"Ram pasti kamu taghu bagaiaman rasanya jika ada orang yang memiliki satu tujuan denganmu? dia adalah kekasihmu, juga ada teman kerja yang baik." Sean menundukan kepalanya. "Tidak perlu kamu berbuat apa, dia akan selalu berada disampingmu, membuatmu selama hidup merasa tenang, bahkan asalkan hanya ada dia, semua menjadi lebih semangat." Tambah Sean dengan tersenyum sayu. "Jadi tidak peduli, apapun yang terjadi, aku akan mempercayainya."Sean membayangkan wajah Clara dengan semangat. "Maka kamu harus ingat, jika suatu hari kamu akan membayar untuk kepercayaan hari ini, janganlah membencinya." Rama menjawab dengan ekspresi sedih mendngar jawaban Sean. "Aku sudah mengerti." Sean menjawab dean mantap. Vila Sean, Sean memasuki kamar. "Kamu sudah pulang." Sapa Clara yang rebahan dia atas tempat tidur. "Wahhhhh!" Clara teriak kagum melihat Sean memberikan sebuket bungga mawar merah yang indah. "Ini...ini untuku?' Tanya Clara dengan wajah berbunga - bunga. "Kuberikan pada bintang keber
"Mungkin disini bisa mengetahui mengenai hubungan Ayah Clara dan Mama." Sean dengan serius mencari sebuah petunjuk di rak buku. "Eh, apa ini rak buku yang kamu pakai saat kecil? kenapa seperti anak gadis?" Tanya Clara mendekari sebuah rak bergaya perempuan berwarna merah jambu. "Dibuat ibuku untuk adiku nanti." Jawab Sean melihat Clara. "Kamu masih punya adik?" Tanya Clara. "Aku seharusnya memiliki seorang adik perempuan... jika bukan karena Ayah kampret itu memiliki wanita laian dan anak di luar sana...." Sean menghela nafas panjang. "Seharusnya?" Tanya Clara. "Ini adalah Kepala pelayan keceplosan , berkata seharusnya aku memiliki adik perempuan..." Ucap Sean kembali mencari - cari petunjuk. "Lalu tidak melanjtkan lagi, aku tebak sepertinya menyadari bahwa Ayah kampret telah berselingkuh, jadi tidak ingin punya anak." Tambah Sean masih melanjutkan mencari. "Jika Sean memiliki seorang adik perempuan, dia pasti akan berubah menjadi kakak bodoh yang sangat menyayangi adiknya..."
"Panti Asuhan Malaikat, dengan berjejer sepasang foto berjejer bertulis " Cisela dan Casila". Tulisan di dalam dokumen yang berada di tangan Sean."Ini adalah dokumen panti asuhan?" Ucap Sean mememperhatikan dokumen dengan seksama."Foito sebelah kanan tidak salah, pasti foto masa kecil gadis nakal itu, sedangkan sebelah kiri adalah foto Gisel." Tambah Sean."Ternyata mereka adalah kembar Gisel bukan anak kandun dari Cokro, tapi anak adopisi." Ucap Sean masih melihat dokumen yang ada di tanganya."Foto copy beberapa isi dokumn ini, lalu letakan dokumen ini sepeti semula, jangan sampai membiarkan Cokro menyadari bahwa kita telah melihatnya." Sean memberikan dokumen kepada Vino."Baik." JAwab vino patuh.Restoran." Sean aku sudah memesan beberapa makanan kesukaanmu." Sapa Ayah mertua Sean dengan memperlihatkan hidangan yang sydah penuh di meja depannya." Ayah terimakasih banyak." JAwab Sean berjlana menuju tempat duduk."Sup Ayam restoran ini lumayan eank, aku akan menyuruh mereka un
"Kenapa , apa kamu ada masalah?' Tanya Clara khawatir melihat sikap Sean."......" Sean terdiam tanpa kata."?" Clara terdiam penuh dengan tanya tanya."Jika dipikir-pikir , sifat gadis ini sangat gembira dan terbuka , cantik, suka memakai rok, suka dengan anak kecil , ini suam persis dengan Mama." Ucap Sean dalam hati masih terdiam memandangi Clara. "Dan yang membuat kaget adalah dia juga memiliki bakat melukis , jangan - jangan di turunkan oleh Mama.' Tambah Sean."Ada apa dengan Sean? Aku dapat merasakan, bahwa dia tam[ak diselimuti kesedihan yang luar biasa...' Ucap Clara dalam hati sembari melihat Sean." disaat seperti ini pasti dia memerlukan sebuah pelukan." Ucap Clara dalam hati sembari mendekati Sean."Plak!!1" Sean menepis dengan kasara tangan Clara."Kamu...kamu apa yang kamu lakukan?' Tanya Sean dengan raut muka kaget."Sean dia, kenapa dia menepis tanganku dengan kasar." Ucap CLara dalam hati masih menapat Sean dengan sedih." Aku butuh sendirian." Ucap Sean dengan nada
