Share

Menyusahkan

Author: Stary Dream
last update Huling Na-update: 2025-02-12 09:55:45

Keduanya duduk berhadapan dengan situasi yang penuh kecanggungan. Tak menyangka Alan bisa bertemu dengan mantan kekasihnya secepat ini.

Mata Alan tak lepas menatap Mikha. Cinta pertamanya yang kini semakin dewasa. Usia Mikha kini sudah 32 tahun dengan kecantikan yang begitu mempesona.

"Maafkan aku gak sempat hadir saat pernikahan mas kemarin." Mikha tersenyum.

Alan membalas senyuman itu dengan wajah tertunduk.

"Ada apa, Mikha? Aku dengar dari Sarah kalau kamu berpisah dengan suamimu?"

"Oh itu.. aku memang baru berpisah darinya." Mikha tersenyum getir. "Sayangnya aku tidak mendapatkan pernikahan yang bahagia seperti yang mas Alan miliki."

Alan memalingkan wajah. Dia tak bisa menatap mata Mikha berlama-lama.

"Aku turut prihatin.."

"Terima kasih." Jawab Mikha. "Aku harus tetap menjalankan hidup."

"Itu benar." Alan mengangguk setuju.

"Kamu masih aktif menulis?"

"Sejujurnya aku kehilangan inspirasi 7 tahun ini. Dan sekarang sepertinya aku sudah mendapatkannya."

Keduanya saling memandang dan tersenyum.

Mikha sendiri seorang guru sastra yang beralih menjadi seorang penulis. Dia dulu pernah menerbitkan sebuah novel romansa dan meledak di pasaran.

Namun, sayang setelah menikah. Mikha tak bisa melanjutkan hobinya. Dia merasa dunianya sudah terhenti.

Setelah hampir satu jam mengobrol. Keduanya memutuskan untuk berpisah. Alan harus kembali ke kantor dan Mikha kembali ke rumah. Kebetulan dia mampir ke restoran memang untuk makan siang.

"Sampai kapan kamu di Jakarta?" Tanya Alan yang telah mendengar cerita Mikha bahwa dia sekarang menetap di luar negeri.

"Sekitar dua minggu lagi. Tapi aku juga kurang tau sebenarnya, karena papa sering jatuh sakit."

Alan mengangguk. "Salam untuk orang tuamu, Mikha."

"Salam juga untuk istri dan anak-anakmu. Jika diberi kesempatan, aku ingin sekali bertemu dengan mereka." Mikha tersenyum manis.

Alan hanya mengiyakan dan pamit dari hadapan Mikha.

Mikha hanya memandang punggung Alan dari jauh sampai lelaki itu masuk ke dalam mobilnya.

Mikha menghela nafas panjang. Setidaknya dia sudah berhasil menyembunyikan debaran di jantungnya. Sungguh, rasa cinta ini masih ada. Hati Mikha sudah tertinggal pada lelaki itu.

Sesampainya di rumah, Alan menemukan rumahnya yang sudah rapi dengan ketiga anaknya yang sedang tidur siang.

Sang istri juga baru saja merebahkan dirinya.

Melihat Alan datang, Aline menyambut tangan suaminya dan menyaliminya dengan takzim. Membantu membukakan jas dan membawakan tasnya.

"Tadi ada ibu kemari." 

Alan tak menanggapi. Dia sedang membuka kancing kemejanya. Lagipula bukan hal penting jika ibunya kemari. Hampir setiap hari Puri akan datang ke rumah ini dan mengomel karena keadaan rumah yang selalu berantakan.

"Ibu bilang anak bude Tuti mau menikah dua minggu lagi."

Alan menoleh setelah mendengar ucapan istrinya. 

"Aku hampir saja lupa.." gumamnya pelan.

Aline hanya tersenyum dan menyerahkan handuk untuk suaminya. 

"Ibu bilang, bude mengundang kita semua. Acaranya nanti di Bali."

Alan menatap istrinya dengan lekat dan Aline  mengerti apa maksud tatapannya.

"Kita semua diundang." Ucap Aline kali ini dengan penekanan.

Alan tersenyum dan mengelus pucuk kepala istrinya.

