Home / Pernikahan / Menikahi Anak Presdir / 15. Kebahagiaan Arawinda

Share

15. Kebahagiaan Arawinda

Author: Resa Anisa
last update Last Updated: 2023-12-28 11:25:12

"Susu lagi?"

"Semoga kamu bisa lebih tinggi setelah minum banyak susu, Arawinda."

Arawinda berdecak, rambutnya yang bergelombang ia kibaskan sebelum kemudian duduk di kursi pagi itu dengan Atharya. "Sebenarnya kamu itu siapa?"

"Saya? Saya Atharya."

"Bukan begitu maksud saya."

Atharya terkekeh, merasa senang bisa lebih dekat dengan Arawinda. Tidak kaku atau pun terhalang emosi gadis itu untuk sekedar mengobrol bersama.

"Saya dokter kejiwaan."

"Sama wanita berkacamata itu?"

"Iya."

Kenapa Kaivan mengiriminya dokter kejiwaan sih? Apa Kaivan sudah menganggap bahwa Arawinda adalah sosok gila yang harus diobati?

"Bukan, saya datang bukan karena kamu gila."

Mata Arawinda bergerak cepat menatap Atharya. Orang ini bisa membaca pikiran ya?

"Tapi kamu punya luka batin yang disembunyikan dan saya akan membantu kamu untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan konseling, dengan obat serta menjadi teman."

Arawinda sesaat berkedip. "Teman ya?"

Dulu sekali, ada dua orang yang Arawinda anggap sebagai te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menikahi Anak Presdir   16 Si Gadis Mawar Merah

    Arawinda dan Kaivan berjalan bersisian keluar dari dalam lift. Kini mereka tengah berada di puncak tertinggi dari gedung hotel. Ada kolam renang, ada restoran dan tempat bersantai yang sangat nyaman namun entah kenapa sekeliling terlihat begitu sepi.Tidak ada orang satu pun di area tersebut. Arawinda baru ingin bertanya kala Kaivan tiba-tiba berkata, "Saya sengaja mengosongkan area ini untuk satu jam kedepan."Anggukan nampak dari kepala Arawinda. Gadis itu terus melangkah, sedikit penasaran karena sudah lama ia tak menginjak lantai teratas dari Maheswara Hotel.Saat Arawinda tengah asik melihat-lihat sepenjuru, ia dikejutkan oleh buket bunga mawar merah yang terpampang cantik disodorkan oleh seseorang.Dan Kaivan akhirnya berkata, "Untuk Arawinda si Gadis Mawar Merah."Arawinda agak ragu dan aneh dengan suasana yang tengah merebak, hingga ia sedikit besarnya bingung harus membiarkan buket itu tetap berada di tangan Kaivan atau ia ambil?"Ambil atau saya buang?"Buang? Buket secanti

    Last Updated : 2023-12-28
  • Menikahi Anak Presdir   17. Kembali Kecewa

    Kaivan membawa tubuh basah Arawinda ke kamar hotel yang memang dikhususkan untuk gadis itu. Dari Pak Rajendra. Ada dua kamar khusus di bangunan hotel ini. Pertama, ruangan khusus untuk Rajendra dan sang istri yang kini, mau tak mau karena sudah tidak ada yang menempati, Kaivan sewakan untuk para tamu. Sedang satu kamar lain milik Arawinda masih dijaga dengan sangat baik.Setelah membuka pintu, Kaivan menurunkan Arawinda. "Sebaiknya kamu berganti baju dulu."Agak kaget, Arawinda berkedip kala mendapati Kaivan berjongkok di kakinya. Melepas sepatu yang ia kenakan. "Saya bisa sendiri." Arawinda melepas kasar sebelah sepatu lain yang masih ada di kakinya. Lagi-lagi, ia tak pernah terbiasa diperlakukan begini oleh Kaivan."Saya rasa ada baju kamu di lemari."Arawinda mengangguk, ia memang menyimpan beberapa helai baju di sini. "Saya keluar sebentar. Hati-hati kaki kamu."Untuk sesaat, Arawinda menelan ludah kala mendapati punggung lebar Kaivan yang kini menjauh darinya dan menghilang d

