Share

Pikiran Buruk

Hening, tak ada yang menjawab. Atmosfer suasana di tempat itu berubah drastis.

Merasa tidak ada yang menanggapi Rukmi pun berdeham. Baru sadar kalau ucapannya membuat semua orang yang ada di sana menjadi kurang nyaman. Nayla menatap Gilang, sedang Gilang menatap Rara. Rara sendiri memilih diam dan membuang muka ke sembarang arah.

"Ehm, salah paham itu biasa." Yuni menimpali.

"Hehehe, iya. Kita juga sering kok dibilang begitu, katanya kita mirip, seperti kakak dan adik kandung. Mungkin karena dari kecil sudah dekat, jadi banyak yang menyamakan," tambah Nayla. Kalimat itu sengaja dia katakan agar Rara mendengarnya.

Entahlah. Tiba-tiba Nayla suka jika Rara mendengar kata ini. Sayangnya Gilang tak mengindahkan seolah tengah menjaga perasaan istrinya.

Padahal yang Nayla katakan benar 100 persen.

"Ya sudah, ayo makan buah." Bunda Alia pun turut berusaha mencairkan suasana.

Mulanya canggung, tapi lama-lama kecanggungan itu mencair. Di ruang yang lumayan besar itu semua membagi kisah. Ada saj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status