Share

Kompensasi

Author: Stary Dream
last update Last Updated: 2025-02-19 04:54:25

Alan menatap lekat wajah istrinya yang tengah tertidur lelap. Biasanya setelah melayani Alan, Aline akan segera membersihkan diri dan baru tertidur.

Tapi kali ini dia langsung tertidur setelah melayani Alan. Aline sepertinya kelelahan karena Alan sangat bersemangat tadi.

Lelaki ini menepikan anak rambut di telinga Aline agar wajah istrinya ini terlihat jelas. Tiba-tiba Alan merasa berdosa. Bisa-bisanya dia membayangkan wanita lain saat sedang berhubungan dengan istrinya.

Alan menatap istrinya dengan sedih. Entah sampai kapan rasa cinta ini akan tumbuh. Sudah tujuh tahun berumah tangga, tapi Aline masih belum bisa membuka pintu hati Alan.

Pagi ini, Aline mendapat kejutan dari mertuanya yang ternyata menginap di rumah. Pantas kalau Aline tidak tahu, karena Alan langsung menyerangnya semalam. Jadi dia tak mengecek keadaan di luar semalam.

"Ibu menginap disini semalam?" Aline sungguh tak tahu.

"Ya." Jawab Puri dingin.

Aline segera ke dapur untuk memasak. Dia harus menyiapkan sarapan dan bekal untuk anaknya ke sekolah.

Suara jeritan terdengar dari kamar hingga ke dapur karena Ervin dan Edwin yang sudah bangun. Edwin juga sudah siap menggunakan baju sekolahnya.

"Eyang tidur disini, ya?" Tanya Edwin

"Ya. Kenapa? Gak boleh eyang tidur disini?" Puri berbicara ketus.

Aline hanya menggeleng. Padahal Edwin bertanya baik-baik tapi eyangnya malah menjawab dengan nada marah.

Setelah sarapan, Puri akhirnya pulang ke rumahnya sendiri. Aline bisa bernafas lega.

"Ibu.." panggil Ervin. "Kita pergi ke pasar hari ini."

Aline tersenyum. Jika soal membeli mainan, Ervin tidak akan pernah lupa.

"Iya. Sekalian kita beli susu adikmu."

Sekitar pukul 10 pagi. Aline mengajak dua jagoannya pergi ke supermarket untuk membeli susu formula dan kebutuhan lainnya. Tak lupa mampir ke toko mainan mengabulkan keinginan Ervin.

"Bu.. Ervin lapar.." Ervin mengelus-ngelus perutnya.

Aline melirik jam. Benar juga sudah hampir jam 12 siang. 

"Ayo kita cari makan dulu. Baru ke sekolah menjemput kakakmu, ya.."

Sambil menggendong Envier, Aline menuntun tangan Ervin ke restoran cepat saji. Aline memesan dan minta di bungkus saja, supaya tidak telat menjemput Edwin.

"Bu.. mau main.." Ervin memelas menatap ibunya.

Aline menghela nafas. Ervin ini tak bisa melihat playground sedikit pasti ingin bermain.

"Mainlah sebentar.." Aline mengizinkan.

Bermain 10 menit tak masalah sembari menunggu pesanan mereka selesai.

Aline memilih duduk di luar saja sambil mengamati Ervin bermain di playground.

Namun, mata Aline terpaku melihat mobil hitam yang dikenalnya tengah terparkir di restoran seberang.

"Itu mobil Ayah, kan?" Aline berbicara pada Envier.

"Ervin!! Tunggu sebentar disini. Jaga adikmu!" Titah Aline kepada Ervin karena Envier ikut bermain disana.

Aline memutuskan untuk memeriksanya sendiri. Mungkin suaminya sedang bertemu dengan koleganya disana. Yang Aline tahu, Alan memang sering rapat di luar sembari makan siang.

"Betul mobil mas Alan.." Aline sampai dan melihat mobil hitam yang terparkir itu.

Aline tersenyum. Dia masuk ke restoran. Jika memang suaminya disini  maka dia akan memberi kejutan. Sekalian minta di antar pulang dan menjemput Edwin pulang sekolah.

Namun apa yang dilihat Aline tak sesuai dengan harapannya.

