Share

Bab 52: Pengalaman Pertama

Melihat sikap Farhan, pipi Kalila sedikit memerah. Jangankan setelah berpakaian rapi, bangun tidur saja Farhan ganteng. Dia hanya terlalu gengsi untuk mengakui. “Sudah, Bang.”

“Sekali-sekali suaminya dipuji, biar seneng. Nanti kalau dipuji perempuan lain gimana?” Farhan mengedipkan mata.

“Barusan saya bilang sudah.”

“Masa gitu doang.” Lagi, Farhan mengedipkan mata. “Bilang ganteng, cakep, apalah.”

Kalila menelan ludah. Ia tidak keberatan memuji, tetapi kata-kata pujian itu seperti tersangkut di tenggorokan.

“Ya, sudah kalau nggak mau muji.” Farhan memasang wajah kecewa. Diberikannya sisir pada Kalila.

“I-iya, Bang, sudah cakep.” Huft, masa kayak gini juga diomongin. Dasar ngadi-ngadi.

“Nah, gitu, dong.” Bibir Farhan melengkung lalu diletakkannya telunjuk di pipi.

“Kenapa, Bang?”

“Sekarang giliran kamu cium aku.”

“Astagfirullah.”

“Disuruh nyium suaminya malah istigfar. Nggak suka?”

Kalila mengusap dahi dengan punggung tangan. Setelah menghela napas, ia berjinjit lalu mencium
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status