共有

13. Ingin Lagi

last update 最終更新日: 2020-12-03 07:59:56

    Saat terbangun dari tidurnya di pagi hari, Kaira merasakan pinggangnya seperti cidera. Betapa buas dan tidak terkontrolnya Jay pada saat melakukannya dengan Kaira semalam.

   Jay menyadari kalau Kaira sudah terbangun dari mimpi indahnya. Jay mencium tengkuk Kaira dan Kaira merasakan sesuatu yang bergerak-gerak di pinggulnya.

"Apa yang akan aku katakan pada Jay? Aduhhhh, malunya aku!" batin Kaira.

   Kaira diam saja saat merasakan Jay sudah memberikan kode untuk mengulang lagi apa yang mereka lakukan semalam. Kaira pura-pura tidur kembali.

"Sayang, kenapa kau tidak memujiku?" tanya Jay dengan manja.

"Aduhhhhh... Apa aku memiliki Suami yang tidak tahu malu? Kenapa dia bersikap seperti tidak terjadi apa-apa semalam?" batin Kaira.

"Sayang, aku tahu kau sudah bangun. Jadi, jawab aku! Apa aku hebat semalam?"

"Iya!" akhirnya Kaira menjawab pertanyaan Jay.

"Ayo kita lakukan sekali lagi!" bisik Jay.

    Tanpa menunggu persetujuan Kaira, Jay membuka sedikit kaki Kaira dan siap bermain dari belakang. Gairah yang di miliki Jay tidak bisa di tolak hingga Kaira hanya diam dan menerima setiap perlakuan lembut Jay.

"Apa dia seorang monster? Semalam sudah 2x dan sekarang nambah lagi. Apa dia tidak kasihan padaku yang malang ini?" batin Kaira.

"Ayo katakan sekali lagi kalau kau juga ingin," bisik Jay.

    Kaira yang tidak bisa menahan rayuan dan godaan Jay, akhirnya menuruti kemauan Jay yaitu bercinta pada saat pagi hari.

   Kaira menutup bibir Jay dengan bibirnya supaya Jay tidak mengeluarkan erangan yang begitu keras seperti semalam. Para pekerja di waktu pagi, biasanya sudah berkeliling membersihkan setiap ruangan, sehingga Kaira tidak ingin mereka mendengar ranjang yang bergoyang.

   Tubuh Jay terkulai lemas setelah hasratnya terpenuhi. Jay berbaring di sebelah tubuh Kaira yang di penuhi dengan tanda merah akibat perbuatannya yang di luar logika.

"Sayang, bagaimana kalau kita pindah ke hotel? Atau kita usir dulu para pekerja?" bisik Jay.

"Jay, penerbangan jam berapa hari ini? Bukannya Suamiku harus berangkat dinas?" tanya Kaira.

"Bolehkah aku membawamu?"

"Hanya dua hari. Tahan saja," goda Kaira.

"Pesonamu membuatku tidak bisa menahannya walaupun hanya sedetik," jawab Jay.

BRUKKKK

"Aduh!" pekik Kaira.

   Kaira terjatuh dari ranjang saat hendak berdiri dan ingin mandi. Tubuhnya terasa begitu lengket. Kaki Kaira lemas, dan merasakan sakit di pangkal pahanya.

"Sayang, kamu kenapa?" Jay langsung menggendong Kaira.

"Sakit," ucap Kaira.

"Mana yang sakit?" tanya Jay dengan penuh kekhawatiran.

"Ini!" wajah Jay langsung memerah setelah Kaira sengaja menunjukkan miliknya yang memang terasa nyeri.

    Jay duduk di sebelah Kaira, lalu memeluknya dengan sangat lama tanpa berbicara apapun.

"Padahal, aku ingin sekali nambah 2 atau 3 kali lagi tapi kenapa sudah sakit?" tanya Jay dengan kecewa.

"Bukannya Suamiku juga tahu kalau ini kali pertama untukku?" Jay langsung menoleh ke arah seprai putih yang terdapat sebercak darah.

