Share

Bab 57

Fandy sedang menyetir mobilnya sambil manggut-manggut saat mendengarkan cerita Lian yang begitu dramatis. Lian yang duduk di sampingnya tampak mengurut kening dengan kepala yang bersandar pada jendela mobil.

“Gue nggak nyangka kalo Arumy sampe kayak gitu— gue sayang sama Arumy, Fan. Tapi nggak lebih dari saudara,” keluh Lian sambil memejamkan matanya. Fandy melirik ke arah spion untuk memerhatikan ekspresi lelah sahabatnya itu. Perjalanan dari kampung sebenarnya tak lebih dari lima jam, namun tenaga Lian seolah terkuras. Fandy tahu yang membuat Lian kelelahan adalah drama kehidupan di kampung, bukan karena perjalanan.

“Tapi harus banget kamu pergi nggak pamit dulu sama Arumy?” tanya Fandy.

Kedua mata Lian yang awalnya tertutup jadi terbuka, Lian menoleh pada Fandy dengan ekspresi tak habis pikir. “Dari semua cerita gue tadi, lo sebenernya nyambung gak sih? Arumy itu secara nggak langsung mau nge-pasung gue. Lo bayangin aja deh

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status