"Belilah pakaian yang seragam untuk kita pakai nanti. Uangnya akan aku transfer."

Alan lalu masuk ke kamar mandi. 

Dia merasa gerah. Ingatan tentang mantan terindahnya tetap masih menghiasi pikirannya. Senyum itu, aroma parfumnya benar-benar Alan hafal. Dia harus mendinginkan otaknya dengan mandi air dingin.

Di sisi lain, Aline merasa senang. Akhirnya dia bisa di ikutkan dalam acara keluarga besar suaminya. Ya, walau nanti kehadirannya tak dianggap. Tapi tak masalah.

Apalagi Alan malah menyuruhnya membeli pakaian yang seragam. Aline semakin senang. Dia harus memberikan pakaian senada untuk tiga jagoannya dan juga untuk dirinya dan Alan. Ia akan berbelanja besok.

Begitulah Alan. Pria itu memang tidak romantis. Tapi, dia tahu bagaimana menyenangkan istri.

*** 

12 hari kemudian, Alan sekeluarga berangkat ke Bali untuk memenuhi undangan bude Tuti.

Alan ingin naik pesawat saja. Tapi Puri tidak mau.

Ibunya ini ingin naik bis yang disewa saja. Jadi mereka bersama keluarga Sarah bisa berkumpul.

Alan mencegah. Perjalanan dari Jakarta ke Bali lewat jalan darat sungguh memakan waktu banyak. Belum lagi mengajak anak kecil. Alan sudah membayangkan serepot apa mereka nanti. 

Tapi Sarah malah tidak menolak. Apalagi istrinya, Aline yang tidak berani ikut berkomentar. Maka jadilah keinginan Puri terpenuhi. Menyewa satu bis wisata untuk mereka.

Di dalam bis, Puri duduk sendiri.

Alan bersama putra sulungnya Edwin. Aline duduk bersama Ervin dan Envier.

Begitu juga Sarah. Sarah duduk bersama suaminya, sedangkan anaknya yang semata wayang itu duduk bersama pengasuhnya.

Ketiga jagoan Alan dan Aline mana bisa diam. Mereka diam jika tidur saja. Terutama Ervin yang selalu lari di dalam bis sampai Aline kesusahan mengejar.

Setelah menjalani beberapa jam perjalanan, mereka singgah di rumah makan untuk makan siang.

Puri dan lainnya turun terlebih dahulu. Sedangkan, Aline merasa sedikit kerepotan karena anak-anaknya ini lebih suka merengek padanya.

Untung saja Ervin dan Edwin segera di tarik oleh Alan, sehingga Aline bisa fokus mengurus Envier yang sedang buang air di kamat mandi. Anak usia 1 tahun itu sedang dilatih toilet training oleh ibunya.

Setelah selesai urusan di kamar mandi.

Aline ikut duduk di meja makan. Keluarga ini memilih untuk makan bersama di satu meja besar agar seluruh anggota keluarga duduk bersama.

Pelayan yang mencatat pesanan sudah pergi, Aline hanya bisa memandang. Sampai akhirnya pesanan datang, Aline baru menyadari jika tak ada makanan untuknya.

Aline memilih diam, karena perhatiannya teralih pada Ervin yang ingin makan minta disuapi. Belum lagi Envier yang lama mengunyah makanan

Selesai makan, mereka kembali ke bis. 

Sungguh Aline kelaparan. Tapi dia jadi tak berselera makan karena begitu repotnya. Nanti dia makan roti bekal saja di bis.

Aline yang memiliki maag kronis ini akhirnya tak bisa membendung sakitnya lagi. Dia muntah-muntah yang mengakibatkan semua mata tertuju padanya. Puri sampai berdecak kesal.

"Aline ini hamil lagi sepertinya!" Puri sembarangan bicara dengan intonasi yang tinggi.

Alan menoleh melihat istrinya yang sedang memuntahkan isi perutnya di dalam kantong plastik.

"Kamu sakit, Aline?" 

Alan ke belakang dan mendekati istrinya. Dia mengambil minyak telon yang ada di tas Envier dan mengusap punggung istrinya menggunakan minyak.

