Share

Debat Nala vs Eliza

Penulis: Senja Berpena
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-27 22:53:07

"Apa yang kau lakukan pada Nadya itu sama saja dengan membunuh cucumu sendiri, Nala!" suara Eliza menggema di seluruh ruangan.

Tanpa menunggu izin, ia melangkah masuk dengan mata membara, menghujam langsung ke arah Nala yang berdiri dengan angkuh di tengah ruangan.

Nala mengangkat dagunya sedikit, memandang besannya dengan sorot mata yang penuh keangkuhan. Ia tidak tergoyahkan.

“Apa kau ingin membiarkan Nadya melukai Melvin, Nyonya Eliza?” suaranya dingin, nyaris tanpa emosi. “Dia sudah pernah menyakiti anakku. Sebagai seorang ibu, wajar bila aku sangat membencinya!”

Nada bicara Nala semakin tajam, seperti belati yang siap menghunjam lawannya. Namun, Eliza tidak mundur.

“Tapi ini bukan tentang masa lalu yang melukai hatimu dan juga Kalen, Nala! Ini tentang masa depan Melvin!”

Eliza menegakkan tubuhnya, tatapannya penuh keyakinan. “Dia harus mendapatkan ASI terbaik, dan hanya Nadya yang bisa melakukannya!”

Seketika rahang Nala mengeras. Tangan kurusnya mengepal erat, kukunya hampir men
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Riyani Riyani
Wah wah Eliza ternyata penuh dengan misteri Sebenernya dia itu benar" tulus atau wngga sih sama Nadya Atau memang ada hal yang di sembunyikan Makin biki. Penasaran aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Sebaiknya Periksa CCTV

    Keduanya tenggelam dalam keheningan yang canggung setelah ciuman yang baru saja terjadi. Baik Nadya maupun Kalen tak tahu harus berkata apa.Nadya berusaha mengalihkan pikirannya dengan melipat pakaian-pakaian kecil milik Melvin, jemarinya sibuk merapikan tiap helai kain, namun benaknya masih terjebak dalam perasaan yang bercampur aduk.Sementara itu, Kalen hanya duduk di sofa dengan iPad di pangkuannya, namun layar yang menyala tidak benar-benar menarik perhatiannya.Pandangannya kosong, sesekali melirik Nadya dengan ekor matanya, seolah ingin mengatakan sesuatu, tetapi urung melakukannya.Melvin masih terlelap di atas bangsal bayi, napas kecilnya teratur, menjadi satu-satunya suara lembut yang mengisi ruangan selain dengungan pendingin ruangan.Mereka tetap diam.Hingga tiba-tiba suara langkah kaki tergesa terdengar dari luar.“Nadya!”Sebuah suara penuh kekhawatiran memecah keheningan, disusul dengan kehadiran seorang wanita yang langsung menghampiri Nadya dan tanpa ragu merengkuhn

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Mengungkap Sebuah Rahasia

    "Katakan apa yang Mama katakan padamu, Nadya!"Suara Kalen terdengar dalam dan penuh tekanan, menembus ruang di antara mereka seperti pisau yang tajam. Sorot matanya lekat, menuntut jawaban dari wanita yang duduk di depannya.Nadya terdiam. Seperti seekor burung kecil yang terpojok, ia menundukkan kepala, jemarinya saling menggenggam satu sama lain, memainkan ujung kukunya dengan gelisah. Matanya berkabut, dan napasnya terasa lebih berat dari biasanya.Kalen bisa melihatnya. Ia bisa merasakan ada sesuatu yang dipendam Nadya—sesuatu yang selama ini menghantui wanita itu hingga memilih diam dan menerima segala perlakuan buruk dari ibunya."Nadya, apa kau ingin terus-menerus menyembunyikan sesuatu dariku?"Suara Kalen lebih rendah kali ini, lebih tenang, namun justru terdengar lebih menekan.Nadya perlahan mengangkat kepalanya. Matanya yang semula tampak kosong kini bergetar oleh ketakutan yang sulit ia sembunyikan."Tidak. Aku… aku hanya takut kau tidak percaya padaku, Kalen."Suara Nad

