Share

Bab 256 Telepon dari Seseorang

Hati gelisah menunggu Mbak Kinanti membalas pesanku.

Satu menit, dia menit hingga satu jam lamanya, Mbak Kinanti tidak lagi mengirim pesan.

Aku memutuskan menelpon dia, tapi tidak diangkat.

Ada apa?

Kenapa tiba-tiba Mbak Kinanti menghilang tanpa memberikan penjelasan?

"Apa Mbak Kinan tidur, ya?" gumamku menerawang.

Aku pun memutuskan untuk menanyakan perihal bukti itu di esok hari. Sekarang, aku naik ke atas ranjang, mencoba memejamkan mata di samping Rayyan.

Ini adalah hal yang langka. Di mana, akhirnya aku bisa merasakan tidur sembari memeluk putraku.

Semakin lama, dingin semakin terasa menusuk kulit. Aku menarik selimut semakin tinggi, memejamkan mata semakin erat, hingga akhirnya terlelap.

Subuh di sini tidak seperti subuh di Jakarta. Air yang biasanya terasa menyegarkan, justru membuatku kedinginan.

Gigiku gemeretak setelah selesai berwudhu. Saking dinginnya.

"Nda ...."

Putraku menggeliat seraya mengerjapkan mata.

"Ini masih gelap, Nak. Tidur lagi, ya? Bunda salat dulu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Luluk Latem
thor jgn cakap klu c reyhan tau d mna raya berada ya thorr....sakit hati ni thor... :(
goodnovel comment avatar
Fatimah Zuhra
apa kinanti bekerjasama dengan Reyhan ingin menjebak Raya lagi sebaiknya Raya ganti hape dan ganti nomor kartu sim juga, biar gak bisa dilacak keberadaannya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status