"Bukannya semalam juga Istriku sudah menggigitku untuk meredakan sakitnya? Sekarang, boleh tidak menggigitku lagi untuk meredakan sakit?" Jay tidak berhenti berusaha untuk merayu Kaira.

"Tapi aku haus!" ucap Kaira.

    Denga gerakan cepat, Jay mengambil air putih yang ada di atas meja dan memberikannya pada Kaira dengan harapan setelah minum, Jay bisa menambah jatah lagi sebelum berangkat dinas.

"Terimakasih!" ucap Kaira dan memberikan kembali gelasnya pada Jay.

    Jay meletakkan gelas itu kembali ke tempat semula, lalu menghampiri Kaira. Jay tidak sadar bahwa dirinya berjalan dengan tubuh yang masih telanjang. Kaira menahan tawanya saat melihat menara Jay sudah tegak menjulang tinggi dan siap untuk bertempur.

"Apa begitu asyik menertawakanku?" bisik Jay.

"Siapa yang tertawa?" Kaira tidak mengakuinya.

"Bagaimana kalau aku menghukummu?" Jay mendorong tubuh Kaira hingga berbaring di atas tempat tidur.

TOK... TOK... TOK...

"Jay, apa kau belum bangun?" 

"Itu suara Mama!" Kaira buru-buru mendorong tubuh Jay untuk menjauh darinya.

"Hufffftttt... Untung Mama datang. Kalau tidak, habislah aku!" batin Kaira.

"Apa Istriku senang sekarang karena tidak jadi aku terkam?" tanya Jay sembari menggendong Kaira dan membawanya ke dalam kamar mandi. "Apa sangat sakit? Mau aku bantu untuk mandi?" goda Jay.

"Jangan! Cepat pakai handuk dan temui Mama sebelum suara Mama meledak-ledak di telinga," Kaira mendorong Jay supaya keluar menemui Ibunya.

***

"Aku kasih Mama hukuman apa ya karena sudah mengganggu pagi pertamaku?" batin Jay sembari berjalan lalu membuka pintu kamarnya.

"Jay, kamu baru bangun? Menantu Mama mana?" hal pertanya yang di tanyai adalah Kaira.

"Ma, anak Mama aku atau Kaira?" tanya Jay.

"Berisik! Menantu Mama mana?"

"Masih mandi!" jawab Jay dengan malas.

   Nyonya Luna menerobos masuk ke dalam kamar Jay. Kamar yang hampir mirip tempat perang.

"Ma, jangan masuk!" teriak Jay.

    Nyonya Luna diam terpaku melihat keadaan kamar Jay yang hancur seperti di terpa badai. Pakain dan juga dalaman masih berserakan di atas lantai, di tambah lagi dengan bercak darah yang sudah mengering di seprai putih.

   Jay buru-buru menutup bercak itu dengan selimut dan Jay duduk diam siap menerima omelan Nyonya Luna yang tidak akan ada habisnya meskipun di bagi 7 turunan.

"Apa kalian..."

"Ma, Mama itu datang di saat yang tidak tepat. Aku sama Kaira sedang membuatkanmu cucu tapi Mama malah mengganggu," ucap Jay.

"Mama? Ganggu?" tanya Nyonya Luna.

"Mending sekarang Mama pulang! Aku akan melanjutkan hal yang tertunda dengan Kaira," bisik Jay.

"Dasar anak tidak tahu malu! Bisa-bisanya mengusir Mama?" 

BUKK... BUK... BUKKK

   Nyonya Luna memukul Jay dengan buku yang di ambilnya di atas meja. Nyonya Luna memukul Jay tanpa memberikan ampun padanya.

"Mama... Mama... Mama..." Kaira langsung memanggil dan mencegah Nyonya Luna untuk memukul Jay. "Mama, tarik nafas dulu biar tenang ya!" imbuhnya.

