Home / Romansa / Menikah karena Orang Ketiga / Chapter 12 Tak Ada Pilihan Lain

Share

Chapter 12 Tak Ada Pilihan Lain

last update Last Updated: 2021-06-06 02:40:55

Bunga kian bermekaran, mereka mulai menampakkan keceriaannya terlebih saat embun melewati pori-pori dan setiap sudut dedaunan. Lebih lengkap lagi karena sinar mentari mulai menampakkan keberadaannya. Angin sepoi-sepoi menyapa wajah Zee dan memainkan rambut hitamnya.

Pagi itu terlihat sangat cerah. Namun sepertinya tak secerah hati Zee. Bagaimana tidak? 'Besok aku akan membuatkan surat pengunduran diri untukmu' kata-kata Alvendra semalam masih sangat terngiang. 

Sesekali ingatan Zee kembali mencuak. Terputar kembali saat-saat kebersamaannya dengan Andrea, Cika, Doni, dan si kembar Rara Rere. Ya... merekalah murid terdekat Zee. Tak jarang Zee mendengar curhatan-curhatan mereka. 

"Bunda Zee, cantik deh. Aku minta maaf ya Bunda." Terngiang kembali kata-kata rayuan khas Andrea jika ia melakukan kesalahan.

"Bunda kenapa? Bunda lelah? Sini Rara bantu." Atau tingkah si kembar yang baik hati. Dan,,, ahhh masih banyak lagi kenangan-kenangan yang pastinya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 13 Ku Lepas dengan Ikhlas

    "Assalamualaikum." Alvendra mengetuk pintu kepala sekolah. "Waalaikum salam. Silahkan masuk." Terdengar suara serak-serak basah dari dalam ruangan. "Wah, mas Al, mba Zaifa. Silahkan duduk." Ucap pak Dody sambil beranjak dari tempat duduknya. Pak Dody merupakan kepala sekokah di Madrasah tempat Zee mengajar. Sekilas tampangnya terlihat sangar, kumisnya menjulang nampak seperti pak raden, hihihi. Bodynya kekar, berjalannyapun tegap. Tapi jangan salah, beliau ini pandai sekali memainkan alat musik. Terlebih jika beliau menyanyi... uwwwhhh suaranya gak kalah kaya Pasha Ungu. Hahaha "Ada apa mas Al? Tumben datang kemari?" Tanya Pak Dody sambil membuka tutup toples dan menyuguhkan air mineral yang selalu ready di mejanya. "Silahkan diminum dulu mas, mba" "Terimakasih Pak." Jawab Zee singkat sambil menengguk air putih. Berharap air ini dapat mencairkan suasana hatinya, mendinginkan pikirannya dan menenangkan suasana. "Jadi begini pak, maksud dan tuju

    Last Updated : 2021-06-06
  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 14 Taman Wangi Asri

    Kebersamaan Zee bersama rekan kerjanya kini hanya tinggal kenangan. Sepertinya sulit bagi Zee untuk menemukan kenyamanan seperti itu lagi. Zee masih duduk terbelenggu. Sementara Alvendra asyik mendengarkan musik jazz kesukaannya. Sambil sesekali memencet tlakson mobil. Sepanjang perjalanan menuju rumah orang tua Alvendra, Zee hanya diam. "Mas, kita bisa berhenti sebentar gak di taman depan?" Pinta Zee sambil menunjuk taman di pinggir lampu merah. "Hah? Berhenti? What for?" Tanya Alvendra heran. "Aku mohon mas." Zee menempelkan kedua telapak tangannya serya memohon. Sebetulnya Alvendra malas untuk menuruti keinginan Zee, namun apa boleh buat. "Oke, tapi jangan lama-lama." Jawab Alvndra singkat sambil memarkirkan mobilnya. "Terimaksih mas." Ucap Zee sambil melepaskan sabuk pengamannya. "Ayok mas, temani aku sebentar." "Aduh, apalagi sih Zee." Al nampak begitu kesal. Tsngannya mengepal sambil memukul setir mobil. "Sebentar... saja

    Last Updated : 2021-06-07
  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 15 Gadis Bergaun Putih

