Share

Tidak penting

Penulis: Mentari
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-17 21:35:43
Detik kemudian barulah naik dan berbaring memunggungi Citra. Bagaimana pun sebagai laki-laki dia normal. Namun dia belum ingin menyentuhnya, apa lagi belum ada cinta diantara keduanya. Terutama di hati Yusuf belum mencintai Citra istrinya.

Pagi-pagi burung peliharaan Ikbal sudah berkicau menghiasi pagi yang cerah ini. Semua berkumpul di meja makan untuk sarapan.

"Gimana malam pertamanya nih pengantin baru?" goda Habibah pada putra dan mantunya

Uhuk-uhuk. Citra tersedak mendengar ucapan Ibu mertuanya.

"Sayang kamu kenapa? hati-hati makannya." Habibah memberikan Citra air minum, kebetulan dia duduknya lebih dekat dengan Citra.

"Tidak," sahut Citra setelah meneguk air minumnya dan melirik kanan dan kiri.

Yusuf tidak memberi respon apa pun, selain serius aja dengan makannya.

"Hati-hati Citra! makannya," ucap bu Fatma menatap cucu satu-satunya itu.

"Iya. Nek," Citra melirik neneknya sesaat.

"Kalian belum menjawab pertanyaan Ibu tadi? gimana malam pertamanya, dulu waktu Ibu menikah sama Bapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikah Paksaan   Sangat berharap

    Citra terdiam, pikirannya melanglang buana! dia pikir mungkin itu kekasih dari suaminya tapi kenapa tidak menikahinya? dia cantik serasi dengan Yusuf. Sayang sekali bila harus putus di tengah jalan.Kenapa malah mau menikahinya? apa sekedar menuruti kehendak orang tua? di otaknya Citra berjubel berbagai pertanyaan namun tak berani dia utarakan pada suaminya itu.Yusuf menoleh pada Citra yang bukannya membaca majalah, malah bengong dengan tatapan kosong.Helaan napas terdengar jelas ditelinga. Citra mengerjapkan matanya mencoba membuyarkan segala lamunan yang ada di kepalanya."Bereskan barang mu, sore nanti kita pindah?" ujar Yusuf sekilas melihat kearah Citra.Citra mendongak. "Pindah kemana?""Ke Rumah lah pastinya yang layak. Bukan Rumah keong," jelas Yusuf menutup laptop dan berjalan mendekati lemarinya.Citra mesem lalu merengut, mendekati Yusuf untuk membantu mengemas barang-barangnya. "Sini Citra bantu mengemas pakaiannya Abang.""Pakaian mu saja bereskan terlebih dulu," dengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • Menikah Paksaan   Bakso

    Yusuf pun termenung. Pandangan nya kosong tembus keluar jendela, di luar cuaca mendung sepertinya mau hujan. Menatap ke arah Citra yang memunggungi nya. Yusuf tahu kalau Citra sedang menangis, namun tak bersuara."Mau beli bakso gak?" Yusuf tiba-tiba nawarin bakso pada Citra entah niat membujuk, entah apa.Citra bengong mendengar Yusuf tiba-tiba nawarin bakso padanya. Namun Citra tidak segera menjawab takut salah dengar."Hi ... suka bakso gak? di tanya malah diem tidak dengar apa," ucap Yusuf lagi dengan sedikit kesal.Citra memutar badannya dan menoleh ke arah Yusuf. "Abang bicara sama aku?" menunjuk hidungnya."Kalau bukan sama kamu siapa lagi, emangnya di sini ada siapa lagi selain kita?" jelas Yusuf sambil menyimpan ponsel ke sakunya."Emang nya kenapa nanya suka apa enggak segala?" citra malah balik bertanya sambil mengerutkan keningnya."Iihs ... ihsh, kalau suka saya belikan keluar," Yusuf melirik sekilas, lalu beralih lagi ke lain tempat."Nggak! masih kenyang," sahut Citra de