    Nyonya Luna akhirnya tenang setelah Kaira datang. Jay mengelus dadanya dengan lega. Persekutuan antara Jay dan Nyonya Luna terlihat begitu lucu. Setiap kali bertemu, ada saja hal yang membuat mereka bertengkar namun hanya sebuah pertengkaran dalam bentuk candaan.

"Sayang, kamu kenapa jalan sendiri? Bukannya masih sakit?" tanya Jay tanpa memperdulikan Ibunya yang masih ada di dalam kamar.

    Kiara melototkan matanya ke arah Jay dengan sinis sebagai kode supaya Jay tidak berbicara sembarang lagi.

"Sayang, cepetan mandi ya. Penerbangan sebentar lagi."

    Jay menatap jam yang tergantung di dinding kamarnya. Penerbangan tinggal 3 jam lagi. Jay masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Kaira dengan jalan yang susah payah, harus menyiapkan pakaian yang akan di pakai Jay.

"Kaira, apa Jay kasar semalam?" tanya Nyonya Luna tiba-tiba.

"Kasar gimana ya Ma?" tanya Kaira berpura-pura bodoh.

"Kasar melakukannya!" jawab Nyonya Kaira.

"Melakukan apa, Ma?"

"Membuatkan Mama cucu!" Kaira langsung melihat kondisi kamarnya yang sangat tidak pantas di lihat oleh Ibu Mertua.

"Haaaaa?"

***

コメント (1)
goodnovel comment avatar
Bunda Saputri
Aduhhhh mama
すべてのコメントを表示

関連チャプター

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   14. Berita Itu, Apa Benar?

    Meskipun dengan susah payah dan menahan nyeri di bagian ujung pahanya, Kaira tetap mengantar Jay ke bandara. Jay akan dinas paling cepat 2 hari dan paling lambat 10 hari. Pasangan yang baru saja di penuhi dengan cinta, harus terpisah oleh sebuah jarak. Saling percaya adalah sumber kekuatan yang pertama. Kaira di berikan cuty 3 hari oleh atasannya karena identitas Kaira sebagai Istri Jay masih di sembunyikan dan menjadi sebuah rahasia."Sayang, aku harus ke Prancis dulu baru ke Jepang.""Iya. Jangan lupa memberiku kabar dan jaga kesehatan," ucap Kaira sebelum Jay masuk ke ruang tunggu. Tuan dan Nyonya Alrecha menemani Kaira selama Jay dinas. Mereka memberikan perhatian pada Kaira bukan hanya sebatas menantu melainkan sudah seperti anak kandung. Kaira masih merasa canggung, tapi Nyonya

    最終更新日 : 2020-12-04
  • Menikahi CEO (INDONESIA)   15. Aku Percaya Padamu!

    "Rasya, apa masih ada penerbangan ke London hari ini?" tanya Jay"Masih!" jawab Rasya."Pesankan aku tiket. Aku harus menemui Istriku.""Pekerjaan?""Ada kau, semua pasti beres.""Aku?" seru Rasya."Kau tinggallah di sini. Aku harus menjelaskannya pada Istriku sebelum semuanya semakin kacau.""Ke Jepang?" tanya Rasya."Setelah menjelaskannya, aku akan segera kembali ke sini.""Cih, kekuatan cinta!" batin Rasya menggerutu.***LONDON... Jay sampai di rumah sekitar tengah malam. Semua orang sudah tertidur termasuk Kaira. Jay melihat mobil Tuan A

    最終更新日 : 2020-12-05
  • Menikahi CEO (INDONESIA)   16. Sekretaris Baru?

    Wanita itu langsung menemui Direktur Winny dan mengabaikan Kaira. Kaira juga wanita yang cuek, simple dan tidak suka dengan sesuatu yang berbelit."Aku sudah minta maaf, jadi semua sudah beres," batin Kaira sembari masuk ke dalam ruangannya. Lily memberika setumpuk kertas untuk Kaira periksa, bahkan sebelum duduk dengan benar. Kaira menghela nafas melihat setumpuk kertas yang membuat kepalanya langsung berdenyut."Aduhhh... Pinggangku sakit tapi aku harus duduk lama di kursi ini dan bersenandung dengan kertas-kertas ini," gumam Kaira."Hei, Kai!" bisik Lily."Lily, jangan bisik-bisik!" ucap Kaira sembari menyibakkan rambutnya. Lily menatap Kaira dengan pandangan curiga setelah melihat beberapa tanda merah di leher dan bawah telinga Kaira."Kai...""Apa?" Kaira belum menyadari

    最終更新日 : 2020-12-06
  • Menikahi CEO (INDONESIA)   17. Thanks, Mom!

