Home / Rumah Tangga / Menikahi Adik Musuh / 4. Resiko yang Perlu Ditanggung

Share

4. Resiko yang Perlu Ditanggung

last update Last Updated: 2022-09-01 10:29:55

'Menguak putusnya pertunangan Luisana Farick dan Dewa Sagara'

'Setelah hampir tujuh tahun bertunangan, hubungan pewaris tunggal Casavefa Group dan pewaris Sagara Group kandas?'

'Benarkah penyebab putusnya Luisana Farick dan Dewa Sagara adalah karena adanya pihak ketiga?'

'Dewa Sagara bungkam soal kandasnya pertunangannya.'

'Di kabarkan akan menikah bulan depan, Dewa Sagara dan Luisana Farick malah batal menikah?'

'Benarkan hubungan kedua perusahaan terbesar di negeri ini juga akan mengalami penurunan saham seiring dengan kandasnya hubungan pertunangan Luisana Farick dan Dewa Sagara?'

'Menghitung kerugian akibat putusnya pertunangan Dewa Sagara....'

Brruuukkkk ....

Zaffya melempar tumpukan majalah dari berbagai macam jenis percetakan yang terhampar di hadapannya. Ia tak mau lagi membaca sampah yang membuat kepalanya semakin pening.

Satya tetap tersentak kaget sekalipun ia sudah bisa menebak bahwa majalah yang dibawanya akan berakhir di lantai. Dengan hati-hati ia membungkuk untuk memungutnya satu persatu, tapi belum sempat ia memegang satu pun majalah itu, bosnya berkata, "Apa jadwalku siang ini?"

"Rapat mendadak dengan dewan direksi mengenai cabang rumah sakit yang ada di ..."

"Batalkan saja." Zaffya memotong kalimat Satya. Menyandarkan kepalanya di sandaran kursi sambil memejamkan mata. "Situasinya masih bisa dikendalikan. Tidak perlu ada rapat dadakan."

Satya terdiam. Jika sejak tadi memang menyuruhnya membatalkan rapat itu, kenapa harus bertanya dulu, batinnya dalam hati. Seperti inilah jika suasana hati bosnya itu tidak dalam keadaan yang baik. Sudah lebih dari seminggu ia tak bisa tidur karena tiba-tiba terserang demam mimpi buruk karena suasana hati bosnya yang semakin hari semakin memburuk.

Setiap saat bosnya menelfonnya dan mengguncang kehidupannya. Di kantor apalagi, ia bahkan pusing harus mengatur jadwal yang semakin hari semakin amburadul.

"Ada apalagi?" desis Zaffya tajam merasakan sekretarisnya yang masih membeku di tempat.

Satya menggenggam jemari tangannya sebelum menjawab dengan hati-hati. "Diluar ... diluar ada utusan nyonya Farick. Dia bilang..."

Zaffya membuka matanya segera.

'Nyonya Farick?'

Seakan belum cukup kerusuhan yang dibuat oleh mamanya. "Dia bilang apa?!" desisnya pada Satya yang tak melanjutkan ucapannya karena matanya langsung memicing pada pria itu begitu terbuka.

"Dia bilang ... dia bilang ada jadwal wawancara yang telah anda setujui."

"Kapan aku menyetujuinya?"

"Dua hari yang lalu. Setelah Anda menemui nyonya Farick saat acara jumpa pers. Hanya wawancara tentang keluarga Farick Group."

Sialan ...

Zaffya tak ingat sama sekali. "Kapan?"

Satya meneguk ludahnya sebelum menjawab, "Sekarang."

"Hanya tiga puluh menit." Satya buru-buru menambahkan dengan cepat ketika ekspresi siap menerkam dirinya yang terpampang jelas di wajah Zaffya. "Saya sudah memastikan tak akan menyinggung tentang kehidupan pribadi. Hanya membahas tentang keberhasilan anda di usia semuda ini."

Memangnya apa salahnya. Bosnya yang menyetujuinya, kenapa kesalahan seolah dilemparkan ke dirinya semua, ratap Satya dalam hati. Dia juga sudah mengingatkan bosnya itu kemarin. Juga tadi pagi. Apa salahnya kalau bosnya itu tidak mendengarkan jadwalnya dengan saksama.

"Suruh masuk!" perintah Zaffya dengan desahan kasarnya dan kembali memejamkan mata. Mendengar Satya yang membereskan majalah di lantai sebelum melangkah keluar.