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • Menikah Paksaan   Keindahan

    "Assalamu'alaikum ..." ucap Yusuf sambil berjalan memasuki ruangan yang ada Citra nya."Wa'alaikum salam. Abang dari mana?" tanya Citra sambil menunduk, meraih tangan Yusuf dan diciumnya."Dari masjid," sahut Yusuf sambil duduk membuka tudung saji yang sudah berisi masakan masih mengepul panas.Citra pergi meninggalkan Yusuf, mau naik ke lantai atas untuk sholat isya.Yusuf menoleh Citra yang berjalan mau menaiki anak tangga. "Mau kemana?"Citra menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Yusuf. "Citra mau sholat dulu.""Emang nya sudah makan?" tanyanya Yusuf lagi sambil menatap datar pada Citra."Belum, duluan aja," sambil menaiki anak tangga, melanjutkan langkahnya menuju kamar untuk sholat.Yusuf menutupkan tudung saji ke masakan di meja. Kemudian beralih duduk ke sofa ruang televisi.Citra masuk kamar untuk sholat isya, selesai sholat Citra tak segera turun dia malah melamun menatap tempat tidur di depannya. Pikiran Citra melayang entah kemana.Ini malam kedua dimana dia sudah menj

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23
  • Menikah Paksaan   Menghipnotis

    Kehangatan tubuh lelaki itu seolah menghipnotis Citra. Sehingga berdiam diri, tak berkutik lagi dan matanya kembali terpejam, tertidur nyenyak.Sekitar pukul empat Yusuf terbangun, membuka mata dan langsung terbelalak. Depan matanya adalah kepala Citra serta bau wangi rambutnya sangat menusuk hidung, apa lagi ketika sadar! bahwa tangannya melingkar di pinggang Citra.Yusuf dengan cepat menarik lengannya. "Haduh ... bisa malu aku bila sampai Citra tahu, aku memeluknya," lalu bangun dan duduk bersandar untuk memulihkan kesadarannya.Kemudian turun bergegas ke kamar mandi buat bersih-bersih dan berwudhu. Sebentar lagi adzan subuh berkumandang. Mengajak umat muslim mengerjakan kewajibannya di waktu dini hari seperti ini.Tidak lama. Yusuf keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk. Citra sudah bangun dan menggosok matanya. Mengibaskan selimut, lalu menguncir rambutnya yang tergerai acak-acakan.Yusuf berdiri terkesiap melihat ketika Citra baru bangun tidur, aura kecantikannya k

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23
  • Menikah Paksaan   Saya buktikan

    Selepas duha Citra bersiap mau belanja keperluan dapur yang lainnya. Melihat penampilannya di cermin, sudah lumayan rapi Citra menyambar tas soren dan menuruni anak tangga.Sambil menunggu ojek online pesanannya. Citra menyiram tanaman di depan rumah. Sesaat kemudian ojek pesanan Citra pun tiba."Ke supermarket ya Bang?" ucap Citra sambil naik dan mengenakan helm."Baik mbak," sahutnya sang supir dengan cepat.Kini Citra sudah berada di dalam supermarket untuk belanja kebutuhan dapur. Tiba-tiba ponsel Citra berdering, dia merogoh tasnya mengambil ponsel miliknya itu. Di layar tertera nama Y yang artinya Yusuf yang menelpon.Citra: "Assalamu'alaikum ..."Yusuf: "Wa'alaikum salam, di mana?"Citra: "Aku ... lagi ini, di supermarket belanja keperluan dapur."Yusuf: "Sekalian belanja pakaian. Saya lihat pakaian mu, cuma sedikit, untuk pagi sore aja."Citra: "Tapi."Yusuf: "Tapi apa? gak ada uang! mana no rekening mu, saya transfer."Citra tersenyum. "Mana ada no rekening, lagian kalau dulu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23
  • Menikah Paksaan   Mau menikah