Bahu Aline merosot. Hampir saja tas jinjing ini lepas dari tangannya.

Disana ada Alan beserta Mikha yang saling berpelukan dengan erat.

Alan melepaskan pelukannya dari Mikha.

"Jaga dirimu disana." Ucap Alan berat.

Mikha mengangguk. "Jika kamu sempat, aku ingin kamu mengantarku ke bandara."

"Aku lihat jadwalku dulu." Jawab Alan datar.

"Aku harus kembali ke kantor."

Alan berjalan melewati Mikha dan tertegun.

Langkahnya terhenti ketika melihat seseorang yang ia kenal menatapnya dengan sedih dari jauh.

"Aline.." Alan begitu terkejut.

Aline pergi setelah Alan sadar akan kehadirannya. Ia sedikit berlari menuju restoran cepat saji di tempat anaknya sudah menunggu.

Alan yang panik segera mengejar Aline. Jelas, Alan takut istrinya ini salah paham. Sedangkan Mikha hanya melihat saja.

"Aline!" Alan berhasil menahan lengan istrinya tapi berhasil ditepis.

"Aku bisa jelaskan."

"Jelaskan apa? Kalau kamu berselingkuh dengan mantan kekasihmu?" Aline menatap tajam.

"Alinee..." Alan membujuk. "Kamu sudah salah paham."

"Sudahlah, mas! Pergilah kesana. Kekasihmu menunggu!"

"Aku tidak ingin kita bertengkar di tempat umum."

Aline menatap suaminya sinis. "Tapi kamu tidak malu berpelukan dengan Mikha di tempat umum?"

"Aline.. kita pulang dulu. Nanti aku jelaskan."

Alan memboyong anak dan istrinya pulang dengan terlebih dahulu menjemput Edwin.

Setelah pulang dan memastikan anak-anaknya aman, barulah Alan mengajak istrinya bicara. Dia menjelaskan awal pertemuannya dengan Mikha.

Ayah Mikha yang sakit hingga Alan yang ingin dijodohkan pada Mikha. Tapi keduanya memutuskan untuk menolak perjodohan.

Mikha tak ingin menjadi istri kedua dan Alan tak ingin menyakiti hati Aline.

Sungguh adegan berpelukan tadi di luar dugaan. Mereka hanya terbawa suasana karena dalam beberapa hari kedepan Mikha akan pulang ke luar negeri.

"Aku tidak berbohong padamu.." Alan menatap istrinya dengan penuh harap.

Mata Aline memerah. Sebenarnya, ia sudah tahu jika suaminya ini dijodohkan dengan Mikha. Semalam ia mencuri dengar percakapan Puri dan Alan di balik dinding.

Yang tadinya ia pikir itu karena ulah Puri. Ternyata karena ayahnya Mikha.

"Kenapa kamu menolak perjodohan itu? Bukannya kamu masih mencintainya?"

"Darimana asal dugaan itu?" 

"Kamu pikir aku tidak tahu, mas. Kamu masih menyimpan foto mantan kekasihmu itu di laptopmu. Setiap malam kamu memandanginya."

Alan terkesiap. Dia kehabisan kata-kata.

"Maafkan aku, Aline.. aku akan menghapusnya."

"Kenapa kamu gak menerima saja tawaran itu? Mikha pasti masih mencintaimu."

"Aline!!" Alan mengusap wajahnya dengan kasar. Dia ingin Aline berhenti bicara sekarang. Meladeni kecemburuan perempuan tidak akan pernah menang.

"Aku tidak ingin menyakitimu. Kamu istriku!"

"Apa kamu mencintaiku?"

Alan terkejut.

"Kenapa terkejut, mas? Tinggal jawab saja. Kamu cinta gak sama aku?" Desak Aline.

"Aku sangat menghargaimu sebagai istriku."

Aline membuang mukanya. 

"Bahkan sampai detik ini aku belum bisa mengetuk pintu hatimu." Aline bergetar mengucapkannya.

"Aku sudah melakukan semuanya untukmu agar kamu bahagia. Supaya kamu juga bisa membalas cintaku.. nyatanya.. hanya aku yang cinta sendirian."

"Aline!" Tegur Alan tak suka. Sekarang pembicaraan ini malah kemana-mana.