Ada sedikit rasa iba akan ketakutan yang memenuhi Satya, tapi ia sudah terlalu sibuk dengan benang kusut di kepalanya. Dewa, mamanya dan pemberitaan media. Tidak cukupkah bahwa tentang putusnya pertunangan mereka menjadi akhir gosip. Tidak perlu mencari tahu penyebab yang melewati teritori orang masuk ke kehidupan pribadinya.

Demi apa, perusahaan mereka baik-baik saja sekalipun dengan berita perilaku buruk pewarisnya hampir memenuhi seluruh halaman majalah setiap hari. Semua kelakuan buruknya atau kakak tirinya tak bisa dijadikan sandaran atas kewajiban dan kerja keras mereka pada perusahaan.

***

"Wawancara keluarga?" Suara bariton yang tertangkap indera pendengarannya begitu kedua wartawan itu menghilang di balik pintu membuat Zaffya kembali mendesah kasar. Percuma saja ia membatalkan rapat siang ini jika masih saja ada pengganggu-pengganggu yang datang silih berganti.

"Kemarin aku dan Rea. Apa mamamu akan membuat biografi seluruh keluarga?" Darius segera mengambil tempat duduk di hadapan meja Zaffya.

"Bisakah kakak datang lusa atau seminggu lagi? Kakak tahu aku sedang tak punya waktu untuk kunjungan kakak menghibur adik."

Darius mendengkus, mengambil satu majalah yang tergeletak di salah satu sudut meja adiknya. "Kisah cinta yang berjalan tak semulus karirnya, CEO Casavega Group mengakhiri pertunangannya dengan Dewa Sagara setelah tujuh tahun berhubungan." Darius membaca judul majalah yang terpampang besar-besar, lalu mendengkus sekali lagi dan berkomentar, "Mereka benar-benar tidak kreatif."

Zaffya hanya diam. Tak punya minat untuk menimpali sampah-sampah itu.

"Pihak ketiga, apa ada juga yang mencetak judul itu besar-besar?" Salah satu alis Darius terangkat dengan ekspresi mencemooh. "Semakin heboh lagi kalau mereka mendapatkan fotomu yang keluar hotel tengah malam dengan seorang pria."

"Ada apa kakak kemari?" tanya Zaffya tak sabar dengan pembahasan basa-basi itu.

Darius menggeleng. "Tidak ada. Hanya ingin menghibur adik kesayangan. Sumber kegemparan seluruh pemberitaan. Tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba badai datang. Kau tahu, aku bahkan tak bisa duduk tenang semenit pun tanpa istri yang merecokiku untuk mengunjungi adikku yang sepertinya butuh bantuan dan tempat mengungsi. Sayang sekali kekhawatiran istriku yang tengah hamil besar harus sia-sia begini." Darius mengangkat kedua tangannya ke arah Zaffya yang sama sekali tak membutuhkan semua omong kosong itu. "Istriku terlalu polos untuk adik ipar tak tahu diri sepertimu."

"Jadi kakak ke sini hanya untuk menyenangkan hati istri kakak? Sungguh kakak seorang suami yang baik hati." Zaffya menyeringai. Pujiannya penuh dengan cemoohan.

Darius hanya mengangkat bahu, lalu bersandar di punggung kursi. Sejenak melirik layar tv yang menayangkan salah satu acara infotainment dengan gambar adiknya dan mantan tunangan yang di mode diam. "Karena aku sudah di sini, aku akan memberimu sedikit informasi usang. Apa kau tertarik?"

Zaffya hanya diam tak menjawab. Tak tertarik tapi juga tak menyuruh kakaknya untuk melanjutkan. "Apakah aku harus?"

Sekali lagi Darius mengangkat bahu. "Tergantung. Tapi melihat kau berani mengambil langkah senekat ini untuk mengakhiri pertunanganmu dengan Dewa, sepertinya iya."

"Sebaiknya kakak tidak berbelit-belit," gusar Zaffya tak sabar ketika informasi itu berhubungan dengan pertunangannya.

Darius mengangguk-anggukkan kepala. "Apa kau ingat saat kakekmu di rawat di rumah sakit?"

Kening Zaffya berkerut. Tentu saja ia mengingatnya dengan sangat jelas. Bahkan akhir-akhir ini sesak itu memenuhi dadanya atas pengkhianatan pada janji mediang kakeknya. Pertunangan itu satu-satunya yang membuat kakeknya meninggalkan dunia ini dengan tenang.

"Saat pertunanganmu dengan Dewa, waktu itu Richard datang ke rumah sakit."

Kali ini kata-kata kakaknya membuat Zaffya menegakkan punggung dengan tubuh yang menegang. Kemudian seluruh fokusnya langsung terpaku pada Darius.