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Ada Sesuatu yang Disembunyikan

    "Apa kau melihat bahwa sebenarnya Kalen juga tidak ingin kehilangan Nadya untuk kedua kalinya?" tanya Julian, matanya menatap lekat pada Shopia yang sedang sibuk dengan makanannya.Keduanya tengah duduk di salah satu sudut kafetaria yang cukup ramai. Hawa malam yang sejuk terasa menyusup dari jendela besar di belakang mereka, membawa aroma kopi dan pastry yang menggoda selera.Shopia terkekeh kecil, menaruh sendoknya sebelum menatap Julian dengan sorot mata penuh arti.“Tentu saja. Rania sering berbincang denganku jika Kalen masih sering menyebut nama Nadya ketika dia sedang mabuk.”Julian yang baru saja menyesap kopinya hampir tersedak. Ia menatap Shopia dengan ekspresi tercengang, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.“What? Are you serious?” ujarnya dengan alis terangkat tinggi.Shopia tertawa melihat reaksi Julian yang berlebihan. Ia mengambil cangkir vanila latte-nya, mengaduk perlahan, sebelum mengangguk mantap.“Yeah. Rania sangat lapang dada menerima bahwa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Pengakuan Lily yang Mengejutkan

    "Selamat malam, Nona Lily."Suara Julian terdengar begitu tenang, namun ada nada licik yang tersirat di dalamnya.Senyum kecil yang tersungging di bibirnya lebih menyerupai senyum misterius yang membuat bulu kuduk Lily meremang. Ada sesuatu yang terasa tidak beres dari cara pria itu menatapnya.Lily menelan ludah, langkahnya refleks mundur selangkah, tubuhnya tiba-tiba terasa kaku."Si—siapa kau? Ada urusan apa datang kemari?" tanyanya dengan nada gugup, matanya menatap ke kanan dan kiri, seolah mencari jalan keluar jika keadaan semakin berbahaya.Julian mengamati reaksi itu dengan tatapan penuh arti. Ia lalu mengangkat tangan dan meniupkan asap vape ke udara, membiarkan kepulan putih itu menguar di sekitar mereka, menciptakan atmosfer yang semakin mencekam."Aku akan memberitahumu ... jika kau mau bekerja sama denganku, Nona."Lily semakin tidak nyaman. "Aku tidak tahu siapa kau dan maksud kedatanganmu kemari untuk apa."Julian mendesah pelan, lalu menggelengkan kepalanya. "Baiklah."

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Rasa Kecewa Kalen yang Mendalam

    “Apa?!” Mata Kalen membola, seolah hendak melompat keluar dari rongganya, mengisyaratkan keterkejutan yang begitu mengguncang relung kesadarannya.Informasi yang meluncur dari bibir Julian menghantamnya seperti gelombang pasang, membanjiri pikirannya dengan amarah yang nyaris tak tertahankan.Julian mengangguk pelan, sorot matanya teduh namun menyiratkan ketegasan yang tak terbantahkan.“Aku sudah merekamnya. Ini bukan sekadar dugaan kosong, Kalen. Fakta berbicara lebih lantang dari kemarahan kita.”Tangannya yang kokoh menyodorkan ponsel itu, layar hitamnya seakan menyimpan seribu luka yang akan segera menganga lebar.“Terserah padamu apakah ingin membawa ini ke ranah hukum. Tapi satu hal yang pasti, ibumu sudah melangkahi batas yang seharusnya tidak boleh dilewati.”Nadya, yang sejak tadi diam, merasakan dadanya sesak oleh beban yang mendadak terasa begitu berat.Udara di ruangan seakan mengental, menekan paru-parunya dengan ketegangan yang tak kasat mata. “Jadi... Nyonya Nala bena

