Debar jantung Brian mulai menggila. Bedentum-dentum, membuatnya ia merasa lemas dan gemetar. Semua kenyataan ini membuat hati Brian berdesir perih, seperti diurut dengan sepenuh tenaga.
“Tuan baik-baik aja? Biar saya saja yang pergi, tuan lebih baik istirahat dulu. Kalau memaksakan diri, saya takut tuan kenapa-kenapa.” Suara Ismail terdengar begitu mengkhawatirkan Brian.
Sementara Brian, tampak beberapa kali menghela napas berat, senelum akhirnya menjawab-
“Aku baik-baik saja, aku mau melihat Athena dan Valerie.”
Suaranya tercekik di batang lehernya, kentara sekali kalau kabar penemuan mayat yang diduga Athena dan Valerie itu benar-bener mengguncang mentalnya.
“Tuan yakin?” tanya Ismail lagi, mencoba memastikan.
“Iya.”
Setelah mendengar pernyataan itu, Ismail pun hanya bisa mendesah pasrah. Ia kemudian turun dari mobil dan bergegas membukakan pintu mobil untuk Brian.
“Tunjuk
“Kamu buta atau gimana, gak liat jam berapa sekarang?” tegur Bima tajam saat Ayu baru saja tiba di rumah ketika jarum jam bahkan sudah menunjukan pukul 3 pagi.“Aku tahu kok kalo ini udah mau pagi. Emang kenapa sih? Toh kan udah masuk hari minggu, aku libur kerja,” ujar Ayu tak acuh lalu melenggang masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Bima sendirian di teras rumah.Padahal, Bima sudah menunnggunya dari jam 9 malam sampai jam 3 pagi ini , sampai menahan kantuk demi memastikan Ayu pulang denggan selamat. Naamun, Ayu terlihat tak ingin peduli soal hal itu.“Kamu berangkat kerja pagi, harusnya pulang sore, tapi kenapa dateng jam segini? Dari mana aja kamu? Sama siapa?” cecar Bima masih tak mau kalah. Ia melenggang pergi menyusul Ayu, lalu menahan pintu kamar di mana Ayu berniat masuk ke dalam kamar.“Aku capek, bisa gak ngomelnya besok aja? Aku mau tidur, ngantuk. Minggir,” tukas Ayu menepis kasar tangan Bima.
Kita akan menyadari betapa berharganya sesuatu sampai kau kehilangannya. Kita memang selalu sebodoh itu.(kareniavorg)***“Baru setahun lebih, udah mau cerai? Kalian teh yakin?” tanya Rika begitu Bima dan Ayu menghadapnya untuk sekadar membahas hal yang sudah bisa ia tebak bahwa endingnya akan seperti ini.“Mas Bima gak bisa jadi suami yang baik. Jadi, maaf aja kalo aku milih cowok lain, itu bukan salah aku. Salahkan anak Mamah yang bahkan gak becus nyari nafkah buat istrinya, aku capek kalo harus jadi mesin pencari uang buat kalian,” kata Ayu begitu blak-blakan.Ia bahkan tidak peduli kalau Rika akan sangat tersinggung dengan ucapannya.“Kalo si Athena cuma bisa diem dan nurut aja sama kalian hanya karena dia cinta sama Bima dan dia orang yang t.e.r.l.a.l.u. baik, aku beda dari dia. Aku gak akan mau jadi Athena yang rela tenaganya dikuras cuma buat nafkahin suaminya ya
“Tuh. Uangnya cash, gak kurang sama sekali. Sekarang talak aku,” tukas Ayu seraya melempar sebuah amplop uang ke hadapan Bima begitu saja.Bima menatap datar ke arah amplop yang terlihat menggembung, padat oleh jumlah uang yang memang banyak. Ia menghela napas berat, merasa begitu terhina dengan sikap dari perempuan yang sebelumnya begitu ia perjuangkan.Dengan perasaan kecewa luar biasa, Bima mengambil map yang sedari tadi ia simpan di sampingnya itu, lalu kemudian ia lemparkan map itu hingga mendarat di bawah kaki Ayu."Surat cerainya udah aku tanda tangani. Mulai dari hari ini kamu udah aku talak, semoga hidupmu dibahagiakan terus dihancurkan," ujarnya mengakhiri kalimatnya dengan kutukan.Ayu mendelik lalu dengan congkaknya mengambil map itu. Ia membuka isinya, tersenyum puas untuk sejenak, sebelum akhirnya ia melayangkan tatapan meremekan pada Bima.“Iya lah, aku bakal bahagia. Calon suamiku yang sekarang jauh lebih kaya dari
Betapa rasanya Athena ingin meremas sampai hancur jemari tangan dari orang yang sedang berjabat tangan dengannya ini, jika saja ia tidak ingat kalau saat ini ia tengah dalam perannya sebagai Aleah.“Bisa lepaskan tangan saya?” tukas Athena seraya menarik tangannya begitu saja.Adnan.Pria paruh baya itu tampak terpaku pada Athena untuk beberapa saat, sebelum akhirnya tersadar karena sentakan tangan Athena.“O-Oh, Sorry. Aku sedikit terkejut karena aku kira kau seseorang yang aku kenal,” kata Adnan sedikit terbata.Saat itu ingin sekali Athena mencakar wajahnya yang sok polos itu. Namun, Athena memilih tetap bungkam dan bergegas duduk di sofa, sementara Adnan tampak duduk dengan canggung di seberangnya.“Anakku Brian sedang berhalangan hadir karena masalah kesehatan. Jadi, kedepannya aku yang akan berurusan denganmu Nona muda,” ucap Adnan memaparkan, saat Athena bahkan belum memulai pembicaraan formal sama
