Beranda / Romansa / Menikahi Calon Mertua / 46. Bulan Madu Keliling Dunia

Share

46. Bulan Madu Keliling Dunia

Penulis: Vhiaraya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-04 16:41:49

Enam bulan kemudian, lahirlah Callum Serzel Aslan. Anak kedua pasangan Guzel dan Serkan yang berjenis kelamin perempuan. Kebahagiaan keluarga mereka benar-benar tidak bisa digambarkan.

"Sepertinya kita harus membeli rumah baru, Yang," kata Serkan sambil melirik ke arah Arash, kakeknya. Padahal, ia berbicara pada istrinya.

Rumah yang saat ini mereka tinggali hanya memiliki empat kamar. Tiga kamar sudah ada yang menempati dan hanya tersisa satu kamar untuk Jerome.

Saat ini, kamar pria mungil itu dalam tahap renovasi karena Guzel dan Serkan memutuskan untuk pisah kamar dengan putra pertama mereka. Jadi, masih butuh satu kamar lagi untuk Callum nantinya.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Arash curiga.

"Barangkali saja Kakek mau membelikan rumah baru yang besar dan memiliki banyak kamar," sahut Serkan nyengir kuda.

Tidak lama setelah proses perayaan empat bulanan Callum ketika masih di dalam kandungan, Guzel meminta kakek dan kedua mertuanya untuk selalu tinggal bersamanya. Wanita
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Calon Mertua    47. S2 - Senggol Sana Senggol Sini

    Di pintu masuk klub malam, terlihat seorang gadis melangkahkan kaki ke dalam. Aroma alkohol langsung menusuk indra penciumannya.Sesaat, ia menatap kerumunan orang yang tengah asik berdansa dengan liar. Sontak, kedua sudut bibirnya naik ke atas."Saatnya bersenang-senang," ujarnya sambil melangkah cepat. Tidak lupa dengan kedua tangan yang diangkat ke atas dan tubuh yang dilenggak-lenggokkan.Gadis cantik itu langsung masuk ke dalam kerumunan orang yang sedang menari. Melompat ke sana ke mari dan meliuk-liukkan tubuhnya."Huuuuu ...!" teriak Dilara.Senggol sana, senggol sini tanpa mempedulikan siapa mereka. Yang ia pedulikan saat ini hanyalah kesenangan, bahkan sampai menanggapi setiap pria yang mengajaknya menari. Merapatkan tubuh satu sama lain dan saling berciuman.Semua mengenal sosok gadis itu dengan nama Dilara. Awalnya, ia adalah anak yang baik dan pendiam. Akan tetapi, luka yang membekas dalam hati mulai membuatnya menjadi liar. Ia bahkan sampai menjauh dari keluarganya.Keti

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Menikahi Calon Mertua    48. S2 - Peraduan Lidah

    "Hei! Kenapa kau diam saja? Ayo kita menikah!" Dilara mengayun tangannya tepat di depan wajah Gregory.Gadis itu pikir, tipe pria seperti Gregory banyak disukai wanita. Jadi, ia ingin bertindak cepat untuk memilikinya. Meskipun demikian, belum tentu Gregory mau menerima lamarannya. Pria mana yang akan menerima lamaran sembarang wanita. Apalagi sikapnya seperti Dilara yang terlihat sangat murahan."Pulanglah! Ini sudah sangat larut." Alih-alih menjawab ajakan Dilara untuk menikah, Gregory justru mengusir gadis itu dengan cara halus."Oke. Aku akan pulang, tapi setelah kau menerima ajakanku untuk menikah," balas Dilara bersikeras. Itu artinya, ia tidak akan pulang jika Gregory menolak ajakannya untuk menikah.Terlihat, Gregory menghembuskan napas berat. Mimpi apa kemarin malam sampai-sampai harus bertemu dengan gadis menyebalkan seperti Dilara. Andai ia tahu akan bertemu dengan gadis sepertinya, maka ia akan berusaha keras untuk menghindar."Siapa tadi namamu?" tanya Gregory."Lara, Dil

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Menikahi Calon Mertua    49. S2 - Tidurlah Denganku!

