Share

Datang Lagi

Author: Stary Dream
last update Last Updated: 2025-02-28 22:57:39

Aline mengerjap beberapa kali agar air matanya tak turun. Suami yang baru saja di do'akannya mulai menunjukkan kesadaran penuh walau di mulutnya memanggil nama wanita lain.

Perlahan Alan membuka matanya dan menemukan Aline dengan wajah yang penuh kesedihan.

"Aline.." desah Alan lemah.

"Tunggu sebentar. Aku panggilkan perawat."

Aline bergegas memanggil petugas medis untuk memeriksa kondisi suaminya yang sadar. Nasib baik Alan tidak mengalami hal serius. Aline sempat putus asa jika suaminya tidak berumur panjang.

"Sudah berapa lama aku gak sadar?" Tanya Alan setelah mendapat kesadaran penuh.

"Tujuh hari."

Alan memejamkan matanya sebentar.

"Dimana anak-anak?"

"Bersama ibuku. Ada ibu yang datang dari kampung."

Alan lalu menyapu sekitar. Dia belum diperbolehkan pindah dari ruang intensif.

"Maafkan aku yang sudah membuat kalian cemas.."

"Aku bahkan hampir putus asa.." Aline hampir terisak. "Syukurlah mas sadar."

Alan hanya memandang istrinya dengan getir.

"Aku minta maaf. Harusnya aku gak marah sama kamu.. jadi kamu gak perlu merasa sakit seperti ini." Aline mulai menangis.

"Kenapa kamu minta maaf? Kamu gak salah, Aline."

"Karena aku mas jadi begini." Aline tersedu.

"Mas kecelakaan setelah mereservasi restoran, kan? Ini semua salahku.."

Deg!

Hati Alan rasanya terhujam dalam. Andai istrinya tahu Alan berada dimana sebelum kecelakaan. Aline pasti tidak akan merasa bersalah seperti ini.

"Jangan merasa bersalah." Kata Alan menenangkan. "Kamu gak bersalah."

Besoknya Alan diperbolehkan pindah ke ruang rawat biasa. Sonde yang dipasang di hidung sudah terlepas. Monitor dan oksigen juga tidak dipasang lagi.

Aline membantu suaminya dalam posisi setengah duduk.

"Aku bisa makan sendiri.." ucap Alan saat Aline ingin menyuapinya makan.

"Nggak apa, mas. Biar aku bantu." Ucap Aline sambil membawa meja dorong untuk menaruh piring makanan.

"Aku sendiri saja.."

Aline lalu menatap suaminya.

"Ya sudah kalau begitu."

Aline membiarkan suaminya makan sendiri. Alan memilih tidak meminta bantuan Aline karena ia tahu betapa lelahnya Aline. Sudah 8 hari di rumah sakit, baik makan dan istirahatnya juga kurang. Belum lagi pikirannya bercabang memikirkan anak-anak di rumah. Alan merasa kasihan walau rasa itu tak terucap.

Pintu diketuk. Puri masuk dengan senyum leganya. Akhirnya putra sulungnya sudah sadar.

Sesaat Puri memeluk anaknya itu.

"Ibu gak bisa tidur, nak. Terus-terusan mikirin kamu."

Alan hanya tersenyum mendengar ucapan ibunya.

"Oh, ya." Ucap Puri penuh semangat. "Ada tamu yang mau jenguk."

"Masuk saja.." timpal Alan. Lagipula jika mau membesuk tinggal masuk saja. 

Puri melangkahkan kakinya keluar dan tak lama kembali lagi membawa seorang wanita.

Ya, wanita. 

Sontak baik Alan dan Aline sama terkejutnya melihat wanita yang datang bersama Puri.

"Mas Alan.." 

Mata itu tidak bisa berbohong. Mata Mikha berkaca-kaca melihat Alan.

"Mikha?" Alan terkejut.

"Mikha tahan pulang karena mendengar kamu kecelakaan." Timpal Puri.

Mikha berjalan mendekat. Mata itu. Gestur tubuh itu. Aline sampai memalingkan wajahnya.

"Bavaimana keadaan mas? Aku benar-benar cemas." Ucap Mikha dengan suara bergetar.

