Pukul menunjukan tujuh malam, Liona semakin tidak bisa tenang. Dia berjalan, bolak balik di depan pintu kamarnya.
Melihat hal itu tentu Sehan merasa kasihan. Dia tau apa yang dirasakan Liona saat ini. Sehan memutuskan untuk menghampiri, dan membuka pintu kamar sang istri.Liona menghentikan langkahnya, dia menatap sang suami dengan sorot tanya. "Apa yang ingin kamu lakukan?""Kau akan kehilangan banyak tenaga jika terus berjalan bolak-balik seperti itu, masuklah dan segera istirahat."Liona menatap ke dalam ruang kamarnya sesaat. Dia menghela nafas berat, lalu kembali menatap Sehan. "Aku tidak bisa tenang Sehan. Aku ingin menemukan ingatanku yang hilang."Sehan mengalihkan pandangannya sesaat. Entah, mendadak dadanya jadi sesak. Dia lalu menggeleng pelan. Berusaha menyingkirkan pikiran buruk di kepalanya."Kita akan mencarinya bersama. Tapi untuk sekarang kamu harus tenang, aku tidak mau melihatmu sakit."Liona menganggSatu kecupan singkat mendarat tepat di bibir ranum perempuan yang masih terlelap tersebut. Merasa tidurnya terusik, Liona menggeliat, merenggangkan otot tangannya yang terasa kaku.Kantuknya belum juga hilang, Liona masih belum sanggup untuk membuka matanya. Namun lagi-lagi sebuah kecupan singkat menyerang bibirnya. Akhirnya, kelopak mata itu terbuka. Sorot matanya langsung tertuju pada wajah tampan seorang laki-laki yang duduk di sampingnya, kini tengah tersenyum menyapa ke arahnya."Sehan!""Kenapa sayang? Apa kamu ingin aku menambah durasi cium -" Tangan Liona segera membungkam mulut Sehan, membuat laki-laki itu tak bisa melanjutkan kalimatnya. Liona protes, "aku sudah menduga sejak awal kita bertemu bahwa kamu sebenarnya adalah laki-laki mesum!"Sehan menyingkirkan tangan Liona. Dia lalu menjelaskan, "semua laki-laki akan seperti itu di depan istri tercintanya."Nyaris Sehan memberikan kecupan lagi pada sang istri, dengan se
Sehan menyodorkan satu amplop coklat ke atas meja. Pria di hadapannya mengambil dan membuka amplop tersebut untuk melihat isi di dalamnya.Mata Matt sekitar melebar takjub saat melihat puluhan lembar uang tertata rapi dalam amplop tebal itu. "Tiga puluh juta, berarti aku bisa mengajukan enam pertanyaan untukmu."Matt tersenyum bangga. "Kau sangat cerdas, tidak rugi Liona menikahimu."Sehan tak mempedulikan pujian pria tersebut. Dia mulai bertanya, "apa yang akan direncanakan oleh Gretta pada Liona?"Matt tak langsung menjawab, dia mengambil kopi yang sudah dipesankan oleh Sehan di atas mejanya. Lalu dia menyeruputnya sesaat. "Gretta ingin aku membunuh Liona."Mata Sehan membulat, jantungnya seketika berdetak takut. Tangannya mulai mengepal erat, saat pemikiran buruk terlintas di kepalanya. "Kenapa Gretta ingin membunuh Liona?" Sehan kembali bertanya.Dengan santai, pria itu menjawab, "Gretta tidak bi
Sayangnya Sehan tak membawa uang lebihan lagi untuk diberikan pada Matt. Alhasil Sehan tak bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan terpenting yang dia ajukan pada pria tersebut.Tapi Sehan menduga, jika benar kecelakaan yang dialami Liona saat itu telah direncanakan sebelumnya, itu artinya bisa saja Gretta terlibat di dalamnya. Mengingat, Matt adalah suami Gretta. Pasti ada alasan tertentu yang membuat Matt bisa menjadi supir untuk Liona waktu itu.Kini Sehan memasuki mobilnya yang masih terparkir di depan kafe. Di dalam mobil itu sejak tadi ada seorang pria yang menunggunya. Sehan bertanya, "kau sudah mengambil foto pria yang bersamaku tadi?""Sudah bos. Sepertinya ini bukan pertama kali saya melihatnya.""Benarkah?" tanya Sehan penasaran. "Lalu kau melihatnya di mana?"Pria itu berusaha mengingat sesuatu. "Saya lupa, sepertinya sudah sangat lama."Sehan kembali meluruskan pandangnya, lalu menghela nafas pelan. Pikirannya semak
"Setiap aku ingin merasakan kasih sayang dari ayah ataupun ibu, Aoura dan ibu selalu mengakan aku hanya anak adopsi. Aku tidak berhak mendapatkan semua itu, dan hanya Aoura yang boleh merasakannya. Pantas saja mereka selalu berusaha membuat aku yakin, bahwa aku adalah anak adopsi, ternyata ini alasannya."Mata Liona mulai menggenang, menahan air mata perih. Dia geram, marah terhadap Gretta. "Jika Aoura adalah anak pria yang menemuimu barusan, lalu apakah ibu adalah istri pria tersebut? Dan ... siapa ibuku?"Sehan terdiam. Dia tak mungkin mengatakan bahwa dirinya sudah tau semua tentang ibunya, tapi Sehan belum ingin memberitahu semua itu pada Liona. Karena dia belum bisa menemukan penyebab kematian ibunya yang sebenarnya, itu akan membuat Liona bertanya-tanya dan bisa saja menemukan ingatannya kembali. Sehan takut itu terjadi. "Sehan, apa aku harus menemui ayah?"Sehan menggeleng tak mengijinkan. Liona dalam bahaya, dia tak mungkin memb
