"Ya?” Clara tertunduk malu. "Ceroboh, kenapa aku tersihir dengan ketampanannya!" Ucap Clara Dalam hati dengan wajah termenung sembari memegang selimut untuk menutupi tubuhnya. "Ada apa , aku tanya boleh atau tidak kamu bilang…. " Ucap Sean dengan rebahan di samping Clara. "Sudah! aku tidak tahu! Kamu tidak perlu mengulanginya lagi!" Clara menutupi tubuhnya dengan selimut wajahnya merah malu. "Aku Akan masak untukmu.” Sean menyilangkan kedua tangannya di depan dengan bangga. Ruang makan toko. Sean sudah mempersiapkan berbagai menu di meja, mereka berdua duduk berhadapan menikmati makanan. "Setelah istriku Lahir Kembali, dia menjadi lebih rentan terhadap bahaya. dia dulu memberlakukan ku seperti harimau lapar tetapi sekarang dia memperlakukanku.. " ucap Sean membuka percakapan. "Tutup mulutmu!" Clara berteriak marah. "Nona Hauri mau mengundangmu makan, aku sudah menyetujuinya." Ucap Clara menatap Sean dengan tajam "Apa?" Sean terkejut sembari menyemburkan minuman di
“Bukankah kamu bilang tidak kekurangan uang?” Ucap Clara dengan wajah sedih.“Baiklah, 16 juta Ya sudah aku mah berikan satu set padaku.” Dengan wajah terpaksa Cleo menerima tawaran Clara.“Terima kasih rumah Bos.” Clara tersenyum manis.“ Si Bodoh ini menyetujuinya, modalnya hanya 400.000 ribu hahaha.” Ucapn Clara dalam hati.“Silakan diterima.” Ucap Clara sembari memberikan tas belanja untuk Cleo.“Dia dan Gisel sangat berbeda, kisah selalu bermartabat dan sopan. orang ini tampaknya lebih ceria dan lincah.” ucap Cleo dalam hati sembari menerima tas di tangan Clara.Rumah Adi Atmaj.“ Apa yang kamu beli?” Tanya Mama tiri Sean.“Bahan lukisan, aku beli untuk bersenang - senang saja.” Jawab Cleo sembari meletakan tas kecil di tanganya.“Aku tidak suka ada barang - barang di rumah, kamu juga tahu itu.” Mama tiri Sean melihat dengan tidak suka.“Aku biarkan kamu mengurus masalanya dengan serius, apakah sudah kamu cari tahu tentang gadis itu?” Tambah mama tiri Sean.“Hanya gadis b
“Guru Clara, Aku sangat suka dengan kelasmu kumaha kelasmu ini seperti dirimu Gema sangat memikat hati.” Cleo menepuk pundak Clara dari belakang.“Gila.” Clara mengambil tangan Cleo.”“Kamu!” Cleo sangat marah.“Jangan bersandiwara lagi, aku tahu kamu adalah kekasih kecil Sean, kamu hanya pengganti yang dia cari saja.” Cleo tersenyum sinis.“Dia ini membunuh Mamanya juga membunuh istrinya.” Tambah Cleo.“....” Clara terdiam, sembari menghentikan langkahnya.“Jangan ikuti Aku, Anak Haram!!” Clara menoleh berteriak dengan nada tinggi.“Brengsek, beraninya Kamu memakiku! Bruuukkkk!” Cleo mendong Clara dengan keras.“Ahhhhh……” Teriak Clara kesakitan.“Apa yang terjadi?” Orang - orang berkerumun melihat.“Ada orang yang memukul wanita.” Tanya orang yang baru datang.“Iya ayo kita melihatnya!” Sahut orang lainya.“Kamu seorang gadis liar jangan sombong! kamu hanya bisa menggoda orang lain, kamu katakan sekali lagi maka aku akan membunuhmu.” Cleo denganmarah menunjuk Clara dengan kasar.