"Aku baik-baik saja." Ucap Alan tak berani berlama-lama memandang wajah Mikha. Apalagi di sisinya ada Aline.

"Maaf mas Alan. Ini semua karenaku." Mikha mulai menangis.

Dahi Aline mengernyit. Kenapa pula wanita ini menangis.

"Kalau misalkan aku gak meminta mas datang ke bandara, mungkin mas gak akan kecelakaan."

Deg!

Aline terkesiap. Begitu juga dengan Alan.

Alan sampai menoleh ke istrinya ketika melihat istrinya menatap dengan begitu tajam.

"Oh, jadi Alan itu sebenarnya dari bandara nganterin kamu?" Puri mau memperjelas masalah.

Mikha mengangguk. Air matanya masih mengalir.

"Bukan mengantar." Sanggah Alan. "Aku datang untuk memenuhi janji. Lagi pula setelahnya aku pergi ke restoran untuk reservasi makan malam bersama Aline." Ucap Alan sambil melirik istrinya.

Alan terpaksa berbohong. Dia takut Aline makin salah paham padanya.

Mendengar nama Aline, Mikha baru sadar jika ada seorang wanita yang terus berdiri di samping Alan.

"Mbak Aline.." sapanya ramah. Sebelum itu dia mengusap air matanya terlebih dahulu.

Aline hanya membalasnya dengan senyuman.

"Terima kasih sudah merawat mas Alan dengan baik," ucap Mikha yang lagi-lagi membuatnya terkesiap.

Apa-apaan ini? Dia berbicara seolah Aline ini orang asing bagi Alan.

"Ya. Sudah kewajiban saya sebagai seorang istri."

Mendengar dinginnya suara Aline membuat Puri berdecak kesal. Dia lalu mengajak Mikha untuk keluar dari kamar.

"Ayo nak, Mikha. Alan sepertinya harus istirahat." Puri menggandeng lengan Mikha.

"Cepat sembuh, mas." Ucap Mikha sebelum ia memutuskan untuk pergi.

"Terima kasih." Balas Alan.

Setelah keduanya meninggalkan ruang rawat, barulah Alan merasakan kecanggungan yang luar biasa. Apalagi setelah itu, Aline hanya diam saja. Sungguh, Alan kembali bingung harus melakukan apa.

Besok siang, Aline menata makan siang di meja dorong untuk makan pasien dan mendekatkannya pada Alan.

"Mau ku bantu?" Tawar Aline basa-basi. Dia sudah tahu apa jawabannya.

"Aku belum nafsu makan."

"Tadi pagi mas makan hanya sedikit." Aline mengingatkan.

Alan tersenyum. "Bosan makan bubur terus."

Mau pagi siang sore, menu makanan selalu bubur. Alan sampai muak.

"Mas mau makan apa? Biar aku sekalian keluar membeli makan?" Tanya Aline.

"Apa ya.." Alan tampak berpikir. "Apa saja yang penting jangan bubur."

"Ya sudah, aku keluar sebentar." 

Aline lalu pergi meninggalkan Alan sendirian.

Karena lantai kamar Alan terletak di lantai 7 dengan lift di rumah sakit yang hanya ada 2. Mau tak mau Aline mengantri untuk turun. Apalagi ini jam besuk. Pengunjung ramai berdatangan.

Baru saja turun dan keluar dari parkiran. Aline baru teringat. 

"Bagaimana aku bisa membayar makanan kalau aku gak bawa dompet?" Gerutu Aline.

Aline jadi berbalik ke ruang rawat untuk mengambil dompet.

Baru saja ingin membuka pintu. Aline terheran-heran. Pintu kamar tadi rasanya ia tutup rapat. 

Dan suara itu.. seperti suara tertawa. Ya, tertawa.

Aline sampai memicingkan pendengarannya sambil membuka pintu perlahan.

Alan yang terkenal kaku dan dingin itu tertawa.

Aline sampai tertegun. 7 tahun menikah, Alan tak pernah tertawa seperti itu kepadanya. Di depan anak-anak mungkin biasa. Tapi di depannya? Rasanya tak pernah tertawa.

Dan Aline kembali dibuat terkejut dengan siapa suaminya itu sedang tertawa. 