Richard?

Kembali nama itu memenuhi dadanya.

Apakah ada sesuatu yang terlewat?

***

"Dia ingin kau tahu bahwa dia tidak mau kehilangan dirimu. Sampai akhirnya dia sadar bahwa kau yang melepaskannya dengan pertunangan itu."

Zaffya masih terpaku. Ada rasa sakit yang menyerbunya ketika bayangan rasa sakit yang ia berikan pada Richard kembali muncul. Bahkan itu bertahun-tahun yang lalu tapi rasanya seperti luka yang baru ia dapatkan sedetik yang lalu.

"Dia meminta kesempatan pada mamamu sebelumnya untuk membatalkan rencana pertunangan itu. Tapi sayangnya, laki-laki malang itu tidak tahu tentang mamamu yang sama sekali tidak memberinya kesempatan."

"Apa maksud Kakak?" Jemari Zaffya menggenggam dengan kaku. Selama ini, yang ia ketahui adalah bahwa hubungannya dengan Richard berakhir karena murni keputusan mereka berdua. Tanpa ikut campur tangan orang lain. Terutama mamanya.

"Mamamu memastikannya menyaksikan pertunanganmu dengan Dewa, mungkin?" Darius mengangkat bahu. "Hubungan kalian terlalu muda. Dan rumit."

Mama .... Kepalan jemari Zaffya semakin erat. Bibirnya menipis tak bersuara bahkan untuk meluapkan amarah yang tiba-tiba muncul.

"Entahlah, cinta monyet. Itu yang kupikir, jadi aku sendiri tidak terlalu memusingkannya kalaupun aku tahu perbuatan mamamu lebih cepat," Darius mendesah lirih. Tangan kanannya terangkat dan jari telunjuknya mengusap-usap sisi kening yang tidak gatal.

"Apa yang sebenarnya kakak inginkan dari cerita ini?" desis Zaffya bertanya. Semua informasi ini memang usang. Tak akan ada yang berubah dalam hidupnya sekalipun ia baru tahu semuanya sekarang. Perasaan bersalah pun sudah berakar sejak dulu. Kecuali hatinya yang dirayapi penyesalan. Mungkin itu yang menambah desakan di dadanya semakin terhimpit.

Setelah melepaskan Richard, ternyata pria itu masih mengharapkan dirinya lagi. Untuk kedua kalinya. Karena ia yang menolak untuk kembali pada pria itu saat ia meminta hubungan mereka berakhir.

Pada akhirnya, fakta apa pun yang terlewatkan olehnya, Zaffya tetap tak bisa menampik kenyataan bahwa dirinya lagi yang melepaskan Richard. Tak bisa menepis bahwa dirinya lah yang telah menghujamkan rasa sakit tersebut pada Richard.

"Jangan menyalahkan Richard ataupun dirimu untuk ketidak beruntungan kisah kalian. Tapi, jika memang tidak ada yang berubah di antara kalian. Tidak ada salahnya kau yang memulai menarik dirinya keluar."

"Ada fakta besar yang terjalin sebelum hubungan kalian dimulai. Jauh sebelum kau terlahir."

Jauh sebelum ia terlahir? Zaffya mengerutkan keningnya. Meskipun selama beberapa puluh detik ia berusaha mencerna kalimat Darius, ia tetap tak mengerti apa maksud dari semua yang didengarnya.

"Aku juga baru mengetahuinya tak lama ini. Waktu mamamu mulai mengusik hubunganku dengan Rea dan tanpa sengaja mendapatkan informasi menarik tentang mamamu dan Dennis Anthony."

"Dennis Anthony?" Seakan belum cukup informasi yang membuat kepalanya berputar, nama ayah dari Richard disebutkan.

"Alasan utama mamamu tak bisa menerima Richard adalah karena kekasihmu itu anak dari Dennis Anthony, kekasih mamamu. Ehm, mantan. Bahkan mereka hampir menikah jika tidak ada orang ketiga yang memohon pada mamamu untuk membatalkan pernikahan karena mengaku tengah mengandung anak dari calon suaminya."

Informasi kali ini cukup bagi Zaffya untuk membeku di tempat. Segala macam bentuk emosi tak cukup lagi untuk masuk ke dalam dadanya menambah kerumitannya. Semua mengantri dengan barisan yang semrawut hanya untuk masuk ke dalam hatinya yang penuh sesak. Tak cukup waktu untuk menjabarkan satu persatu emosi yang bergejolak karena berita yang cukup mengejutkan tersebut.

