Bagas focus di depan laptop menyelesaikan pekerjaannya. Seseorang masuk ruangan tanpa mengetuk. Siapa lagi yang berani seperti itu di perusahaan kalau bukan Bayu. Pria itu masuk membawa beberapa map di tangannya. " Pagi Bro, bagaimana harimu? bahagia atau malah ngenes?. Kalau dari pengamatan mata elang Bayu yang tampan ini, loo sedang dalam kondisi paling ngenes... haa.. haaa.... haaa"" Diam, dan bantu selesaikan kerjaan" Bagas tidak menoleh sedikitpun. air muka nya benar benar mengerikan pagi ini. Bayu sampai tertawa terpingkal pingkal. " Eh broo, bagaimana dengan istri loo semalam? apa yang terjadi". Bayu penasaran dengan apa yang terjadi dengan sahabatnya ini. " Ruwet apalagi ada Maya, dobel masalah. loo kalo gak bisa bantu mending diam"." Ok... kalem broo, semoga lekas beres dah masalah loo"." Bayu, loo mau bantu gua? " Akhirnya Bagas menatap wajah Bayu dengan wajah yang memohon pertolongan." Kok gua? harus apa gua kan itu masalah rumah tangga loo"" Bisa"" Apaan?" Walaup
Maya terhuyung dan hampir jatuh pingsan. Tapi seseorang berhasil menolongnya. Dinara yang tadi refleks segera menurunkan Ratu di lantai dan segera menolong Maya yang hampir terjatuh. " mbok Sum, Ayu bantu papah nona Maya ke dalam" Titahnya kepada mbok Sum dan Ayu. " Mbak Lia, minta tolong Ratu digendong masuk juga" " Iyaa Nyaaa... " kompak mereka menyahut. " Bawa ke ruang keluarga biar nona Maya bisa rebahan, bikinin teh hangat yaa"Maya yang sedang dipapah Dinara terus memandang wajah gadis ayu tersebut. Ia benar benar tidak menyangka ada kembaran Diana yang sangat mirip, Identik dan tidak bisa dibedakan. Ia marah dengan keadaan yang mempermainkannya. Ia mengira saat ini adalah waktu yang tepat buatnya maju mendekati Bagas. Namun ini apa? suara lembut wanita ini menggagetkan Maya. " Eh iya itu telepon masih terhubung atau sudah putus? coba dilihat mbok" Ucap Dinara sambil berjalan membopong Maya yang lemas." Masih non. belum dimatikan sama Tuan"Dinara paham dan memberi kode ke
"Baiklah.....Maya adalah wanita terhormat. aku tidak boleh kalah dengan gadis biasa. aku tidak akan histeris dan menangis. Mulai sekarang aku akan berjuang dengan adil. Jika merujuk dari ceritamu tadi. berarti kalian masih belum memiliki hubungan yang serius ya kan?". Maya berusaha berpikir positif. sambil menghembuskan napas nya, ia berusaha membuat dirinya sendiri tenang. " Benar nona, kami baru bertemu setelah kak Diana meninggal lalu dinikahkan oleh orang tua kami"Maya mengeratkan kepalan tangannya. Hanya di mulut saja ia berkata kuat dan tidak kalah. Namun kenyataannya Dinara sudah 1 langkah di depan dirinya. " Baiklah semua, biarkan nona Maya istirahat di kamar tamu". Semua orang yang ada di ruang keluarga tersebut mengangguk. Mbok Sum tadi sempat dikirimi pesan oleh Bagas agar membuat Maya tenang dan menjaga emosinya agar jangan sampai ia histeris. Dinara yang diberitahu mbok Sum mengerti. Dan iapun memerintahkan semua orang untuk bersabar menghadapi nona Maya. " Kita tung
Sekarang Bagas, Dinara, Maya dan Bayu berkumpul di ruang keluarga. Bagas duduk bersebelahan dengan istrinya. Keduanya sekarang mendapat tatapan tajam dari 2 orang dihadapan mereka. Bayu tak kalah syok melihat wajah ayu Dinara. Ia langsung teringat almarhumah. " Kamu saudari kembar Diana? Tapi kenapa dia tidak pernah cerita? Kamu selama ini dimana?" Pertanyaan beruntun keluar dari mulut Bayu. Wajah yang sama yang juga sangat penasaran masih terlihat jelas diwajah Maya. ia ingin mendapat jawaban lagi yang lebih detail dihadapan semua orang. " Mas? " Dinara menoleh kepada Bagas meminta persetujuan Bagas menganggukkan kepala. tanda setuju. " Baik mas, Perkenalkan namaku Dinara, aku kembar identik dengan kak Diana. kami sangat dekat bahkan sering bertukar peran ketika masa sekolah. namun terjadi kecelakaan 6 tahun lalu yang membuat penglihatanku terganggu bahkan sampai tidak bisa melihat, karena sedih akhirnya aku memutuskan tinggal menepi dengan nenek di kampung. mama dan papa juga