"Sudah, cukup! Aku sudah menjelaskan semuanya. Terserah padamu mau percaya atau tidak."

Alan bangkit dari duduknya meninggalkan Aline sendirian.

Air mata lolos mengalir di wajah Aline. Ia lalu mengingat semua perjalanannya selama berumah tangga bersama Alan.

Aline bahkan rela meninggalkan profesi yang selama ini digelutinya untuk mengasuh ketiga anaknya. Aline bahkan rela tidak memakai pengasuh atau asisten rumah tangga untuk tidak memberatkan pengeluaran.

Ia juga rela dikucilkan hingga diremehkan oleh keluarga besar suaminya. Asalkan badai tak datang menimpa rumah tangganya yang harmonis.

Tapi, nyatanya Aline salah.. ia terlalu percaya diri soal perasaan Alan padanya..

Rupanya Alan masih terkungkung dalam kisah lamanya. 

Pernikahan ini hanyalah kompensasi baginya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Tak Ingin Berpisah

    "Jadi, kalian benar-benar tidak ingin bersama lagi?" Puri sampai mendengkus.Alan memalingkan wajah sampai menghela nafas kasar. Pagi minggunya ternodai karena kedatangan Puri yang mengomel."Apa sih kurangnya Mikha itu? Dia cantik, lembut terus pintar cari uang. Kamu menyia-nyiakan permata, Alan!""Ibu sudah cukup." Tegur Alan masih sabar."Lagi pula apa yang terjadi pada kalian waktu itu juga bukan salah kalian. Itu salah papanya Mikha!" Sambung Puri mencoba menyadarkan Alan.Alan sampai mengelus dada karena ucapan ibunya. Untung saja anak-anak sedang bermain di kamarnya. Atau mungkin, Edwin yang sudah sekolah akan mengerti sedikit apa yang orang dewasa ini katakan."Aku sudah menikah, bu. Bagiku pernikahan cukup satu kali. Aku gak mau mendua.."Puri sampai berdecih mendengar ucapan Alan."Kamu pikir ibu gak tahu kalau kamu masih cinta sama Mikha?""Ibu.." tegur Alan

    Last Updated : 2025-02-21
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Sakit

    Alan mengirim pesan ke istrinya melalui ponsel sesaat sebelum keluar dari bandara.Tempat sudah di reservasi. Mereka akan pergi setelah bada' maghrib. Alan juga sudah memberi tahu Puri kalau anak-anak hari ini di titipkan padanya. Ya, walaupun awalnya Puri sedikit mengomel karena harus dititipkan tiga cucu sekaligus.Tapi, Alan sudah bertekad untuk memperbaiki masalahnya. Tak enak ternyata perang dingin dengan istri sendiri.Alan menatap langit dari dalam mobilnya. Sebuah pesawat lepas landas. Mungkin pesawat Mikha yang baru saja terbang.Sambil menghela nafas panjang, Alan memasukkan ponselnya ke dalam tas kerja dan menaruhnya di kursi belakang. Dia lalu menghidupkan mesin dan memutar mobilnya keluar dari bandara.Bohong jika Alan mengatakan hatinya saat ini baik-baik saja. Jika bisa memilih, dia sungguh ingin menahan Mikha. Tak ingin berpisah. Tapi isi kepalanya mengajak untuk tetap waras.Ada anak dan istri yang menu

    Last Updated : 2025-02-24
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Datang Lagi

    Aline mengerjap beberapa kali agar air matanya tak turun. Suami yang baru saja di do'akannya mulai menunjukkan kesadaran penuh walau di mulutnya memanggil nama wanita lain.Perlahan Alan membuka matanya dan menemukan Aline dengan wajah yang penuh kesedihan."Aline.." desah Alan lemah."Tunggu sebentar. Aku panggilkan perawat."Aline bergegas memanggil petugas medis untuk memeriksa kondisi suaminya yang sadar. Nasib baik Alan tidak mengalami hal serius. Aline sempat putus asa jika suaminya tidak berumur panjang."Sudah berapa lama aku gak sadar?" Tanya Alan setelah mendapat kesadaran penuh."Tujuh hari."Alan memejamkan matanya sebentar."Dimana anak-anak?""Bersama ibuku. Ada ibu yang datang dari kampung."Alan lalu menyapu sekitar. Dia belum diperbolehkan pindah dari ruang intensif."Maafkan aku yang sudah membuat kalian cemas..""Aku b

