Share

87. Pikiran Buruk

Pukul menunjukan tujuh malam, Liona semakin tidak bisa tenang. Dia berjalan, bolak balik di depan pintu kamarnya.

Melihat hal itu tentu Sehan merasa kasihan. Dia tau apa yang dirasakan Liona saat ini. Sehan memutuskan untuk menghampiri, dan membuka pintu kamar sang istri.

Liona menghentikan langkahnya, dia menatap sang suami dengan sorot tanya. "Apa yang ingin kamu lakukan?"

"Kau akan kehilangan banyak tenaga jika terus berjalan bolak-balik seperti itu, masuklah dan segera istirahat."

Liona menatap ke dalam ruang kamarnya sesaat. Dia menghela nafas berat, lalu kembali menatap Sehan. "Aku tidak bisa tenang Sehan. Aku ingin menemukan ingatanku yang hilang."

Sehan mengalihkan pandangannya sesaat. Entah, mendadak dadanya jadi sesak. Dia lalu menggeleng pelan. Berusaha menyingkirkan pikiran buruk di kepalanya.

"Kita akan mencarinya bersama. Tapi untuk sekarang kamu harus tenang, aku tidak mau melihatmu sakit."

Liona mengangg
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status