" Mbook, Mbok Sum nanti masakin khusus buat Maya yaa, ini resepnya dan bahan yang digunakan harus yang berkualitas bagus" Maya menyerahkan daftar menu yang diinginkannya. Menyuruh mbok Sum untuk mengolahnya menjadi masakan."Kenapa tidak menyuruh koki khusus saja. Dia kan kaya raya. menyusahkan orang saja" Si mbok mengomel dalam hati. dia kesal setengah mati namun tetap harus bersikap biasa saja. Kalau tidak Maya akan marah dan membuat seluruh rumah tidak nyaman. " Untuk masalah uang gampang berapapun nanti saya kasih" Maya berucap tanpa melihat ekspresi mbok Sum yang cengo. Baru kali ini kesabarannya diuji oleh seorang tamu. Ayu keponakan mbok Sum membantu menyiapkan bahan bahan masakan juga ikut merasa kesal. " Ih mau makan enak kok merepotkan. kenapa tidak mau masak sendiri saja kalau menunya berbeda dengan masakan rumah ini. atau mending pesan saja ya mbok"Mbok Sum hanya diam, lagi lagi ia hanya bisa membatin. betapapun kesalnya ia tidak mengeluarkan unek uneknya. Sebulan sud
Pukul 03.00 wib Bagas membuka kelopak matanya. Sangat berat, ia masih sangat mengantuk. Perlahan bangun, lampu kamar sangat gelap. Ia berusaha melihat dengan jelas, terkejut. Ternyata ia masih di kamar utama, Tidur diatas ranjang empuk miliknya. Menoleh ke kanan dan kiri, disampingnya tidak ada siapa siapa. Berarti Dinara tidak tidur disini. Ah mungkin ia di kamar anak anak, karena tahu kalau Bagas tertidur di kamarnya. Badannya penuh dengan keringat kaos katun yang ia kenakan hampir basah. Kenapa ini? Tetapi ada yang aneh dengan dirinya. demam yang ia rasakan kemaren sudah reda. Ia sembuh dalam semalam. Ia mulai beranjak dari ranjang dan melangkah ke kamar mandi. Untuk mandi dan keramas, rasanya gerah sekali. Ia tersenyum malu. Semalam rupanya ia bermimpi basah, dalam mimpinya yang samar ia melakukan hubungan suami istri dengan Diana. sangat panas dan dalam mimpinya Diana merintih kesakitan seperti malam pertama mereka, Ah seperti nyata suara desahan nikmat itu sampai terngiang ng
4 tahun kemudianSeorang wanita turun dari mobil bercat merah muda norak sekali pilihan warnanya. Ia tersenyum. menoleh ke belakang adakah yang memperhatikannya kali ini? Tidak ada. Parkiran sepi, Tidak seperti di tempat kerjanya dulu di kampus, banyak pasang mata yang memperhatikan kenorakan warna mobilnya. Hari ini Ia mendapat panggilan kerja di tempat yang baru. Dengan semangat 45 Ia memasuki sebuah gedung perkantoran di Jakarta. Bertanya ke petugas satpam yang terlihat ramah, diarahkan ke resepsionis dan akhirnya ia berada di sini di sebuah ruangan HRD dia sudah duduk selama 10 menit menunggu. Datang seorang wanita paruh baya membawa map dan menyapanya. " Selamat pagi, saya Diah kepala Bagian HRD di perusahaan ini. Apakan anda nona Dinara Sanjaya? yang akan melamar sebagai ahli gizi di perusahaan kami?" " Pagi, benar saya Dinara Sanjaya. Ini berkas pendukung untuk melengkapi Surat lamaran yang sudah masuk"" Baiklah, semua sudah lengkap sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan
"Akhirnya waktunya pulang" Dinara tak sengaja berteriak senang karena berhasil melewati hari pertama kerja dengan baik mulai dari berkenalan dengan rekan kerja para koki dengan berbagai karakter mereka. Ia berharap semoga mereka bisa bekerja sama dengan baik. " Nona Dinara nanti pulang dengan siapa, mau kuantar? " Ucap pria jangkung yang bernama Usep. Ia adalah asisten koki. " Kebetulan jok belakang sepedaku kosong hari ini" Ucapnya sambil menaikkan kedua alisnya. " Jangan mau nona, dia play boy disini tiap hari ganti tuh yang bonceng motornya" Boy ikut nimbrung. ia asisten koki 2. " Tidak terimakasih saya bawa mobil sendiri" Ucap Dinara sopan. " Ha ha haa... rasain loo ditolak kaan" Boy tertawa terbahak bahak. Dinara tersenyum, Ia berjalan keluar dari gedung perkantoran menuju tempat parkir mencari mobil pink kesayangannya. ketemu. mobilnya terparkir apik ditempatnya ia mendengar suara HP nya berbunyi. menunduk untuk mengambil hp dan mengangkatnya dari pengasuh Naya, bik Asih.