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Memberi Peringatan pada Nala

    Ketika pintu rumah terbuka, Kalen melangkah masuk dengan wajah penuh ketegangan. Napasnya sedikit memburu, menahan gejolak emosi yang sejak tadi berputar di dadanya.Begitu melihat ibunya duduk dengan sikap angkuh di ruang tamu, ia segera membuka suara tanpa basa-basi.“Ada yang ingin aku bicarakan denganmu!” suaranya tegas, nyaris bergetar oleh emosi yang ditahannya.Nala yang tengah menikmati secangkir teh hanya melirik sekilas sebelum meletakkan cangkir itu di atas meja.Tatapan matanya datar, tak menunjukkan sedikit pun keterkejutan atas kedatangan putranya. Dengan nada dingin, ia bertanya,“Apa lagi yang ingin kau bicarakan, Kalen?”Kalen mengepalkan tangan, berusaha meredam amarah yang hampir meledak. Namun, ketegangan itu sulit dikendalikan.“Kenapa kau tega melakukan ini pada Melvin? Aku sudah tahu semuanya!” suaranya meninggi, sorot matanya menusuk tajam ke arah ibunya.Nala masih mempertahankan ekspresi angkuhnya. Ia menyandarkan tubuh ke sofa, kedua lengannya terlipat di de

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Menyesal Kenapa?

    Pertanyaan itu membuat Nadya terdiam. Sekilas, matanya meredup, namun ia segera mengulas senyum kecil, meski senyum itu tak sepenuhnya sampai ke matanya.“Aku belum memikirkan soal itu, Julian.” Suaranya terdengar datar, namun penuh ketulusan. “Fokusku saat ini hanya pada Melvin. Aku ingin memberikan ASI yang terbaik untuknya.”Julian masih menatapnya dengan ekspresi yang sulit diterjemahkan. Ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Nadya merasa bahwa pria itu masih menyimpan kata-kata lain yang ingin diungkapkan.“Andai ternyata Kalen lah yang mengajakmu menikah, apakah kau akan menerimanya?”Pertanyaan itu membuat Nadya terkejut. Sontak, ia terkekeh pelan, lalu menggelengkan kepala dengan ringan.“Kalen? Tidak mungkin, Julian.” Nadya menghela napas, lalu melanjutkan, “Dia hanya… membutuhkan bantuanku demi Melvin. Tidak akan berniat menikahiku. Itu tidak ada dalam kamus hidupnya.”Julian menatapnya tajam, seakan tidak sepenuhnya setuju dengan jawaban itu. “Ada.” Suaranya terdengar m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Penawaran Kalen

    Senyumnya makin melebar saat melihat ekspresi Kalen yang seketika berubah. Mata pria itu sedikit menyipit, rahangnya menegang, namun dengan cepat ia menyembunyikan reaksinya dengan mendengus pelan."Aku tidak peduli, Julian." Kalen mengibaskan tangannya, mengusir pembicaraan itu begitu saja. "Sebaiknya kau pulang. Aku ingin istirahat. Hari ini sangat melelahkan."Julian mencebikkan bibirnya, lalu menggelengkan kepala dengan ekspresi pasrah. Baik Nadya maupun Kalen memang sama-sama keras kepala.Sama-sama enggan mengakui perasaan masing-masing. Atau mungkin, mereka memang sudah menutup hati?Tidak ada yang tahu, kecuali hati mereka sendiri.Akhirnya, Julian memilih untuk tidak memperpanjang percakapan. Ia berpamitan karena malam sudah semakin larut.Namun, Kalen tidak langsung pergi ke kamarnya. Setelah Julian pergi, langkahnya justru membawanya ke sebuah ruangan lain—kamar Melvin.Di dalamnya, Nadya masih terjaga, duduk di tepi ranjang kecil Melvin dengan wajah lembut yang diterangi c