    "TAPI DIMATAKU, KAU SAMA SEKALI TIDAK MEMILIKI SEBUAH HARGA!""...""..." Kaira maupun Vanka menoleh ke arah sumber suara yang tegas dan juga terdengar begitu gagah."Sayang!" Jay menyambut Kaira dengan merentangkan tangan lalu memeluknya dengan hangat."Apa dia sedang membelaku?" batin Kaira sembari membalas pelukan Jay."Apa yang di katakan Grace benar, kalau pria ini sudah menikah?" batin Vanka. Kaira meletakkan telapak tangannya di kening Jay untuk memastikan suhu tubuhnya."Menunduk!" pinta Kaira. Jay menunduk sesuai arah, lalu Kaira menempelkan keningnya di kening Jay karena setelah memeriksa dengan telapak tangan, suhu tubuh Jay normal."Aneh... Kata Mama sakit, tapi kenapa dia ter

    最終更新日 : 2020-12-07
  • Menikahi CEO (INDONESIA)   18. Ayo Kita Punya Bayi

    "Haahahahaha...""Berhenti menertawakanku!" sungut Kaira."Istriku begitu lucu. Aku sampai tidak bisa berhenti tertawa," jawab Jay.BUKKKKK... Kaira melemparkan bantal pada wajah Jay. Sejak keluar dari ruang meeting, Jay tidak berhenti tertawa karena teringat ekspresi wajah Kaira yang seperti wanita bodoh. Kaira yang tidak panda berbahasa asing, hanya duduk diam dengan ekspresi wajah yang di buat setenang mungkin."Ap kau menganggapku bodoh?" Kiara mengeluarkan senjata yang paling ampuh, yaitu airmata."Aku bilang kalau Istriku lucu, bukan bodoh!""HUAAAAAAAA... Kau menindasku!""Sayang, jangan menangis! Aku minta, oke. Aku yang bodoh! Aku, bukan Istriku!" Jay kelabakan karena Kaira menangis di depan matanya."Coba mengaku sekali lagi, kalau kau bodoh da

    最終更新日 : 2020-12-13
  • Menikahi CEO (INDONESIA)   19. Cepatlah Kembali

    Suasana semakin menegangkan setelah Kaira mendapatkan satu tamparan keras pada pipi kanannya. Kancing bajunya juga sudah berserakan di atas lantai. Kaira menutup dadanya menggunakan kedua tangannya karena Kaira sudah tidak menggunakan bra di saat malam hari tiba. Tenaga pria itu jauh lebih kuat dari bayangan Kaira. Kaira berusaha sebisa mungkin melepaskan diri supaya bisa lari. Lari sejauh yang dia bisa. Berulang kali pria itu menampar Kaira hingga wajahnya penuh dengan lebam. Naura membalasnya dengan mencakar wajah pria itu dengan kukunya."Wanita sialan!" bentaknya. Pria itu menancapkan pisau kecil di leher Kaira, supaya membuat Kaira tidak melawannya. Namun, Kaira memilih mati dengan cara tidak hormat, dibandingkan dengan menyerahkan segala kehormatannya."Kau benar-benar ingin mati ru