    Last Updated : 2023-12-29
  • Menikahi Anak Presdir   18. Atmadeva Group

    Kaivan mengernyit kala melihat berkas yang Gio simpan di atas meja kerja. Padahal ia sedang sibuk memikirkan pertengkaran yang terjadi antara ia dan Arawinda tapi bisa-bisanya Gio memberikannya pekerjaan."Apa?""Pesta akan diadakan setelah kemarin terundur karena kepergian Pak Rajendra."Menemui hal tersebut, Kaivan pun langsung menyimpan kepala di atas meja. Pikiran lelaki itu semakin penuh saja."Kenapa? Bukannya kamu ingin memberikan tanggung jawab pesta ini pada Arawinda?"Gelengan lesu nampak dari Kaivan, dia berdecak, "Kami berdua bertengkar.""Biasanya juga begitu, kapan kalian pernah akur setahun terakhir setelah menikah?" tanya Gio sembari mendengus. "Biarkan Arawinda belajar bertanggung jawab untuk hal-hal remeh di hotel. Dan lalu besok, kamu ada meeting untuk pembangunan perumahan elite yang sudah kita rencanakan.""Bukannya—""Mereka ingin agar kamu yang memimpin rapat secara langsung, Kaivan." Gio mendudukan dirinya di kursi setelah lelah terus berdiri. "Kamu yang lebih

    Last Updated : 2024-01-01
  • Menikahi Anak Presdir   19. Mabuk

    "Apa yang sekarang ingin kamu lakukan? Malam semakin larut dan bisa saja Tuan Kaivan mencari kamu, Arawinda."Arawinda melirik cepat dan sinis pada Atharya. "Jangan sebut nama Kaivan di depan wajah saya.""Kalau dibelakang seperti ini, Tuan Kaivan, Tuan Kaivan, Tuan Kaivan.""Atharyaaa!" panggilan dengan nada kesal terdengar.Dan Atharnya tertawa sebelum sesaat kemudian, ponselnya berdering. Ada nama Ciara di layar sana. Agak ragu, Atharya ijin untuk mengangkat panggilan pada Arawinda sebelum sesaat kemudian, lelaki itu melipir lebih jauh untuk mengobrol dengan kekasihnya."Kamu dimana?" tanya Ciara di ujung sana."Aku masih kerja dan masih ada urusan," jawab Atharya. "Kenapa? Kamu mau apa?""Enggak, maaf menganggu ya, Atharya. Kamu tenang-tenang aja kalau memang lagi kerja, aku cuma mau nanyain posisi kamu. Nanti kalau udah ada waktu luang, telepon aku oke?""Oke. Omong-omong kerjanya sama siapa? Ada cewek?"Atharya diam-diam menarik napas. Terpaksa ia harus berbohong karena Ciara te

    Last Updated : 2024-01-01
  • Menikahi Anak Presdir   20. Awas Hamil

    Pada pagi hari selanjutnya, Arawinda terbangun dengan kepala yang masih berputar sakit, perutnya juga bergejolak. Seolah semua yang ada di dalam sana minta dikeluarkan.Arawinda mengerang, sebelum sesaat kemudian memiringkan sebelah tubuhnya ke arah kiri dan baru menyadari bahwa ada punggung telanjang seseorang di sana. Ya! Punggung telanjang seorang laki-laki kini berada di sampingnya.Saat meraba-raba diri, Arawinda kaget bukan main, ternyata ia tak mengenakan satu lembarpun penutup di atas tubuhnya. Hanya celana dalam yang ia kenakan.Apa yang terjadi semalam?Apa yang sebenarnya ia lewati?Dan siapa sosok yang kini tengah memunggunginya?Atharya?Seingat Arawinda ia semalam tengah bersama Atharya dan ia rasa, tak mungkinkan pengalaman pertamanya di atas ranjang dilalui dengan Atharya?Gemetaran, Arawinda mencoba bangun, sembari menahan selimut di dada. Dan mungkin karena pergerakan tersebut, sosok di samping Arawinda pun terusik dan berbalik.Saat melihat wajah mengernyit dari so