    Suly mendongak, menatap sendu wajah Ikbal yang terus menatap dengan tatapan penuh makna. "Em ... saya..." Suly ragu-ragu menjawabnya, dia kebingungan antara menerima dan tidak."Hem. Katakan lah sayang--""Kenapa sih selalu memanggil saya dengan sebutan sayang? sakit saya mendengarnya," memajukan bibirnya ke depan."Ha ha ha ..." Ikbal tertawa lepas membuat pengunjung lain menoleh. Ikbal melirik kanan dan kiri melihat pada mereka yang memperhatikan dirinya. Kemudian Ikbal memajukan wajahnya mendekat ke arah Suly."Sayang itu akan menjadi panggilan sayang saya kepada kamu, emangnya tidak mau ya di panggil sayang?" dengan senyuman yang sulit hilang dari bibirnya.Meskipun wajah nya jutek, namun dalam hati Suly berbunga-bunga. Mengakui setiap perkataan pria itu membuat hatinya selalu bergetar hebat. Meleleh bagai batu es terkena sinar matahari."Sialan, kenapa hati ini bergetar sih ... bila mendengar setiap kata dari bibir dia. Jangan sampai saya jatuh cinta sama dia?" batin Suly terus sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23
  • Menikah Paksaan   Lusuh

    Bu Fatma melepas pelukannya dan menatap putrinya itu. "Siapa yang melamar kamu Suly?"Menerima pertanyaan dari Ibunya. Suly terdiam dan menggigit bibir bawahnya, dia bingung. Apa Ibunya bisa menerima dan mengerti, bila dia menceritakan siapa yang akan menikahi dirinya."Kenapa kau diam Suly?" desak Bu Fatma kembali, menatap putrinya sangat lekat. Penasaran siapa yang telah bersedia menikahi Suly."Tu-tuan Ikbal. Bu." Suly menggigit bibir bawahnya."Apa? Tuan Ikbal itu! yang besan kita, ayah nya Nak Yusuf?" bu Fatma sangat terkejut mendengarnya. Dia mengusap dadanya yang terasa sesak."Bu. Tidak apa-apa, kan?" Suly khawatir takut Ibunya ke napa-napa."Kamu serius Suly, dia besan kita dan juga punya istri yang begitu baik. Apa kau tega menyakiti sesama wanita?" ungkap bu Fatma suaranya begitu lirih, hatinya terasa nyeri. Air mata berjatuhan di pipi yang sudah keriput itu, tak bisa lagi di bendung."Sebenarnya saya juga gak tega Bu, tapi ... apa harus selamanya saya begini? jadi perawan t

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07
  • Menikah Paksaan   Ingat Mantan

    Habis makan malam. Yusuf duduk di sofa dengan laptop di pangkuan, ada kerjaan yang masih belum selesai.Citra beberes mencuci bekas makan barusan sambil melamun. "Ngomong gak ya? aku pengen bertemu nenek, sudah lama tidak bertemu nenek. Tapi ... takut gak di ijinkan."Citra mengelap tangan dan menoleh dapurnya sudah bersih. Kemudian membuatkan minuman hangat kesukaan Yusuf. Citra berjalan mendekati suaminya yang sedang asik dengan laptopnya.Meletakkan gelas di meja. "Abang ... ini minumnya." Citra duduk di depan Yusuf.Yusuf menoleh gelas di maja yang masih panas. "Terima kasih?""Iya! Abang?" Citra mau ngomong tapi ragu."Ada apa?" dengan mata tetap fokus ke laptop."Em ... boleh gak? kalau Citra menengok nenek! sehabis menikah. Citra belum pernah ketemu nenek." Citra menunduk, hatinya khawatir takut tidak di ijinkan.Yusuf menoleh ke arah Citra yang menunduk dalam, tangannya bertaut. "Emang belum pernah menjenguk gitu?"Citra menggeleng. "Belum.""Oh, berarti dia gak pernah pergi bi

