Share

bab 4

Author: Mariahlia
last update Last Updated: 2025-03-14 16:12:31

Setelah melakukan tindakan bodoh tadi, Anandita langsung berlalu pergi dari tempat itu. Sungguh rasanya dadanya terasa sangat sesak sekali. Berhadapan dengan Nayaka benar-benar membuatnya tak sanggup. Dirinya sangat mencintai pria itu. Bagaimana pun, seluruh hatinya masih terlalu pada pria itu. Namun, memaafkan dan kembali pada Nayaka, bukan juga pilihannya. Anandita tak mentolerir tindakan perselingkuhan yang telah Nayaka buat.

Apalagi saat kebohongan demi kebohongan terkuak, membuat Anandita semakin merasa kecewa dan sakit hati.

Perkataan manis dan janji manis Nayaka hanyalah bualan pria itu semata. Nyatanya Nayaka berbohong. Nayaka benar-benar pandai sekali memanipulasi semua ini.

Dan kini Nayaka benar-benar mampu membuat hidup Anandita hancur lebur.

Bahkan, Anandita sampai hampir tidak percaya lagi dengan yang namanya cinta. Penghianatan yang di lakukan oleh Nayaka memberikan luka yang paling dalam di dalam hidupnya.

Anandita menekan dadanya yang terasa sesak. Bukan hanya dadanya yang sakit, tapi kepalanya juga terasa sangat pening. Dirinya tak tau minuman apa yang saat ini di rasakan olehnya adalah pening yang melanda hebat.

Anandita bahkan sesekali memijit pelipisnya yang terasa berdenyut, bahkan pandangannya hampir mengabur. Namun, Anandita berusaha keras untuk tetap sadar sampai dirinya sampai di rumah.

Jangan sampai dirinya jatuh pingsan di tempat seperti ini.

Bisa jadi suatu hal yang buruk akan terjadi padanya.

"Ayolah Dita, kamu pasti kuat." Anandita terus meyakinkan dirinya, mencoba menahan rasa pusing yang melandanya.

"Huuuuf" berulangkali menarik nafas dan membuangnya, namun sial, pusing itu semakin menderanya. Dan Anandita tidak dapat menahannya.

Tangannya yang akan membuka pintu mobil miliknya itu melemah, dirinya hampir jatuh di sana, namun seseorang langsung menahannya.

Sayup-sayup Anandita menatap wajah seorang pria yang merengkuh tubuhnya, hingga kesadarannya mulai menghilang, dan Anandita jatuh di pelukan pria itu.

"Cckk, anak kecil main ke club', kayak gini lah" Daniel mendengus, menatap adiknya yang sudah teler, mungkin saja adiknya itu tak sengaja minum minuman yang memiliki kadar alkohol. Terlebih Anandita tak pernah meminum minuman seperti itu.

Daniel melihat semuanya tadi. Dan beruntung ada di club' itu. Jika tidak mungkin adiknya dalam bahaya.

Daniel langsung menyusul Anandita, karena takut hal-hal yang tidak di inginkan terjadi. Dan terlebih dirinya melihat Nayaka yang berlari mengejar adiknya. Tak akan Daniel biarkan Nayaka kembali menyakiti adiknya.

Daniel mengangkat tubuh mungil itu, lalu memasukkannya ke dalam mobil milik Anandita setelah supirnya mengambil kunci yang sempat terjatuh tadi di tas Anandita. Supir juga membukakan pintu mobil itu.

“Pak Jupri bawa saja mobil saya.” Ucap Daniel.

"Siap, mas. Tapi, mau di bawa ke apartemen apa ke rumah tuan besar?"

"Ke rumah ayah saja. Saya juga mau menginap di sana. Jika pak Jupri ingin ikut menginap tak masalah." Ucap Daniel dan langsung masuk di dalam mobil. Dirinya memang selalu membawa supir yang tinggal di apartemennya juga. Pak Jupri senantiasa setiap hari menemani Daniel kemanapun pria itu pergi.

Setelah memastikan tuan muda dan nona mudanya pergi, pak Jupri langsung melesat menuju mobil milik Daniel.

Di dalam mobil itu, Daniel menatap dari kaca wajah adiknya yang terkulai di bangku kursi penumpang. Daniel menghela nafasnya berat.

“Andai dulu Abang tidak membawa Nayaka bertemu denganmu, mungkin kamu tidak akan pernah merasakan sakit hati sedalam ini, dek. Maafkan Abangmu ini.” Daniel lalu menggeram, tangannya bahkan mencengkram setir mobil dengan kencang, matanya menyorot tajam ke depan jalanan sana.

“Aku pastikan kau akan mendapatkan balasannya, Nayaka... Aku sendiri yang akan menghancurkanmu”

Sedangkan di depan club', Nayaka di hadanb oleh Ziren. Wanita itu yang tadi sebelumnya sudah tau kalau Anandita di bawa oleh abangnya langsung menghentikan langkah kaki Nayaka, Ziren tak akan membiarkan Nayaka mengusik Anandita lagi. Dirinya tak mau melihat temannya itu sakit hati terus menerus.