    I think I'm in love for the first timeAnd it's making my heart confusedTell me what exactly happenedHow I wonder it will beYou're touching my heart and my soulWhile your hands in my hands indeedTell me what exactly happenedMakes me feel I'm drowning too deepSeems weird for meI will never let this feeling coldIf You were mineSharing all ups and downsI'm gonna be aroundAnd forever it would beCause I'm falling in loveI'm falling in loveYes, I'm falling in loveI'm falling in loveYes, I'm falling in loveIm falling in love with youYou're touching my heart and my soulWhile your hands in my hands indeedTell me what exactly happenedMakes me feel I'm drowning too deepSeems weird for meI will never let this feeling coldIf You were mineSharing all ups and downsI'm gonna be aroundAnd forever ...Cause I'm fa

    Last Updated : 2021-06-07
  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 16 Gadis Bergaun Merah

    Alvendra dan Zee masih duduk terpaku di Taman Wangi Asri. Zee yang dari tadi memutar lagu Falling In Love, yaps lagu kenangan mereka saat Alvendra belum mengalami kecelakaan dan belum mengganti nama panggilannya. Sudah hampir tiga kali lagu itu diputar, sementara Alvendra masih asik bermain game, tak sedikitpun ia merespon lagu ini. "Mas, kamu ingat gak foto ini?" Zee mencoba memecah suasana dengan menunjukkan foto mereka saat HUT perusahaan di taman tersebut. "Ya." Alvendra hanya melirik cuek. "Pestanya meriah banget ya mas, waktu itu kamu juga bilang kalo aku cantik banget pake gaun itu." Meskipun Zee telah menunjukkan foto-foto mereka, namun Al masih belum bergeming. "Kalo kamu mau, aku bisa kok pake gaun itu lagi. Ya meskipun sekarang aku udah agak gendutan si, but no worries, yang penting kamu suka." Zee meneruskan kata-katanya sambil menyenderkan kepalanya di bahu Alvendra. "Cukup Zee!! Kamu itu apa-apaan si, halumu ga jelas tau ga

    Last Updated : 2021-06-13
  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 17 Dia Mengambil Tempatku

    "Zee, ngapain kamu duduk di bawah?" Alvendra menghalau Zee."Ini istrimu mas?" Tanya Keke sambil melirik Zee yang sedang duduk bersimpuh.Sekejap Zee benar-benar terkejut saat Alvendra dan Keke sudah berdiri tepat di hadapannya. Ternyata adegan tadi membuat Zee duduk tersimpuh."Gak papa mas. Lagi pengin duduk di bawah aja." Jawab Zee asal, sambil berdiri dan menghapus air matanya."Oya Zee. Kenalin ini keke.""Keke..." Ujar Keke sambil mengulurkan tangan."Zee. Istrinya mas Al." Jawab Zee sambil membalas uluran tangan Keke. "Maaf, kamu siapanya mas Al ya?" Zee bertanya sinis."Aku...""Dia temen bisnis aku. Mamah juga kenal kok. Jadi kamu ga usah berpikir macam-macam." Alvendra seolah mengambil alih kata-kata yang hendak keke jawab."Oh. Gitu ya. Ya udah kita pulang yuk mas. Aku udah capek." Zee menggandeng tangan Alvendra."Oke tapi kita antar Keke dulu ya." Jawab Alvendra sambil berjalan menuju parkiran.

    Last Updated : 2021-06-13
  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 18 Rekan Bisnis

    "Mas, sebetulnya Keke siapa si? Kok keliatannya kalian akrab banget?" Tanya Zee sambil menyisir rambutnya. Sebetulnya rambutnya tidak begitu berantakan. Demi menutupi kesedihan dan sekelebat pertanyaan yang bercabang, Zee selalu menyisir rambutnya. Mungkin agar orang lain tak dapat melihat sorot mata yang sebenarnya. "Kan aku udah bilang tadi. Keke itu temen bisnisku." "Harus ya mengecup kening teman bisnis?" Astaga... ternyata Zee ngliat aku pas cium kening Keke. Pantas saja tadi dia duduk tersungkur di bawah. Gumam Alvendra panik. "Mmmm aku kan udah lama temenan sama Keke. Jadi wajar lah kalo kita deket." Jawab Alvendra sambil menginjak gas mobilnya. "Kamu ga pindah duduk di depan?" Tanya Alvendra mengalihkan pembicaraan. "Pindah? Buat apa? Ngaruh y keberadaanku?" Tanya Zee sambil melempar senyum pahit. "Ya udah kalo kamu gak mau." Bukannya membujuk, Alvendra malah semakin menancap gas mobilnya. Sepanjang perjalanan sua

    Last Updated : 2021-06-14
  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 19 Kebohongan