Setelah mendengar berita tersebut, Liona langsung bergegas pergi menuju rumah sakit tempat sang ayah dirawat. Liona sangat yakin, Darwin pasti belum mengetahui kelakuan istrinya tersebut.Liona ingat, ayahnya akan menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan dengan meminta bantuan Sehan. Jika yang memimpin perusahaan itu adalah Gretta, sudah pasti Sehan tak akan jadi membantu perusahaan Atharya. Dan Liona yakin, pasti Darwin tidak akan membiarkan Gretta dengan mudah mengambil alih perusahaan tersebut begitu saja.Sengaja Liona pergi meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan Sehan. Dia tau, Sehan tak mungkin mengijinkannya bertemu dengan Darwin saat ini.Walau Liona masih ingat jelas terakhir pertemuannya dengan Darwin yang membuat hatinya sangat terluka parah, tapi hari ini Liona berusaha menguatkan diri. Dia harus berhasil membuat sang ayah percaya padanya.Namun, sesampai di rumah sakit. Liona justru sama sekali tak mendapati keberadaan sang ayah. Ru
"Di mana ayah?"Tak menjawab pertanyaan Liona, Gretta menutup pintu kamar di belakangnya dengan rapat. Dia lalu menatap Liona dengan tatapan tajam."Pergi dari rumahku!""Aku tidak akan pergi, sampai aku melihat keadaan ayahku saat ini!"Rahang Gretta mulai mengeras. Dia lalu mendekat ke arah Liona. "Apa yang akan kau lakukan? Kau mau mengatakan bahwa perusahaan itu tidak seharusnya jatuh padaku? Kau ingin marah pada ayahmu?"Liona menggeleng tak membenarkan. "Ayah tidak mungkin mau memberikan perusahaan itu padamu begitu saja. Perusahaan sedang tidak baik-baik saja, dan justru dipegang olehmu pasti semuanya akan hancur. Aku tau, ibu memimpin perusahaan ini tanpa ijin dari ayah kan?"Tangan Gretta mengepal erat. Dia semakin geram saat Liona berhasil menebak semuanya. "Aku ingin bertemu dengan ayah, dan mengatakan pada ayah bahwa ibu meracuninya agar bisa mendapatkan perusahaan itu -"PLAKLio
"Aku akan mengatakan semua ini pada ayah. Aku akan mengungkap kebenaran yang telah ibu sembunyikan selama ini, bersiaplah ibu dan Aoura akan kehilangan semua yang telah kalian harapkan dari ayah!"Liona ingin meraih kenop pintu kamar di depannya. Namun Gretta kembali menghentikan. "Cobalah, kau pikir ayahmu akan percaya padamu begitu saja?" Gretta tersenyum miris. "Kau ingat, ayahmu sangat membencimu Liona.""Ayah membenciku karena dia tidak tau kejahatanmu. Jika ayah tau siapa dirimu sebenarnya, ayah pasti lebih menyayangiku daripada kalian berdua," ucap Liona dengan yakin. Walau dia tak tau, benarkan apa yang diucapkannya barusan akan terjadi. Liona menatap Gretta penuh peringatan. "Setelah ini, bersiaplah ibu yang akan menderita."Mata Gretta melotot tak terima. Dia kembali berjalan mendekat ke arah Liona. Tanpa memberi aba-aba perempuan itu justru tiba-tiba mencekik leher Liona dengan kuat.Melihat hal itu, Aoura melotot tak percaya.
Setelah berhasil menyelesaikan debatnya dengan Gretta, Sehan langsung membawa Liona keluar dari rumah itu. Liona sempat menolak karena dia belum menemui Darwin, namun Sehan menariknya paksa. Hingga sampai luar rumah, saat mereka sampai di dekat mobil Sehan yang terparkir. Liona melepaskan cekalan Sehan di pergelangan tangannya dengan kasar."Aku ingin bertemu dengan ayah, Sehan! Aku ingin ayah tau tentang kelicikan ibu!"Sehan menghela nafas kesal. Dia kini menatap Liona dengan sorot serius, berusaha membuat Liona paham. "Apa kau tidak takut Gretta akan melakukan macam-macam padamu? Jika aku tidak datang, kau bisa saja mati hari ini Liona!"Liona menyadari hal itu, tapi jika dia terus menunggu terlalu lama, maka Gretta akan menghancurkan semuanya. "Apa kamu sudah melihat berita bawa ibu mengambil alih posisi ayah di perusahaan? Dan ibu juga mengeluarkan ayah dari rumah sakit, padahal di berita ibu mengatakan bahwa ayah sedang