    最終更新日 : 2020-12-15
  • Menikahi CEO (INDONESIA)   20. Kemarahan Tak Terduga

    PLAKKK! Jay menyentuh pipinya yang terkena tamparan begitu keras oleh tangan lembut Nyonya Luna. Sorot mata kemarahan dan kecewa tak bisa lagi Jay hindari."Ma...""Mama mendatangkan Istrimu untuk menjagamu dari godaan, tapi kau menjaga Istrimu saja tidak becus. Jay, kau sama sekali tidak berguna menjadi seorang suami!" teriak Nyonya Luna. Jay terdiam. Jay tidak bisa membantah karena apa yang di katakan oleh Nyonya Luna adalah sebuah kenyataan."Mama benar. Aku seorang Suami yang tidak berguna," jawab Jay sembari menundukkan kepalanya."Sebelum Kaira bangun, Mama ingin kau sudah menemukan siapa orang yang ingin melukai Menantu Mama!""Jay tititp Kaira," ucap Jay. Jay meninggalkan Rumah Sakit dan langsung menuju villa, tempat dimana Kaira mendapatkan perlakuan yang sangat tidak

    最終更新日 : 2020-12-22
  • Menikahi CEO (INDONESIA)   21. Apa Kau Mencintaiku?

    "Ma, Kaira istriku, tentu saja aku mencintainya!" jawab Jay."Menggunakan hatimu yang telah lama kosong?" Nyonya Luna terus mendesak Jay."Ma...""Jawab Jay!" ucap Nyonya Luna dengan nada yang cukup keras."Aku tidak tahu. Aku hanya tahu kalau aku mencintainya karena Kaira adalah istriku!""Lebih baik kau jangan menemui Kaira. Kaira biar Mama yang jaga. Aku sangat tidak rela, Kaira tersentuh oleh tangan tanpa cinta!" ucap Nyonya Luna dengan amarah yang di tahannya."Ma, Kaira istriku! Bagaimana bisa Mama menjauhkannya dariku?" tolak Jay."Jay, menjadi istri tanpa cinta, akan sulit. Kau hanya mencintainya karena statusmu suaminya, bukan?""Apa aku salah?""Jay, kalau kau mencintai Kaira dengan status, bagaimana jadinya kalau ada orang ketiga masuk yang akan membuatmu jatuh cinta dalam setiap hal?" jelas Nyonya L

    最終更新日 : 2021-01-06

最新チャプター

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   95. Keluarga Kecil (Tamat)

    Sebuah kesepakatan akhirnya terjalin setelah Jay dan Loreta saling berjabat tangan. Rasya bisa menghela napasnya sedikit lega membiarkan Tuannya itu pergi bersama Loreta.Perjanjian itu akan terpenuhi setelah Loreta mempertemukan Jay dan Kaira. Lalu, Jay melepaskan Orthela untuk kembali ke negara asalnya.Perseteruan sudah cukup membuat kacau. Loreta tidak ingin semuanya berlanjut semakin jauh karena banyak hal yang terbengkalai karena masalah yang tidak juga kunjung selesai.Loreta membawa Jay pergi ke tempat pemakaman. Pria tersebut menyipitkan matanya heran sembari melirik curiga ke arah Loreta.“Apa yang kau rencanakan dengan membawaku ke sini?” tanya Jay. Bariton suara yang tegas itu, membuat sekujur tubuh Loreta merinding.“Anda jangan salah paham, Tuan. Saya membawa Anda ke sini bukan tanpa sebab,” ujar Loreta.Dari pandangan yang cukup jauh, terlihat dua orang sedang menghadap ke salah satu makam yang tidak asing. Jay berlari tidak sabar ingin segera memeluk wanita yang be

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   94. Di mana Istriku?

    "Jangan mendekat!" teriak Kaira. Rasanya cukup mengerikan. Kaira menjadi ketakutan. Ia berusaha pergi meski cukup sulit, tapi Orthela sudah lebih dulu memegang kendali kursi rodanya."Kenapa kau tkut? Bukankah aku sudah cukup membuatmu tenang? Kau bahkan sudah melihat bagaimana aku sangat menyesal," kata Orthela. Ia bahkan tidak merubah ekspresinya. Tetap terlihat sangat menyedihkan."Pergi! Aku memiliki keluargaku sendiri, Orthela. Aku tidak akan pernah pergi denganmu. Tidak akan pernah!" teriak Kaira."Bagaimana kalau Ziel sudah bersamaku? Apa kau tetap akan menolakku?""Apa? Kau menyandera Ziel? Orthela, dia tidak tahu apapun. Ziel msih anak-anak." Pada dasarnya, Kaira bukan wanita yang pandai mengumpat atau berkata kasar. Ia hanya berteriak meluapkan emosinya dengan kata-kata yang masih tertata dengan lembut."Aku tahu kalau kau akan menolakku. Maafkan

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   93. Pergilah Bersamaku!