    Sekitar tiga menit proses peraduan lidah, akhirnya Dilara membuka mata. Namun, ia dikejutkan dengan sosok orang lain yang mendekapnya. Sontak, ia berusaha melepaskan diri dan justru jatuh tersungkur di lantai."Siapa kau? Beraninya kau menciumku," tanya Dilara nyalang.Perasaan tadi yang ia lihat Gregory dan bukan orang lain. Akan tetapi, benarkah pria itu benar-benar Gregory? Bukankah Dilara hanya melihatnya dari belakang? Jadi, belum tentu pria itu orang yang ia maksud karena perawakan boleh sama, tetapi bisa jadi mereka orang yang berbeda."Maaf, tapi bukan aku sengaja. Lagi pula, kau yang mulai melakukan pembalasan. Jadi aku--"Jika Dilara tidak membuka mulut dan mulai membuat rangsangan. Mungkin ia tidak akan melakukan hal lebih dan berhenti pada kecelakaan sebelumnya. Lagi pula, laki-laki mana yang akan diam saja jika ada wanita cantik menciumnya. Tentu saja mereka akan membalasnya dengan senang hati."Stop! Tutup mulutmu dan menjauhlah dariku," potong Dilara menggebu.Salahnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Menikahi Calon Mertua    50. S2 - Kau Masih Perawan

    Mendengar ucapan Gregory membuat manik mata Dilara terbelalak. Lehernya terasa tercekat dan terasa kering, bahkan seteguk ludah untuk membasahi lehernya pun tidak ada."Ti-tidur de-denganmu?" tanyanya terbata.Ia tidak menyangka akan mendapat tantangan seperti itu dari pria yang sangat ia inginkan itu."Ya." Gregory mengangguk mantap, "Bukankah kau bilang kalau kau menjaga mahkotamu dengan baik? Jadi aku rasa, kau tidak perlu takut," imbuhnya.Sebenarnya bukan karena ingin memastikan kesucian Dilara, melainkan hal lain. Ia takut Dilara sengaja mendekatinya karena memiliki niat terselubung. Misalnya seperti balas dendam, suruhan orang lain, atau apa pun yang bisa mencelakakannya. Jadi, ia berusaha memasang perisai sebelum hal buruk terjadi.Namun sayangnya, bukan itu yang membuat Dilara ketakutan. Memang, statusnya saat ini masih gadis dan perawan. Ia juga tidak takut untuk membuktikannya. Hanya saja, ia tidak yakin dengan Gregory. Akankah setelah membuktikan kesuciannya, pria itu akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Menikahi Calon Mertua    51. S2 - Buktikan Sendiri Kalau Aku Masih Perawan

    "Sum-pah de-mi Tu-han, ak-ku men-de-katimu kare-na a-ku mengi-ngin-kan-mu," ujar Dilara terputus-putus. Manik matanya membola dengan raut wajah yang memerah. Tidak lupa dengan kedua tangan yang menekan tangan Gregory agar melepaskannya."Kau pikir, aku akan percaya, huh?!" bentak Gregory tersenyum sinis."Per-ca-ya a-tau ti-dak, kau a-kan ta-hu se-te-lah meng-ge-ledah i-si tas-ku," balas Dilara menggerakkan bola matanya ke bawah di mana tas selempangnya berada.Sontak, Gregory langsung melepaskan tangannya dan merebut tas itu dari pemiliknya. Ia menuang isinya hingga berceceran di lantai. Memeriksa setiap isinya di mulai dari dompet, buku catatan, alat makeup, dan ponsel.Sementara itu, Dilara menyentuh lehernya dengan napas terengah-engah. Kemudian, melangkah pelan ke arah tempat tidur dan menghempaskan tubuhnya di sana.Tidak berselang lama, Gregory selesai memeriksa. Tidak ada tanda mencurigakan dari barang-barang itu. Terlebih bukannya pergi, gadis itu justru membaringkan tubuhny