    Last Updated : 2025-02-28
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Tegas Menolak

    Aline menoleh menatap mertuanya dengan getir."Sudah sadar kamu?""Ibu.." Aline terperangah. Apa maksud ucapan mertuanya ini."Lihat bagaimana Alan dan Mikha ketika bersama. Alan sangat bahagia."Aline sampai memalingkan wajah. Mertuanya ini, entah apa yang ia pikirkan."Apa yang ibu katakan? Apa ibu sadar?"Mata Puri melotot mendengar ucapan Aline. Menantunya ini memang terkenal berani. Pantas saja seluruh anaknya laki-laki.Suara gaduh terdengar dari luar, Alan sampai melesatkan pendengarannya."Seperti ada orang di luar." Gumam Alan.Mikha pun merasakan hal yang sama. Penasaran, ia pun pergi ke pintu yang tidak tertutup rapat itu dan menemukan menantu dan mertua yang saling menatap tajam."Ibu? Mbak Aline?" Mikha sampai tergagap.Aline masuk begitu saja tanpa menghiraukan Mikha yang masih terkejut akan kedatangannya."Kamu sudah beli makan

    Last Updated : 2025-03-03
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Ancaman Rujuk

    Robby pulang setelah ditolak. Malang sekali nasibnya, di ujung usianya ia sudah mendapatkan penolakan beberapa kali dari Alan. Mungkin itu buah yang ia petik akibat sikap arogannya di masa lalu.Puri yang mendengar ketegasan Alan tadi juga ikut dongkol. Dia yang malu. Sepulangnya Robby, dia ingin sekali melabrak anaknya itu. Apalagi si Aline. Duh! Senyumnya puas sekali. Seperti mengejek Puri atas kekalahannya.Baru saja Puri ingin berceloteh tapi mulutnya berhenti. Ternyata, Emma ada disana sedang bermain dengan Envier dan Ervin."Eh, bu besan belum pulang?" Tanya Puri. Hampir saja mulutnya kepeleset ingin marah-marah.Emma tersenyum."Insya Allah besok pagi. Masih kangen cucu.""Oh..." Puri pura-pura tersenyum. Padahal hatinya masih dongkol, sudah satu minggu lebih besannya di rumah ini dan selama ini juga dia tidak bisa memarahi Aline."Kalau begitu ibu pulang aja." Kata Puri kepada Alan.

    Last Updated : 2025-03-07
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Menyesal atau Khawatir ?

    "Apa kamu yakin dengan keputusanmu?" Tanya Robby memandang putrinya lekat."Iya, pa." Jawab Mikha tercekat.Robby menarik nafas kasar. Sungguh dadanya semakin sesak karena mendengar keinginan Mikha yang ingin kembali rujuk dengan mantan suaminya.Sepertinya selain sakit ginjal, Robby juga akan sering jantungan."Dia sudah menyakitimu. Melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Kamu masih ingat?"Mikha mengangguk."Tapi Elen berjanji untuk berubah. Aku percaya padanya."Robby memandang putrinya dengan rasa tak percaya."Panggil Elen kemari!"Tak lama Elen menghadap pria tua yang sedang duduk di tempat tidurnya. Sengaja Mikha menemui ayahnya seorang diri dulu. Takutnya jika langsung bersama Elen, papanya akan terbalut emosi."Kamu bisa berjanji?""Saya berjanji gak akan menyakiti Mikha lagi, pa. Yang terjadi kemarin itu adalah kebodohan saya. Saya sungguh

    Last Updated : 2025-03-22
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Mengejar Cinta Pertama