"Aku tahu ini cukup mengejutkan bagimu." Darius mulai beranjak dari duduknya. "Tapi ... kurasa kau memang harus tahu tentang apa yang akan kau hadapi jika kau tetap pada pilihanmu."

***

Related chapters

  • Menikahi Adik Musuh   5. Tak Ada Yang Berubah

    Jas putih kebanggaannya ia sampirkan di punggung kursi sebelum mendaratkan pantatnya di atas kursi kerja. Sebuah desahan kecil lolos dari bibirnya ketika menarik stetoskopnya turun dari leher. Pasien hari ini cukup banyak yang menarik perhatian khususnya. Ya, ia sudah bisa menduga. Tempat kerja baru yang lebih besar dari rumah sakit tempatnya bekerja sebelumnya. Salah satu alasan dari beberapa alasan ia kembali.Jemari kanannya menarik laci teratas dan meraih ponsel yang sejak pagi tadi tak dijamahnya. Keningnya berkerut melihat beberapa notifikasi panggilan tak terjawab dan pesan yang belum ia baca.4 panggilan tak terjawab 'Sister'2 panggilan tak terjawab 'Luna'1 panggilan tak terjawab 'Mama'Waww ... Banyak sekali wanita yang menghubunginya hari ini, batinnya. Jemarinya pun bergerak menggeser layar ponsel untuk membaca pesan yang mungkin dikirim mereka.From : SisterKak Rich, jahat.Senyum simpul tertarik di kedua sudut bibirnya. Adiknya itu pasti sedang kesal tingkat tinggi kar

    Last Updated : 2022-09-11
  • Menikahi Adik Musuh   6. Kebetulan Dan Takdir

    "Mungkin ini hanyalah kesempatan yang diberikan untukku berbuat baik lebih banyak." "Zaffya tidak membaca berkasmu, dia bahkan tidak tahu kau ada di sini." "Mungkin kami akan bertemu tak lama lagi." "Apa yang sebenarnya kauinginkan dari Zaffya? Jangan membuat kehidupannya semakin berantakan, Richard!" Suara Vynno mulai meninggi. Tubuhnya menegang dan wajahnya mulai kaku. "Aku hanya ingin menyelesaikan apa yang harus kami selesaikan, dan itu sama sekali bukan urusanmu." "Kalian tidak seharusnya bersama." "Apa kau pernah melihat cinta berakhir hanya karena sebuah larangan?" "Kau berkata seolah Zaffya masih mencintaimu?" "Kau tidak akan menggertakku jika dugaanku salah." Vynno terdiam sesaat. Sinar itu, sinar itu masih tampak jelas di mata Richard. Hanya untuk Zaffya. Begitupun sebaliknya, masih terlalu jelas di manik Zaffya untuk Richard. "Sudah delapan tahu berlalu, seharusnya kau melanjutkan hidupmu." "Aku sudah mencobanya." "Mungkin kau tidak terlalu bersungguh-sungguh."

    Last Updated : 2022-09-12
  • Menikahi Adik Musuh   7. Pertemuan

    Ryffa menggeleng-gelengkan kepalanya dan berbaring di ranjang. "Kau harus menambah tenaga di bagian jantung, Vyn. Juga, apa kautahu semalam keadaan benar-benar kacau karena kekurangan orang di bagian IGD?" "Aku akan memberitahu Dewa tentang ini." "Pergilah." Ryffa berbaring miring memunggungi Vynno yang masih sibuk dengan jalan hidup Zaffya di kepala pria itu. "Mungkin besok kau hanya akan kehilangan pekerjaan nyamanmu dan menjadi sopir pribadi Zaffya." Vynno menggeram. Ryffa terkikik. "Tidak masuk akal, tapi kedengarannya cukup menghibur." "Sialan, kau!" Vynno menendang kaki ranjang saat tawa Ryffa semakin nyaring, lalu berbalik dan berjalan keluar. Vynno berhenti, ketika mendorong pintu ruang rawat Zaffya dan menemukan sosok yang lebih tinggi berdiri di depannya. Wajahnya seketika mengeras dan berubah dingin. "Apa yang kaulakukan di sini, Richard?" desisnya. **** "Sekarang bukan saat yang tepat untuk kalian bertemu?" Vynno menghadang Richard di depan pintu. "Kita akan meli