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Menikahi Calon Mertua    52. S2 - Tidak Jadi Menikahimu

    Tidak lama kemudian, Gregory kembali dengan mengenakan jubah mandi. Membungkukkan tubuhnya dan memunguti helai demi helai pakaian Dilara."Pakai pakaianmu dan pulanglah!"Mendengar ucapan pria itu membuat Dilara mengerutkan keningnya bingung. Apa saat ini Gregory mengusirnya? Bukankah kesepakatan sudah terjadi ketika gadis itu menyerahkan kesuciannya?"Kau tenang saja karena ada supir yang akan mengantarmu." Gregory membalikkan tubuhnya dan melangkah duduk di sofa.Meskipun ia membenci Dilara, tetapi tidak mungkin membiarkan gadis itu pulang sendiri di tengah malam begini."Apa kau sedang mengusirku?" tanya Dilara sambil beranjak duduk. Tidak lupa dengan tangan yang senantiasa memegangi selimut berusaha menyembunyikan tubuh polosnya."Ya," sahut Gregory singkat.Pria itu mengangkat kaki kanan dan melipatnya. Memainkan jemari kakinya dengan malas tanpa menghiraukan bagaimana ekspresi Dilara saat ini."Baiklah aku akan pulang, tapi kau tidak akan ingkar dengan perjanjian awal untuk meni

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Menikahi Calon Mertua    53. S2 - Tubuh Indahnya Terekspos

    "Jadi, bolehkah aku tinggal di sini? Ah, tidak. Maksud aku, bolehkah aku pulang besok pagi saja?" tanya Dilara sambil mengerlingkan matanya. Tidak lupa dengan mengangkat kedua tangan yang telah dikatupkan.Gadis cantik yang bukan lagi perawan ini terlihat sangat manis. Bola matanya berbinar layaknya anak kecil yang ada di kartun-kartun. Andai Gregory tidak memiliki dendam di masa lalu. Mungkin ia akan melahap Dilara lagi dan lagi."Terserah kau saja," balas Gregory malas sambil mengibaskan tangannya."Yes-yes-yes!" Dilara melompat kegirangan sampai melupakan tubuh polosnya."Tutupi tubuhmu, Lara!" seru Gregory dingin.Tatapan pria itu setajam elang yang siap menerkam mangsa. Sikapnya ini sebagai pertahanan diri agar tidak lepas kendali."Ah iya, maaf." Dilara lekas duduk dan menyembunyikan tubuhnya ke dalam selimut.Gregory menggeleng pelan. Kemudian, ia membalikkan tubuhnya berjalan menuju ruang ganti. Dalam hati, ia merutuki kebodohan Dilara yang membiarkan tubuh indahnya terekspos.

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Menikahi Calon Mertua    54. S2 - Akan Kuikuti Permainanmu

    "A-apa? Kenapa dipecat?" tanya Dilara terkejut."Aku tidak bisa mempertahankan mereka yang tidak becus mengurus rumahku." Gregory berjalan ke arah ruang kerjanya. "Jangan mengikutiku! Lebih baik kau pulang karena aku sudah mulai bosan denganmu."Baru semalam menikmati tubuh Dilara dan keesokan paginya pria itu berkata sudah bosan. Bukankah ucapannya itu sangat kejam?Andai Gregory tidak mengatakan masalah kebenciannya, mungkin Dilara akan langsung sakit hati."Ya sudah, aku akan pulang," ujar Dilara lesu.Gadis cantik itu menatap sendu punggung Gregory. Kemudian, berbalik dan berjalan menaiki anak tangga. Tanpa membersihkan diri lebih dulu, ia bergegas mengganti baju. Lalu, memesan taksi online sambil beranjak keluar area kamar.Sambil menunggu taksi datang, Dilara mencari alamat lengkap rumah itu. Setelah menemukannya, ia bergegas memesan makanan untuk Gregory. Hingga tidak lama kemudian, taksi datang dan tidak perlu menunggu lama ia langsung pergi.Di dalam taksi, Dilara mulai melam

