Mbok Sum masih memandangi nyonya mudanya yang dari tadi raut wajahnya berubah ubah. menikmati secangkir coklat hangat sambil senyum dan mengedipkan mata. wajahnya agak bulat pipi putih dan bibir merah merona. matanya besar indah berbinar bersih. " Mbok"" Iya Nya"" Di sini yang jualan bakso Malang dimana ya? kok tiba tiba aku pingin yaa"" Waduh dimana ya Nya, yang biasa lewat daerah sini bukan bakso Malang. Gofood aja Nya". Si mbok memberi usul. Dina tampak berpikir. " Kalau Gado gado? ada gak ya? " Wajah si mbok langsung menatap majikannya penuh curiga. pasalnya tingkah majikannya ini seperti orang hamil muda yang mengidam. " Nyonya beneran kepingin? "Dinar langsung menganguk angukan kepala lucu. " Iya mbok kok tiba tiba pingin nih" " Nyaaa, ngidam nih? " mbok penasaran. Dinara diam sebentar. Ia tau apa yang dimaksud mengidam. Keinginan yang tiba tiba akan sesuatu ketika sedang hamil muda. Kalau tidak dituruti katanya nanti calon anaknya akan ileran ketikà sudah lahir. "
Tiga puluh menit sudah Dinara memejamkan mata, Dia memang selalu pusing ketika masa pra menstruasinya datang. Jadi dari tadi ia diam dan memejamkan mata tetapi ia tidak tidur. Masih bisa mendengar suara orang bicara. " Alhamdulillah saya ikut senang mbok. Nyonya bisa cepat hamil. beneran joss kali ini Tuan Bagas. Duh jadi iri"" Iya dulu waktu nyonya Diana Hamil tidak langsung seperti ini, masih ada jarak sekitar 6 bulan setelah menikah. Wah kali ini benar benar kilat khusus hihihi"Suara mbok Sum terdengar jelas walaupun suaranya sudah ia pelankan. " Beneran mbok? wah berarti tuan muda sangat mencintai nyonya Dinara yaa. bisa langsung jadi gitu" Kali ini suara mbak Sita" Belum tentu hamil ini mah, saya yakin mereka belum saling cinta kok" Lia juga ikutan komentar. " Yee tau dari mana kamu mengintip yaa? Ayoo ngaku". Balas Sita" Huss sudah jangan rame. mending bantuin mbok nyiapin makan siang. Bentar lagi Tuan muda datang 10 menit lagi nyampek katanya"." Iya mbok. bentar saya ma
Bagas memandang dirinya sendiri dari cermin di kamar mandi. Kenapa tadi dia membuat Dinara sedih. Ia menyesal bukannya mau melupakan secepat mungkin mendiang Diana tetapi ada seseorang yang menjadi tanggung jawabnya sekarang. Seseorang yang bahkan orang pertama yang membuatnya tertarik dan jatuh cinta. Tapi takdir berkata lain, ketika ia serius mencari keberadaannya, gadis itu malah menghilang dan setelah sekian waktu Tuhan malah mempertemukan ia dengan saudari kembarnya dan bahkan menikah dan mempunyai anak. Lagi lagi takdir mempermainkan perasaannya ketika cinta mulai tumbuh dihatinya kepada Diana, Tuhan malah mengambilnya dan meninggalkan kedua buah hati mereka didunia sendirian. Dan sepeninggalnya keluarga memberi tahu kalau ada saudari kembarnya yang sekarang sedang menjalani operasi donor mata dan berhasil. Setelah itu keluarga menyarankan mereka berdua menikah demi kedua anak meraka yang telah kehilangan sosok ibu kandung sedari kecil. Segera menyelesaikan ritual mandi. Ia kemu
Apa jadinya jika seseorang yang belum pernah melakukan Skinsip malah dicuri ciuman pertamanya dalam keadaan tertidur, yaa walaupun sudah halal tapi kan belum ijin. Ia merasa ini salah tapi tak kuasa menolak. pingin berontak tapi kok ia juga menikmati ciuman ini. Ia hanya bisa memejamkan matanya, malu. begitulah perang batin yang sekarang ia rasakan. " Apa ini? kenapa jadi gini situasinya? ". dalam keadaan kedua bilah bibir yang saling menempel. pikiran Dinara semrawut, ia terdiam sambil merasakan sesuatu yang membuat perutnya terasa geli napasnya memburu. Bagas melanjutkan aksinya melumat bibir tipis Dinara. Ia ketagihan. Bibirnya terasa manis, pas dirasakan olehnya, ini sensasinya sangat berbeda dengan yang pernah ia rasakan sebelumnya. Tak puas hanya dengan bibir, ia mengeksplor wajah ayu istrinya yang kini terpejam pasrah. kelopak mata kiri dan kanan bergantian ia layangkan kecupan lembut. Geli tapi nikmat. Ayolah Dinara akhirnya membuka matanya, ia menepuk pelan dada bidang Ba