    Last Updated : 2022-09-14
  • Menikahi Adik Musuh   8. Tanda Rindu

    "Bicaralah," Zaffya memulai. "Aku hanya ingin bertemu denganmu." "Jujur, aku tak ingin bersikap dingin padamu, Dewa." "Aku tahu. Maafkan aku," Dewa tersenyum miris. Satu-satunya alasan dia masih tetap di ruangan ini karena Nadia Farick mengancam Zaffya. "Aku akan kembali, semoga cepat sembuh." Dewa mengangkat tangannya hendak mengusap kening Zaffya. Namun, saat Zaffya beringsut menjauh, ia segera menurunkan tangannya. Zaffya menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang. Mendesah dengan keras saat Dewa menutup pintu. Ryffa keluar dari kamar mandi tak lama kemudian, diikuti Richard. Sesaat keduanya hanya saling pandang dengan canggung. Ryffa keluar, meninggalkan Zaffya dan Richard tertinggal. Selama hampir satu menit keduanya hanya saling berpandangan dalam diam. Richard tidak mengatakan apa pun sedangkan Zaffya masih terlalu sibuk dengan halusinasi dalam kepalanya. "Bagaimana kabarmu?" tanya Zaffya akhirnya dengan suara serak. Ia terlalu gugup. Sialan! Kegugupan tak pernah menyer

    Last Updated : 2022-09-15
  • Menikahi Adik Musuh   9. Nikahi Aku Besok

    Dengan bosan Zaffya menatap akuarium di hadapannya. Setidaknya ikan berwarna merah itu sedikit mengalihkan perhatiannya menghitung detik yang berlalu. Suasana dalam ruangan ini hangat. Sangat hangat hingga mampu membuatnya meleleh. Beberapa foto dipajang di dinding, penuh senyum di setiap ekspresinya. Bagaimana hal semudah itu sangat sulit untuk dilakukan dirinya yang hampir mempunyai segalanya. Ruang kerja Richard seperti ruang kerja dokter pada umumnya yang bekerja di CMC. Berukuran sekitar tujuh kali tujuh, berwarna putih, dan berbau antiseptik. Bagaimana kesalahan Satya yang menerima lamaran Richard membuat hidupnya jungkir balik separah ini. Mungkin ia harus memberi Satya libur satu hari sebagai ucapan terima kasih. Lagi pula, Richard memang memenuhi kualifikasi sebagai dokter yang masuk ke CMC. Zaffya yakin, pria itu akan membawa dampak yang baik untuk rumah sakitnya. Pintu terbuka dan Zaffya menoleh. Melihat Richard yang sesaat terkejut mendapati dirinya berdiri di tengah-ten

    Last Updated : 2022-09-16
  • Menikahi Adik Musuh   10. Pernikahan Kilat Dan Kejutannya

    "Aku bersedia," Zaffya mengakhiri upacara pernikahanku sebelum pendeta mempersilahkan mereka untuk berciuman.Ryffa tersenyum bahagia. Melihat senyum di wajah Zaffya dan Richard. Setelah sekian lama, pada akhirnya mereka berdua kembali. Keduanya tampak begitu kuat. Ia yakin, mereka akan mampu menghadapi apa pun yang ada di depan."Setidaknya pernikahan mereka terasa sangat mengharukan, bukan?" bisik Vynno yang berdiri di samping Ryffa. Memegang segelas jus jeruk dan melambaikan tangan ke arah Richard dan Zaffya yang menatap mereka."Sesekali kau memang harus merasakan apa itu cinta." Ryffa ikut melambai.Vynno berdecak. "Cinta hanya ada dalam drama romantis di filmku. Pernikahan ini, hanya obsesi Zaffya yang tak bisa lepas dari cinta pertamanya. Kau sangat mengenal dengan baik Zaf, bukan? Dia tak akan berhenti penasaran sebelum rasa penasarannya itu terpuaskan.""Aku berharap Richard tak sepolos itu untuk tidak merebut posisimu sebagai pimpinan CMC," timpal Ryffa sebelum berjalan perg

    Last Updated : 2022-10-16
  • Menikahi Adik Musuh   11. Hadiah Pernikahan

    Sialan!Gangguan dan kejahilan Vynno kini lebih baik daripada menemukan pemandangan seperti ini.Richard tidak tahu, apa yang membuatnya begitu terpaku dan tak bergerak saat Luna semakin mendekatkan wajah wanita itu ke wajahnya dan menempelkan bibir mereka. Mungkin perasaan iba, atau setidaknya ia ingin Luna merasa lega karena wanita itu akhirnya mengungkapkan apa yang selama bertahun-tahun ini dipendam?Richard dan Luna menoleh mendengar kesiap dan gerakan lain yang tak jauh dari tempatnya dan Luna berdiri. Richard semakin terkejut, melihat Zaffya berdiri di depan pintu kamarnya yang terbuka. Ekspresi terkejut Zaffya tidak kalah jauh dengan miliknya ataupun Luna.Butuh beberapa detik bagi mereka untuk terlepas dari suasana mencengangkan tersebut. Penuh ketegangan dan tali yang membentang di antara mereka siap terputus. Sampai akhirnya, kebekuan tersebut terpecah ketika Luna menunduk, merasa malu melihat ekpsresi Richard dan Zaffya. Tak menunggu sedetik lebih lama, Luna berbalik dan b