Di dalam mobil yang terparkir di halaman."Kak Vino, mobil ini apa baru di perbaiki atau baru diisi bensin, kenapa baunya seperti ini?" Tanya Clara sembari mwnutup hidung dan mulutnya." Tidak kok." Jawab vino menoleh kerah Clra."Mungkin ini karena aku tidak istirahat dengan benar, sedikit sensitif... tidak apa - apa , berangkata saja." Ucap CLara mengipas - ngipas tanganya di depan hidungnya.Kantor amal."kak Gisel, Tuan Sean sudah datang!" Ucap asisten Clara."Kenapa?" Tanya Clara."Kenapa dia datang? bukanya dari pagi dia sudah menghindariku." Ucap Clara terkejut."?" Claar terdiam melihat Sean sudah berada di ruanganya."Apa yang kamu lakukan?" Tanya Clara melihat Sean tanpa kata memegang tangan CLara."Clebbb." Sean menusuk jari Clara menggunakan jarum." Aduh, sakit!' Teriak Clara kaget."Kenapa kamu tiba - tiba menusuku?" Tanya Clara memegang jarinya yng terasa sakit."Asal berikan ini pada rekan medis, maka akan mengetahui hubunganku dengan gadis nakal ini... sebelum ini,
Ruang kerja kantor Sean." Bos , mengenai proyek yang di buat oleh arsistektur , sebentar lagi kita akan mengambilnya." Ucap Asisten Sean sembari menyuguhkan coklat hangat di mejanya."Iya." Jawab Sean singkat."Konferensi pers nanti siang kan? persiapkanlah dengan baiak, naskah media juga serahkan dan biarkan departemen hubungan masyarakat memeriksanya." Sean mememijat kepalanya yang teraa pusing."Baik, selain itu, tender untuk lahan baru di ekata panatai telah disiapkan dan telah dikirim ke emailmu, total ada tiga bagaian." Ucap Asisten." Bsik, nanti akan akun lihat." Jawab Sean.Villa Sean."Hari ini Nyonya Muda pulang lebih awal , pererti terlihat tidak bersemangat." Ucap slah satu pelayan yang meyapa Sean."Aku akan pergi melihatnya." Jawab Sean berjalan menuju kamar tidur.Di kamar tidur Clara duduk din depan kanvas terdiam melukis sesuatu."Sadarlah! jika benar dia adalah adikmu..." Ucap Sean terpana melihat cantik dan anggunya wanita di depanya."Kamu sudah pulang, hari in
"Pergi malakanlah, belakangan ini kamu sepetiny tidak makan dengan baik." Sean membelai rampbut Clara dengan lembut."Ini semua karna anakmu membuat aku sekacau ini, tunggu dia lahir ,aku harus menyuruhmu mengganti popoknya hingga kamu pusing..." Ucap Clara dlaam hati dengan wajah kesal."Idiot ini, kapan baru bisa menyadarinya." Tamanbah Clara melihat Sean meninggalkanya."Jika begini pasti kelihatan kan?" Tanya Clara dalam hati meletakan kotaka anggurnya di meja Sean."Kenapa?" Clara kaget melihat Sean tiba - tiba berdiri."Ada masalah di kantor.." Jawab Sean dengan berlari menuju pintu keluar.Kantor, Ruang kerja Sean." Kamu jangan khawatir, kami telah melakukan rencana lain sebelumnya, mengenai solusi setelah standar disahkan, hanya perlu lebih..." Jawab Seoarang laki - laki panik, yang duduk di depan meja Sean."Uang bukanlah masalah, yang jadi maslah adalah bagaimana aliran tender bisa bocor, agar tender tidak bocor, kit bagi menjadi tiga bagaian yang masing - masing sudah tert
Perusahaan. Kantor Sean. "Tender sudah berada di tangan siapa, periksalah orang itu, dan periksa pergerakan keuanganya, pasti akan menemukan orangnya." Perintah Seaan. "Aku sudah mengerti, selain itu , jika ingin dengan acara yang biasa mungkin tidak bisa bagaiamana kalau..." Jawab asisten Sean. "Carilah Raman." Jawab Sean singkat. Beberapa Jam kemudia. "Apa hasilnya sudah keluar?" Tanya Sean dalam telefon. "Bukan hal yang besar... aku akan memberitahumu jika sudah pulang." Jawab Clara dalam telfon. "Ada madsalah yang rumit, sepertinya hari ini harus lembut di kantor." Sean menjawab dengan berat hati. "Jika beitu kamu jgan terlalu lelah."Clara kembali menjawab dengan sedikit kecewa. "Baik besuk, jangan lupa bawakan aku baju ganti dan sarapan." Sean menutup telefonya. Pagi menjelang siang telah tiba. "Puffttttt..." CLara ketawa melihat Sean begitu kacau. "Kenapa kamu ketaw?" Tanya Sean menghampiri Clara yang berdiri di depanya. "Kamu Sekarang sangat tampan." Clara memegang