"Minggir!" Sentak Nayaka, matanya menyorot tajam pada Ziren.

Ziren tersenyum tipis, tangannya di letakkan di silangkan di depan dada. "Gue nggak mau minggir. Elo yang pergi sana! Jangan ganggu Dita lagi, karena elo pembawa luka bagi Dita."

"Elo nggak tau apa-apa! Jadi jangan ngomong sembarangan! Minggir, gue bilang minggir! Gue mau cari Dita." Pekik Nayaka.

Ziren tak putus asa. Dirinya tetap menahan Nayaka, "gue nggak bakalan biarin Dita ketemu sama pria sialan kayak elo lagi. Cukup sakiti Dita, dan pergi yang jauh dari hidupnya!"

Nayaka menarik satu sudut bibirnya ke atas, menciptakan sebuah senyuman miring. "Siapa elo ngatur-ngatur gue?"

Ziren terkesiap, dirinya tidak bisa berkata-kata.

"Elo bukan nyokap gue! Bukan bokap gue juga. Jangan sibuk urusi urusan orang lain. Urusi hidup elo yang hancur berantakan itu." Ucap Nayaka dingin dan hal itu mampu membuat hati Ziren langsung teremas hebat. Dirinya malah mengingat pernikahannya yang hancur.  Dan memang hidupnya seberantakan itu sekarang.

Nayaka menipiskan bibirnya. "Dan gue peringati sama elo, jangan pernah ajak-ajak Dita kayak gini lagi. Gue tau lo hancur! Tapi nggak perlu ajak Dita yang lurus." Setelah mengatakan itu, Nayaka langsung berlalu pergi, tak peduli dengan Ziren lagi.

Ziren berteriak kesal. "Sialan Nayaka! Gue nggak biarin elo nyakitin sahabat gue lagi?!" Pekik Ziren marah.

Nayaka terus berlari, matanya menyapu menatap sekeliling halaman club' yang luas itu. Tapi dirinya tidak menemukan keberadaan Anandita. Mau menghubungi wanita itu percuma, karena nomor wanita itu sudah tidak aktif lagi, dan Nayaka sudah menduganya, Anandita akan benar-benar tak mau berkomunikasi dengannya lagi.

Nayaka kalut, apalagi ini tempat yang seperti ini, dirinya sangat takut terjadi sesuatu dengan Anandita, membayangkan mantan istrinya yang cantik mengenakan gaun yang sedikit terbuka, dan banyak pria hidung belang yang berseliweran di tempat itu, sungguh Nayaka kelimpungan. Dirinya tak mau hal terburuk itu sampai terjadi.

Anandita wanita cantik itu tak mungkin bisa lolos jika sudah tertangkap oleh salah satu di antara mereka.

"Shit"

Nayaka mengumpat kasar, dirinya bahkan berlari kesana kemari mencari keberadaan Anandita, namun sial sekali, dirinya tidak menemukan keberadaannya.

Sesaat, Nayaka teringat sesuatu. Dirinya langsung merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya, lalu mendiel nomor seseorang.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, nomor Nayaka langsung di angkat oleh seseorang yang ada di sana.

"Hallo den"

"Hallo Bi Ina, bi Ina apa ada lihat Dita pulang?" Tanya Nayaka harap-harap cemas.

"Non Dita? Kayaknya belum deh, soalnya tadi pergi naik mobil sendiri."

Nayaka mengusap wajahnya kasar mendengar jawaban pembantu yang bekerja di rumah Anandita itu. Sungguh hatinya tidak tenang kalau begini.

"Yaudah bik, saya tutup dulu, saya mau–"

"Eh itu non Dita-nya pulang, den. Eh, di gendong sama tuan muda Daniel." Kata bi Ina, lalu suara panggilan Daniel yang memanggil wanita paruh baya itu terdengar.

"Maaf den, kalau Aden mau tanya-tanya tentang non Dita, nanti saja ya, saya sudah di panggil sama tuan Daniel."

"Eh iya bi. Yaudah, terimakasih ya infonya."

"Sama-sama den"

Panggilan itu terputus, dan Nayaka bisa bernafas lega, walaupun dirinya tidak bisa ngobrol dengan Anandita, tapi setidaknya dirinya bisa mendengar jika mantan istrinya itu dalam keadaan baik-baik saja sampai di rumah dengan selamat.

Nayaka melangkahkan kakinya menuju ke parkiran tempat mobilnya di parkirkan, dirinya tak minat lagi masuk ke dalam sana. Dirinya lebih baik pulang dan tidur. Kepalanya sudah terasa amat pening, dan tubuhnya sudah cukup lelah, apalagi besok dirinya harus pergi bekerja juga.

Di rumah Arthur....

"Ya ampun, non Dita kenapa tuan Daniel?" Tanya bi Ina cemas.