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20

Bab terbaru

  • Menikahi Calon Mertua    94. S2 - Tumbuh Janin di Rahim Dilara

    Dilara seolah menerima perlakuan Gregory, padahal ia berusaha menahan. Awalnya ia ingin mendorong tubuh pria itu menjauh, tetapi takut tekanan yang dibuat akan membuat ayah kedua anaknya kesakitan.Meskipun demikian, lama-kelamaan ia mulai terlena. Tanpa sadar meresapi dan membuka mulutnya secara perlahan memberi akses Gregory untuk menjelajahi setiap rongga mulutnya.Ketika napas keduanya memburu, keringat gairah menyelimuti, Gregory menjauhkan kepalanya. Bola mata berkabutnya menatap netra cantik Dilara yang sama berkabutnya dengannya."Bisakah kita melakukannya?" tanya Gregory dengan suara serak."Hah? Apa?" Dilara tersentak kaget mendengar pertanyaan Gregory. Ia sampai melangkah mundur dengan tidak seimbang."Tidak, tidak ada." Gregory menggeleng sambil tersenyum.Bisa lebih banyak interaksi dan sampai berciuman saja sudah membuat Gregory sangat bahagia. Jadi meski ingin, ia tidak boleh terlalu terburu-buru. Sedikit menahannya tidaklah sulit, sementara selama ini ia bisa menunggu

  • Menikahi Calon Mertua    93. S2 - Aku Mencintaimu

    "Pagi, Sayang," sapa Gregory dengan suara renyah.Semalam setelah mengetahui Satya mengatakan tentang kondisinya pada Dilara, Gregory tidak bisa tenang. Sekedar untuk menutup mata dan tidur saja kesulitan. Pikirannya kacau takut membuat anak-anaknya khawatir. Jadi tepat pukul tiga pagi, ia meminta Satya agar mengantarnya pulang. Kini, di sanalah pria dua anak itu berada. Berdiri di depan pintu ruang meja makan menatap tiga orang tercintanya.Sontak, semua orang yang ada di meja makan menoleh ke asal suara. Manik mata si kembar terlihat berbinar-binar. Mereka beranjak berdiri dan mendorong kursi ke belakang."Daddy!" teriak si kembar bersamaan sambil berlari mendekat.Melihat betapa antusias kedua putranya, muncul guratan khawatir di wajah Dilara. Ia ingat betul luka yang Gregory alami ada di dada kiri. Kemudian, lekas beranjak mengejar Shine dan Shane berusaha melindungi Gregory dengan cara berdiri membentangkan kedua tangan tepat di depan tubuh pria itu."Mommy, Shine mau peluk Daddy

  • Menikahi Calon Mertua    92. S2 - Koma

    Satu minggu kemudian.Waktu menunjukkan pukul delapan malam dan saat ini si kembar sedang berbaring mengapit ibunya di kamar tamu, tempat Dilara menghabiskan malam selama tinggal di rumah Gregory."Mommy, Shine rindu Daddy," rengek Shine."Shane juga, Mommy," kata Shane menimpali."Iya, Sayang, mommy tahu." Dilara menatap kedua putranya sendu secara bergantian.Ia tahu betul bagaimana perasaan Shine dan Shane. Setiap saat mereka akan mempertanyakan perihal ayahnya. Tidak berhenti menatap ponsel dengan gelisah hanya menunggu ayah mereka menelepon atau melakukan panggilan video. Tidak fokus dalam bermain dan terlihat lesu. Tidak nafsu makan, bahkan lebih sering melamun."Bukankah sudah waktunya Daddy pulang? Tapi kenapa sudah semalam ini belum juga sampai?" Shine mengangkat kepala menatap sang ibu.Sejak pertama kali Gregory pergi, pria mungil itu sibuk menghitung hari. Rasanya tidak sabar ingin berkumpul bersama sang ayah dan bermanja-manja."Iya, benar. Seharusnya Daddy pulang sejak p

  • Menikahi Calon Mertua    91. S2 - Dasar Om Greg Mesum!

