Share

15. Kebahagiaan Arawinda

"Susu lagi?"

"Semoga kamu bisa lebih tinggi setelah minum banyak susu, Arawinda."

Arawinda berdecak, rambutnya yang bergelombang ia kibaskan sebelum kemudian duduk di kursi pagi itu dengan Atharya. "Sebenarnya kamu itu siapa?"

"Saya? Saya Atharya."

"Bukan begitu maksud saya."

Atharya terkekeh, merasa senang bisa lebih dekat dengan Arawinda. Tidak kaku atau pun terhalang emosi gadis itu untuk sekedar mengobrol bersama.

"Saya dokter kejiwaan."

"Sama wanita berkacamata itu?"

"Iya."

Kenapa Kaivan mengiriminya dokter kejiwaan sih? Apa Kaivan sudah menganggap bahwa Arawinda adalah sosok gila yang harus diobati?

"Bukan, saya datang bukan karena kamu gila."

Mata Arawinda bergerak cepat menatap Atharya. Orang ini bisa membaca pikiran ya?

"Tapi kamu punya luka batin yang disembunyikan dan saya akan membantu kamu untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan konseling, dengan obat serta menjadi teman."

Arawinda sesaat berkedip. "Teman ya?"

Dulu sekali, ada dua orang yang Arawinda anggap sebagai te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status