Sierra terus memeluk Rosella malam itu di kamarnya. Lidya memilih tidur bersama Bik Ita, sedangkan Sierra tidur satu kamar dengan Julio dan Rosella. Entah berapa lama Sierra tidur, namun ia terbangun karena suara Julio yang begitu bersemangat. Julio terus mengguncang tubuh Sierra dan memanggilnya bangun. "Aunty, bangun! Aunty! Ayo kita ke taman bermain! Sudah pagi, Aunty!" pekik Julio yang tidak berhenti tertawa senang. Sontak saja Sierra membuka matanya dan benar saja, hari sudah terang. "Astaga, jam berapa ini, julio?" Sierra pun melirik ponselnya yang menunjukkan jam delapan pagi. "Kau benar, Julio, ini sudah pagi, Aunty terlambat bangun, tapi taman bermainnya belum buka, sabar ya. Kita sarapan dulu, mandi, lalu bersiap-siap. Oke?""Julio mau sekarang, Aunty.""Tapi taman bermainnya baru buka jam sepuluh, Sayang!""Kalau begitu Julio boleh berenang dulu kan, Aunty?""Astaga, sepagi ini?""Iya, ayo telepon Uncle Jonathan!""Eh, tunggu, jangan! Uncle Jonathan pasti masih tidu
Bastian terus tersenyum melihat Sierra yang begitu menikmati atraksi itu, begitu juga dengan semua anggota keluarga lain yang nampak begitu fokus. Baiklah, sekarang saatnya pertunjukkan pamungkasnya, bahkan Bastian sudah siap kalau lamarannya akan menjadi tontonan begitu banyak orang yang ada di sana. Secara diam-diam, Bastian pun menyelinap pergi menjauhi Sierra dan Sierra yang sedang begitu asik sama sekali tidak menyadarinya. Bastian pun langsung pergi ke mobilnya dan mengganti baju santainya dengan jas rapi. "Baiklah, seorang Sebastian Sagala ternyata bisa begitu tegang juga!" Bastian berkali-kali mengembuskan napas panjangnya sambil memegangi dadanya. Cukup lama Bastian menenangkan dirinya, sebelum akhirnya ia melangkah kembali ke tempat atraksi. Sedangkan di tempat atraksi sendiri, Sierra sudah begitu kaget saat ia diajak masuk ke area atraksi, padahal saat itu ia masih kebingungan mencari Bastian. "Maaf, aku tidak bisa, aku sedang mencari seseorang," bisik Sierra pada pe
Jantung Sierra masih memacu tidak karuan melihat Bastian yang bersimpuh di hadapannya dan melamarnya. "Menikahlah denganku, Sierra Nevada!" Air mata Sierra terus berlinang menatap kekasihnya itu dan Sierra pun terus tertawa bahagia dalam tangisnya. Untuk sesaat, mereka pun hanya saling menatap di sana karena Sierra benar-benar bingung harus menjawab apa saat ini. Ya, aku mau? Ayo kita menikah? Aku mau menikah denganmu? Bahkan pada saat seperti ini pun otak Sierra berpikir dengan begitu absurd.Sierra hanya sedang merasakan bahagia yang membuncah, perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, seolah seluruh tubuhnya dialiri rasa bahagia dan rasa sejuk, yang membuat tubuhnya bergetar hebat. Lidya sendiri yang melihatnya terus menitikkan air matanya sampai Bik Ita yang melihatnya langsung memeluk majikannya itu dari samping. "Ini indah sekali, Bu! Aku ikut bahagia untuk Bu Sierra.""Aku juga turut bahagia untuknya, Bik Ita. Dia sungguh sudah melalui banyak hal berat dulu, untu
"Baiklah, sudah! Sekarang Julio tidur bersama Mama dan Grandma ya!" Jonathan mengacak rambut Julio dengan sayang setelah ia selesai membantu Julio membersihkan dirinya. Lidya dan Jonathan mengajak semua kembali duluan ke hotel dan meninggalkan Bastian serta Sierra di taman bermain karena Julio sudah mengantuk. Rosella sendiri juga sudah begitu lelah dan lemas. Lidya pun masuk ke kamar Rosella untuk membantu membersihkan Rosella sebelum tidur, sedangkan Jonathan membantu Julio karena Julio tidak mau bersih-bersih dengan orang lain selain Jonathan. Julio yang sudah memakai piyamanya itupun mengucek matanya, namun ia tidak mau ditinggalkan oleh Jonathan. "Julio mau tidur sama Uncle ...," rajuk Julio. "Eh, Julio tidur sama Mama dan Grandma dulu ya. Aunty Sierra kan belum kembali."Tapi Julio menggeleng. "Julio mau tidur sama Uncle Jonathan.""Julio, jangan begitu!" kata Jonathan sabar. Lidya yang baru saja membantu Rosella berbaring pun mendekati Julio. "Julio, Uncle Jonathan kan