Ternyata dengan cinta pertamanya, Mikha.

Entah kapan wanita itu datang.

Sekarang keduanya terlihat bersama. Bahkan Mikha malah membantu Alan untuk menyantap makanannya.

Katanya tadi bosan makan bubur, tapi rupanya Alan malah menerima suapan dari Mikha.

Hati Aline jadi meringis. Sakit sekali jadi dirinya.

Berulang kali Alan menolak untuk makan dilayani dan disuapi oleh istrinya. Tapi dengan wanita itu, Alan mudah sekali terbujuk.

Tak sadar air mata jatuh dari pelupuknya dan tepukan di bahu menyadarkannya.

"Sudah sadar kamu?" Tanya Puri tajam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Tegas Menolak

    Aline menoleh menatap mertuanya dengan getir."Sudah sadar kamu?""Ibu.." Aline terperangah. Apa maksud ucapan mertuanya ini."Lihat bagaimana Alan dan Mikha ketika bersama. Alan sangat bahagia."Aline sampai memalingkan wajah. Mertuanya ini, entah apa yang ia pikirkan."Apa yang ibu katakan? Apa ibu sadar?"Mata Puri melotot mendengar ucapan Aline. Menantunya ini memang terkenal berani. Pantas saja seluruh anaknya laki-laki.Suara gaduh terdengar dari luar, Alan sampai melesatkan pendengarannya."Seperti ada orang di luar." Gumam Alan.Mikha pun merasakan hal yang sama. Penasaran, ia pun pergi ke pintu yang tidak tertutup rapat itu dan menemukan menantu dan mertua yang saling menatap tajam."Ibu? Mbak Aline?" Mikha sampai tergagap.Aline masuk begitu saja tanpa menghiraukan Mikha yang masih terkejut akan kedatangannya."Kamu sudah beli makan

    Last Updated : 2025-03-03
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Ancaman Rujuk

    Robby pulang setelah ditolak. Malang sekali nasibnya, di ujung usianya ia sudah mendapatkan penolakan beberapa kali dari Alan. Mungkin itu buah yang ia petik akibat sikap arogannya di masa lalu.Puri yang mendengar ketegasan Alan tadi juga ikut dongkol. Dia yang malu. Sepulangnya Robby, dia ingin sekali melabrak anaknya itu. Apalagi si Aline. Duh! Senyumnya puas sekali. Seperti mengejek Puri atas kekalahannya.Baru saja Puri ingin berceloteh tapi mulutnya berhenti. Ternyata, Emma ada disana sedang bermain dengan Envier dan Ervin."Eh, bu besan belum pulang?" Tanya Puri. Hampir saja mulutnya kepeleset ingin marah-marah.Emma tersenyum."Insya Allah besok pagi. Masih kangen cucu.""Oh..." Puri pura-pura tersenyum. Padahal hatinya masih dongkol, sudah satu minggu lebih besannya di rumah ini dan selama ini juga dia tidak bisa memarahi Aline."Kalau begitu ibu pulang aja." Kata Puri kepada Alan.

    Last Updated : 2025-03-07
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Menyesal atau Khawatir ?

    "Apa kamu yakin dengan keputusanmu?" Tanya Robby memandang putrinya lekat."Iya, pa." Jawab Mikha tercekat.Robby menarik nafas kasar. Sungguh dadanya semakin sesak karena mendengar keinginan Mikha yang ingin kembali rujuk dengan mantan suaminya.Sepertinya selain sakit ginjal, Robby juga akan sering jantungan."Dia sudah menyakitimu. Melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Kamu masih ingat?"Mikha mengangguk."Tapi Elen berjanji untuk berubah. Aku percaya padanya."Robby memandang putrinya dengan rasa tak percaya."Panggil Elen kemari!"Tak lama Elen menghadap pria tua yang sedang duduk di tempat tidurnya. Sengaja Mikha menemui ayahnya seorang diri dulu. Takutnya jika langsung bersama Elen, papanya akan terbalut emosi."Kamu bisa berjanji?""Saya berjanji gak akan menyakiti Mikha lagi, pa. Yang terjadi kemarin itu adalah kebodohan saya. Saya sungguh