    Mau beribu kali dicoba pun Alan masih tak mampu mendapatkan jawaban dari panggilan ini. Ponsel Mikha sudah tidak aktif lagi. Elen membawanya pergi tak tahu kemana.Alan rasanya mati langkah. Harusnya dia pasang pelacak saja di tubuh Mikha supaya ia selalu bisa memantau gerak gerik wanitanya. Atau memang dari awal harusnya Alan terima saja perjodohan ini.Alan begitu kesal. Rasa kesal ini dia bawa sampai ke rumah. Sudah beberapa hari dia uring-uringan. Alan yang memang tak banyak bicara jadi lebih pendiam. Menegur saja tidak. Sampai Aline geleng-geleng dibuatnya.Alan yang tak pernah marah ketika ketiga jagoannya membuat ulah kini malah sering marah. Semakin yakin Aline kalau ada masalah yang disimpan suaminya.Apalagi setelah pulang bekerja, Alan bukannya berkumpul bersama anak-anak dan istrinya. Tapi pergi ke ruang kerja dan mengeram disana.Tanpa Aline tahu sebenarnya Alan sedang sibuk mencari keberadaan mantan kekasihnya

    Last Updated : 2025-03-24
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Berkorban

    Tak habis pikir Puri kenapa bisa-bisanya menantunya ini malah ingin ikut. Nanti tahunya malah menyusahkan. Atau jangan-jangan yang lebih parahnya, Aline ingin merusak rencana Alan yang ingin menyelamatkan Mikha.Sebelum itu terjadi, Puri mencegah kembali. Tapi, sayang. Alan sendiri malah tak keberatan jika istrinya itu ikut.Alan dan Aline menuju sebuah hotel bintang empat yang terletak di pusat kota. Nomor kamar juga sudah dikantongi. Alan tinggal memesan kamar yang bersebrangan dari kamar yang di tempati Mikha. Untung saja kamar itu tersedia.Lama mereka mengamati lorong kamar yang sepi membuat Alan masuk kembali. Dia lalu duduk di tepi pembaringan."Aku yakin dia dikurung di dalam sana." Ucap Alan. Ya, karena Alan sengaja pura-pura memesan kamar tersebut rupanya masih di tempati."Kita tunggu besok pagi saja, mas. Mungkin mereka turun untuk sarapan."Alan menggeleng. "Aku gak yakin."Dia lalu

    Last Updated : 2025-03-26

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Mengadu

    "Itu istrimu aja yang sensitif. Wong ibu gak ngomong apa-apa.""Ibu yakin?" Tanya Alan curiga."Kamu ini kenapa sih?" Puri memandang Alan dengan wajah kesal. "Kamu tahu gimana ibu ini orangnya. Suka ceplas ceplos. Harusnya istri kamu nggak perlu mengambil hati ucapan ibu!""Ibu juga tahu bagaimana Aline orangnya. Dia itu begitu peka terhadap sesuatu." Kilah Alan tak mau kalah. "Aku nggak mau dapet laporan lagi kalau Aline menangis karena ibu.""Kenapa? Istrimu yang ngomong?" Puri menatap sinis."Edwin yang ngadu. Ibu tahu kalau anak-anak sudah besar dan mulai mengerti mana yang baik dan mana yang buruk.""Menurutmu sikap ibumu ini buruk begitu?" Puri jadi marah."Membuat orang menangis apa itu baik? Anggap aja ini kayak cerita ibu yang dimarah sama bapak dulu sampai aku ikut marahin bapak."Puri mencibir. Tapi yang dikatakan anaknya ini benar juga. Seorang anak lelaki tak

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Menyadari Kehadirannya

    Puri bukan main senangnya saat Mikha bertandang ke rumahnya. Apalagi berita yang disampaikan adalah keinginan Puri yang akhirnya terwujud.Mikha kembali menerima Alan. Bersedia bersatu kembali tanpa keberatan akan statusnya sebagai istri kedua."Kalau begitu kita harus mempersiapkan pernikahan kalian." Puri begitu bersemangat."Kita harus memilih dekorasi, undangan, pakaian.. duh banyak juga ya.." Puri tertawa bahagia."Kayaknya sederhana aja bu nikahannya.""Loh, kenapa begitu?""Ini pernikahan kedua mas Alan dan pernikahan ketiga untukku. Nggak usah dirayakan besar-besaran. Cukup dihadiri kerabat dekat dan hanya akad." Jelas Mikha. Sebenarnya dia malu juga. Apalagi ini pernikahan ketiganya. Walau ini berbeda karena akhirnya dia menikah dengan lelaki yang dia cintai."Oh.." Puri sedikit kecewa. "Ya sudah nggak apa-apa. Kalian bersatu aja sudah membuat ibu bahagia."Keduanya pun sepakat