    Last Updated : 2022-10-16
  • Menikahi Adik Musuh   12. Hati Yang Terluka

    Richard mengurut keningnya dua kali sebelum berdiri dan menghadapi Zaffya. Duduk di samping wanita itu setelah mendaratkan kecupan ringannya di bibir."Ada apa?" Pertanyaan Zaffya menahan Richard untuk tak melakukan hanya sekedar kecupan ringan di bibir. "Mama akan menemui kita."Mata Zaffya melebar dan mengulang, "Mamamu?"Richard mengangguk. "Sekarang mama mertuamu.""Kapan?""Belum pasti, tapi dalam waktu dekat.""Lalu?""Lalu?" Richard balik bertanya."Apa yang harus kupersiapkan? Apa yang harus kulakukan?""Zaff!" Richard memegang kedua bahu Zaffya dengan kepanikan yang mulai muncul. "Bukankah kau sudah pernah bertemu dengan mamaku sebelumnya?""Ya, dengan kesan buruk yang mungkin masih membekas di ingatannya." Zaffya mengetuk-ngetukkan telunjuknya di paha. Menyalurkan kegugupan yang mulai merayapi hatinya. Ya, pertemuan terakhirnya dengan mama Richard bukanlah hal yang bagus untuk diingat. Belum dengan hal buruk yang dilakukan mamanya pada Richard, pasti mama Richard mengetahui

    Last Updated : 2022-10-17

Latest chapter

  • Menikahi Adik Musuh   68. Welcome Baby Boy (End)

    "Bayinya lahir dengan selamat. Karena bayi lahir prematur dan memiliki berat badan di bawah normal, kami membawanya ke ruang NICU di lantai empat. Anda bisa melihatnya di jam-jam tertentu.""Bagaimana keadaan istri saya, Dok?""Istri Anda masih belum sadar dan sedang berada di ruang pemulihan. Setelah sadar, kami akan memeriksanya sekali lagi sebelum membawanya ke ruang perawatan. Keadaannya masih sangat rentan."Rasanya Dewa bisa kembali bernapas. Tubuhnya jauh di kursi dengan kelegaan yang luar biasa. Karena keadaan Dania yang belum boleh dilihat, Dewa pun pergi ke lantai empat, untuk melihat bayinya.Tak ada sepatah kata pun yang bisa mengungkapkan perasaan Dewa. Pertama kali Dewa menatap bayi mungilnya, dan ia langsung jatuh cinta. Hanya itu satu-satunya perasaan yang bisa ia telaah. Setetes air mata jatuh, kebahagiaan dan rasa pedih bercampur aduk memenuhi dada Dewa. Melihat bayi mungilnya yang rapuh, tak berdaya, dan sangat kecil dan harus berjuang hidup di sana sendirian. Dewa

  • Menikahi Adik Musuh   67. Akhir Mikha

    Sepertinya Raka tak bisa lagi memasang senyum palsu di bibir kepada para tamu yang diperkenalkan mamanya. Dengan alasan hendak ke kamar mandi sebentar, Raka melepas lengan Alra yang melingkari lengannya. Berjalan ke dalam rumah. Entah kenapa, firasat buruk menyergap dadanya hanya dengan memikirkan Dania yang tak berhenti memenuhi kepalanya. Ditambah ia pun tak melihat Dania sejak Zaffya entah pergi ke mana dengan Nadia Farick sedangkan Dewa terjebak dengan teman-temannya tak jauh dari tempatnya.Seorang pelayan berlari ke arahnya dan menyenggol pundaknya. Pelayan itu berhenti sejenak untuk meminta maaf dengan wajah pucat. Lalu berlari ke dalam pesta. Raka hanya mengerutkan kening dan mengabaikannya. Melanjutkan langkahnya. Teapi kemudian jantung Raka berdebar keras, melihat beberapa pelayan berlari ke arah ruang tengah dengan terburu-buru, dan bukan ke arah taman belakang. Raka tak tahu apa yang begitu menarik perhatian para pelayan itu, tapi kakinya ikut bereaksi dan berlari menngiku