    Last Updated : 2025-03-22
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Mengejar Cinta Pertama

    Mau beribu kali dicoba pun Alan masih tak mampu mendapatkan jawaban dari panggilan ini. Ponsel Mikha sudah tidak aktif lagi. Elen membawanya pergi tak tahu kemana.Alan rasanya mati langkah. Harusnya dia pasang pelacak saja di tubuh Mikha supaya ia selalu bisa memantau gerak gerik wanitanya. Atau memang dari awal harusnya Alan terima saja perjodohan ini.Alan begitu kesal. Rasa kesal ini dia bawa sampai ke rumah. Sudah beberapa hari dia uring-uringan. Alan yang memang tak banyak bicara jadi lebih pendiam. Menegur saja tidak. Sampai Aline geleng-geleng dibuatnya.Alan yang tak pernah marah ketika ketiga jagoannya membuat ulah kini malah sering marah. Semakin yakin Aline kalau ada masalah yang disimpan suaminya.Apalagi setelah pulang bekerja, Alan bukannya berkumpul bersama anak-anak dan istrinya. Tapi pergi ke ruang kerja dan mengeram disana.Tanpa Aline tahu sebenarnya Alan sedang sibuk mencari keberadaan mantan kekasihnya

    Last Updated : 2025-03-24
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Berkorban

    Tak habis pikir Puri kenapa bisa-bisanya menantunya ini malah ingin ikut. Nanti tahunya malah menyusahkan. Atau jangan-jangan yang lebih parahnya, Aline ingin merusak rencana Alan yang ingin menyelamatkan Mikha.Sebelum itu terjadi, Puri mencegah kembali. Tapi, sayang. Alan sendiri malah tak keberatan jika istrinya itu ikut.Alan dan Aline menuju sebuah hotel bintang empat yang terletak di pusat kota. Nomor kamar juga sudah dikantongi. Alan tinggal memesan kamar yang bersebrangan dari kamar yang di tempati Mikha. Untung saja kamar itu tersedia.Lama mereka mengamati lorong kamar yang sepi membuat Alan masuk kembali. Dia lalu duduk di tepi pembaringan."Aku yakin dia dikurung di dalam sana." Ucap Alan. Ya, karena Alan sengaja pura-pura memesan kamar tersebut rupanya masih di tempati."Kita tunggu besok pagi saja, mas. Mungkin mereka turun untuk sarapan."Alan menggeleng. "Aku gak yakin."Dia lalu

    Last Updated : 2025-03-26
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Mertua Pemarah

    Aline masih terbaring di ranjang pesakitan itu. Tusukan dari pisau kecil yang tajam ke pinggangnya untung saja tak mengenai organ inti. Tapi tetap saja Aline harus di operasi karena lukanya sedikit dalam.Selama Aline dirawat hanya suaminya yang menemani. Sedang Puri menjaga ketiga jagoan mereka. Ya, walau Puri mengomel tapi Alan menahannya.Lalu Mikha sendiri sudah kembali pada Robby. Akhirnya kekhawatiran Robby memang terjadi. Ia patut bersyukur anaknya kembali dalam keadaan selamat. Itu semua berkat pertolongan dari Alan dan istrinya.Elen sendiri sudah di geret ke kantor polisi. Sebab kasus ini terjadi di hotel berbintang hingga para pencari berita begitu gencar mencari cara agar kasus ini menyeruak ke publik. Nama besar Elen dan keluarganya dipertaruhkan. Tidak tahu apakah nanti dia masih bisa selamat atau tidak dari hukuman penjara.Mikha juga memberanikan dirinya untuk melaporkan Elen atas kekerasan dalam rumah tangga. Berikut jug

    Last Updated : 2025-03-28
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Mungkin Ini Takdir