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08

Bab terbaru

  • Menikah Paksaan   Kebahagiaan

    "Assalamualaikum Ibu apa kabar? Ucap Citra pada bu Habibah. Lantas memeluk dan mencium nya."Wa'alaikumus salam ... sendiri aja Neng?" Bu Habibah balik bertanya sembari memeluk mantunya tersebut.Rahadi hanya menatap kedua wanita yang berada di hadapannya itu dengan hati yang bertanya-tanya siapa kah gadis ini. Putrinya kah?Kemudian pelukan mereka berdua pun memudar seraya sama-sama melirik ke arah pria yang sudah sedari tadi bengong melihat mereka berdua.Citra ingin bertanya siapakah pria tersebut? yang dari tadi bersama ibu mertuanya.Namun sebelum Citra bertanya Ibu Habibah lebih dulu mengenalkan teman pria nya pada sang mantu."Neng kenalkan, ini teman lama ibu namanya om Rahadi. Setelah 10 tahun kami tidak bertemu baru kali ini kami bertemu lagi," ucap Bu Habibah yang mengenalkan citra sama Rahadi.Rahadi pun berdiri mengeluarkan tangannya kepada Citra seraya berkata dengan ramah. "Kenalkan nama saya Rahadi teman lamanya Habibah, kami sudah puluhan tahun tidak bertemu!"Citra m

  • Menikah Paksaan   Siapa tahu aja

    Pagi-pagi Citra seperti biasa, menyiapkan sarapan buat sang suami yang mau ke kantor."Bang, ini sarapannya sudah siap." Citra menyajikan sarapan di hadapan Yusuf yang tampak sibuk dengan gawai nya."Iya sayang, makasih ..." Yusuf sejenak mengangkat wajahnya dan mengulas senyuman pada istri nya tersebut.Selesai sarapan, Yusuf langsung berpamitan untuk ke kantor. "Aku pergi dulu, mau bareng gak?""Nggak, aku kan siang masa kerjanya. Masa jam segini sudah pergi ... Mau nyubuh Pak ..." Citra menggeleng sembari menarik piring bekas sang suami.Yusuf beranjak dari duduknya sambil memasukan gawai ke dalam saku nya dan meraih tas tangan, berjalan menuju keluar rumah.Citra pun mengantar sampai teras, wanita cantik dan berkerudung tersebut mencium tangan sang suami penuh hormat."Hati-hati ya bawa mobilnya. Dan nanti malam mau di masakin apa?" Citra menatap suaminya penuh tanya."Nggak tahu soalnya kalau sibuk berarti nggak makan di rumah, gimana nanti aja lah dikasih informasi! ya udah seka

  • Menikah Paksaan   Melepas rindu

    Di sebuah sekolah kanak-kanak, Citra sedang mengajar anak-anak membaca doa-doa pendek.Dengan mengajar, hatinya tidak terlalu kesepian dengan belum adanya seorang anak dari rahimnya. Lagian pernikahan Citra baru genap satu tahun."Sekarang, Ibu mau bertanya sama kalian semua. Siapa yang tahu doa mau makan?" tanya Citra."Saya, Bu." Jawab anak-anak serempak."Siapa yang bisa doa sesudah makan?" tanya lagi Citra."Saya, Bu ..." jawab mereka kembali dengan riuhnya."Nah siapa yang tidak pernah lupa membacanya?" tanya Citra lagi menatap ke arah semuanya."Saya, Bu ... selalu baca," Ada juga yang menjawab. "Saya suka lupa, Bu ..." jawabannya menjadi beragam.Bibir Citra tersenyum lebar. "Oke, untuk hari ini cukup di sini dulu belajarnya ya? sampai ketemu lagi hari esok. Yu kita tutup dengan bacaan hamdalah." Citra menuntun dengan membaca hamdalah yang diikuti oleh anak-anak.Mereka sangat serempak membaca doa. Dan sangat senang dengan berakhirnya jam pelajaran.Setelah semua murid pulang.