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02

Bab terbaru

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Takdir yang Kejam

    "Apa?" Mata Kalen membola, keterkejutan tergambar jelas di wajahnya. "Apa maksudmu, John? Kenapa… Rania tahu semuanya?" tanyanya dengan suara bergetar, kebingungan terpancar di raut wajahnya.John menatapnya lekat, kedua tangannya bertaut di atas meja, ekspresinya tenang tapi penuh makna. "Rania bukan perempuan polos, Kalen. Dia tahu bahwa kau masih mencintai Nadya."Pernyataan itu menghantam Kalen seperti pukulan telak. Ia menelan saliva dengan susah payah, dadanya terasa sesak.Matanya kosong, pikirannya mendadak buntu, dan tangannya yang mengepal mulai gemetar.John melanjutkan dengan nada serius, "Selama ini, Rania diam-diam mencari tahu tentang pernikahan Nadya, bahkan membuntuti Jonathan. Dia ingin memastikan dugaannya benar—dan ternyata memang benar. Rumah tangga Nadya dan Jonathan tidak baik."Kalen mendongakkan kepalanya, menatap John dengan tatapan yang meminta penjelasan lebih lanjut."Rania berhasil membongkar perselingkuhan Jonathan dengan mantan kekasihnya. Jonathan tida

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Rania Jauh Lebih Tahu Semuanya

    “Aku memiliki tugas untukmu.”Robin menaikkan satu alisnya, lalu menyesap kopinya dengan tenang sebelum menjawab, “Tugas apa? Tumben sekali kau membutuhkanku. Biasanya kau lebih suka bergerak sendiri.”Kalen tidak langsung menjawab. Ia menghembuskan napas perlahan, berusaha merangkai kata yang tepat agar Robin memahami urgensi dari tugas ini.“Aku sedang sibuk. Tapi ini juga cukup penting untuk menjebloskan seseorang ke penjara.” Tatapannya menusuk, penuh determinasi. “Maka dari itu, aku membutuhkan bantuanmu untuk membobol sistem CCTV di rumah ini.”Robin kembali menaikkan alisnya, kali ini dengan ketertarikan yang lebih besar. “CCTV? Milik siapa? Musuh lamamu?” tanyanya dengan nada ringan, tetapi ada sorot kewaspadaan dalam matanya.Kalen menghela napas panjang, lalu menatap pria di hadapannya. Ia tahu, untuk menyelesaikan tugas ini dengan sempurna, Robin perlu memahami situasi dengan lebih jelas.“Milik mantan suami mantan kekasihku. Namanya Jonathan.”Robin menatap Kalen sejenak s

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Dugaan Eliza Benar

    Nadya menganggukkan kepalanya perlahan, tatapannya dipenuhi ketulusan saat ia menatap Kalen. Senyum tipis tersungging di bibirnya, meskipun hatinya masih diliputi kecemasan yang samar.“Terima kasih, sudah menerimaku di rumah ini. Aku berjanji, Kalen. Aku tidak akan mengecewakanmu, apalagi Melvin.”Kalen hanya membalasnya dengan senyum kecil, namun sorot matanya menyorotkan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar rasa terima kasih.Tangannya masih bertengger di sisi wajah Nadya, ibu jarinya mengusap lembut kulitnya, seolah ingin meyakinkan wanita itu bahwa ia aman, bahwa ia diterima.Tanpa banyak berpikir, Kalen memiringkan kepalanya, lalu menurunkan wajahnya perlahan.Dalam keheningan yang hanya diisi oleh tarikan napas mereka, bibirnya akhirnya menyentuh bibir Nadya.Nadya menegang seketika. Matanya membesar karena keterkejutan yang tak ia duga sama sekali. Ia bisa merasakan kehangatan bibir Kalen yang bergerak perlahan, seolah memberi waktu baginya untuk menolak. Tapi ia tidak melakuk