    Sering kali terbesit sejuta rasa tanya di hati Rio. Mengapa sikap kakaknya nampak berubah drastis terhadap Zee, istrinya. Tak hanya sekali dua kali Rio menjumpai situasi tak mengenakkan antara Alvendra dan Zee."Mas, sebetulnya apa yang terjadi antara kamu dan mba Zee?" Tanya Rio saat Alvendra membuka kulkas dan mencari-cari sesuatu yang dia inginkan."Sudahlah. Lebih baik kau diam saja. Gak usah ikut campur!" Bentak Alvendra sebelum menengguk orange juice.Heran deh gue, selama dia menghilang karena kecelakaan itu kan Mba Zee ikut andil di perusahaan. Dia benar-benar bekerja keras dan banting tulang demi memenangkan tender. Gerutu Rio sambil berjalan meninggalkan Alvendra.-----Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB.Klunting... notifikasi WhatsApp Zee berbunyi.Zee, kamu dimana nak? Apa kamu langsung berangkat ke Madrasah? Ibu menunggumu dari tadi.Ternyata pesan tersebut dari Kinasih. Rupanya Zee belum menjelaskan apa-ap

    Last Updated : 2021-06-19
  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 20 Tawaran atau Benih Penderitaan?

    Sebagai seorang supervisor, Zee harus bisa membagi waktunya dengan baik. Terlebih banyak sekali yang harus ia kerjakan, mulai dai memecahkan masalah sehari-hari, membuat rencana jangka pendek dan panjang yang telah ditetapkan oleh atasan, membuat job description untuk staf bawahannya, mendisiplinkan bawahannya, dan lain-lain.Di usia kandungannya yang masih berada di trimester pertama, membuat Zee harus tetap profesional meski mual dan pusing kerap kali melanda."Zee, kamu kenapa? Kok pucat sekali?" Tanya Brameswara khawatir."Aku gak papa kok pah. Mungkin karena kelelahan saja." Jawab Zee sambil mengusap keringat dingin di pelipisnya.Meskipun Brameswara pemilik perusahaan dan sangat tegas serta disiplin terhadap karyawannya, namun ia tak pernah membeda-bedakan antara karyawan satu dengan yang lain. Terlebih Zee menantunya sendiri."Zee, papah mau bicara sama kamu. Bisa ke ruangan papah sekarang?""Baik pah." Jawab Zee sambil mengikut

    Last Updated : 2021-06-19

Latest chapter

  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 29 Pilihan Sulit

    Derap langkah Alvendra kian terdengar. Alvendra terhenti sejenak melihat pemandangan di meja makan. "Ini ada apa, kok kalian malah berpelukan?" Raut muka Alvendra terlihat begitu heran. "Udah kaya teletubies aja." Sambung Alvendra sambil tertawa geli. "Al, sejak kapan kau berdiri disitu?" Tanya Keke sambil menghapus air matanya. "Sejak mamah dan kamu menangis dan berpelukan. Kalian kenapa si?" Tanya Alvendra sambil mengusap air mata Keke. "Keke, apa kamu masih mencitai Alvendra?" Tanya Martini dengan wajah serius. "Mencintai? Apa maksud tante?" "Ayolah Keke, jawab jujur. Tante melihat ada cinta yang tertinggal di sorot matamu." "Mah, tolonglah jangan desak Keke." "Mamah gak mendesak Keke. Dulu dia meninggalkanmu karena terdesak oleh keadaan. Bukan karena dia tak mencintaimu lagi kan?" "Tapi mah, semua sudah berlalu. Sekarang juga aku sudah menikah dengan Zee." "Mamah punya solusinya. Mamah hanya ingin anak

  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 28 Maafkan Keke

    Rio masih membereskan percahan beling yang sempat tertunda. Sementara Keke hanya diam sambil mengunyah makanannya, kehadiran Zee di tengah suasana dinner kala itu memang membuat Keke terkejut sekaligus geram. "Mbak Zee itu rajin sekali, dalam kondisi sakit seperti tadipun ia masih bisa masak ini semua." Rio menggerutu sambil berjalan membuang percahan beling. "Beruntungnya Mas Alvendra punya istri kayak Mbak Zee. Udah rajin, pinter masak, pinter cari duit, cantiknya alami lagi." Rio melirik tajam Keke. "Gak kaya si onoh, cantiknya karena di touch up." "Apa maksudmu Rio." Keke meletakkan sendok dan garpu di atas piringnya sambil melipatkan tangan di dadanya. Rio duduk sambil meneruskan makan. "Gak ada maksud." Ujar Rio sambil mengunyah makananya. Martini mengatupkan rahangnya. "Sudah-sudah, Rio kalau kamu disini hanya akan merusak suasana mending kamu segera selesaikan..." "Selesaikan makan terus beranjak dari sini?" Rio menatap tajam Mar