Aline tak menjawab. Perutnya mual sekali. Kepalanya pusing. Belum lagi obat lambungnya yang ada di dalam tas dan ditaruhnya di bawah kursi. Rasanya dia tak sanggup untuk menunduk.

Puri segera mengambil Envier dan mengajaknya duduk di depan. Begitu juga dengan Ervin yang langsung diambil Sarah.

"Maagmu kumat?" Tanya Alan setelah memperhatikan wajah Aline yang begitu pucat.

Aline hanya mengangguk sambil memejamkan mata. Dia lemas sekali.

"Kamu bawa obatnya?" Tanya Alan lagi.

"Di dalam tas.." Jawab Aline serak.

Alan mengambil tas yang berada di bawah kursi dan mencari obat. Setelah mendapatkan obatnya, Alan membantu Aline meminumnya.

Aline merebahkan kepalanya di bahu suaminya.

"Kenapa itu istrimu? Hamil lagi?" Tanya Puri tak senang. Satu bis jadi bau muntah orang dewasa.

"Sakit maagnya kambuh." Kata Alan sabar.

Puri berdecak. "Sekalinya diajak malah menyusahkan. Tahu begini lebih baik gak usah ikut."

Aline mendengarkan ocehan ibu mertuanya dan tak terasa air matanya menetes.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Sebuah Kompromi

    Tak banyak yang Aline lakukan saat kumpul keluarga ini. Dia hanya melihat dan mengamati. Sejatinya, Aline merasa kecil ketika berkumpul bersama keluarga besar suaminya.Mereka tertawa bersama. Dan ah, Aline tak tahu harus bersikap seperti apa. Jadi dia biasa saja. Sibuk bersama anak-anaknya saja."Nggak kepikiran nambah anak, line?" Tanya bude Tuti. "Kali aja anak ke empat perempuan."Aline hanya tersenyum tak enak."Punya 3 aja dia kerepotan. Rumah kayak kapal pecah. Mau nambah satu lagi, duh.." Puri menggeleng. "Ya nggak papa lah. Mumpung mereka masih muda." Seloroh Bude Tuti santai.Aline tak ingin menjawab karena ia melihat wajah Puri yang sudah berubah masam. Entah apa salahnya. Padahal ketiga anaknya ini dibawah pengasuhan Aline. Dalam artian, Aline tidak meminta bantuan mertuanya ini untuk menjaga anaknya.Apa mungkin karena Aline tidak bekerja jadi mertuanya ini tidak menyukainya? Ya, bi

    Huling Na-update : 2025-02-12
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Kompensasi

    Alan menatap lekat wajah istrinya yang tengah tertidur lelap. Biasanya setelah melayani Alan, Aline akan segera membersihkan diri dan baru tertidur.Tapi kali ini dia langsung tertidur setelah melayani Alan. Aline sepertinya kelelahan karena Alan sangat bersemangat tadi.Lelaki ini menepikan anak rambut di telinga Aline agar wajah istrinya ini terlihat jelas. Tiba-tiba Alan merasa berdosa. Bisa-bisanya dia membayangkan wanita lain saat sedang berhubungan dengan istrinya.Alan menatap istrinya dengan sedih. Entah sampai kapan rasa cinta ini akan tumbuh. Sudah tujuh tahun berumah tangga, tapi Aline masih belum bisa membuka pintu hati Alan.Pagi ini, Aline mendapat kejutan dari mertuanya yang ternyata menginap di rumah. Pantas kalau Aline tidak tahu, karena Alan langsung menyerangnya semalam. Jadi dia tak mengecek keadaan di luar semalam."Ibu menginap disini semalam?" Aline sungguh tak tahu."Ya." Jawab Puri dingin.