    "Menjauh, menjauh dariku!" Dilara menggerak-gerakkan kepalanya tidak sudi."Diam atau kau akan menyesal, Lara!" ancam Gregory.Sontak, Dilara langsung terdiam. Sementara itu, Gregory merapikan rambutnya yang berantakan. Pada kesempatan ini, Dilara menyentuh dada bidang Gregory dan mendorongnya. Tidak bisa dibayangkan kalau sampai pria itu berbuat nekat. Bahkan ia sendiri tidak berani membayangkannya."Aku memang bilang begitu, tapi kau tidak mau menurut. Jadi, jangan salahkan aku." Gregory mendekatkan wajahnya setelah tersenyum menyeringai. Ia tidak bisa menahan lagi untuk tidak mengecup bibir merah Dilara."Oke-oke, aku mengaku salah. Sekarang berbaringlah dan aku akan menemanimu tidur dengan tenang," ujar Dilara menyerah.Selain mengalah, tidak ada yang bisa Dilara lakukan. Posisinya tidak ada yang menguntungkan dan justru ia akan menyesal jika salah bertindak."Tidak. Aku tidak bisa mempercayaimu begitu saja," tolak Gregory tanpa bergerak sedikit pun."Astaga, Om Greg. Berbaringlah

  • Menikahi Calon Mertua    90. S2 - Mengungkung Tubuhnya dan Mengunci Kedua Tangannya

    "Lepas, turunkan aku! Turunkan aku, Om Greg!" teriak Dilara histeris. Tangannya bergerak memukuli Gregory dan kakinya diayun kuat-kuat.Tanpa menghiraukan pergerakan Dilara, Gregory masuk ke dalam kamar mandi. Meletakkan wanita itu di wastafel dan tersenyum lembut."Sebentar ya, mommy-nya anak-anak. Daddy-nya anak-anak akan menyiapkan air hangat agar kau bisa berendam dengan nyaman."Dengan napas yang memburu, Dilara merapikan pakaian dan rambutnya yang berantakan. Mengingat pikiran kotornya membuat pipinya memerah. Padahal Gregory tidak melakukan apa pun selain membawanya ke kamar mandi."Tidak perlu. Aku tidak ingin berendam. Lebih baik kau keluar sekarang," sanggah Dilara ketus."Ya sudah, terserah kau saja. Kalau begitu, aku keluar dulu," pamit Gregory.Pria itu langsung keluar dengan jantung yang berdegup kencang. Ingin sekali melakukan hal liar dengan Dilara di kamar mandi, tetapi belum berani. Jadi, ia hanya bisa membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil membayangkan ma

  • Menikahi Calon Mertua    89. S2 - Mimpi Indah di Pelukanku

    "Apa yang kau lakukan, Om Greg?! bentak Dilara panik. Ia bergegas duduk dan menjauh sedangkan Gregory tetap berbaring.Raut wajahnya menunjukkan rasa takut yang teramat. Bagaimana tidak? Pria itu memintanya untuk menemani tidur. Pria dan wanita dewasa di dalam kamar di malam hari, kalau bukan untuk melakukan hal itu lalu apa lagi?"Astaga, Lara! Sikapmu ini seolah aku memintamu untuk melayaniku," ujar Gregory menggeleng tidak habis pikir."Lalu, apa lagi? Bukankah itu yang ada di isi kepalamu?" tanya Dilara nyalang."Astaga." Gregory mendesah keras sambil mencengkeram rambutnya frustasi.Kalau boleh, memang ia ingin melakukannya. Namun, tidak sekarang melainkan nanti setelah Dilara benar-benar mau menerima dan menikah dengannya."Kemarilah!" Gregory menepuk-nepuk kasur sebelahnya."Tidak!" tolak Dilara tegas. Duduk bersandar kepala ranjang sambil memeluk lututnya."Mau ke mari atau aku paksa?" ancam Gregory.Dilara menggeleng cepat. Napasnya bergerak cepat dengan tubuh bergetar yang s