    Last Updated : 2024-01-01
  • Menikahi Anak Presdir   21. Mantan Yang Kembali Mengejar

    Gio bertemu dengan seorang laki-laki di ruangan kerja di rumah Rajendra."Bagaimana?" tanya Gio setelah mempersilahkan sosok di depannya duduk. "Rencana Kaivan kan?""Betul.""Berjalan baik dan mulus." Namanya Tirta, sosok yang menjadi backing-an Kaivan dalam menghadapi musuh yang telah menghancurkan keluarga Kaivan di masalalu. Tirta sudah dipercaya oleh Rajendra bertahun-tahun lamanya untuk bisa melaksanakan beberapa tugas rahasia. Apalagi kala menyangkut orang-orang yang harus mereka lenyapkan.Sebagaimana saat dulu, tragedi besar itu terjadi. Kematian Carissa, istrinya Rajendra menjadi kasus besar pertama yang Tirta tangani dan berhasil.Ia harus membalaskan dendam Rajendra pada perusahaan Light Hotel. Dulu, Light Hotel adalah salah satu dari hotel ternama, yang kental dengan service yang baik.Tapi sejak pertama berdiri, pelan-pelan, Maheswara Hotel mulai memunculkan taringnya. Hal tersebut tentu menjadi ancaman bagi Light Hotel. Sehingga mereka membunuh Carissa dan hampir menc

    Last Updated : 2024-01-01
  • Menikahi Anak Presdir   22. Janji Kelingking

    "Kamu gak apa-apa? Kenapa dia bisa ada di kamar, Arawinda?""Saya kira bukan dia tadi yang beken bell makannya main buka begitu aja.""Gak apa-apa?" tanya Kaivan sekali lagi sembari mendekatkan tubuh menatap Arawinda.Meski tak bisa menutupi ekspresi wajahnya yang keruh, Arawinda pun menggeleng. "Saya enggak apa-apa."Kaivan mengambil air di atas nakas, lalu mengarahkannya pada Arawinda. "Minum dulu.""Makasih." Arawinda meminum rakus air di dalam gelas yang diberikan oleh Kaivan. Setelahnya, ia merasa lebih tenang."Saya agak terlambat karena harus meminta persiapan untuk sarapan pada orang dapur. Kalau memang kamu kenapa-kenapa, kita bisa laporkan orang itu sekarang.""Enggak perlu, Kaivan.""Memang dia siapa? Saya selalu lihat dia berulang-ulang kali, termasuk kemarin sore. Apa hubungan lelaki itu sama kamu?"Arawinda sebenarnya agak ragu untuk mengungkapkan tapi ia tak ingin mengurung rahasia tersebut dari Kaivan. Toh, orang ini juga mungkin bisa melindunginya dari Angga. "Dia man

    Last Updated : 2024-01-01
  • Menikahi Anak Presdir   23. Tentang Carissa

    Kaivan menepuk-nepukan tangan setelah menyimpan tumpukan buku berdebu di atas meja ruang arsip dan Arawinda pun berkedip menatap hal tersebut.Berdebu, tebal dan banyak sekali catatan pesta rutin Maheswara Group yang akan diselenggarakan setiap pertengahan tahun itu. Arawinda mengibaskan tangan di depan hidungnya, menghalau lalu lalang debu yang nampak berterbangan. "Kamu harus menulis semua persiapan pesta yang sudah kamu rencanakan dan membuat arsip juga. Sebagai arsip untuk tahun depan. Dan memang itu wajibnya. Mulai dari pengeluaran, daftar tamu yang diundang, daftar tamu yang hadir, dekor dan lain hal. Templatenya bisa dilihat dari buku-buku ini."Arawinda menelan ludah. "Apa saya harus membaca semua buku-buku itu?""Seharusnya iya, tapi jika dari satu buku saja kamu sudah punya gambaran, tak perlu membaca buku-buku yang lain. Pesta akan diadakan bulan depan, tiga puluh empat hari lagi dan kamu harus bisa mengurusnya dengan sangat baik." Kaivan menilik ekspresi dan gerak-gerik

