"Aku mohon, dengerin penjelasan aku dulu. Kamu salah paham. Ini gak seperti yang kamu pikirin, " pintanya penuh permohonan dan masih terus mencari-cari pembelaan untuk dirinya sendiri.
Brian terbahak mendengarnya.
Ia menyilangkan kedua tangannya di dada, menatap sinis ke arah Mona dan si pria asing itu secara bergantian.
“Aku gak punya waktu,” tukasnya tajam. Ia menatap Mona dingin, lalu mendelik muak. “Menjijikan,” cemoohnya.
Kemudian, ia pun berbalik dan berniat melenggang pergi dari kamar itu, ketika Mona buru-buru mencekal kakinya.
"Aku bisa jelasin, Brian... tolong dengerin dulu," ucapnya lagi. Ia memasang wajah memelas, dan terus memohon pada Brian.
Brian mendengus sinis.
"Kalimat 'Aku bisa jelasin' itu kalimat sejuta umat peselingkuh. Jadi, gak usah repot-repot ngejelasin karena aku pun gak peduli. Gak pernjelasan. Toh, semuanya udah jelas. Kegiatan yang kalian lakukan itu cukup membuatku sad
“Vava,” panggil Athena begitu memasuki rumah.Ia buru-buru melepas sepatu heels miliknya,lalu kemudian berlarian kecil menuju ke arah kamarnya.Pintu terbuka lebar. Namun, Athena hanya mematung di ambang pintu melihat pemandangan yang dilihatnya di dalam kamar sana.Reza.Pria itu ada di dalam kamar, sedang tidur sambil memeluk Valerie, sementara wajahnya sudah penuh coretan spidol dan rambutnya yang diikat kecit-kecil menggunakan karet jepang, membuatnya jadi tampak lucu.“Oh, udah pulang?” sapa sebuah suara seseorang yang berbicara pelan di samping Athena.Ia menoleh,untuk sekadar mendapati Andreas yang berdiri menjulang di sampingnya.“Kakak yang bawa dokter Reza ke sini? Kok bisa?” ujar Athena balik bertanya.Ya, semenjak Andreas mendeklarasikan dirinya sebagai kakak Athena, akhirnya Athena pun memberanikan diri untuk memanggil Andreas dengan panggilan ‘Kakak’.“D
Namun, jika memang tidak akan pernah ada hari esok untuk kita. Tolong beri aku ikhlas paling tabah.(Brian Atmaja)***Seperti mendapat kotoran yang dilempar langsung ke wajahnya,saat ini Brian benar-benar marah dan malu di waktu yang bersamaan.Mona benar-benar membuat harga diri Brian jatuh dan hancur di depan Ismail.Foto Mona yang tanpa busana itu rupanya sudah lama tersebar di internet, terutama untuk situs bodong yang menjajakan pelayanan untuk pemuas nafsu, dan sialnya, Mona jadi salah satu penyedia jasa itu.Mona jadi perempuan yang membiarkan tiap inci tubuhnya ditonton dan sengaja dipamerkan pada pria-pria hidung belang di luar sana.“MONA!” teriak Brian murka.Sambil menggerek kopernya, Brian melenggang masuk ke dalam rumah dengan langkah yang penuh hentakan.Ia membanting kopernya ke sembarangan arah, lalu dengan geram ia melangkahkan kakinya menuju kamara dan membuka pintu kamar itu den
Debar jantung Brian mulai menggila. Bedentum-dentum, membuatnya ia merasa lemas dan gemetar. Semua kenyataan ini membuat hati Brian berdesir perih, seperti diurut dengan sepenuh tenaga.“Tuan baik-baik aja? Biar saya saja yang pergi, tuan lebih baik istirahat dulu. Kalau memaksakan diri, saya takut tuan kenapa-kenapa.” Suara Ismail terdengar begitu mengkhawatirkan Brian.Sementara Brian, tampak beberapa kali menghela napas berat, senelum akhirnya menjawab-“Aku baik-baik saja, aku mau melihat Athena dan Valerie.”Suaranya tercekik di batang lehernya, kentara sekali kalau kabar penemuan mayat yang diduga Athena dan Valerie itu benar-bener mengguncang mentalnya.“Tuan yakin?” tanya Ismail lagi, mencoba memastikan.“Iya.”Setelah mendengar pernyataan itu, Ismail pun hanya bisa mendesah pasrah. Ia kemudian turun dari mobil dan bergegas membukakan pintu mobil untuk Brian.“Tunjuk
“Kamu buta atau gimana, gak liat jam berapa sekarang?” tegur Bima tajam saat Ayu baru saja tiba di rumah ketika jarum jam bahkan sudah menunjukan pukul 3 pagi.“Aku tahu kok kalo ini udah mau pagi. Emang kenapa sih? Toh kan udah masuk hari minggu, aku libur kerja,” ujar Ayu tak acuh lalu melenggang masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Bima sendirian di teras rumah.Padahal, Bima sudah menunnggunya dari jam 9 malam sampai jam 3 pagi ini , sampai menahan kantuk demi memastikan Ayu pulang denggan selamat. Naamun, Ayu terlihat tak ingin peduli soal hal itu.“Kamu berangkat kerja pagi, harusnya pulang sore, tapi kenapa dateng jam segini? Dari mana aja kamu? Sama siapa?” cecar Bima masih tak mau kalah. Ia melenggang pergi menyusul Ayu, lalu menahan pintu kamar di mana Ayu berniat masuk ke dalam kamar.“Aku capek, bisa gak ngomelnya besok aja? Aku mau tidur, ngantuk. Minggir,” tukas Ayu menepis kasar tangan Bima.