    Tiga hari Kaira menghilang. Orang yang paling tertekan dan hampir gila adalah Jay. Jay yang tidak pernah menggunakan kekuasaannya, sekarang menekan semua orang untuk mencari Kaira sampai Kaira ditemukan. Nyonya Luna membawa Ziel pergi. Ziel yang tidak tahu apa-apa, tidak boleh terkecoh dengan keadaan yang ada. Orthela tidak memiliki niatan buruk. Racun yang sudah masuk ke dalam tubuh Kaira adalah buatan dari orangnya. Meski sudah mendapatkan penawar, tapi masih ada satu penawaran lagi yang harus hati-hati dan perlahan disuntikan ke dalam tubuh Kaira."Ini di mana?" gumam Kaira. Kaira terbangun dari tidurnya yang cukup panjang. Kepalanya terasa berdenyut dan berkunang-kunang. Tempat itu sangat asing, apalagi seseorang yang menatapnya."Kau sudah sadar? Syukurlah. Aku bisa mengembalikanmu tanpa rasa bersalah," ucap Orthela."Kau!" pekik Kaira."Jangan terlalu banyak gerak dan bicar

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   92. Menebus Kesalahan

    Kaira belum sadar setelah pengobatan. Tapi, kondisinya berangsur-angsur membaik. Tuan Alrecha dan Nyonya Luna, akhirnya mengetahui kalau keadaan sedang kacau saat ini. Keysana menemani Kaira sembari mengasuh Ziel. Rasya sibuk mengurus gugatan untuk Orthela dan Jay sekeluarga, mengurus pemakaman Grace karena keluarga Grace, semuanya sudah mengakhiri hidupnya sendiri."Grace, sejauh ini..." Jay terdiam dengan kedua matanya yang sembab. "Sejauh ini, aku tidak membencimu. Kau menunjukkan perubahan yang sangat besar. Sebagai rasa terima kasihku, aku akan merawat rumah terakhirmu," lanjutnya. Nyonya Luna mengusap-usap punggung Jay. Jay yang sedang bersimpuh menaburkan bunga di atas gundukan tanah yang masih basah, tangannya terus saja gemetar. Tuan Alrecha tidak banyak bicara. Ia cukup paham dengan perasaa

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   91. Kematian

    Jay masuk ke dalam rumah Orthela. Dia menggendong Grace yang sudah tiada. Tidak hanya itu, Paul yang datang berniat membawa Grace tapi dia malah menjadi sasaran utama kemarahan Jay. Jay menarik kerah kemeja yang Paul kenakan. Jay sudah membuat wajah dan tubuh Paul memar, terluka, berdarah, kesakitan, merintih dan memohon.Srek! Srek! Srek! Suara tubuh Paul yang diseret paksa membuat Delon, Orthela dan Loreta terperanjat kaget. Mata mereka terbelalak lebar. Lantai yang Jay lewati, dibanjiri oleh darah yang mengalir dari Paul dan juga Grace. Wajah Jay suram. Sorot matanya begitu tajam. Delon menelan salivanya karena baru kali ini dia melihat ekspresi iblis dari aura Jay. Jay yang ia kenal sebagai suami yang sangat lembut dan hangat tapi kali ini, ekspresinya begitu kejam.“Menarik!” ujar Jay