    Mau tapi enggan. Begitulah Puri.Dia mau ditemani tapi risih jika dekat-dekat menantunya yang satu ini. Tak ada pilihan lain. Anaknya hanya dua dan sama-sama sibuk bekerja. Yang tidak bekerja ya hanya menantunya ini.Aline sendiri jika bisa memilih, lebih suka mengurus anak daripada mertuanya. Tapi, ia tak ada pilihan.Alan harus kembali bekerja setelah cuti karena harus mengurus Aline di rumah sakit kemarin. Sarah juga tak bisa sembarangan cuti karena pekerjaannya sebagai pegawai bank. Anggap saja, ini sebagai balas budi Aline karena mertuanya menjaga ketiga anaknya saat dia sakit kemarin.Walau ia harus menebalkan telinga karena setiap tindakan yang ia lakukan selalu salah. Bahkan hati Aline menjadi jengkel karena Puri mengatakan penyebab sakit maagnya kumat karena stress mengasuh ketiga cucunya yang super aktif. Itu semua karena Aline harus dirawat saat itu."Teman-teman arisan ibu mau datang ngebesuk sore ini." Uca

    Last Updated : 2025-03-31
  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Permintaan Terakhir

    Alan mengetahui dari Sarah bahwa telah terjadi kesalahpahaman antara istri dan juga ibunya.Tak ada kata lain yang diucapkan Alan selain,"Jangan ambil hati ucapan ibu. Kamu tahu sendiri ibu itu bagaimana."Aline menggigit bibirnya dan mengerjap beberapa kali untuk menahan air matanya. Bohong jika ia berkata tak tersinggung. Sungguh hatinya terasa teriris. Masalahnya kali ini, Puri malah membentak anak-anaknya yang tak lain adalah cucunya sendiri hanya karena hal sepele.Sementara itu, Alan mengerti perasaan istrinya. Dia tahu sikap Puri yang memang keterlaluan. Ingin menegur tapi pasti Puri merajuk dan akan mengoceh panjang lebar mengenai posisinya.Baru saja Alan mengeluarkan satu kata, maka Puri membalasnya dengan satu paragraf. Daripada bikin gendang telinga pecah lebih baik dia diam saja. Mudah-mudahan nanti sikap Puri akan melunak kepada istrinya. Walau tak tahu kapan.Satu bulan berlalu, keluarga kecil ini m

    Last Updated : 2025-04-02

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Mengadu

    "Itu istrimu aja yang sensitif. Wong ibu gak ngomong apa-apa.""Ibu yakin?" Tanya Alan curiga."Kamu ini kenapa sih?" Puri memandang Alan dengan wajah kesal. "Kamu tahu gimana ibu ini orangnya. Suka ceplas ceplos. Harusnya istri kamu nggak perlu mengambil hati ucapan ibu!""Ibu juga tahu bagaimana Aline orangnya. Dia itu begitu peka terhadap sesuatu." Kilah Alan tak mau kalah. "Aku nggak mau dapet laporan lagi kalau Aline menangis karena ibu.""Kenapa? Istrimu yang ngomong?" Puri menatap sinis."Edwin yang ngadu. Ibu tahu kalau anak-anak sudah besar dan mulai mengerti mana yang baik dan mana yang buruk.""Menurutmu sikap ibumu ini buruk begitu?" Puri jadi marah."Membuat orang menangis apa itu baik? Anggap aja ini kayak cerita ibu yang dimarah sama bapak dulu sampai aku ikut marahin bapak."Puri mencibir. Tapi yang dikatakan anaknya ini benar juga. Seorang anak lelaki tak

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Menyadari Kehadirannya

    Puri bukan main senangnya saat Mikha bertandang ke rumahnya. Apalagi berita yang disampaikan adalah keinginan Puri yang akhirnya terwujud.Mikha kembali menerima Alan. Bersedia bersatu kembali tanpa keberatan akan statusnya sebagai istri kedua."Kalau begitu kita harus mempersiapkan pernikahan kalian." Puri begitu bersemangat."Kita harus memilih dekorasi, undangan, pakaian.. duh banyak juga ya.." Puri tertawa bahagia."Kayaknya sederhana aja bu nikahannya.""Loh, kenapa begitu?""Ini pernikahan kedua mas Alan dan pernikahan ketiga untukku. Nggak usah dirayakan besar-besaran. Cukup dihadiri kerabat dekat dan hanya akad." Jelas Mikha. Sebenarnya dia malu juga. Apalagi ini pernikahan ketiganya. Walau ini berbeda karena akhirnya dia menikah dengan lelaki yang dia cintai."Oh.." Puri sedikit kecewa. "Ya sudah nggak apa-apa. Kalian bersatu aja sudah membuat ibu bahagia."Keduanya pun sepakat