  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 27 Persaingan Sengit

    Meskipun angin diluar nampak ganas, namun tak menjadi penghalang dalam suasana di meja makan malam itu. "Mamah seneng deh ngliat kalian begini. Coba dulu kalian...." Cetar...Tak sengaja tangan kanan Rio menjatuhkan gelas. Kejadian ini justru membuat Zee kaget. Padahal dari tadi ia terkulai lemah di kamar. "Suara apa itu ya." Zee berusaha bangun sambil memegangi kepalanya. "Astaga sudah pukul 8 lewat. Kira-kira mas Al udah pulang belum ya. Berati dari tadi aku ketiduran." Zee berusaha beranjak dari tempat tidurnya. "Rio. Apa-apaan si kamu?" "Maaf mah gak sengaja." Jawab Rio singkat sambil membereskan percakan-percakan beling. "Keke, maafin Rio ya. Ya udah biarin Rio membereskannya. Ayo kita lanjut makan." "Gak apa-apa tante." "Keke..." Tangan Alvendra membersihkan kecap yang terselip di bibir Keke. Mungkin tadi dia kaget karena Rio memecahkan gelas sehingga membuat kecap itu menghampiri bibir sexynya.

  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 26 Undangan Dinner

    "Zee! Zee!"Teriakan Martini membuat Rio kaget. Segeralah ia mematikan kran dan sower. Tanpa ia sadari kamar mandi sudah sangat becek. Air dimana-mana, belum lagi percikan air di wastafel yang membasahi cermin karena sangkin derasnya ia memuar air kran."Sial! Kenapa aku harus melamun disini sih? Kaya orang bego aja." Rio menggerutu sambil mematikan kran dan sower."Ada apa si mah?" Rio keluar dari kamar mandi dan segera menghampiri Martini."Mana kakak iparmu? Kenapa meja makan masih kosong?""Ya ampun aku lupa, harusnya tadi aku membereskan meja makan. Astaga..." Rio menepuk jidatnya."Apa? Apa maksudmu? Kemana Zee?""Tenang mah tenang. Mbak Zee tadi nyaris pingsan. Perutnya kram lagi jadi aku bawa dia ke kamar biar istirahat." Jelas Rio sambil mengelus pundak Martini."Bagaimana bisa tenang? Sebentar lagi tamu mamah mau datang.""Sebenernya tamu siapa si mah? Gak biasanya mamah perfect seperti ini menyiapkan semuanya de

  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 25 Karyawan Baru

    Rio memilih untuk ke toilet terlebih dahulu sebelum memenuhi permintaan Zee. Nampaknya air yang mengalir dari kran yang cukup deras membuat tak seorangpun mengetahui gerutu geram Rio. Ia mengatupkan muka dengan kedua tangannya. Aaahhhhh Belinda Idelina Zaifa! Hhhhhh Tak hanya sekali dua kali ia menyebut-nyebut nama Zee. Sesekali ia menatap wajahnya di depan cermin. Ia marah, ia geram, kecewa, sedih. Namun untuk apa? Nasi sudah menjadi bubur. "Andai saja saat itu aku lebih cepat mengutarakan perasaanku sebelum Mas Al kembali..." Ungkap Rio dengan penuh sesal. "Come on Rio! Move on!" Rio berkata kepada dirinya sendiri di depan cermin. "Tapi aku tak dapat memungkiri bahwa kini aku.... aaaahhhh sial! Kenapa kamu harus jadi istri kakakku Zee!" Kini Rio tak hanya menyalakan kran, tetapi juga menyalakan sower. Sehingga siapapun mengira bahwa Rio sedang mandi. Rio duduk tersungkur di pojok toilet. Sambil menatap wajahnya sesekali