  • Menikahi Calon Mertua    88. S2 - Temani Aku Tidur

    Tidak ingin membiarkan Gregory berbuat lebih dan mempermalukannya, Dilara menyentuh dada bidang pria itu dan mendorongnya menjauh. Menatap si kembar bergantian sebelum memusatkan atensinya pada pria tidak tahu malu itu. Dengan napas yang tersengal dan dada yang bergerak naik turun, bola matanya memerah juga membola. "Apa yang Om Greg lakukan?" tanya Dilara berbisik sambil menggertakkan gigi menahan amarah."Aku tidak melakukan apa-apa. Hanya melakukan sesuatu yang memang ingin aku lakukan," sahut Gregory malas.Ia berkata tidak melakukan apa-apa, tetapi mengatakan sesuatu yang memang ingin sekali dilakukan."Lakukan apa pun sesuka hatimu dan jangan lakukan itu padaku," ujar Dilara geram. Wanita itu mengusap bibirnya kasar berusaha menghapus jejak bibir lembab ayah kedua anaknya. Ia benar-benar tidak menyangka Gregory akan berbuat tidak tahu malu seperti itu padanya."Tidak bisa. Aku tipe pria setia dan tidak bisa menyentuh wanita lain yang tidak aku cintai," tolak Gregory tegas."Cu

  • Menikahi Calon Mertua    87. S2 - Jatuh Pada Bibirnya

    ["Jangan gila, Om Greg!""Ya sudah, aku bangunkan anak-anak dan langsung menjemputmu."["Tidak, jangan."Tidak mungkin ia membiarkan Gregory membangunkan Shine dan Shane yang sedang tidur. Apalagi sekarang waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Akan tetapi, ia juga tidak bisa membiarkan dirinya menginap di rumah pria itu. Kalau tidak menginap, anak-anak akan marah karena tidak ada ibunya di sana setelah bangun nanti."Jadi, aku harus bagaimana sekarang?" tanya Gregory berpura-pura bingung.["Oke. Kau suruh supir saja untuk menjemputku.""Lalu? Kau akan menginap di sini atau mau diantar pulang?" Gregory berusaha menekan kuat-kuat kebahagiaannya dengan bersikap datar. Pasalnya ia sudah tahu pilihan apa yang akan Dilara ambil. Jika bukan memilih menginap, lalu apa lagi?["Aku akan menginap, tapi kau tidak boleh macam-macam.""Tidak akan. Ya sudah, akan kukirim supir untukmu."Sepersekian detik, Dilara mengakhiri panggilan. Saat ini, Gregory berusaha menekan rasa bahagianya. Melip

  • Menikahi Calon Mertua    86. S2 - Menginap

    ["Hari ini aku tidak bisa pulang tepat waktu karena rekan kerja lawan shift-ku tidak masuk. Jadi, bisakah kau mengurus anak-anak untuk malam ini saja?""Tidak masalah. Bukankah sebelumnya aku sudah bilang kalau--."["Aku tahu. Untuk masalah ini, kita bicarakan nanti malam saja setelah pekerjaanku selesai."Awalnya, Dilara memang ingin membicarakan tentang hal itu. Namun, kejadian yang tak disangka-sangka justru terjadi dan ia terpaksa harus meminta tolong pada Gregory sebelum membahasnya."Baiklah. Jadi, apa aku perlu membawa anak-anak pulang sekarang atau nanti?"Gregory pikir, apa bedanya sekarang dan nanti pukul lima. Lagi pula, si kembar akan tetap ikut bersamanya pulang ke rumah selama beberapa jam.["Terserah kau saja, tapi menurutku sekarang lebih baik karena anak-anak terlihat sangat kelelahan.""Oke. Kalau begitu, aku dan anak-anak pulang dulu. Kau kabari saja satu jam sebelum pulang agar aku tidak terlambat menjemput."["Ya. Titip salam buat anak-anak. Aku tidak bisa ke depa

DMCA.com Protection Status