Ruang kerja kantor Sean." Bos , mengenai proyek yang di buat oleh arsistektur , sebentar lagi kita akan mengambilnya." Ucap Asisten Sean sembari menyuguhkan coklat hangat di mejanya."Iya." Jawab Sean singkat."Konferensi pers nanti siang kan? persiapkanlah dengan baiak, naskah media juga serahkan dan biarkan departemen hubungan masyarakat memeriksanya." Sean mememijat kepalanya yang teraa pusing."Baik, selain itu, tender untuk lahan baru di ekata panatai telah disiapkan dan telah dikirim ke emailmu, total ada tiga bagaian." Ucap Asisten." Bsik, nanti akan akun lihat." Jawab Sean.Villa Sean."Hari ini Nyonya Muda pulang lebih awal , pererti terlihat tidak bersemangat." Ucap slah satu pelayan yang meyapa Sean."Aku akan pergi melihatnya." Jawab Sean berjalan menuju kamar tidur.Di kamar tidur Clara duduk din depan kanvas terdiam melukis sesuatu."Sadarlah! jika benar dia adalah adikmu..." Ucap Sean terpana melihat cantik dan anggunya wanita di depanya."Kamu sudah pulang, hari in
"Pergi malakanlah, belakangan ini kamu sepetiny tidak makan dengan baik." Sean membelai rampbut Clara dengan lembut."Ini semua karna anakmu membuat aku sekacau ini, tunggu dia lahir ,aku harus menyuruhmu mengganti popoknya hingga kamu pusing..." Ucap Clara dlaam hati dengan wajah kesal."Idiot ini, kapan baru bisa menyadarinya." Tamanbah Clara melihat Sean meninggalkanya."Jika begini pasti kelihatan kan?" Tanya Clara dalam hati meletakan kotaka anggurnya di meja Sean."Kenapa?" Clara kaget melihat Sean tiba - tiba berdiri."Ada masalah di kantor.." Jawab Sean dengan berlari menuju pintu keluar.Kantor, Ruang kerja Sean." Kamu jangan khawatir, kami telah melakukan rencana lain sebelumnya, mengenai solusi setelah standar disahkan, hanya perlu lebih..." Jawab Seoarang laki - laki panik, yang duduk di depan meja Sean."Uang bukanlah masalah, yang jadi maslah adalah bagaimana aliran tender bisa bocor, agar tender tidak bocor, kit bagi menjadi tiga bagaian yang masing - masing sudah tert
Perusahaan. Kantor Sean. "Tender sudah berada di tangan siapa, periksalah orang itu, dan periksa pergerakan keuanganya, pasti akan menemukan orangnya." Perintah Seaan. "Aku sudah mengerti, selain itu , jika ingin dengan acara yang biasa mungkin tidak bisa bagaiamana kalau..." Jawab asisten Sean. "Carilah Raman." Jawab Sean singkat. Beberapa Jam kemudia. "Apa hasilnya sudah keluar?" Tanya Sean dalam telefon. "Bukan hal yang besar... aku akan memberitahumu jika sudah pulang." Jawab Clara dalam telfon. "Ada madsalah yang rumit, sepertinya hari ini harus lembut di kantor." Sean menjawab dengan berat hati. "Jika beitu kamu jgan terlalu lelah."Clara kembali menjawab dengan sedikit kecewa. "Baik besuk, jangan lupa bawakan aku baju ganti dan sarapan." Sean menutup telefonya. Pagi menjelang siang telah tiba. "Puffttttt..." CLara ketawa melihat Sean begitu kacau. "Kenapa kamu ketaw?" Tanya Sean menghampiri Clara yang berdiri di depanya. "Kamu Sekarang sangat tampan." Clara memegang
Mobil yang melaju."Kak Vino, kata dokter bayiku tidak ada jantung janian, dan menyarankanku untuk segera melakukan aborsi." Ucap Clara."Kenapa bisa begitu? lalu bagaimana dengan Tuan Muda..." Jawab Vino cemas."Antar aku kekantornya saja, aku akan memberi tahukanya, masalah sebesar ini tidak bisa aku tangani sendiri, Hu..hu..hu." Clara menjawab sembari menangis.Kantor Sean. Sean Sudah bediri di dekat jendela memandangi pemandangan luar."Kamu kenapa?" Tanya Clara."Satu tender sudah di bocorkan pada perusahaan lawan, apa kamu mengetahuinya?" Tanya Sean mendengar Clara bertanya."Aku mengetahuinya, bukankah ini yang membuatmu sibuk beberapa hari ini?" Clara menjawab dengan polosnya."Perusahaan lawan dalah orang yang terakhir mengambil tender, aku menyuruh orang memeriksa pergerakan keuangan di akun banknya." Sean mendekati Clara."Kemarin dia mengirim uang pada orang tersebut sejumlah 10 miliar.." Tambah Sean."Uang sebanyak ini masuk ke dalam akun bank pribadi, jika bukan diancam,