    Huling Na-update : 2025-02-19
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Tak Ingin Berpisah

    "Jadi, kalian benar-benar tidak ingin bersama lagi?" Puri sampai mendengkus.Alan memalingkan wajah sampai menghela nafas kasar. Pagi minggunya ternodai karena kedatangan Puri yang mengomel."Apa sih kurangnya Mikha itu? Dia cantik, lembut terus pintar cari uang. Kamu menyia-nyiakan permata, Alan!""Ibu sudah cukup." Tegur Alan masih sabar."Lagi pula apa yang terjadi pada kalian waktu itu juga bukan salah kalian. Itu salah papanya Mikha!" Sambung Puri mencoba menyadarkan Alan.Alan sampai mengelus dada karena ucapan ibunya. Untung saja anak-anak sedang bermain di kamarnya. Atau mungkin, Edwin yang sudah sekolah akan mengerti sedikit apa yang orang dewasa ini katakan."Aku sudah menikah, bu. Bagiku pernikahan cukup satu kali. Aku gak mau mendua.."Puri sampai berdecih mendengar ucapan Alan."Kamu pikir ibu gak tahu kalau kamu masih cinta sama Mikha?""Ibu.." tegur Alan

    Huling Na-update : 2025-02-21
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Sakit

    Alan mengirim pesan ke istrinya melalui ponsel sesaat sebelum keluar dari bandara.Tempat sudah di reservasi. Mereka akan pergi setelah bada' maghrib. Alan juga sudah memberi tahu Puri kalau anak-anak hari ini di titipkan padanya. Ya, walaupun awalnya Puri sedikit mengomel karena harus dititipkan tiga cucu sekaligus.Tapi, Alan sudah bertekad untuk memperbaiki masalahnya. Tak enak ternyata perang dingin dengan istri sendiri.Alan menatap langit dari dalam mobilnya. Sebuah pesawat lepas landas. Mungkin pesawat Mikha yang baru saja terbang.Sambil menghela nafas panjang, Alan memasukkan ponselnya ke dalam tas kerja dan menaruhnya di kursi belakang. Dia lalu menghidupkan mesin dan memutar mobilnya keluar dari bandara.Bohong jika Alan mengatakan hatinya saat ini baik-baik saja. Jika bisa memilih, dia sungguh ingin menahan Mikha. Tak ingin berpisah. Tapi isi kepalanya mengajak untuk tetap waras.Ada anak dan istri yang menu

    Huling Na-update : 2025-02-24
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Datang Lagi

    Aline mengerjap beberapa kali agar air matanya tak turun. Suami yang baru saja di do'akannya mulai menunjukkan kesadaran penuh walau di mulutnya memanggil nama wanita lain.Perlahan Alan membuka matanya dan menemukan Aline dengan wajah yang penuh kesedihan."Aline.." desah Alan lemah."Tunggu sebentar. Aku panggilkan perawat."Aline bergegas memanggil petugas medis untuk memeriksa kondisi suaminya yang sadar. Nasib baik Alan tidak mengalami hal serius. Aline sempat putus asa jika suaminya tidak berumur panjang."Sudah berapa lama aku gak sadar?" Tanya Alan setelah mendapat kesadaran penuh."Tujuh hari."Alan memejamkan matanya sebentar."Dimana anak-anak?""Bersama ibuku. Ada ibu yang datang dari kampung."Alan lalu menyapu sekitar. Dia belum diperbolehkan pindah dari ruang intensif."Maafkan aku yang sudah membuat kalian cemas..""Aku b

    Huling Na-update : 2025-02-28
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Tegas Menolak

    Aline menoleh menatap mertuanya dengan getir."Sudah sadar kamu?""Ibu.." Aline terperangah. Apa maksud ucapan mertuanya ini."Lihat bagaimana Alan dan Mikha ketika bersama. Alan sangat bahagia."Aline sampai memalingkan wajah. Mertuanya ini, entah apa yang ia pikirkan."Apa yang ibu katakan? Apa ibu sadar?"Mata Puri melotot mendengar ucapan Aline. Menantunya ini memang terkenal berani. Pantas saja seluruh anaknya laki-laki.Suara gaduh terdengar dari luar, Alan sampai melesatkan pendengarannya."Seperti ada orang di luar." Gumam Alan.Mikha pun merasakan hal yang sama. Penasaran, ia pun pergi ke pintu yang tidak tertutup rapat itu dan menemukan menantu dan mertua yang saling menatap tajam."Ibu? Mbak Aline?" Mikha sampai tergagap.Aline masuk begitu saja tanpa menghiraukan Mikha yang masih terkejut akan kedatangannya."Kamu sudah beli makan

    Huling Na-update : 2025-03-03
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Ancaman Rujuk