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Mengejar Cinta Pertama Suami

    Percuma jika Aline menahan. Perasaan Alan tetap tidak akan condong padanya. Ibarat kapal, mau bagaimanapun ia terombang-ambing maka ia akan kembali berlabuh untuk bersandar.Seperti itulah kisah Alan dan Mikha. Bagaimanapun mereka menghindar, cinta mereka selalu menemukan cara untuk kembali.Akhirnya, Aline hanya bisa ikhlas. Jika Mikha bisa membuat suaminya bahagia, maka Aline rela. Dia tak ingin menjadi wanita yang egois."Nggak usah kamu pikirkan ucapan papa." Ucap Mikha saat ia berbicara dengan Alan berdua saja.Hari ini baru saja selesai dilaksanakan takziah hari ketiga sepeninggal Robby."Aku merasa bersalah.." Alan berkata jujur. "Apa yang menimpa kamu, ada kaitannya juga denganku..""Mas.. apa maksudmu?" Tanya Mikha bingung."Kalau saja aku tidak menolak perjodohan denganmu, maka kamu nggak akan kembali pada mantan suamimu." Ucap Alan menyesal.Mikha mendengkus sembari memalingka

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Permintaan Terakhir

    Alan mengetahui dari Sarah bahwa telah terjadi kesalahpahaman antara istri dan juga ibunya.Tak ada kata lain yang diucapkan Alan selain,"Jangan ambil hati ucapan ibu. Kamu tahu sendiri ibu itu bagaimana."Aline menggigit bibirnya dan mengerjap beberapa kali untuk menahan air matanya. Bohong jika ia berkata tak tersinggung. Sungguh hatinya terasa teriris. Masalahnya kali ini, Puri malah membentak anak-anaknya yang tak lain adalah cucunya sendiri hanya karena hal sepele.Sementara itu, Alan mengerti perasaan istrinya. Dia tahu sikap Puri yang memang keterlaluan. Ingin menegur tapi pasti Puri merajuk dan akan mengoceh panjang lebar mengenai posisinya.Baru saja Alan mengeluarkan satu kata, maka Puri membalasnya dengan satu paragraf. Daripada bikin gendang telinga pecah lebih baik dia diam saja. Mudah-mudahan nanti sikap Puri akan melunak kepada istrinya. Walau tak tahu kapan.Satu bulan berlalu, keluarga kecil ini m

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Mungkin Ini Takdir

    Mau tapi enggan. Begitulah Puri.Dia mau ditemani tapi risih jika dekat-dekat menantunya yang satu ini. Tak ada pilihan lain. Anaknya hanya dua dan sama-sama sibuk bekerja. Yang tidak bekerja ya hanya menantunya ini.Aline sendiri jika bisa memilih, lebih suka mengurus anak daripada mertuanya. Tapi, ia tak ada pilihan.Alan harus kembali bekerja setelah cuti karena harus mengurus Aline di rumah sakit kemarin. Sarah juga tak bisa sembarangan cuti karena pekerjaannya sebagai pegawai bank. Anggap saja, ini sebagai balas budi Aline karena mertuanya menjaga ketiga anaknya saat dia sakit kemarin.Walau ia harus menebalkan telinga karena setiap tindakan yang ia lakukan selalu salah. Bahkan hati Aline menjadi jengkel karena Puri mengatakan penyebab sakit maagnya kumat karena stress mengasuh ketiga cucunya yang super aktif. Itu semua karena Aline harus dirawat saat itu."Teman-teman arisan ibu mau datang ngebesuk sore ini." Uca