"Gimana? enak tidak"Yang ditanya hanya memejamkan matanya. sedang merasakan nikmatnya rasa daging bulat yang ia kunyah. Ia menggelengkan kepala tanpa suara. " Hmmm lumayan, tapi masih enak yang asli makan di Malang mas. apa karena suasananya yang mendukung yaa". " Ya jelas lah, dimana mana lebih enak yang asli". Jawaban Dinara sedikit membuat Bagas kecewa. Pasalnya ia mencari sendiri keliling jakarta dengan tangan dan kakinya sendiri tetapi hasilnya kurang maksimal. " Bukan begitu, di kota Batu kan dingin banget, jadi kalo makan Bakso panas dengan kuah yang segar sangat nikmat. itu yang bikin rasanya agak beda dan yang bikin ngangenin" Jelas Dinara takut Bagas ngambek" Kalo gak enak jangan dihabisin. biar mas aja nanti yang habisin" imbuhnya lagi. wajahnya benar benar manyun. Ia sendiri sedang makan siang juga dengan nasi ayam dan sambal buatan si mbok. Posisi mereka sedang berhadapan diatas karpet. Bagas bersila dan seluruh makanan di tempatkan di meja kecil yang biasa untuk me
Dinara yang sudah bosan rebahan beranjak dari ranjang. Perutnya mulai merasakan kram tanda awal datang bulan. Ia biasa mengolesinya dengan minyak kayu putih biar terasa hangat dan sakitnya berkurang. salahnya sih tadi juga ia makan bakso dengan sambal yang lumayan banyak. Tapi kalau sudah keinginannya gimana lagi kalau tidak dituruti malah moodnya jadi buruk dan emosian sepanjang hari. Melangkahkan kaki perlahan keluar dari kamarnya. Menoleh ke arah samping kiri tempat ruang kerja Bagas. Ia menggeleng sebentar. Dia merasa tidak akan mengganggunya. Tadi saja sudah heboh dengan ia pingsan sampai mas Bagas yang sudah berada di kantor langsung menyempatkan pulang dan membelikan apa yang ia inginkan. Ia jadi merasa bersalah belum menjadi istri yang baik buat Bagas. Sekarang ia pergi ke arah kanan dan menuju kamar si kembar.Membuka perlahan pintu kamar dan mengintip kedalam. ternyata Raja dan Ratu masih tidur. Mbak Sita terlihat berada di samping ranjang Ratu sambil merapikan mainan yang
" Kak Di, kakak kemana? Dinara kangen" rintihnya pelan. " Naraa... Dinaraaa kakak disini. Kemarilah sayang... " Diana terlihat di sebuah taman bunga menggengam setangkai buang mawar berwarna ungu. Diana memakai terusan dress berwarna putih bersih. Terlihat sangat cantik bagai seorang pengantin. wajahnya tersenyum lembut sangat cantik. " Kak Diana" Dinara berlari mendekat ke arah Diana di tengah taman bunga. Langsung menubruk dan memeluk kakak kembar kesayangannya. " Kakak kemana saja selama ini. Tega sekali ninggalin Dinara sendirian. Tanpa kakak Dinara jadi tak lengkap. terasa ada yang kosong" Ungkapnya sedih. Diana yang masih memeluk tubuh adiknya, mengelus lembut rambutnya helai demi helai. keduanya melepas kerinduan diantara cantiknya taman bunga" Nara cantik, kesayangan kak Diana dan mama papa. kamu sekarang harus jagain mama dan papa menggantikan kakak, dan kakak menitipkan sesuatu yang paling berharga bagi kakak. tolong dijaga. " Kak Di... Kakak.... please jangan pergi..
Lia sedang menulis di buku harian nya. Setelah menidurkan Raja, ia ijin ke Sita untuk ke kamar sebentar. Sebenarnya ia sangat senang bekerja kepada keluarga Bagas. Selain orangnya baik dan memberikan gaji yang cukup banyak Yang membuat Lia sangat kerasan karena ia sangat menyukai Bagas sejak pertama bekerja. walaupun beliau sudah menikah tapi rasa sayang nya tidak berubah. Ia menunjukkan dengan cara bekerja dengan baik dan bertanggung jawab, baik juga dengan nyonya rumah yaitu almarhumah Diana. Tetapi satu bulan ini hatinya sedikit terganggu setelah kedatangan nyonya baru yang tidak lain adalah adik kembar nyonya Diana, dan mereka baru saja menikah. Sebenarnya Dinara tidak berbuat yang ekstrim kepadanya tetapi hatinya berkata lain. seperti ada sesuatu yang menyuruh hatinya berjuang lebih keras jika ingin mendapat perhatian tuan Bagas. Perasaan Lia mengatakan kalau perjuangan menyukai Bagas kali ini sangat sia sia. Pasalnya Walaupun di lihat mereka bukan seperti pasangan pengantin ba