Share

Bab 23

Setelah keluar lift, Cantika berjalan cepat menyusuri koridor sayap kiri rumah sakit. Tangan kiri memegang tumbler dengan kantong plastik berisi kotak kukis tergantung di pergelangannya. Pundak kanan menjinjing totebag besar sambil tangan menyeret koper kecil berisi pakaian dan segala keperluan untuk Lian. Semuanya baru dia beli. Tentu dengan uang tabungan pribadi.

“Ya ampun, kamar Lian jauh amat sih dapetnya!” gerutu Cantika.

Sebenarnya dia bersyukur karena Fandy mau sukarela menggelontorkan banyak dana untuk membiayai kamar VIP itu. Tapi Cantika kesal kalau dapat yang letaknya jauh, apalagi mau berlari supaya cepat sampai pun pasti dilarang. Dia kan ingin cepat bertemu Lian.

Di saat terburu-buru, HP Cantika berdering. Dia cek ternyata chat dari Fandy. Cowok itu mengabarkan akan datang agak siang karena masih ada keperluan. Cantika mendengus kesal.

“Bodo amat!” gerundel Cantika sambil mengantongi HP-nya lagi.

Semalam dia memang mengontak Fandy, bermaksud untuk meminta cowok itu menga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status