedua tangannya di ujung meja. Sam menatap Marissa dengan tajam, ia tahu jika perempuan itu belum siap dengan gebrakan baru yang dirancang olehnya bersama Deniz. “Aku tidak bisa menerimanya,” sahut Marissa dengan cepat. Ia meletakkan kembali beberapa map yang baru saja dibacanya dengan kasar. Kali ini sasaran kemarahannya ditujukan pada meja kerja Deniz yang dinilainya sebagai meja terkutuk. “…. Nona sudah di sini tidak bisa mundur lagi,” ujar Sam tidak memindahkan pandangannya. “Lho, kok maksa sih? Aku bisa menolak ‘kan? Lagian, imbalan sebesar ini pasti kerjasama yang ditawarkan oleh tuanmu juga nggak main-main resikonya, iya ‘kan?” Marissa membalas tatapan Sam dengan memicingkan kedu

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 96. SALAH SASARAN

    Kenyataannya sampai sore menyapa, Marissa tidak meninggalkan tempat duduknya. Ia masih di posisi yang sama saat pria itu dibaringkan pada tempat tidur berukuran large. “Huft ….” Marissa menarik napas panjang dan menghembuskan perlahan. Ia memainkan jemarinya yang terasa semakin dingin di suhu ruang normal. Marissa berusaha untuk bersikap tenang, meski bola matanya tidak lepas memindai jarum infus dan alat perekam detak jantung sedari tadi. Satu jam yang lalu ….“Dia akan baik-baik saja, percayalah ….” ucap dokter Sunny sambil menepuk pelan bahunya. Dokter keluarga tersebut seakan ingin membesarkan hati Marissa yang saat ini tak ubahnya sedang terjun payung tak tentu arah. “Sejak saat itu, kesehatan tuan muda Deniz semakin memburuk.”Marissa menunduk dalam-dalam, ia menghela napas agar perasaan yang membuat dadanya begitu sesak hilang sudah.“Apa tidak ada alternatif lain agar suami oh maaf, agar tuan Deniz bisa pulih kembali?” Yang ada dadanya semakin sesak dengan realita yang a

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 95. RAPUH

    “Silahkan masuk, Nona.” Sam membuka pintu sebuah ruangan, ia mempersilahkan Marissa masuk ke dalamnya. Perempuan berpostur semampai tersebut terlihat begitu tegang. Selama dalam perjalanan ia menerka-nerka seperti bermain dalam sebuah teka-teki. Kira-kira apa yang telah membuat dua orang kepercayaan keluarga Ghazy tersebut datang menemuinya kembali setelah sekian lama menghilang. Marissa masuk ke dalam ruangan dengan pandangan lurus ke depan. Tidak ada senyuman di bibirnya, hanya suara hak sepatunya yang menggema di sepanjang lorong. Tepat di menit ke lima, ia berhenti di depan seseorang yang tengah duduk di kursi sofa yang cukup mewah. Sepertinya pria di hadapannya ingin sekali menyapa, ‘Hai, apa kabar?’Tapi situasi tidak mendukungnya menjadi pejantan tangguh seperti dulu, bahkan nyalinya berubah menciut setelah melihat kondisi Marissa jauh lebih baik setelah bercerai dengannya. Satu kata yang pantas ditujukan pada sosok Deniz saat ini, menyedihkan! “Kamu tidak bertanya keadaan

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 94. HARI BARU UNTUK MARISSA

    Pagi buta Marissa bergegas, ia menyiapkan semua bahan baking untuk diolah menjadi roti gandum yang lezat. Ia sudah berdiri di depan sebuah meja panjang stainless yang berada di dapur belakang, “Mario, apa kamu sudah cek semua bahan?” tanya Marissa yang sudah mengenakan apron berwarna gelap.Pria muda dengan kisaran usia 19 tahun itu menoleh, ia memegang satu buah paprika berwarna merah. “Saya rasa sudah Madam,” “Bagus,” Marissa mengangguk kecil. Tampak terlihat di wajahnya begitu sumringah, ketika mendapati usaha yang telah ditekuninya kembali berjalan lancar sejak satu tahun yang lalu.Marissa pun kembali melanjutkan aktivitasnya untuk menakar semua adonan sesuai tekstur yang diinginkan. “Jam 7 tepat kita akan membuka toko, apa kalian bisa melakukannya dengan baik?” “Ya, Madam,” jawab Kay, gadis berusia 17 tahun yang sedang magang di tempat Marissa. Lebih tepatnya, Marissa mempekerjakan Kay secara paruh waktu untuk membantu membayar tunggakan biaya sekolahnya.“Aku bisa mengandalka

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 93. MEMILIH JALAN MASING-MASING

    “Kalau aku sudah tidak dibutuhkan di sini, aku akan pergi.” Marissa beranjak dari tempat duduknya, ia menggenggam tas yang semula diletakkan di atas meja. “TUNGGU!” cegah Deniz dengan suara yang lantang.Marissa menghentikan langkahnya, kepalanya menoleh tanpa melihat ke arah Deniz. Ia meremas tas yang semula digenggamnya dengan erat, sampai di mana Deniz telah mengarahkan kursi roda yang didudukinya ke hadapan Marissa. “Ikut denganku,” kata Deniz tanpa menengok ke belakang, ia menjalankan kursi roda miliknya secara otomatis. Wajah pria itu terlihat pucat, keadaannya tak jauh berbeda dengan Marissa. Ia lebih terguncang dari yang terlihat, hanya saja Deniz terlalu pandai menyimpan rasa sakit hatinya. “Memangnya ada apa?” gumam Marissa dengan sendirinya. Tapi tidak ada jawaban dari Deniz, pria itu terus saja menjalankan kursi roda miliknya menyusuri lorong rumah sakit.Marissa diam sejenak, ia mematung sambil melihat kepergian Deniz yang bersikap dingin dari awal pertemuan mereka. Lal