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Mengejar Cinta Pertama Suami

    Percuma jika Aline menahan. Perasaan Alan tetap tidak akan condong padanya. Ibarat kapal, mau bagaimanapun ia terombang-ambing maka ia akan kembali berlabuh untuk bersandar.Seperti itulah kisah Alan dan Mikha. Bagaimanapun mereka menghindar, cinta mereka selalu menemukan cara untuk kembali.Akhirnya, Aline hanya bisa ikhlas. Jika Mikha bisa membuat suaminya bahagia, maka Aline rela. Dia tak ingin menjadi wanita yang egois."Nggak usah kamu pikirkan ucapan papa." Ucap Mikha saat ia berbicara dengan Alan berdua saja.Hari ini baru saja selesai dilaksanakan takziah hari ketiga sepeninggal Robby."Aku merasa bersalah.." Alan berkata jujur. "Apa yang menimpa kamu, ada kaitannya juga denganku..""Mas.. apa maksudmu?" Tanya Mikha bingung."Kalau saja aku tidak menolak perjodohan denganmu, maka kamu nggak akan kembali pada mantan suamimu." Ucap Alan menyesal.Mikha mendengkus sembari memalingka

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Permintaan Terakhir

    Alan mengetahui dari Sarah bahwa telah terjadi kesalahpahaman antara istri dan juga ibunya.Tak ada kata lain yang diucapkan Alan selain,"Jangan ambil hati ucapan ibu. Kamu tahu sendiri ibu itu bagaimana."Aline menggigit bibirnya dan mengerjap beberapa kali untuk menahan air matanya. Bohong jika ia berkata tak tersinggung. Sungguh hatinya terasa teriris. Masalahnya kali ini, Puri malah membentak anak-anaknya yang tak lain adalah cucunya sendiri hanya karena hal sepele.Sementara itu, Alan mengerti perasaan istrinya. Dia tahu sikap Puri yang memang keterlaluan. Ingin menegur tapi pasti Puri merajuk dan akan mengoceh panjang lebar mengenai posisinya.Baru saja Alan mengeluarkan satu kata, maka Puri membalasnya dengan satu paragraf. Daripada bikin gendang telinga pecah lebih baik dia diam saja. Mudah-mudahan nanti sikap Puri akan melunak kepada istrinya. Walau tak tahu kapan.Satu bulan berlalu, keluarga kecil ini m

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Mungkin Ini Takdir

    Mau tapi enggan. Begitulah Puri.Dia mau ditemani tapi risih jika dekat-dekat menantunya yang satu ini. Tak ada pilihan lain. Anaknya hanya dua dan sama-sama sibuk bekerja. Yang tidak bekerja ya hanya menantunya ini.Aline sendiri jika bisa memilih, lebih suka mengurus anak daripada mertuanya. Tapi, ia tak ada pilihan.Alan harus kembali bekerja setelah cuti karena harus mengurus Aline di rumah sakit kemarin. Sarah juga tak bisa sembarangan cuti karena pekerjaannya sebagai pegawai bank. Anggap saja, ini sebagai balas budi Aline karena mertuanya menjaga ketiga anaknya saat dia sakit kemarin.Walau ia harus menebalkan telinga karena setiap tindakan yang ia lakukan selalu salah. Bahkan hati Aline menjadi jengkel karena Puri mengatakan penyebab sakit maagnya kumat karena stress mengasuh ketiga cucunya yang super aktif. Itu semua karena Aline harus dirawat saat itu."Teman-teman arisan ibu mau datang ngebesuk sore ini." Uca