    Last Updated : 2024-01-02

Latest chapter

  • Menikahi Anak Presdir   70. Ibu Tiada

    Sembari mengigit kuku dan berdiri di depan jendela kamar hotel, Arawinda pun menempelkan ponsel di salah satu telinga. Ia tengah mencoba menelepon Diajeng namun berulang kali, panggilan itu tidak terangkat karenanya, Arawinda pikir, Kaivan harus segera mengetahui kondisi Ibu.Ketika sambungan telepon terakhir Arawinda diabaikan, Arawinda berbalik dan memutuskan untuk mencari Kaivan di luar. Malam sudah menjemput tapi sang suami belum juga kembali. Entah kemana dia sekarang.Saat baru membuka pintu, Arawinda menemui Kaivan yang tengah berjalan ke arah kamarnya."Kenapa?" tanya Kaivan saat mendapati wajah cemas Arawinda. "Kamu lebih baik pulang aja, saya dilarang ngasih tahu ini sama Diajeng, tapi Ibu lagi di rumah sakit sekarang. Katanya, Ibu kena komplikasi dan saya khawatir karena Diajeng enggak angkat telepon-telepon saya."Wajah cerah Kaivan sebelumnya menjadi keruh saat mengetahui hal tersebut."Saya bakalan di sini, ngurusin hotel semampu saya dan mungkin atas arahan Om Gio dan

  • Menikahi Anak Presdir   69. Ajakan Arawinda

    Arawinda mengikuti langkah cepat Kaivan untuk pergi ke ruang rapat menemui Manager Umum yang kini sudah menunggu mereka di sana. Saat datang, Kaivan langsung duduk di salah satu kursi sedang Arawinda mengisi kursi lain di sampingnya."Dokumen yang saya minta sudah Anda siapkan?""Sudah Tuan Kaivan. Ini laporan kerja operasional hotel, proposal acara tahunan, di tahun-tahun sebelumnya juga di tahun ini. Rating dan peringkat hotel dari berbagai asosiasi terkenal yang menjadi kiblat perbisnisan. Serta data pelanggan tahunan."Kaivan menganggukan kepala puas. Sedang Arawinda hanya bisa menganga melihat apa yang ada di depannya. Berbagai macam dokumen yang nampak tebal sudah ada dan meminta Arawinda baca."Begini." Arawinda mengintrupsi. "Saya gak harus baca semua buku ini kan?""Kamu harus baca semua, Arawinda." Kaivan menaikan bahu. "Ini dasar kamu, agar bisa mengerti dan menjalankan bisnis hotel secara perlahan. Saya dulu juga saat masuk harus membaca semua dokumen ini berhari-hari.""B

  • Menikahi Anak Presdir   68. Firasat Buruk

    Sesampainya di rumah sakit, Diajeng langsung melakukan prosedur agar Ibu bisa ditindak oleh dokter.Dan dengan cemas Diajeng menunggu tak jauh dari Ibu yang tengah diperiksa. Ah, ia harus memberitahukan Rama. Tapi masalahnya, Rama seringkali tidak membawa ponsel ketika pergi ke kebun.Sembari menarik dan mengembuskan napas panjang, Diajeng mencoba untuk tenang. Ia tak boleh berpikiran negatif. Benar, Ibu hanya sakit biasa. Karena terlalu lelah di kebun dan kurang beristirahat, beliau jadi begitu. Sesaat kemudian, Diajeng pun menganggukkan kepala. Hingga kemudian, dokter akhirnya keluar memberitahukan hal yang cukup membuat Diajeng sedih.Ibu hipertensi yang sudah tidak terkontrol. Hingga ada kemungkinan Ibu gagal ginjal dan stroke ringan sekarang. Bahkan kalau dibiarkan secara terus menerus Ibu bisa saja mengalami serangan jantung.Dan rasanya saat itu dunia Diajeng runtuh. Sebagai anak, ia merasa benar-benar gagal karena tak bisa mengurus Ibu dengan baik. Mengurus seorang wanita yang