    Robby pulang setelah ditolak. Malang sekali nasibnya, di ujung usianya ia sudah mendapatkan penolakan beberapa kali dari Alan. Mungkin itu buah yang ia petik akibat sikap arogannya di masa lalu.Puri yang mendengar ketegasan Alan tadi juga ikut dongkol. Dia yang malu. Sepulangnya Robby, dia ingin sekali melabrak anaknya itu. Apalagi si Aline. Duh! Senyumnya puas sekali. Seperti mengejek Puri atas kekalahannya.Baru saja Puri ingin berceloteh tapi mulutnya berhenti. Ternyata, Emma ada disana sedang bermain dengan Envier dan Ervin."Eh, bu besan belum pulang?" Tanya Puri. Hampir saja mulutnya kepeleset ingin marah-marah.Emma tersenyum."Insya Allah besok pagi. Masih kangen cucu.""Oh..." Puri pura-pura tersenyum. Padahal hatinya masih dongkol, sudah satu minggu lebih besannya di rumah ini dan selama ini juga dia tidak bisa memarahi Aline."Kalau begitu ibu pulang aja." Kata Puri kepada Alan.

    Huling Na-update : 2025-03-07
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Istri atau Pembantu ?

    Pintu rumah diketuk dengan tidak sabarnya. Aline sudah tahu siapa yang dari tadi mengetuk. Wanita ini masih bergelut mengurusi kedua anaknya dan satu lagi anak mertua yang sedang menyantap sarapan. Sepertinya suara ketukan keras itu tak membuatnya bergeming. "Ervin! Jangan diambil seperti itu!" Aline segera mengambil tangan mungil anaknya yang berusia 3 tahun itu. Ervin mulai lagi mengacak-ngacak sarapan. Saat tangannya diambil, maka Ervin memprotes. Belum lagi Edwin yang tak sabar untuk berangkat ke sekolah. Mana makanan dalam kotak bekal yang sudah disusun oleh Aline malah tumpah berceceran karena ulah Ervin. Aline menghela nafas. Ia berusaha tetap tenang. Ia tidak boleh menjadi gila hanya karena hal seperti ini. Segera ia memisahkan kedua anaknya dan menyusun kembali isian di kotak bekal Edwin sambil sesekali melayani suaminya di meja makan. Pintu diketuk lagi.

    Huling Na-update : 2025-02-12

Pinakabagong kabanata

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Ancaman Rujuk

    Robby pulang setelah ditolak. Malang sekali nasibnya, di ujung usianya ia sudah mendapatkan penolakan beberapa kali dari Alan. Mungkin itu buah yang ia petik akibat sikap arogannya di masa lalu.Puri yang mendengar ketegasan Alan tadi juga ikut dongkol. Dia yang malu. Sepulangnya Robby, dia ingin sekali melabrak anaknya itu. Apalagi si Aline. Duh! Senyumnya puas sekali. Seperti mengejek Puri atas kekalahannya.Baru saja Puri ingin berceloteh tapi mulutnya berhenti. Ternyata, Emma ada disana sedang bermain dengan Envier dan Ervin."Eh, bu besan belum pulang?" Tanya Puri. Hampir saja mulutnya kepeleset ingin marah-marah.Emma tersenyum."Insya Allah besok pagi. Masih kangen cucu.""Oh..." Puri pura-pura tersenyum. Padahal hatinya masih dongkol, sudah satu minggu lebih besannya di rumah ini dan selama ini juga dia tidak bisa memarahi Aline."Kalau begitu ibu pulang aja." Kata Puri kepada Alan.

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Tegas Menolak

    Aline menoleh menatap mertuanya dengan getir."Sudah sadar kamu?""Ibu.." Aline terperangah. Apa maksud ucapan mertuanya ini."Lihat bagaimana Alan dan Mikha ketika bersama. Alan sangat bahagia."Aline sampai memalingkan wajah. Mertuanya ini, entah apa yang ia pikirkan."Apa yang ibu katakan? Apa ibu sadar?"Mata Puri melotot mendengar ucapan Aline. Menantunya ini memang terkenal berani. Pantas saja seluruh anaknya laki-laki.Suara gaduh terdengar dari luar, Alan sampai melesatkan pendengarannya."Seperti ada orang di luar." Gumam Alan.Mikha pun merasakan hal yang sama. Penasaran, ia pun pergi ke pintu yang tidak tertutup rapat itu dan menemukan menantu dan mertua yang saling menatap tajam."Ibu? Mbak Aline?" Mikha sampai tergagap.Aline masuk begitu saja tanpa menghiraukan Mikha yang masih terkejut akan kedatangannya."Kamu sudah beli makan

