Share

45. Gadis Cilik Berkepang

Hari ini, Juna mengajak Mei menemui dan berkenalan dengan kakeknya, sekaligus meminta restunya. “Aku akan tetap menikahimu, meskipun Opa nggak setuju,” ucapnya sambil menggenggam erat tangan Mei dan rasanya telapak tangan wanita itu terasa dingin dalam genggamannya, pasti karena gugup.

“Ayo,” ajak Juna seraya merengkuh pinggul Mei. “Opa ada di sana, sedang menunggu kita,” bisiknya.

Mei tercekat dan mengikuti langkah Juna. Wanita itu terperangah memandangi betapa luasnya halaman rumah ini. Dalam pikiran Mei sebelumnya, rumah yang akan dilihatnya nanti adalah rumah sederhana namun asri menyenangkan, dan ya, tempat ini sangat asri menyenangkan, tapi sama sekali tidak sederhana. Rumah dengan bangunan utamanya yang bergaya joglo ini terlihat antik dan juga klasik. Terlihat kokoh dan artistik karena berbahan kayu jati dengan kualitas terbaik.

Mei begitu gugup kala mengulurkan tangannya kepada seorang pria sepuh bersandal jepit, memakai celana pendek dan berkaos oblong. Pria tua yang selur
Indy Shinta

Jangan lupa, simpan novel ini di pustakamu, lalu komen, dan klik Vote yaa.

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
oh jadi Meylani itu dh kenal juna dr kecil tapi dua2 nya lupa dia pernah bertemu .tapi s opa masi inget sama s gadis kecil yg berkepang itu ...
goodnovel comment avatar
Sri yani_f
bukannya ibu juna dimakamkan di TPU
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status