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Kau akan Aman di Sini

    “Apa yang terjadi padamu, Kalen?”Mata Nadya membulat melihat pria itu duduk di sofa dengan wajah babak belur. Luka di sudut bibirnya tampak mengering, namun lebam di pipinya masih terlihat jelas.Napasnya terdengar berat, sementara jari-jarinya terus memijat pelipisnya yang terasa nyeri.Namun, Kalen tetap diam. Hanya suara napasnya yang terdengar di antara keheningan.Nadya mengalihkan pandangannya pada Gery, yang berdiri dengan wajah penuh keraguan.“Gery, ada apa? Bukankah kalian sedang mengadakan pertemuan? Kalen buru-buru berangkat karena harus meeting,” tanyanya dengan nada bingung.Gery mengangguk, lalu mengusap tengkuknya seolah ragu untuk menjawab. “Ya. Kami memang baru saja mengadakan meeting. Tapi, di sana ada Tuan Jonathan. Dia adalah investor baru dalam proyek yang akan kami jalani.”Nadya merasakan firasat buruk. “Lalu?”Gery menarik napas panjang sebelum melanjutkan. “Kemudian mereka berkelahi.”“Apa?!”Dada Nadya terasa sesak mendengar jawaban itu. Ia spontan menoleh

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Perkelahian Kalen dan Jonathan

    Nadya menghela napas panjang sambil menuangkan sup ke dalam mangkuk. Ini sudah kesekian kalinya ia harus membuatkan sup pereda pengar untuk Kalen.Bau alkohol yang masih samar-samar tercium di udara semakin menguatkan fakta bahwa pria itu pulang dalam keadaan mabuk berat.Pukul dua dini hari tadi, John dan Julian mengantarkan Kalen pulang. Nadya tidak kaget lagi—ia sudah terbiasa dengan kebiasaan buruk Kalen yang melarikan diri ke dalam botol vodka setiap kali pikirannya kacau.Tapi tetap saja, melihat pria itu terkapar tak berdaya di atas ranjangnya, membuat Nadya kembali menghela napas panjang.Ia berjalan mendekat, menatap Kalen yang masih meringkuk di bawah selimut dengan ekspresi malas. Dengan suara sedikit lebih keras, ia mencoba membangunkannya.“Kalen, bangunlah. Sudah pukul delapan. Apa kau tidak pergi ke kantor?”Tidak ada respons. Pria itu hanya menggeliat sedikit, bergeming, lalu kembali diam.Nadya menghela napas kesal. “Astaga…” gumamnya pelan, sebelum akhirnya ia mendek

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Kalen hanya Melanjutkan Hidup

    Bar kecil itu dipenuhi suara dentingan gelas dan obrolan samar dari para pelanggan. Lampu redup temaram menciptakan suasana yang hangat, tetapi tidak cukup untuk mengusir hawa dingin yang menguar dari sosok pria yang baru saja masuk.“Oh, Kalen. Apa yang membuatmu datang kemari?” Julian, yang tengah bersandar di balik meja bar, menatap pria itu dengan alis yang sedikit berkerut. Ia tak menyangka Kalen akan muncul di tempat ini, seorang diri, tanpa diundang.Kalen menghela napas kasar sebelum menjawab, “Aku butuh vodka sekarang.” Suaranya terdengar datar, tanpa emosi, seolah-olah ia kelelahan, atau mungkin putus asa.Julian melirik John yang duduk di ujung bar, seakan meminta penjelasan, tetapi pria itu hanya mengangkat bahu ringan. Tak ada yang tahu pasti apa yang tengah terjadi dengan Kalen.“Baiklah.” Julian menghela napas dan mengambil sebotol vodka dari rak. “Satu botol vodka untuk Kalen yang datang tanpa diundang.”Tanpa banyak basa-basi, Kalen meraih botol itu dan langsung meneg

