Share

Bab 39

Keesokan harinya di kediaman Max. Pria itu sedang berjalan santai menuju ke kamar mandi tanpa menggunakan baju atasan yang menutupi tubuh atletisnya. Pahatan menggoda tersebut terus bertambah sempurna, terlebih dirinya tak pernah absen olahraga, seperti bercinta contohnya.

"Bangunlah, sayang, pagi telah datang menyambut mu," ucap Max perlahan setelah kegiatannya selesai.

Dia memandang kagum karya tercetak di kulit putih Jharna, sebab ada tanda kepemilikan di leher, bahkan dia tidak segan atau jijik memberikannya di pangkal paha sang wanita. Jharna kini ada digenggaman. Menyenangkan memandang berlama-lama, hingga dirinya tidak sadar, jika Jharna sudah bangun.

"Apa kau tidak punya kerjaan? Ck, kau seperti pengangguran yang mempunyai banyak waktu luang," cibir Jharna. Suaranya serak dan menarik perhatian Max.

"Karyawan dan uang, untuk apa kalau tak memanfaatkannya? Padahal mereka aku beri gaji. Tenang saja, sayang, aku tidak akan jatuh miskin wal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status