Kita akan menyadari betapa berharganya sesuatu sampai kau kehilangannya. Kita memang selalu sebodoh itu.(kareniavorg)***“Baru setahun lebih, udah mau cerai? Kalian teh yakin?” tanya Rika begitu Bima dan Ayu menghadapnya untuk sekadar membahas hal yang sudah bisa ia tebak bahwa endingnya akan seperti ini.“Mas Bima gak bisa jadi suami yang baik. Jadi, maaf aja kalo aku milih cowok lain, itu bukan salah aku. Salahkan anak Mamah yang bahkan gak becus nyari nafkah buat istrinya, aku capek kalo harus jadi mesin pencari uang buat kalian,” kata Ayu begitu blak-blakan.Ia bahkan tidak peduli kalau Rika akan sangat tersinggung dengan ucapannya.“Kalo si Athena cuma bisa diem dan nurut aja sama kalian hanya karena dia cinta sama Bima dan dia orang yang t.e.r.l.a.l.u. baik, aku beda dari dia. Aku gak akan mau jadi Athena yang rela tenaganya dikuras cuma buat nafkahin suaminya ya
“Tuh. Uangnya cash, gak kurang sama sekali. Sekarang talak aku,” tukas Ayu seraya melempar sebuah amplop uang ke hadapan Bima begitu saja.Bima menatap datar ke arah amplop yang terlihat menggembung, padat oleh jumlah uang yang memang banyak. Ia menghela napas berat, merasa begitu terhina dengan sikap dari perempuan yang sebelumnya begitu ia perjuangkan.Dengan perasaan kecewa luar biasa, Bima mengambil map yang sedari tadi ia simpan di sampingnya itu, lalu kemudian ia lemparkan map itu hingga mendarat di bawah kaki Ayu."Surat cerainya udah aku tanda tangani. Mulai dari hari ini kamu udah aku talak, semoga hidupmu dibahagiakan terus dihancurkan," ujarnya mengakhiri kalimatnya dengan kutukan.Ayu mendelik lalu dengan congkaknya mengambil map itu. Ia membuka isinya, tersenyum puas untuk sejenak, sebelum akhirnya ia melayangkan tatapan meremekan pada Bima.“Iya lah, aku bakal bahagia. Calon suamiku yang sekarang jauh lebih kaya dari
Betapa rasanya Athena ingin meremas sampai hancur jemari tangan dari orang yang sedang berjabat tangan dengannya ini, jika saja ia tidak ingat kalau saat ini ia tengah dalam perannya sebagai Aleah.“Bisa lepaskan tangan saya?” tukas Athena seraya menarik tangannya begitu saja.Adnan.Pria paruh baya itu tampak terpaku pada Athena untuk beberapa saat, sebelum akhirnya tersadar karena sentakan tangan Athena.“O-Oh, Sorry. Aku sedikit terkejut karena aku kira kau seseorang yang aku kenal,” kata Adnan sedikit terbata.Saat itu ingin sekali Athena mencakar wajahnya yang sok polos itu. Namun, Athena memilih tetap bungkam dan bergegas duduk di sofa, sementara Adnan tampak duduk dengan canggung di seberangnya.“Anakku Brian sedang berhalangan hadir karena masalah kesehatan. Jadi, kedepannya aku yang akan berurusan denganmu Nona muda,” ucap Adnan memaparkan, saat Athena bahkan belum memulai pembicaraan formal sama
“Papa pikir istri kamu yang gak berguna itu hidup lagi, tapi ternyata enggak. Mereka sedikit mirip di wajah, tapi dari sifat… nol besar,” ujar Adnan menggerutu begitu ia masuk ke dalam kamar Brian.Setelah ditemukan bersimbah darah di dalam kamarnya karena terjatuh, akhirnya Adnan kembali mengambil keputusan tegas agar Brian kembali ke rumahnya.“Perempuan blasteran yang jadi pimpinan Hilton Strategy itu terlalu liar, kalo menurut Papa-”Adnan melanjutkan kalimatnya, seraya duduk di tepi tempat tidur Brian. Sedangkan Brian hanya memejamkan matanya dan mencoba menulikan telinga, karena malas untuk sekadar mendengarkan ocehan Adnan.“Perempuan yang namanya Aleah itu suka ngerokok, attitude-nya pun gak ada sama sekali. Dengan congkaknya, dia nyuruh Papa pergi dari ruangannya, padahal Papa baru aja sampe dan duduk.” Lagi, Adnan terus mengerutu.Brian pun menghembuskan napas kasar, lalu kemudian perlahan membuk