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   90. Penyesalan

    “Key, Rasya, aku titip Kaira dan Ziel,” ujar Jay.“Kau mau ke mana? Bukankah pengobatan Kaira hampir selesai?” tanya Keysana.“Ada sesuatu yang harus aku kerjakan. Setelah kembali nanti, aku sendiri yang akan menjelaskannya pada Kaira.” Rasya hanya diam saja. Jay meminta Rasya supaya tetap berada di rumah sakit untuk menjaga situasi di sana. Jay menggenggam erat surat dari Grace yang di dalamnya ternyata ada chip milik Orthela. Jay berfikir kalau ia tidak bisa sepenuhnya lepas tangan dalam masalah ini dan menyerahkannya pada Delon. Kenangan pahit Delon, tragedi, trauma, masih membekas jelas. Jay tidak ingin malah Delon yang terseret lebih dalam lagi. Langkah dan tindakan Jay cepat. Ia berharap kedatangannya jauh lebih dulu dibandingkan Delon di kediaman Orthela.“Delon, aku ber

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   89. Pengorbanan 2

    Brak!“Akh! Uhuk... Uhuk... Uhuk...” Grace memegang perutnya yang ditendang Orthela. Dari mulutnya, keluar darah segar karena ia tempental dan menabrak sisi meja.Plak! Plak! Ortela menarik rambut Grace. Ia menamparnya berkali-kali. Tapi tidak ada rintihan sakit atau permohonan untuk sekedar meminta ampun.“Meski kau sudah menghilangkan semua jejak, apa kau pikir aku tidak tahu kalau kau sudah mengambilnya untuk sample?” gertak Orthela tanpa melepaskan rambut Grace.“Hahahaha... Aku juga sudah tahu akan berakhir seperti ini.”“Aku melepaskanmu, bukankah seharusnya kau membalas budi padaku?” Mata Orthela mendelik, menatap tajam seakan-akan ia akan menelan Grace hidup-hidup. Grace tidak merasa takut karena sejak awal, dia sudah siap.“Apa ini yang kau sebut sebagai kebebasan?&rd

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   88. Pengorbanan

    Jay dihubungi oleh rumah sakit untuk segera datang. Ia langsung bergegas, padahal ia baru saja menemukan cara untuk menemukan penawarnya. Hanya saja, Jay lebih mementingkan untuk datang dan mendengarkan apa ucapan Dr. Crombe.“Dokter sudah menunggumu,” ucap Keysana.“Aku langsung ke sana.” Jay langsung berlari dan menuju ruang Dr. Crombe. Ternyata tidak hanya ada Dr. Crombe saja, tapi ada Dr. Sansan.“Anda sudah datang, Tuan. Silahkan duduk!” pinta Dr. Crombe.“Apa ada sesuatu yang—““Anda tenang dulu. Silahkan Anda minum terlebih dahulu.” Dr. Sansan menenangkan Jay yang sangat gelisah. Di atas meja sudah ada sebuah obat. Jay tidak mengetahui obat apa itu. Ia tidak bisa berfikir jernih. Mungkin karena ia belum siap menerima apa yang akan ia dengar.“Se

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   87. Orthela dan Rencananya

    Grace kembali ke rumah Orthela. Alamat yang sudah Loreta berikan untuknya. Grace datang tanpa persiapan. Ia hanya datang dengan keyakinan sesuai alur yang akan Tuhan takdirkan.“Grace, bukankah ada satu minggu untukmu bebas?” tanya Loreta.“Tidak ada yang ingin aku nikmati,” jawab Grace. Tidak ada siapapun di rumah. Loreta, Paul dan juga Orthela pergi. Grace belum diberi tugas olehnya. Kesempatan bagi Grace untuk menemukan obat penawar. Ia tidak peduli kalau dirinya sedang dalam pengawasan atau Orthela sudah memasang jebakan.Tap... Tap... Tap... Kakinya melangkah cepat memasuki kamar Paul. Sebelum masuk ke dalam neraka, Grace sudah mengetahui keahlian setiap penghuninya. Di dalam kamar paul, Grace mulai mencari formula untuk menetralkan racun yang ada ditubuh Kaira. Grace men

DMCA.com Protection Status