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Bingung dengan Sikap Aneh Kalen

    Uhuk! Uhuk!Nadya sontak tersedak minuman yang baru saja diteguknya. Matanya melebar seakan tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.“Hah?” suaranya terdengar parau di antara batuknya yang belum mereda.Ia segera menoleh ke arah Kalen yang hanya menatapnya datar, lalu kembali mengalihkan pandangannya ke Shopia, berharap itu hanya gurauan belaka.Tapi melihat ekspresi tenang Shopia, Nadya sadar bahwa itu adalah kenyataan yang harus diterimanya.“Apa kau… menerimanya?” tanyanya dengan nada penuh kehati-hatian, seolah tak yakin ingin mendengar jawabannya.Kalen, yang sejak tadi hanya diam, akhirnya menoleh dan menatap lurus ke dalam mata Nadya. “Menurutmu?” tanyanya balik dengan nada yang sulit diartikan.Nadya mengerutkan keningnya. “Aku tidak tahu… karena itu terserah padamu,” jawabnya dengan santai, meskipun hatinya terasa aneh setelah mengucapkannya.Shopia yang menyaksikan interaksi keduanya hanya bisa menepuk dahinya pelan.Sementara Kalen mendengkus kecil lalu membuang m

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Tujuan Amora Datang ke Rumah Kalen

    Amora menoleh cepat ke arah Shopia, lalu tatapannya beralih pada sosok wanita yang berdiri di samping sepupu Kalen itu.Matanya menyipit, meneliti dengan saksama seolah berusaha mengenali wajah yang terasa asing baginya.Namun, satu hal yang pasti—dia tahu siapa Shopia. Maka, wanita lain yang berdiri di sana pastilah seseorang yang selama ini merawat Melvin.“Ini Nadya. Ibu susu Melvin sekaligus pengasuhnya,” Kalen angkat bicara, memperkenalkan Nadya tanpa banyak basa-basi.Suaranya terdengar datar, tapi cukup jelas untuk membuat Amora terdiam sejenak.“Ibu… susu?” Amora mengulang kata-kata itu dengan nada terkejut. Alisnya sedikit berkerut, seakan butuh waktu untuk mencerna apa yang baru saja didengarnya.Nadya yang menyadari keterkejutan itu hanya tersenyum tipis. Ia melangkah maju dan mengulurkan tangan dengan ramah.“Ya. Aku Nadya. Ibu susu Melvin. Senang bertemu denganmu,” ucapnya, suaranya terdengar lembut namun penuh keyakinan.Amora melirik tangan yang terulur itu. Sejenak ia

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Kedatangan Adik Ipar

    “Hai, Kalen!”Suara ceria itu membelah keheningan ruang tamu yang dipenuhi aroma kopi.Kalen, yang tengah duduk santai di sofa sembari membaca majalah bisnis edisi terbaru, mengangkat kepalanya.Matanya yang tajam menatap sosok yang baru saja datang dengan senyum ramah di wajahnya.“Hai, Amora. Kau sudah kembali?” ucap Kalen dengan nada datar, namun masih menyiratkan ketertarikan.Amora—gadis muda dengan rambut panjang yang tergerai lembut, mata penuh semangat, dan wajah yang sekilas mengingatkan pada sosok yang pernah sangat dicintai Kalen—menganggukkan kepalanya.“Ya,” jawabnya dengan nada ringan.“Kali ini aku benar-benar tinggal di sini, Kalen. Kuliahku sudah selesai, dan aku akan membuka usaha di sini.” Sebuah senyum tersungging di bibirnya, mencerminkan kegembiraannya yang tulus.Kalen mengangguk-anggukkan kepala, tangannya tetap memegang majalah yang tadi ia baca. “Kau ingin bertemu dengan Melvin?” tanyanya kemudian. “Dia sedang tidur di kamarnya.”Amora menoleh sekilas ke arah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status