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Mertua Pemarah

    Aline masih terbaring di ranjang pesakitan itu. Tusukan dari pisau kecil yang tajam ke pinggangnya untung saja tak mengenai organ inti. Tapi tetap saja Aline harus di operasi karena lukanya sedikit dalam.Selama Aline dirawat hanya suaminya yang menemani. Sedang Puri menjaga ketiga jagoan mereka. Ya, walau Puri mengomel tapi Alan menahannya.Lalu Mikha sendiri sudah kembali pada Robby. Akhirnya kekhawatiran Robby memang terjadi. Ia patut bersyukur anaknya kembali dalam keadaan selamat. Itu semua berkat pertolongan dari Alan dan istrinya.Elen sendiri sudah di geret ke kantor polisi. Sebab kasus ini terjadi di hotel berbintang hingga para pencari berita begitu gencar mencari cara agar kasus ini menyeruak ke publik. Nama besar Elen dan keluarganya dipertaruhkan. Tidak tahu apakah nanti dia masih bisa selamat atau tidak dari hukuman penjara.Mikha juga memberanikan dirinya untuk melaporkan Elen atas kekerasan dalam rumah tangga. Berikut jug

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Berkorban

    Tak habis pikir Puri kenapa bisa-bisanya menantunya ini malah ingin ikut. Nanti tahunya malah menyusahkan. Atau jangan-jangan yang lebih parahnya, Aline ingin merusak rencana Alan yang ingin menyelamatkan Mikha.Sebelum itu terjadi, Puri mencegah kembali. Tapi, sayang. Alan sendiri malah tak keberatan jika istrinya itu ikut.Alan dan Aline menuju sebuah hotel bintang empat yang terletak di pusat kota. Nomor kamar juga sudah dikantongi. Alan tinggal memesan kamar yang bersebrangan dari kamar yang di tempati Mikha. Untung saja kamar itu tersedia.Lama mereka mengamati lorong kamar yang sepi membuat Alan masuk kembali. Dia lalu duduk di tepi pembaringan."Aku yakin dia dikurung di dalam sana." Ucap Alan. Ya, karena Alan sengaja pura-pura memesan kamar tersebut rupanya masih di tempati."Kita tunggu besok pagi saja, mas. Mungkin mereka turun untuk sarapan."Alan menggeleng. "Aku gak yakin."Dia lalu

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Mengejar Cinta Pertama

    Mau beribu kali dicoba pun Alan masih tak mampu mendapatkan jawaban dari panggilan ini. Ponsel Mikha sudah tidak aktif lagi. Elen membawanya pergi tak tahu kemana.Alan rasanya mati langkah. Harusnya dia pasang pelacak saja di tubuh Mikha supaya ia selalu bisa memantau gerak gerik wanitanya. Atau memang dari awal harusnya Alan terima saja perjodohan ini.Alan begitu kesal. Rasa kesal ini dia bawa sampai ke rumah. Sudah beberapa hari dia uring-uringan. Alan yang memang tak banyak bicara jadi lebih pendiam. Menegur saja tidak. Sampai Aline geleng-geleng dibuatnya.Alan yang tak pernah marah ketika ketiga jagoannya membuat ulah kini malah sering marah. Semakin yakin Aline kalau ada masalah yang disimpan suaminya.Apalagi setelah pulang bekerja, Alan bukannya berkumpul bersama anak-anak dan istrinya. Tapi pergi ke ruang kerja dan mengeram disana.Tanpa Aline tahu sebenarnya Alan sedang sibuk mencari keberadaan mantan kekasihnya

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Menyesal atau Khawatir ?

    "Apa kamu yakin dengan keputusanmu?" Tanya Robby memandang putrinya lekat."Iya, pa." Jawab Mikha tercekat.Robby menarik nafas kasar. Sungguh dadanya semakin sesak karena mendengar keinginan Mikha yang ingin kembali rujuk dengan mantan suaminya.Sepertinya selain sakit ginjal, Robby juga akan sering jantungan."Dia sudah menyakitimu. Melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Kamu masih ingat?"Mikha mengangguk."Tapi Elen berjanji untuk berubah. Aku percaya padanya."Robby memandang putrinya dengan rasa tak percaya."Panggil Elen kemari!"Tak lama Elen menghadap pria tua yang sedang duduk di tempat tidurnya. Sengaja Mikha menemui ayahnya seorang diri dulu. Takutnya jika langsung bersama Elen, papanya akan terbalut emosi."Kamu bisa berjanji?""Saya berjanji gak akan menyakiti Mikha lagi, pa. Yang terjadi kemarin itu adalah kebodohan saya. Saya sungguh

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status