“Menduplikat hanya sebagai alasan saja, Aku ingin mengetahui penyebab sebenarnya kenapa Mama bisa meninggal. Dia pelukis favoritku.” Ayah Clara memasang wajah curiga. “Keluarga Adi Atmaja mengatakan bahwa dia tiba-tiba terserang penyakit jantung, Tapi saat aku bertemu dengannya dia masih baik-baik saja!” Tanbah Ayah Clara. “Kamu selalu ingin mencari tahu penyebab kematiannya? Jadi, kamu bukan menyuruh aku pergi ke keluarga Sian untuk mencari gambar, tapi mencari petunjuk?” Punggung teraa dinggin. “Sudah dibilang hanya kebetulan saja, dasar!” Ayah menghela nafas panjang. Caffe. “Hari ini aku pergi melihat Ayah, sekaligus menanyakan suatu hal padanya.” Ucap Clara ambari menikmati hidangan di depanya. “?” Sean terdiam penuh pertanyaan. “Sebelumnya bukan kamu penasaran kenapa dia berbohong padaku mengenai duplikasi lukisan kan?Katanya.. dia ingin mengetahui penyebab kematian mamamu.” Clara meletakan sendok di diatas meja. “Kamu juga curiga terhadap kematian namamu, beberapa tahu
“Kalau begitu kita pergi periksa saja.” Jawab Sean.Clara menganggukan kepala.Setelah menunggu lama ahirnya pemijat dan ahli obat tradisional datang.“Ini adalah Tuan Abdul tukang pijat tradisional dan obat herbal.” Bibi memperkenalkan diri.“Paman Abdul ini adalah anak dan menantu dari Nyonya, tolong anda periksa.” Bibi mempersilahkan.“Aduh anak muda, sungguh tidak menghargai badan sendiri.” Paman abdul memeriksa denyut nadi Clara, yang terbaring di kasur.“Tidak Paman Abdul, apa sangat parah?” Sean khawatir.“Apa pernah mengalami pilek parah?” Tanya paman abdul sembari berfikir.“Aku jatuh kedalam sungai…” Ucap Clara dalam hati dengan wajah panik.“Hati dan ginjalnya lemah, terlalu lelah, harus istirahat dengan baik.” Paman abdul menerangkan.“Terima kasih Paman.” Jawab Sean.“Nanti aku akan membuat resepku meminta istrimu rajin untuk meminumnya.” Jawab paman abdul.“Kata Mamamu kamu tidak suka bercanda aku mah Tapi aku lihat tidak seperti itu!” Tambah Paman abdul dengan terseny
Rumh Ayah Clara, Clara duduk antai bersama Ayahnya di ruang tamu."Anaku ahirnya akan membuka pameran lukisan." Ucap Ayah melihat karcis masuk pameran yang di berikan Clara."Tunggu kamu terkenal.. aku akan menjual lukisanmu dan pergi keliling dunia!" Tambah Ayah dengan bangga."Ayha terlalu percaya diri kepadaku." Clara menundukan kepala dengan tersenyum pesimis."Tentu saja , kamu kan anaku. jika dia bisa melihat hari ini pasti daia akan senang." Ayah menoleh ke arah Clara dengan ternsenyum senang."Ayah, dokter yang mmeriksa Mama Sean berkata, anaknya saat itu sepertinya sudag tidak bisa di pertahankan lagi, apa kamu benar melihatku lahir?" Clara menoleh ke arah Ayah."Saat aku sampau dirumah sakit..." Ayah berfikir sejenak."Kamy sampai di rumah sakit? bukankah ayah mengantarkanya kerumah sakit?" Clara terkejut."Iya aku yang mengantarkanya ke rumah sakit, karena harus bayar uang rawt inap ,lali aou pergi mencari ATM bank untuk mengambil uang." Ayah Clara bercerita panjang lebar.
"Berani melakukanya maka berani mengakuinya, kamu sendiri salah, jangan berkata tutur kata orang yang bermasalah." Jawab Ayah Clara."Aku hanya ingin menayakan padamu, apa kamu tahu bahwa mereka sedang pacaran?" Ayah Sean masih menahan amarahnya."Aku tahu, aku tidak setuju!" Teriak Ayah Clara sembari memalingkan wajahnya."......" Sean dan Clara hanya terdiam tanpa kata sembarin menoleh kanan kiri melihat Ayah mereka yang bertengkar."Aku masih ada teman disisni, kalian pelan - pelan nikmati kunjungan kalian sja." Ayah Sean berbalik meninggalkan Ayah Clara yang maih kesal."Barang macam apa kamu ini, ini adalah pameran lukisan anaku, kamu jangan menganggap dirimu sebagai tuan rumah, selalu saja begitu!!!" Ayah Clara dengan kesal berteriak sembari mnegajungkan jari tengah ( tanda menghina)."Apa ini kecemburuan saingan cinta yang saling bertemu?" Ucap Sean dan Clara dalam hati.Keesokan harinya."Bos, Tuan besar ada yang ingin didiskusikan pada anda , segra turunlah." Vino menyusul Se
“Kenapa jalanmu tidak bersuara! apa kamu ingin mngjutkanku." Teriak Mama tiri sean dengan marah kepada pelayan.“Tadi saya sudah memanggil nyonya beberapa kali, Nyonya tiak menghiraukanku.” Pelayan menundukan kepala dengan sopan.“Bagaimana apakah kamu sudah memeriksa, apa yang sedang di lakukan Clara saat ini?” Tanya Mama tiri Sean.“Nona Clara saat ini sedang menggambar di kamar besar, di mana Tuan Muda melarang siapapun memasuki ruangan.“Bukankah itu kamar melukis, Mama Ratna, Sebelum meninggal? Sebenarny apa yang akan Sean lakukan?” Tanya Mama tiri Sean di dalam hati.“Haaaaaaaaaa…hantu!!!!” Mama Tiri Sean berteriak sembari menunjuk wanita di kejauhan mengunkan baju berlumuran warna merah.Villa Sean.“Nak, Apa Mama boleh memberishkan kamar itu. Aku merasa itu sedikit berdebu.” Tanya Mama tiri Sean, yang melihat Sean di depan pintu kamar Mama kandunya.“Tidak perlu, jika dirumah merasan searam, jangan samapai ada orang yang mendekatinya.” Sean menjawab dengan muka datar.“Baik,