  • Menikahi Anak Presdir   67. Maafkan Saya

    Arawinda mengigit kuku sembari duduk di tengah pembaringan dengan lutut yang tertekuk. Matanya menatap tembok dan tak lepas dari sana sejak tadi. Mengingat semua kejadian semalam yang sudah ia lewati dengan Kaivan membuat ia tak mempercayai dirinya sendiri lagi. Bagaimana, Arawinda bisa mengeluarkan suara-suara erotis atas setiap sentuhan Kaivan. Bagaimana Arawinda yang seperti orang cabul yang ingin lagi dan lagi memangut bibir sang suami. Menelusuri dan menjambak tubuh Kaivan dengan ekspresi yang memancar menjijikan begitu.Arawinda berteriak tertahan sembari mengacak-acak rambut kepalanya. Ia terlalu malu, sangat amat malu dengan apa yang sudah terjadi.Kaivan sudah melihat tubuhnya. Hampir keseluruhan. Semuanya.Meski ya ... katanya sih, ia dan Kaivan sebelumnya sudah melakukan hal itu. Tapi beda! Kali ini Arawinda mengingat kegilaannya. Tak seperti malam saat ia mabuk dengan Atharya. Ia mengingat sampai tidak sadarkan diri di tempat. Lalu blank setelahnya.Daun pintu kamar nampak

  • Menikahi Anak Presdir   66. Ingatan Itu Datang

    "Eh." Arawinda keheranan kala mendapatkan buket bunga mawar putih dari manajer umum."Hadiah kecil dari saya atas kerja keras Nyonya Arawinda.""Kenapa harus sebegini?" Arawinda penuh senyum. Tiada yang lebih membahagiakan selain karena, apa yang telah ia kerjakan beberapa waktu terakhir banyak dipuji dan diapresiasi oleh orang lain. Apalagi sampai diberikan bunga begini."Bahkan saya rasa, belum cukup memberikan apresiasi untuk semua kerja keras Nyonya. Acara kemarin sukses dan gemerlap karena kerja keras Nyonya Arawinda.""Terima kasih banyak.""Sama-sama. Anda akan pergi kemana?""Saya turun untuk sarapan.""Tuan Kaivan?""Sudah langsung bertemu dengan Om Gio.""Ah iya, saya harus menyusul mereka berdua jadi, saya permisi.""Silahkan," dengan hati dan mood yang lebih baik, Arawinda pun berjalan ke arah restoran hotel. Sesaat dia duduk dan tanpa diminta, semua pegawai langsung siap siaga menghampirinya. Arawinda bertanya menu yang tersedia saat itu sebelum memilih beberapa. Teh hang

  • Menikahi Anak Presdir   65. Malam Bersama Kaivan

    Kaivan mengembuskan napas saat Arawinda menjambak kembali rambut kepalanya entah untuk yang keberapa kali sembari menyerocos tak jelas."Pokoknya aku tuuuu benci banget banget sama Kaivan.""Iya, iyaaaa.""Dia nyuruh ini-itu ini-itu kayak bos aja. Padahal siaaaapa?" Arawinda sedikit mengeraskan tekanan suaranya di akhir kalimat. "Siapa pemilik dari hotel ini?!"Gio dan Kaivan secara bersamaan melihat Arawinda yang menepuk dadanya sendiri. "Akuuuuu!"Dan entah kenapa melihat tingkah itu, dua laki-laki itu malah tertawa.Di sisi lain Arawinda yang sudah hampir tak sadarkan diri mendorong kepala Kaivan sekenanya. "Aduh capek banget.""Kalau gitu kamu tidur dan istirahat aja sekarang," perintah Gio."Tapi yaaa!" Arawinda belum selesai berbicara ternyata. Kedua tangan kecilnya hinggap di rahang tegas Kaivan. "Untung dia ganteng banget. Jadi setidaknya walaupun nyebelin seenggaknya dia ganteng. Dan setidaknya, my first kiss—dskskskahdg."Kata yang selanjutnya keluar dari mulut Arawinda terde