"Selamat sekali lagi, Pak, Bu! Semoga semuanya lancar untuk kalian." "Terima kasih! Atraksi kalian benar-benar luar biasa! Terima kasih banyak atas bantuannya!" Bastian berpamitan dengan para penari saat akhirnya acara itu sudah bubar. Semua pengunjung pun satu persatu mulai meninggalkan taman bermain karena memang taman bermain akan segera tutup. Begitu juga dengan Lidya dan Bik Ita yang memilih kembali ke hotel duluan. Jonathan juga ikut kembali sambil membawa Rosella dan Julio yang sudah kelelahan. Namun, Bastian dan Sierra memilih tetap di sana, menikmati sisa malam mereka, malam terakhir liburan singkat mereka yang sangat berkesan. "Apa kau mengenal mereka sebelumnya?" tanya Sierra saat ia dan Bastian sudah berjalan bersama ke arah pintu keluar taman bermain. "Tentu saja awalnya tidak tapi aku mencari tahu tentang banyak hal saat merencanakan ini," jawab Bastian sambil menggandeng tangan Sierra santai. Bastian dan Sierra pun terus bergandengan tangan dengan mesra dan mer
"Cepat, Stephanie! Kalau kita tidak berangkat pagi-pagi, kita tidak akan tiba di sana saat makan malam nanti!" Jacob berteriak begitu lantang dan membuat semua orang di rumah begitu panik karena terburu-buru. Hari ini Jacob secara resmi akan mengunjungi keluarga Sierra dan Jacob sudah lama menantikan pertemuan ini. Rasanya sejak mendengar Bastian sudah melamar Sierra, entah mengapa hati Jacob malah menjadi damai. Sudahlah, ia tidak peduli lagi dengan apa itu mantan perawat, mantan istri pura-pura atau apapun itu, rasanya semua tidak penting lagi saat sebentar lagi Bastian, anaknya tercinta akan menikah. Oh, sungguh, melihat Bastian menikah dan berkeluarga adalah impian Jacob. Terserah saja Bastian mau menikah dengan wanita mana yang penting wanitanya baik dan tidak mata duitan seperti Laura dulu. Dan ada untungnya juga Jacob sudah mengenal Sierra sejak lama. Jacob pun berharap agar ia benar-benar amnesia tentang Sierra jadi ia tidak perlu berpura-pura lagi. "Stephanie, Lalit
Di sisi lain, keluarga Sierra sendiri juga tidak kalah heboh. Sierra sudah mengambil cuti mulai hari ini sampai beberapa hari ke depan saat keluarga Jacob sudah pulang nanti. Lidya juga menyiapkan banyak sekali bahan makanan yang akan dimasak untuk menyambut calon besannya nanti malam. "Astaga, Julio, jangan dimakani terus cookiesnya, itu untuk cemilan nanti malam!" seru Lidya yang begitu sibuk mengeluarkan hasil panggangan cookiesnya dari oven.Selain masakan, Lidya juga membuat kue dan cookies dan apapun yang bisa ia buat untuk menyambut keluarga Jacob dan keluarga Sierra begitu sibuk hari itu. "Ini enak, Grandma!""Grandma tahu tapi astaga! Sierra, bawa Julio keluar dulu! Astaga, cookiesnya dimakan terus!" Julio yang mendengar teriakan teriakan Lidya pun langsung mengambil cookies itu banyak-banyak lalu melarikan diri dari dapur. "Astaga, Julio! Cookies di toples tinggal setengah!" teriak Lidya frustasi. Lidya pun akhirnya membuat cookies lagi untuk memenuhi toplesnya dan se
"Ya ampun, ini banyak sekali, Pak Jacob!" Lidya tidak berhenti menganga melihat dua orang sopir Jacob yang menurunkan barang-barangnya. "Ah, tujuanku ke sini selain berkenalan juga ingin melamar Sierra jadi semua ini harus kuberikan, Bu Lidya. Tidak usah sungkan!"Lidya pun tidak bisa berkata-kata lagi, namun ia hanya terus menganga melihat begitu banyaknya barang yang dibawa masuk ke rumah. "Yeay, ada paket! Julio mau buka, Grandma!" pekik Julio yang begitu antusias melihat semua seserahan itu. "Ini Grandpaku yang bawa! Jangan dibuka! Nanti Grandmamu saja yang buka!" kata Lalita. Lalita sendiri terlihat begitu antusias melihat semua barang itu, tapi ia terus mencegah saat Julio ingin membukanya. Lidya pun berterima kasih pada Jacob, sebelum akhirnya mengajak semua orang untuk langsung makan karena memang hari sudah malam dan keluarga Sagala pasti lelah dengan perjalanan jauh mereka. Semua orang pun tertawa begitu senang sambil makan malam bersama di rumah keluarga Sierra. Jac