Kantor Sean."Gadis nakal tidak memberikanku sedikit penjelasan sama sekali." Sean menyendekan kepanmya ."Sebelum kenyataan masalah ini terungkap, sebaiknya kita jaga jarak saja." Ucap Sean sembari membayangkan Clara."Wajah gadis nakal itu kenpa begitu pucat?" Tanya Sean dalam hati."Sepertinya ini bahan cat minyak." Sean melihat Flasdisk yang menancap di laptop.Keesokan hari di rumah Ayah Clara."NGapaian, pulang ingin mnyalahkan ayah lagi?" Tanya Yah Clara melihat Clara masuk kedalam rumah."Hari ini, Sean tidak datang, Ayah apa kamu bisa berkata jujur padaku?" Clara menjawab dengan lembut."Sebenarnya siapa? siapa yang memebrimu Tender proyek itu, lau bagaimana kamu mendapatkan barang rahasia itu?" Tanya Clara terus mngejar Ayahnya."Siapa tahu... bisa mendapatkanya, apa barang yang sangat rahasia?" Ayah mengalihkan pandanganya."Lalu.. apa kamu dari awal sudah tahu bahwa aku adalah saudara kembar dari Gisel, lalu buata apa kamu menyuruhku menyamar sebagai Gisel untuk masuk ke k
" Kamu ingin membalas dendampadaku, selamat kamu sudah berhasil, kamu sudah berhasil..." Sean pergi meninggalkan Clara."Hu...hu..hu" Clara menangis dengan keras.Keesokan paginya."Tuan muda mengatakan bahwa kamu sedang sakit, dan menyurhku u tuk menjagamu..." Sapa kepala pelayan menuju Sean yang masih terduduk seperti semalam tanpa tidur."Aku...aku tidak apa - apa..." Jawab Clara masih menunduk.Semenjak mereka berdua bertengkar,Clara dan Sean tidak pernah bertemu lagi. Setelah setengah bulan."Aduh, hari ini apa sudah baikan?" Tanya Kepala pelayan."Iya sudah baikan." Jawab Clara dengan tersenyum.Ruang makan keluarga Adiatmojo."Aku berangkat kerja dulu." Sean berdiri tanpa melihat Clara."Aku akan mengantarmu." Ucap Clara berdiri menuju Sean."..." Sean menoleh dengan diam."Hei." Clara berhenti."Kemudilah" Perintah Sean."!" Sean terkejut melihat Clara melampbaikan tangan dari kaca mobil."Apa gadis nakal ini menunjukan bahwa ingin berbaikan denganku? aku tidak seharusnya bers
"Seanh merasa sangat sedih, huh, dengar - dengar karena anak itu bunuh diri... kenapa anak itu bisa berfikir begitu." Ucap Ibu tiri melihat Sean berjalan lemas. Diruang sofa ruang tamu. "Ayah, kamu tidak perlu khawatir, aku sudah memberi tahu teman - teman media, mengatakan bahwa ini semua adalah sebuah kecelakaan.." UCap Cleo adik tiri sean. "Kerja yang bagus, beberapa hari ini bantulah kakakmu itu." Ayah sean menjawab dengan menghela nafas panjang. "Aku sudah mengerti ayah." JAwab Celo dengan semangat. Didalam kamar Sean. "!" Sean terkejut melihat lukisan Clara yang terpampang indah, dengan mengambarkan suasana senja di pantai yang indah. "Haaaahhhhhhhh!!" Sean berlutut sembari berteriak kencang. Dua hari kemudian. "Tuan muda, kamu sudah bangun, apa ingin makan sesuatu?" Tanya pelayan yang melihat Sean keliuar. "Tidak perlu, dimana Cleo berada?" Tanya Sean. "Itu, kata tuan muda Cleo ingin membuat perayaan hari berduka pada nyonya muda, jadi semua sudah pergi ke panti Asuh
"Aku tidak boleh mengingatnya seperti ini, aku harus kembali kekehidupan normalku." Ucap Clara dalam hati. "Kamu sebelumnya pernah mengajari anak kecil melukis, bos temanku sedang mencari guru pat untuk anaknya, apa kamu ingin mencobanya?" Tanya Zee, memperlihatkan Chat di HPnya. "Oke." JAwab Clara singkat. "Bagaimana jika pekan ini, kamu datang ke rumahku, aku tinggal di daerah xxx. apa kamu bisa kerumah?" Tanya Seseorang dari telefon Zee. "Bisa, kalau begitu sampai jumpa di ahir pekan." Jawab Clara dengan ceria. Rumah Teman Bastian dan Sean. "Kak, ini siapa?" Tanya Bastian melihat perempuan di samping Isabel istri temanya. "Ini adalah adiku, huiru, beberapa hari ini membantuku untuk menjaga kedua anaku." Jawab Isabel. "Kenapa dia sangat mirip dengan Clara hanya rambutnya yang berbeda?" Ucap Bastian dan Sean dalam hati berfikir sejenak. Halaman belakang, Isabel melihat Sean duduk merenung di sofa santai. "Huiru, beri Sean segelas soda, jangan biarkan dia hanya duduk diam sa