  • Menikahi Adik Musuh   66. Insiden

    Suara musik yang mengalun indah dan pelan, dengan berbagai jenis bunga menghiasi sepanjang jalan masuk ke taman belakang kediaman Sagara. Dengan konsep pesta kebun, yang terlihat santai dan elegan."Kau gugup? Kauingin kembali? Jangan membuatku salah paham, Dan," bisik Dewa mendekatkan bibirnya di telinga Dania saat mereka melintasi halaman samping rumah menuju halaman belakang, tempat pernikahan akan berlangsung. Genggaman tangan Dania di tangannya semakin mengetat, dan kegugupan tergaris jelas di sepanjang bibir wanita itu yang menipis. Menandakan bahwa Dania menggigit bibir bagian dalam. "Kau hanya boleh gugup karenaku."Dania memutar bola matanya jengah. Sempat-sempatnya pria itu mengurusi kecemburuan di saat kegugupan mendera dirinya sekuat ini. Gaun yang ia pakai adalah pilihan terbaik dengan harga fantastis, Dania tak akan bertanya darimana uang Dewa karena suaminya sudah melarang dan mewanti-wanti bahwa ia hanya perlu memilih gaun yang membuatnya terpesona. Dan tanpa sengaja p

  • Menikahi Adik Musuh   65. Memperbaiki Hubungan

    Dengan perut besar, Dania tampak begitu riang menatap semua benda-benda yang memenuhi toko tempat peralatan bayi. Dewa tak berhenti mengawasi Dania, mengekor ke mana pun wanita itu melangkah. Setiap gerakan lincah Dania membuatnya was-was, karena terlalu bersemangat memeriksa satu persatu benda-benda mungil yang memenuhi rak-rak yang berjajar panjang.Mata Dania tak berhenti beredar, berpindah dari satu rak ke rak yang lain. Bahkan tak jarang Dewa lah yang dengan sigap menyingkirkan benda-benda di depan Dania sebelum wanita itu menabraknya."Sepertinya sudah cukup." Dania akhirnya merasa kelelahan, menatap tiga troli besar yang penuh dengan pakaian dan segala macam pernak-pernik untuk bayi."Kauyakin?" tanya Dewa sangsi. Ini kalimat 'sepertinya sudah cukup' yang Dania ucapkan untuk ketiga kalinya.Dania mengangguk dengan mantap. Lalu mencari tempat duduk dan menemukan kursi panjang yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri. "Kakiku pegal sekali."Dewa menatap Dania yang menjauh,

  • Menikahi Adik Musuh   64. Berbelanja

    Take LoveDewa & Dania###Part 28###"Untuk pertama kalinya, Mama melihat mereka sebagai pasangan yang cocok," gumam Monica dengan senyum di bibir.Raka mengikuti arah pandang Mamanya. Sudah cukup kesal hanya dengan mendengar cara bicara Dania dan Dewa bicara, sekarang ia benar-benar merasa gerah melihat pasangan yang duduk di meja. Dewa sibuk menyuapkan makanan dari kotak bekal untuk Dania, -makanan yang katanya dibuat oleh Dewa-. Melihat bentuk makanannya dari jarak sejauh ini, Raka tak yakin dengan rasanya. Tapi Dania tampak menikmati makanan itu seolah itu adalah makanan terlezat yang pernah gadis itu makan. Padahal, makanan yang ia pesan untuk sarapan Dania adalah makanan khusus wanita hamil yang direkomendasikan oleh ahli gizi, yang kemudian ia berikan pada koki dengan tangan ajaib yang tak mungkin diragukan lagi keahlian memasaknya. Apalagi dibanding dengankan dengan tangan Dewa.Apakah cinta memang sebuta itu? CkDewa bahkan tak pernah menginjakkan kaki di dapur, tapi adikny