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Mertua Pemarah

    Aline masih terbaring di ranjang pesakitan itu. Tusukan dari pisau kecil yang tajam ke pinggangnya untung saja tak mengenai organ inti. Tapi tetap saja Aline harus di operasi karena lukanya sedikit dalam.Selama Aline dirawat hanya suaminya yang menemani. Sedang Puri menjaga ketiga jagoan mereka. Ya, walau Puri mengomel tapi Alan menahannya.Lalu Mikha sendiri sudah kembali pada Robby. Akhirnya kekhawatiran Robby memang terjadi. Ia patut bersyukur anaknya kembali dalam keadaan selamat. Itu semua berkat pertolongan dari Alan dan istrinya.Elen sendiri sudah di geret ke kantor polisi. Sebab kasus ini terjadi di hotel berbintang hingga para pencari berita begitu gencar mencari cara agar kasus ini menyeruak ke publik. Nama besar Elen dan keluarganya dipertaruhkan. Tidak tahu apakah nanti dia masih bisa selamat atau tidak dari hukuman penjara.Mikha juga memberanikan dirinya untuk melaporkan Elen atas kekerasan dalam rumah tangga. Berikut jug

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Berkorban

    Tak habis pikir Puri kenapa bisa-bisanya menantunya ini malah ingin ikut. Nanti tahunya malah menyusahkan. Atau jangan-jangan yang lebih parahnya, Aline ingin merusak rencana Alan yang ingin menyelamatkan Mikha.Sebelum itu terjadi, Puri mencegah kembali. Tapi, sayang. Alan sendiri malah tak keberatan jika istrinya itu ikut.Alan dan Aline menuju sebuah hotel bintang empat yang terletak di pusat kota. Nomor kamar juga sudah dikantongi. Alan tinggal memesan kamar yang bersebrangan dari kamar yang di tempati Mikha. Untung saja kamar itu tersedia.Lama mereka mengamati lorong kamar yang sepi membuat Alan masuk kembali. Dia lalu duduk di tepi pembaringan."Aku yakin dia dikurung di dalam sana." Ucap Alan. Ya, karena Alan sengaja pura-pura memesan kamar tersebut rupanya masih di tempati."Kita tunggu besok pagi saja, mas. Mungkin mereka turun untuk sarapan."Alan menggeleng. "Aku gak yakin."Dia lalu

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Mengejar Cinta Pertama

    Mau beribu kali dicoba pun Alan masih tak mampu mendapatkan jawaban dari panggilan ini. Ponsel Mikha sudah tidak aktif lagi. Elen membawanya pergi tak tahu kemana.Alan rasanya mati langkah. Harusnya dia pasang pelacak saja di tubuh Mikha supaya ia selalu bisa memantau gerak gerik wanitanya. Atau memang dari awal harusnya Alan terima saja perjodohan ini.Alan begitu kesal. Rasa kesal ini dia bawa sampai ke rumah. Sudah beberapa hari dia uring-uringan. Alan yang memang tak banyak bicara jadi lebih pendiam. Menegur saja tidak. Sampai Aline geleng-geleng dibuatnya.Alan yang tak pernah marah ketika ketiga jagoannya membuat ulah kini malah sering marah. Semakin yakin Aline kalau ada masalah yang disimpan suaminya.Apalagi setelah pulang bekerja, Alan bukannya berkumpul bersama anak-anak dan istrinya. Tapi pergi ke ruang kerja dan mengeram disana.Tanpa Aline tahu sebenarnya Alan sedang sibuk mencari keberadaan mantan kekasihnya

  • Mengejar Cinta Pertama Suami   Menyesal atau Khawatir ?

    "Apa kamu yakin dengan keputusanmu?" Tanya Robby memandang putrinya lekat."Iya, pa." Jawab Mikha tercekat.Robby menarik nafas kasar. Sungguh dadanya semakin sesak karena mendengar keinginan Mikha yang ingin kembali rujuk dengan mantan suaminya.Sepertinya selain sakit ginjal, Robby juga akan sering jantungan."Dia sudah menyakitimu. Melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Kamu masih ingat?"Mikha mengangguk."Tapi Elen berjanji untuk berubah. Aku percaya padanya."Robby memandang putrinya dengan rasa tak percaya."Panggil Elen kemari!"Tak lama Elen menghadap pria tua yang sedang duduk di tempat tidurnya. Sengaja Mikha menemui ayahnya seorang diri dulu. Takutnya jika langsung bersama Elen, papanya akan terbalut emosi."Kamu bisa berjanji?""Saya berjanji gak akan menyakiti Mikha lagi, pa. Yang terjadi kemarin itu adalah kebodohan saya. Saya sungguh

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status