“Papa pikir istri kamu yang gak berguna itu hidup lagi, tapi ternyata enggak. Mereka sedikit mirip di wajah, tapi dari sifat… nol besar,” ujar Adnan menggerutu begitu ia masuk ke dalam kamar Brian.Setelah ditemukan bersimbah darah di dalam kamarnya karena terjatuh, akhirnya Adnan kembali mengambil keputusan tegas agar Brian kembali ke rumahnya.“Perempuan blasteran yang jadi pimpinan Hilton Strategy itu terlalu liar, kalo menurut Papa-”Adnan melanjutkan kalimatnya, seraya duduk di tepi tempat tidur Brian. Sedangkan Brian hanya memejamkan matanya dan mencoba menulikan telinga, karena malas untuk sekadar mendengarkan ocehan Adnan.“Perempuan yang namanya Aleah itu suka ngerokok, attitude-nya pun gak ada sama sekali. Dengan congkaknya, dia nyuruh Papa pergi dari ruangannya, padahal Papa baru aja sampe dan duduk.” Lagi, Adnan terus mengerutu.Brian pun menghembuskan napas kasar, lalu kemudian perlahan membuk
"Tuan tadi kelihatan dingin pada nona Aleah, kenapa?" tanya Ismail begitu ia selesai membantu Brian untuk merebahkan dirinya ke atas tenpat tidur."Karena dia bukan Athena," jawab Brian ringan. "Dia mirip Athena, makanya aku ingin terus melihatnya. Tapi, setelah Athena ditemukan, aku gak lagi mau melihat Aleah. Aku sudah punya tempat tujuan ke mana aku harus melepas rinduku pada Athena," lanjutnya.Mendengar jawaban itu, Ismail pun mengangguk-nganggukan kepalanya."Silakan minum obatnya," ucap Ismal seraya mengulurkan obat anti depresan untuk Brian.Ya, depressi Brian kembali parah setelah ia sangat terpukul dengan penemuan mayat Athena dan Valerie."Aku gak mau minum obat." Brian mendorong pelan uluran tangan Ismail, menghalaunya agar tak memberikan obat itu lagi."Tapi, sakit tuan bisa makin parah kalau gak minum obat.""Aku ingin mati, Ismail... aku cuma ingin pergi," racau Brian membuat Ismail seketika menghembuskan napas be
"Ngapain?" ketus Athena saat mendapati Reza dan sepeda motornya yang sudah terparkir di depan pintu keluar lobi kantor.Namun, seolah tak terpengaruh dengan wajah dingin dan ucapan Athena yang ketus, Reza justru memamerkan senyum manisnya pada Athena.“Bukan apa-apa sih. Tadi,aku isi bensinnya full tank. Jok belakang juga kosong,kayaknya seru kalo bonceng kamu,” ujar Reza dengan senyuman manis yang tak pernah sekalipun luntur dari wajahnya, menciptakan dua lesung pipit yang terlihat tak kalah manis menghiasi kedua pipinya.Sial memang.“Saya nunggu kakak saya datang jemput,” sahut Athena menolak secara halus. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain,menghindari untuk melihat betapa senyuman manis Reza yang benar-benar mengganggunya.“Andreas ada jadwal OP di rumah sakit, jadi gak mungkin jemput.”“Nanti pasti sebentar lagi pak Lukman bakal jemput ke sini,” kata Athena masih terus mengutarakan
"Aku gak mau pisah, please...." Mona bersimpuh di kaki Brian. "Aku bisa dihukum mati kalo orang tuaku tahu aku hamil sama orang lain."Surat gugatan cerai itu sudah Brian berikan pada Mona. Sudah ia tanda tangani juga, dan hanya tinggal menunggu Mona untuk menanda tanganinya juga, tapi perempuan itu malah membuat segalanya jadi terhambat."Jangan mempersulit keadaan, Mona. Tanda tangani saja," tukas Brian yang tak memperdulikan bagaimana Mona begitu memohon dengan sungguh-sungguh kepadanya.Perempuan itu bahkan memeluk erat kaki Brian dan tak melepaskannya sekalipun sudah beberapa kali Brian melepaskan tautan tangan Mona dari sana."Aku hamil Brian, jangan ceraikan aku. Kalo kita cerai aku harus gimana? Anakku pasti akan hidup tanpa ayah, Brian. Aku mohon... jangan ceraikan aku."Dengan wajah yang berurai air mata, Mona mendongak menatap Brian dengan tatapan memelas. Ia memohon belas kasihan Brian.Helaan napas berat kemudian terdengar dari