  • Menikahi Adik Musuh   63. Masih Terpengaruh

    Take LoveDewa & Dania###Part 27###Raka belum menghabiskan makanannya ketika ponsel pria itu kembali berdering. Wajahnya berubah tegang, setelah mendengar kalimat dari seberang."Kecelakaan?"Dania menegakkan punggung. Tak bisa menahan tubuhnya untuk sedikit condong ke arah Raka."Luar kota?" ulang Raka tak percaya. Kenapa hal seperti ini datang di saat yang tepat seperti ini. "Baiklah. Aku ..." Raka menghela napas pendek. "Aku tak tahu apakah bisa langsung mengeceknya. Aku sedang di rumah sakit.""...""Oke, akan aku usahakan." Raka menurunkan ponselnya, mengurut kening dengan tangan kiri dan pundaknya menurun seolah beban seberat ribuan ton tertumpu di sana."Apa Kak Raka harus pergi?"Raka mendesah keras."Biar Dan yang menjaga Mama. Kak Raka bisa pergi."Raka diam. Mempertimbangkan tawaran Dania."Sepertinya masalah Kakak sangat mendesak.""Bagaimana dengan Dewa? Dia pasti akan menerorku.""Biar Dan yang mengurusnya.""Baiklah," putus Raka setelah memikirkan kembali tawaran Da

  • Menikahi Adik Musuh   62. Merawat Mertua

    Take LoveDewa & Dania###Part 26###"Mau ke mana kau?" tanya Dewa melihat Dania sudah berpakaian rapi dengan sibuk mengaplikasikan pelembab di wajah. Satu tas kecil sudah siap di meja rias."Jika kau tidak ingin ke rumah sakit, sebaiknya kau tak mencegahku." Dania mengakhiri sesi dandannya dengan mengoleskan lipbalm di bibir. Bibirnya sudah merah tanpa bantuan lipstik, setidaknya hal itu yang bisa ia banggakan dibandingkan dengan wanita-wanita yang mengejar Dewa. Dania mengusir pemikiran gila itu, untuk apa dia memedulikan wanita-wanita di sekitar Dewa."Apa kau mencoba menjadi lebih keras kepala melebihiku?""Katakan ya jika memang terlihat seperti itu. Kaupikir hanya kau yang bisa menjadi keras kepala di sini."Dewa menggeram frustrasi. Seperti biasa, langsung mengangkat kedua tangan ke kepala dan menggusur keseluruh jemari di antara rambut yang masih basah. Menang melawan wanita yang sedang hamil jelas bukan kemenangan."Sebelum kau mengalahkan orang lain, kalahkan dulu keegoisa

  • Menikahi Adik Musuh   61. Bertengkar Lagi

    Take LoveDewa & Dania###Part 25###Dania terkejut melihat Dewa duduk mematung di sofa ruang tamu saat masuk ke dalam apartemen. Pria itu duduk dengan kedua siku disanggah lutut, dan wajah tenggelam dalam kedua telapak tangan. Kefrustrasian jelas terlihat dari rambut kusut Dewa yang sepertinya berkali-kali tergusur oleh jemari. Dania juga melihat jas Dewa yang terlempar begitu saja di sofa, bersama dasi yang jatuh di lantai.Apa Dewa memiliki masalah lagi dengan pekerjaan? Cubitan kecil menyakiti hatinya karena ia tak bisa membantu kesulitan Dewa selain hanya sebagai pendukung dan tempat bersandar pria itu. Dania ingin melakukan lebih."Dewa?" Dania menyentuh pundak Dewa dengan perlahan. Hampir mengira Dewa tertidur karena pria itu sama sekali tak bergerak. Sekali lagi ia mengangkat tangan ke arah Dewa dengan panggilan yang sedikit lebih keras. "Dewa?""Dari mana kau?" desis suara dingin Dewa ketika pria itu bergerak menaikkan kepala menatap Dania yang berdiri di sampingnya.Dania

  • Menikahi Adik Musuh   60. Bertemu Raka

    ###Hari ini, Dewa pulang lebih malam. Dania menunggu di ruang tengah sambil menonton televisi dengan toples dalam pelukannya ketika pintu apartemen terbuka. Dania bergegas menghampiri Dewa. Memeluk tubuh dan menghirup aroma Dewa yang sangat ia rindukan seharian penuh."Apa kau sangat merindukanku?" Dewa merangkul Dania dan keduanya berjalan masuk.Dania mengelak dengan menggelengkan kepala. "Aku bosan seharian menghabiskan waktu di apartemen sendirian.""Kau harus bersabar." Dewa melemparkan jasnya ke sofa dan duduk."Kauingin minum atau langsung mandi?""Kopi." Dewa menyandarkan kepala di punggung sofa. Menatap layar televisi yang menampilkan film romance tanpa suara. Sama sekali bukan seleranya, tapi melihat adegan ketika si pria mencium perut wanita hamil di sampingnya dengan air mata berurai, Dewa memahami perasaan itu. Perasaan takjub dan terharu. Keajaiban yang tak pernah ia sangka datang di hidupnya.Dania melewati sofa menuju dapur. Tak lama kembali dengan cangkir kopi yang m

DMCA.com Protection Status