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Datang Lagi

    Aline mengerjap beberapa kali agar air matanya tak turun. Suami yang baru saja di do'akannya mulai menunjukkan kesadaran penuh walau di mulutnya memanggil nama wanita lain.Perlahan Alan membuka matanya dan menemukan Aline dengan wajah yang penuh kesedihan."Aline.." desah Alan lemah."Tunggu sebentar. Aku panggilkan perawat."Aline bergegas memanggil petugas medis untuk memeriksa kondisi suaminya yang sadar. Nasib baik Alan tidak mengalami hal serius. Aline sempat putus asa jika suaminya tidak berumur panjang."Sudah berapa lama aku gak sadar?" Tanya Alan setelah mendapat kesadaran penuh."Tujuh hari."Alan memejamkan matanya sebentar."Dimana anak-anak?""Bersama ibuku. Ada ibu yang datang dari kampung."Alan lalu menyapu sekitar. Dia belum diperbolehkan pindah dari ruang intensif."Maafkan aku yang sudah membuat kalian cemas..""Aku b

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Sakit

    Alan mengirim pesan ke istrinya melalui ponsel sesaat sebelum keluar dari bandara.Tempat sudah di reservasi. Mereka akan pergi setelah bada' maghrib. Alan juga sudah memberi tahu Puri kalau anak-anak hari ini di titipkan padanya. Ya, walaupun awalnya Puri sedikit mengomel karena harus dititipkan tiga cucu sekaligus.Tapi, Alan sudah bertekad untuk memperbaiki masalahnya. Tak enak ternyata perang dingin dengan istri sendiri.Alan menatap langit dari dalam mobilnya. Sebuah pesawat lepas landas. Mungkin pesawat Mikha yang baru saja terbang.Sambil menghela nafas panjang, Alan memasukkan ponselnya ke dalam tas kerja dan menaruhnya di kursi belakang. Dia lalu menghidupkan mesin dan memutar mobilnya keluar dari bandara.Bohong jika Alan mengatakan hatinya saat ini baik-baik saja. Jika bisa memilih, dia sungguh ingin menahan Mikha. Tak ingin berpisah. Tapi isi kepalanya mengajak untuk tetap waras.Ada anak dan istri yang menu

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Tak Ingin Berpisah

    "Jadi, kalian benar-benar tidak ingin bersama lagi?" Puri sampai mendengkus.Alan memalingkan wajah sampai menghela nafas kasar. Pagi minggunya ternodai karena kedatangan Puri yang mengomel."Apa sih kurangnya Mikha itu? Dia cantik, lembut terus pintar cari uang. Kamu menyia-nyiakan permata, Alan!""Ibu sudah cukup." Tegur Alan masih sabar."Lagi pula apa yang terjadi pada kalian waktu itu juga bukan salah kalian. Itu salah papanya Mikha!" Sambung Puri mencoba menyadarkan Alan.Alan sampai mengelus dada karena ucapan ibunya. Untung saja anak-anak sedang bermain di kamarnya. Atau mungkin, Edwin yang sudah sekolah akan mengerti sedikit apa yang orang dewasa ini katakan."Aku sudah menikah, bu. Bagiku pernikahan cukup satu kali. Aku gak mau mendua.."Puri sampai berdecih mendengar ucapan Alan."Kamu pikir ibu gak tahu kalau kamu masih cinta sama Mikha?""Ibu.." tegur Alan