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 92. PERASAAN BERSALAH

    “Tidakkk ….!” Teriakan itu terdengar sangat pilu. Marissa bersimpuh di bawah lantai dengan posisi memeluk dirinya sendiri setelah ia histeris beberapa saat.“Kami sudah berusaha, tapi Tuhan berkehendak lain.” Sambung dokter Andrew yang telah mengerahkan tenaganya untuk mempertahankan nyawa Elizabeth selama 5 tahun ini.Marissa mengira, jika suster memanggilnya karena operasi pencangkokan yang dijalani oleh putri dan mantan suaminya telah selesai. Tanpa disangka, dokter Andrew membawa berita yang membuat semangat yang tersisa pada dirinya telah luluh lantak saat itu juga.“M-Marissa,” suara Ruth terdengar bergetar.Ia meraih tubuh Marissa dengan segera, tapi rasa kecewa yang telah menyelimuti hatinya membuat Ruth terpaksa ikut bersimpuh di sampingnya. Sementara itu, dokter Andrew pergi meninggalkan mereka tanpa permisi. Dokter paruh baya tersebut membiarkan Ruth dan Marissa meraung di dalam ruangan kerjanya. Ia merasa bersalah karena upaya yang dilakukannya sejauh ini berakhir dengan

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 91. JANGAN CENGENG

    “Menjauhlah dariku!” bentak Marissa saat ia mengangkat kaki kanannya.“Aduh!” Deniz memekik, kedua tangannya memegang bagian pangkal paha. Rupanya tendangan Marissa tepat mengenai sasaran dan membuat pria itu menjauh.“Jaga sikapmu, Deniz. Keluar dari ruangan ini dan biarkan aku mengenakan bajuku,” usir Marissa dengan tegas.“Tapi kemarin kamu,” “Apa? Kemarin ya kemarin, kalau sekarang— tidak!” mata Marissa melotot saat menjawab pertanyaan dari mantan suaminya tersebut.“Kenapa jual mahal begitu?” gerutu Deniz sambil mendesis menahan rasa sakit.“Cukup, Deniz! Kemarin adalah kesalahan, jangan harap kamu mendapatkannya kembali.” Ujar Marissa dengan tampang marah.“Sudah berapa pria yang kamu layani?” akhirnya pria itu bisa berdiri dengan tegap, ia menatap Marissa dengan wajah cukup sengit.Plak!Tamparan keras dari Marissa melayang tepat di pipi kiri Deniz. Wajah pria yang tidak siap dengan tindakan Marissa tersebut sedikit bergeser ke arah kanan. “Kau sudah tahu jika aku melakukan i

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 90. MASIH BERJODOH

    “Kalian memang berjodoh,” cibir Ruth setelah melihat Marissa datang bersama Deniz. “Si*alan kamu,” umpat Marissa dengan lirikan pedas. Ruth tersenyum tipis, ia berdiri di sisi tembok sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. “Kenyataannya seperti itu, jangan marah. Kalian memang tidak bisa dipisahkan satu sama lain,” sambung Ruth yang masih saja menggoda Marissa.“Hanya kebetulan bertemu, jangan berekspektasi terlalu tinggi.” Marissa mengelak.“Masih saja kamu berbohong, Marissa.” Ruth menggeleng pelan.“Tentang apa? Jangan mengada-ada,” Marissa menghempaskan bobot tubuhnya di atas kursi, perjalanan sepanjang hari ini membuat dirinya benar-benar letih.“Kamu masih mencintainya bukan?” Ruth sedikit memajukan wajahnya sambil mengedipkan sebelah mata.Pluk,Marissa melempar kotak tisu yang ada di atas meja, untung saja Ruth bisa menghindar. Perempuan berambut cepak tersebut tertawa puas karena berhasil menggoda sahabatnya.“Joshua meninggal,” tampak jelas jika Marissa begitu

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 89. PERJANJIAN PRA NIKAH

    “T-Tes DNA? A-Apa maksudnya ini?” “Lebih tepatnya, yang ada di hadapanmu saat ini adalah— hasil tes DNA.” Bruk, Dokumen yang ada dalam genggaman Marissa pun terjatuh begitu saja. Mendadak kakinya tidak bisa berdiri dengan sempurna, sehingga Marissa sedikit limbung dan hampir saja terjatuh. ***Marissa tidak berani mengangkat wajahnya, ia memilih untuk menghindari kontak mata dengan Deniz yang saat ini ingin menelannya hidup-hidup. “Gadis kecil yang ada di rumah sakit itu adalah putriku bukan?” jari telunjuk Deniz diarahkan dengan asal ke belakang dengan mimik muka yang serius. “Kenapa kamu menyembunyikannya dariku, Marissa?” lanjut Deniz yang mau tidak mau harus menginterogasi Marissa tentang keberadaan Eliza di tengah-tengah mereka. “A-Aku,” lidahnya benar-benar kaku, Marissa bingung hendak memulai jawaban dari mana. “5 tahun Marissa, dan kamu …. Argh ….!” Deniz sedikit menjauh dari Marissa yang mematung, ia mengacak rambutnya dengan kasar untuk melampiaskan perasaan kesalnya

DMCA.com Protection Status