  • Menikah Paksaan   Pulang

    Syila uring-uringan. Setibanya di kamar, yang tadinya mau menggoda malah di cuekin dan orangnya menghilang begitu saja."Kemana sih? bego amat jadi orang mau di suguhi yang barang berkualitas aja gak mau." Gerutu Shila sambil meremas piyamanya.Sementara Yusuf. Kini sudah berada di dalam kamarnya, sengaja tingkahnya sedikit mengendap takut kedengaran oleh telinga Syila yang berada di kamarnya."Enak saja mau membohongi ku, dengan alasan air tidak nyala Segala! aku khawatir nantinya akan menjadi fitnah."Kemudian Yusuf membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Memejamkan kedua matanya tuk merehatkan segala lelah dan penat dari seharian beraktivitas. Namun sebelumnya mengirim pesan buat sang istri walau hanya sekedar mengucapkan met istirahat.Di hari ke sekian, pagi-pagi pintu kamar Yusuf sudah di ketuk dari luar ketika Yusuf buka, Syila sudah berdiri masih memakai piyama, belum mandi. Alis Yusuf bertaut menatap ke arah Syila dan jarum jam bergantian."Kenapa belum mandi?" selidik Yusuf.

  • Menikah Paksaan   Bandung

    Saat ini Yusuf sudah berada di kota Bandung dalam urusan kerjaan, dan di dampingi oleh Syila sebagai asisten dan sekaligus sahabat lama nya Yusuf.Setalah mengadakan meeting, Yusuf dan Syila berada di sebuah restoran, Tengah makan siang."Kalau boleh tahu sudah lama? kamu menikah dengan Citra?" tanya Syila menatap lekat ke arah Yusuf yang anteng dengan makannya."Hem, sekitar ... ya kurang lebih satu tahunan lah." Jawabnya Yusuf terbilang singkat."Ooh," membulatkan bibirnya."Kamu sendiri sudah menikah belum? orang mana suami mu?" balik tanya Yusuf sekilas menatap Syila. Kemudian menundukkan kepala melanjutkan kembali makannya."Apa gak kamu lihat aku masih singel begini? masih bersegel lah." Jawab Syila sedikit malu-malu.Seusai makan siang keduanya meninggalkan resto dan kembali ke kantor untuk melanjutkan tugas-tugas yang masih menumpuk tentunya.Syila yang satu ruangan dengan Yusuf, sering mencuri pandang ke arah bos nya itu. Lama-lama dilihat Yusuf semakin tampan dan bersahaja,

  • Menikah Paksaan   Mau ke luar kota

    Citra masuk ke dalam kamar, dan mendapati sang suami sudah duduk bersandar di bahu tempat tidur. Menatap ke arahnya, Citra berjalan menghampiri."Lama sih sayang?" ucap Yusuf menatap lekat sang istri,"Apa yang lama? bentar kok nyuci dulu, gimana kalau semalaman? Aneh deh." Citra tak mau kalah."Sini, duduk bersama ku?" kata Yusup sambil menepuk-nepuk tempat di sebelahnya.Citra yang masih berdiri di tepi tempat tidur, pada akhirnya menuruti permintaan sang suami. Ia merangkak naik dan duduk di sebelah Yusuf.Yusuf mendekat dan merapatkan tubuhnya dangan sang istri. Tangannya langsung mendekap penuh kehangatan. "Gimana cerita hari ini hem?" tanya Yusuf sambil jarinya mengelus pipi sang istri."Cerita hari ini, tidak ada yang menarik. Lagian seharian ini aku berada di rumah, jadi gak ada yang harus di ceritakan." Balas Citra sambil membuka kerudung. Mengurai rambut indahnya."Besok aku harus ke luar kota, ada urusan kantor," ungkap Yusuf tangan terus bergerak mengelus pipi sang istri d

