Share

Bab 37

"Kau pembohong mahir. Memainkan peran penting, demi memuaskan hati sendiri. Menikmati kelemahan serta ketidak berdayaan orang lain, begitulah dirimu," paparnya bersuara kecil.

Sepasang mata memandang dirinya di dalam sebuah tatapan tenang nan menusuk. Dirinya seolah terjerat di tengah-tengah kubangan lumpur hisap pemakan jiwa, gambaran miris pada posisinya saat ini. Mau berpijak di mana pun, jika itu terlihat jelas di mata seorang Max, dipastikan dia telah di ambang kehidupan.

Dua pilihan yang selalu menjadi tumpuan terakhir, antara menerima atau kembali mencoba pergi. Menerima sama saja seperti mengikhlaskan semua keadaan, sedangkan mencoba pergi layaknya terperangkap ke permainan serupa. Tiada pilihan terbaik. Hanya hati di suruh memaksa sadar, bahwa dia tidak memiliki pilihan lain.

"Apa salahnya, Jharna, kau cukup menerimanya. Jangan salahkan aku menjeratmu berkali-kali, mendapatkan sesuatu juga butuh pengorbanan," sahut Max santai. Tangannya memperdalam pelukan mereka. Jharna mu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status