  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 24 Pesona Kakak Ipar

    Aduh...Zee mengaduh sambil memegangi perutnya. Ini bukan kali pertama Zee merasakan kram hebat di perutnya. Sejenak ia menyandarkan tubuhnya di kursi, tepatnya sambil setengah berbaring. Zee mengatur nafas dan memejamkan mata. Menahan rasa nyeri yang melanda begitu hebat."Mbak Zee kenapa?" Tanya Rio panik. Entah datang dari mana dan sejak kapan, yang jelas Rio kini sudah duduk di samping Zee. Sementara Zee hanya menggelengkan kepala, kedua tangannya memegangi perut sambil sesekali menggigit bibirnya sendiri."Mungkin mbak keleleahan. Ayok aku antar ke kamar.""Tapi... aku belum selesai merapikan dapur dan menata meja makan.""Ah, itu urusan gampang mbak. Aku juga bisa kok. Ayok mbak istirahat dulu. Masih kuat jalan?"Zee mengangguk pelan dan mencoba berusaha berdiri.AauuuuhhKakinya terasa ngilu, kaku, gemetar. Keringat panas dingin mulai bercucuran. Rio tak tega melihat kakak iparnya menahan sakit. Terlebih

  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 23 Cah Brokoli

    Zee masih tak percaya dan sesekali cerita Parman terngiang kembali. Sesampainya di rumah Zee tak segera menuju kamar mandi namun ia justru terkulai lemas di sofa ruang tengah."Zee, kamu baru pulang?" Tanya Martini mengagetkan lamunan Zee."Iya mah." Jawab Zee sambil menyandarkan tubuhnya di sofa."Sendirian?" Zee hanya tersenyum tipis. "Loh, kok gak bareng Al? Kemana dia?""Mas Al belum pulang?" Tanya Zee sambil mengerutkan kening."Kok kamu malah balik tanya mamah? Istri macam apa kamu? Udah pulang terlambat, udah gitu gak tau lagi suami ada dimana. Padahal kalian sekantor." Ujar Martini sambil tersenyum pait. Nada bicaranya memang tak setinggi biasanya. Namun tersirat kebencian yang sangat jelas."Udahlah mah, gak usah mengintrogasi Mbak Zee begitu. Mungkin Mas Al lagi kejebak macet, atau mendadak ada urusan lain." Rio menenangkan Mantini sambil mendorong kursi ibunya.Hufthhh...Nampaknya Zee begitu lelah. Hari ini cukup meng

  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 22 Kesempatan dari Allah

    Kecelakaan pesawat? UhukkkkZee tersedak. "Kenapa bu? Silahkan minumnya bu." Parman memberikan segelas air putih untuk Zee. "Tidak apa-apa pak. Saya hanya kaget mendengar cerita bapak. Jadi akibat kecelakaan itu bapak harus kehilangan tangan kanan bapak?" "Betul bu. Saat itu saya sempat dinyatakan meninggal karena seluruh awak pesawat jatuh berkeping-keping di tengah hutan. Namun qodarulloh... Allah masih memberikan kesempatan saya untuk hidup." Parman membuka tas kecilnya dan menunjukkan selembar foto kepada Zee. "Saat itu saya diterima kerja di perusahan ekspor impor yang terdapat di Singapura. Baru seminggu bekerja disana saya mendapatkan kabar jika istri saya mengalami sakit kanker otak stadium akhir. Sontak saya segera mengajukan cuti. Beruntung atasan saya orang asli Indonesia yang sudah menetap disana. Sehingga tak sulit bagi saya untuk mengambil hati beliau." Jelas Parman dengan mata yang berkaca-kaca. Astaga...pesawat

  • Menikah karena Orang Ketiga   Chapter 21 Pertemuan Jingga di Sudut Trotoar

    Langit berubah menjadi jingga, cahayanya kian menghiasi langit-langit di ufuk barat, seakan melukiskan ketenangan bagi siapapun yang melihatnya. Cahaya redup senja tak begitu menyilaukan, tak begitu menyengat bahkan terlihat anggun dan menawan. Usai jam kerja, Zee yang biasanya pulang bersama Alvendra kini memilih untuk pulang seorang diri. Berjalan menyusuri koridor, langkahnya gontai pikirannya terus berpusat pada tawaran yang diberikan oleh mertuanya. TeeetttSesekali supir taxi mengagetkan lamunan Zee."Bu, mari saya antar...""Bu, taxi bu...""Bu mau kemana?" Tak hanya satu dua kali taxi yang sudah berhenti dan memberikan tawaran untuk Zee. Namun tetap saja selalu ia tolak. Bukannya ia akan melakukan kekonyolan belaka, pulang ke rumah dengan berjalan kaki saja. Namun kali ini Zee benar-benar membutuhkan waktu untuk sendiri. Ya, barang kali cahaya senja dapat sedikit memberikan ketenangan untuknya. Tak jauh dari pandangan Zee terdapat

DMCA.com Protection Status