  • Menikah Paksaan   Nasi menarai

    "Oh, iya Nek ... makasih ya Nek?" balas Citra dan menempelkan kepala di bahu sang nenek."Oya, Tante mau minum apa? Nenek juga, aku akan buatkan." Citra menoleh tante dan neneknya bergantian.Suly mendongak. "Nggak usah Citra, Tante gak haus. Lagian gak akan lama kok.""Ya, udah. Aku ambil buat Nenek saja." Citra ngeloyor ke belakang."Kenapa, buru-buru? ke sini juga jarang-jarang, oya berapa bulan kehamilannya? sepertinya gak lama juga lahiran deh," ujar Habibah dengan senyuman ramahnya."Menginjak 8 bulan." Suly makin tegang. Ia merasa gak nyaman di hadapan bekas madunya itu."Wah ... bentar lagi juga lahiran ya, apa jenis kelaminnya?" tanya lagi bu Habibah.Suly tidak merespon. Ia malah sibuk dengan ponselnya, sibuk membalas chat dari seseorang.Bu Fatma yang melihat itu langsung menjawab pertanyaan Habibah. "Kalau hasil USG sih perempuan, tapi gak tau kalau nanti lahirnya. Siapa tahu Allah kasih keajaiban, kan kita gak tau.""Oh, iya bener Bu ... benar sekali. wah ... Citra, benta

  • Menikah Paksaan   Tempat Citra

    Beberapa bulan kemudian, Habibah sudah resmi bercerai dengan Ikbal. Soal harta gono gini tentu Habibah menang banyak, pertama ... emang ada dari awal mulanya. Kedua Ikbal yang membuat kesalahan, menikah tanpa sepengatahuan istri tua.Citra yang merasa sepi, kini memilih mengajar anak-anak di TK yang letaknya tak jauh dari kompleks. Citra sangat menikmati perannya sebagai guru TK mengajar dan banyak bermain dengan anak-anak. Kadang juga Citra diajak Yusuf bila ada pertemuan urusan kerjaan di kantor sebagai istri CEO.Habibah pun sering berada di rumah sang putra, Yusuf, dan ikut ke TK bersama Citra. Bila mengajar, bermain dengan anak-anak. Dengan cepat Habibah bangkit dari keterpurukkan hati yang luka, kini dalam hidupnya hanya ada putra semata wayang dan mantu kesayangannya. Tanpa ada kata suami yang mendampingi hidupnya lagi.Setelah bercerai, Ikbal keluar dari kantor yang selama ini membesarkan namanya. Meskipun saham terbagi tiga, Habibah, darinya dan sang putra. Namun ia merasa mal

  • Menikah Paksaan   Sudah 6 bulan

    "Sudah dong jangan marah, kalau kamu marah, aku tidak tahu harus pulang kemana?" ucap Ikbal dengan pelan."Pulang saja ke istri tua mu, bingung amat." Ketus Suly sambil menurunkan selimutnya sedikit.Hati Ikbal jadi mencelos mendengar ucapan Suly barusan. "Gimana aku mau pulang? kalau istriku sudah menolak ku dan sebentar lagi akan menggugat cerai." Pelan dan menghembuskan nafasnya kasar dari hidung.Suly terperangah, sangat terkejut mendengar kata-kata dari Ikbal. "Apa? apa yang kau bilang barusan." Suly mendudukkan dirinya.Wajah Ikbal nampak masih lesu. "Iya, dia sudah tahu kita menikah. Dia marah dan langsung ingin menggugat cerai."Suly termangu, dalam pikirannya berjubel kemarahan Habibah dan terbesit di pikirannya. Kalau dirinyalah yang jadi pemicu kehancuran rumah tangga Ikbal dan Habibah.Hening!Keduanya terdiam membisu seribu bahasa, namun tangan Suly mendekap tubuh Ikbal. Memeluknya sangat erat.Begitupun Ikbal membalas pelukan Suly sangat erat. Sementara waktu yang terdeng

DMCA.com Protection Status