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Kompensasi

    Alan menatap lekat wajah istrinya yang tengah tertidur lelap. Biasanya setelah melayani Alan, Aline akan segera membersihkan diri dan baru tertidur.Tapi kali ini dia langsung tertidur setelah melayani Alan. Aline sepertinya kelelahan karena Alan sangat bersemangat tadi.Lelaki ini menepikan anak rambut di telinga Aline agar wajah istrinya ini terlihat jelas. Tiba-tiba Alan merasa berdosa. Bisa-bisanya dia membayangkan wanita lain saat sedang berhubungan dengan istrinya.Alan menatap istrinya dengan sedih. Entah sampai kapan rasa cinta ini akan tumbuh. Sudah tujuh tahun berumah tangga, tapi Aline masih belum bisa membuka pintu hati Alan.Pagi ini, Aline mendapat kejutan dari mertuanya yang ternyata menginap di rumah. Pantas kalau Aline tidak tahu, karena Alan langsung menyerangnya semalam. Jadi dia tak mengecek keadaan di luar semalam."Ibu menginap disini semalam?" Aline sungguh tak tahu."Ya." Jawab Puri dingin.

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Sebuah Kompromi

    Tak banyak yang Aline lakukan saat kumpul keluarga ini. Dia hanya melihat dan mengamati. Sejatinya, Aline merasa kecil ketika berkumpul bersama keluarga besar suaminya.Mereka tertawa bersama. Dan ah, Aline tak tahu harus bersikap seperti apa. Jadi dia biasa saja. Sibuk bersama anak-anaknya saja."Nggak kepikiran nambah anak, line?" Tanya bude Tuti. "Kali aja anak ke empat perempuan."Aline hanya tersenyum tak enak."Punya 3 aja dia kerepotan. Rumah kayak kapal pecah. Mau nambah satu lagi, duh.." Puri menggeleng. "Ya nggak papa lah. Mumpung mereka masih muda." Seloroh Bude Tuti santai.Aline tak ingin menjawab karena ia melihat wajah Puri yang sudah berubah masam. Entah apa salahnya. Padahal ketiga anaknya ini dibawah pengasuhan Aline. Dalam artian, Aline tidak meminta bantuan mertuanya ini untuk menjaga anaknya.Apa mungkin karena Aline tidak bekerja jadi mertuanya ini tidak menyukainya? Ya, bi

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Menyusahkan

    Keduanya duduk berhadapan dengan situasi yang penuh kecanggungan. Tak menyangka Alan bisa bertemu dengan mantan kekasihnya secepat ini.Mata Alan tak lepas menatap Mikha. Cinta pertamanya yang kini semakin dewasa. Usia Mikha kini sudah 32 tahun dengan kecantikan yang begitu mempesona."Maafkan aku gak sempat hadir saat pernikahan mas kemarin." Mikha tersenyum.Alan membalas senyuman itu dengan wajah tertunduk."Ada apa, Mikha? Aku dengar dari Sarah kalau kamu berpisah dengan suamimu?""Oh itu.. aku memang baru berpisah darinya." Mikha tersenyum getir. "Sayangnya aku tidak mendapatkan pernikahan yang bahagia seperti yang mas Alan miliki."Alan memalingkan wajah. Dia tak bisa menatap mata Mikha berlama-lama."Aku turut prihatin..""Terima kasih." Jawab Mikha. "Aku harus tetap menjalankan hidup.""Itu benar." Alan mengangguk setuju."Kamu masih aktif menulis?"

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Mantan Terindah

    "Aku dengar Mikha kembali ke Jakarta." Bisikan itu terdengar meskipun diselimuti oleh suara anak-anak yang bergema sedang asyik bercengkrama. Alan tak menunjukkan ekspresi apapun. Wajahnya datar saja. Meskipun informasi yang baru saja didapatkan ini mengenai mantan terindahnya. "Dia baru saja bercerai dari suaminya. Ternyata suaminya itu suka memukulnya." Sambung Sarah lagi. Puri mendekatkan tubuhnya lagi untuk mendengarkan cerita lengkapnya. "Kasihan sekali Mikha.." "Akibat perjodohan orang tua." Sahut Sarah. "Andai saja waktu itu Papanya Mikha mau merestui hubungan anaknya dengan Alan. Sudah bisa dipastikan mereka hidup bahagia sekarang." Mata Sarah melotot kepada ibunya. Bisa-bisanya Puri malah mengungkit masa lalu. Alan berdeham. "Yang lalu biarlah berlalu, bu. Sekarang hidupku sudah bersama Aline."

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status