  • Menikahi Anak Presdir   64. Kesuksesan Pesta

    Mendengar dari Zia bahwa kini Arawinda tengah menghadapi sosok Agra Atmadeva yang tengah mengamuk di depannya, Kaivan langsung berlari menghampiri sang istri sekuat tenaga."Gadis bodoh, tidak berpendidikan, penyakitan! Lihat saja, banyak kolega yang tidak akan mau bergabung dengan Maheswara lagi.""Ya sudah, tinggal dilihat kalau begitu." Arawinda kembali menyuapkan sesuatu ke dalam mulutnya."Jangan hina istri saya." Kaivan datang dengan suara dinginnya. "Silahkan Anda pergi dari sini. Kita bicarakan baik-baik nanti.""Bicara baik-baik? Saya bahkan tidak sudi."Kaivan tahu bahwa setelah ini, hubungannya dengan Agra Atmadeva akan memasuki babak yang sangat memanas. Tapi, demi apapun, Kaivan tidak merasa gentar. Karena kini ia mempunyai penopang yang kuat. Perusahaan dengan citra baik, orang-orang berkuasa dan cerdas serta sang istri."Lalu apa yang Anda inginkan dengan membuat keributan begini?" tanya Kaivan. "Sikap Anda yang baru saja menghina istri saya dengan tidak senonoh akan te

  • Menikahi Anak Presdir   63. Amukan Atmadeva

    Arawinda menatap Kaivan yang kini berdiri di atas panggung mempresentasikan gelaran proyek besar yang akan dilakukan oleh Maheswari Group ke depannya. Beberapa orang yang sudah ikut bergabung dalam proyek tersebut disebutkan secara gamblang oleh Kaivan, berterimakasih karena sudah banyak membantu mewujudkan rencana dan keinginan dari perkembangan bisnis Maheswara. Tak hanya itu, sepertinya, setelah mendengar apa yang bisa mereka dapat dari ikut pada proyek ini, banyak kolega-kolega yang akhirnya tertarik. Untuk berinvestasi atau malah membeli apa yang Kaivan tawarkan."Pantas saja Pak Rajendra menjadikan Kaivan taring terdepan bagi Maheswara Group. Cara memimpinnya sangat luar biasa. Dia juga mencoba mengembangkan perusahaan ke ranah lain yang lebih besar."Dengan jelas Arawinda bisa mendengar pembicaraan sosok yang duduk tidak jauh di sampingnya.Gio yang kemudian menjawab. "Dia memang anak yang hebat, anak yang sangat cerdas. Dan sebagai seorang pembisnis sejati, Pak Rajendra tahu d

  • Menikahi Anak Presdir   62. Acara Dimulai

    "Gak bisa tidur ya?"Arawinda merasakan elusan lembut di kepalanya. "Iya.""Mau saya pijet?""Kenapa?""Biar kamu bisa tenang dan tidur. Besok acara besar. Kamu harus banyak beristirahat," ujar Kaivan. Kini mereka berdua tengah berada di kamar hotel. Hari berganti malam, Arawinda nampaknya gelisah. Meski sudah dipersiapkan sematang mungkin, tetap ada peluang tentang apa saja yang bisa terjadi besok hari. Kaivan tahu hal tersebut. Terlebih beberapa pihak yang akhirnya tidak diundang dalam pesta rutin tahunan ini mulai menunjukkan sikap menyebalkan mereka. Apalagi Atmadeva Group. Mereka mulai menyebarkan fitnah-fitnah dan ucapan-ucapan tidak benar pada beberapa rekan bisnis.Dunia perhotelan sebenarnya memiliki lingkup yang kecil. Mereka akan memiliki rekan yang itu lagi dan lagi. Saling kenal satu sama lain.Dan untung saja, karena reputasi Maheswara Group selalu baik sejak dulu. Alih-alih ikut membenci dan menyalahkan, justru orang-orang yang mencoba dihasut oleh Atmadeva Group malah

DMCA.com Protection Status