"Dia mabuk. Bibi ambilkan air hangat terus bersihkan badan Dita, dan ganti bajunya ya, bi" ucap Daniel sambil menggendong Dita.

"Eh baik tuan muda."

Setelah mengataka itu Daniel langsung bergegas membawa adiknya ke kamar milik Dita. Sedangkan Bi Ina langsung ke dapur untuk menyiapkan apa yang di perintahkan oleh Daniel.

Di dalam kamar, Daniel meletakkan Dita dengan perlahan di atas ranjang sana,

Cup

"Jangan sedih-sedih lagi, Abang akan berikan pelajaran buat mereka yang menyakiti kamu" ucap Daniel setelah mengecup kening adiknya, lalu bergegas keluar dari dalam kamar itu.

*

*

Mulai malam ini, Nayaka kembali ke apartemennya. Apartemen yang sudah satu tahun lalu tak di tempati olehnya. Semenjak dirinya menikah dan tinggal di rumah yang di belinya untuk dirinya dan Anandita.

Kembali ke rumah itu, rasanya Nayaka tak sanggup, sebab semua memori kenangan dirinya bersama dengan Anandita memenuhi setiap sudut rumah mewah itu.

Dan Nayaka tak kuasa menahan itu. Dirinya bisa gila jika seperti itu terus-menerus. Dirinya memang tidak bisa melupakan Anandita, namun melihat rumah banyak kenangan indah itu juga tak baik untuk kesehatan Nayaka.

Nayaka menidurkan dirinya di atas ranjang empuk itu. Benar-benar empuk dan siapa saja yang tidur di sana akan merasakan kenyamanan yang luar biasa. Namun berbeda dengan Nayaka, dirinya sama sekali tidak merasakan itu.

Baginya tidur berdua bersama Anandita lebih nyaman dan dirinya mendapatkan ketenangan tersendiri.

Nayaka mengambil sebuah bingkai foto yang ada di atas nakas sana, foto Anandita yang sedang tersenyum lebar saat mengenakan seragam sekolah, sungguh sangat cantik, dan mampu memikat hati Nayaka yang tak pernah tertarik dengan wanita manapun sebelumnya.

Cup

Nayaka bajkanmengecup foto itu, lalu memeluknya dengan erat, rasanya sangat rindu sekali, sudah seminggu dirinya tidak tidur dengan pelukan hangat itu.

"Mas kangen banget sama kamu, sayang. Kapan kita bisa bersama lagi? Mas mau kita sama-sama kayak dulu. Setiap malam ad kamu di samping, mas."

Nayaka memejamkan kedua matanya merasakan sesak yang luar biasa hebat di dalam dadanya sana. Lalu, bulir bening menetes di pipinya, sungguh tak ada yang pernah melihat seorang Nayaka menangis. Dan baru pertama kalinya seorang Nayaka menangis dan alasannya seorang wanita.

Nayaka sangat mencintai Anandita, namun siapa sangka mereka harus di paksa berpisah seperti ini.

"Mas janji, mas akan bawa kamu ke dalam dekapan mas lagi"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 5

    "Dita nggak mau ayah...”“Ayolah Dita, kamu harus coba. Kalau kamu diam saja di rumah, yang ada kamu galau terus.” Ucap Arthur membujuk anak perempuannya itu."Ini perusahaan milik ayah yang nggak semua orang tau. Yang pegang juga nggak ada, jadi kamu harus pegang perusahaan ayah yang ini." Kata Arthur lagi.Anandita mengerucutkan ujung bibirnya. "Dita nggak sepandai yang ayah duga. Dita nggak sanggup pegang perusahaan milik ayah. Nanti kalau ayah malah bangkrut gimana?"Arthur terkekeh. "Ya nggak lah. Mana mungkin satu perusahaan cabang yang hancur bisa membuat ayahmu ini bangkrut. Sudah jangan banyak alasan. Ayah tau bagaimana potensi kamu. Kamu itu hebat, kamu punya bakat yang terpendam, cuman kamu saja yang tidak mau menunjukkan bakat kamu itu." Cibir Arthur.Anandita cengengesan. "Aku nggak hebat, ayah. Aku nggak pernah kerja, apa lagi ini harus tiba-tiba banget di suruh pegang kantor.""Sudah, jangan banyak alasan. Ayah tidak mau tau, yang penting kamu masuk dulu, pegang perusa

    Last Updated : 2025-03-22
  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 6

    Anandita menelisik penampilan gadis yang baru saja di kenalkan oleh sang ayah sebagai asisten pribadinya itu. Dirinya sampai memicingkan matanya menatap gadis yang bernama Rara fitriani itu.Rara yang di tatap jadi gerogi, dirinya salah tingkah sendiri. Di dalam hatinya sana tetap was-was , takut kalau dirinya sampai tidak di terima.Bibirnya berusaha agar tetap diam dan kalem, walaupun mulutnya sudah gatal ingin berbicara panjang lebar. Rara ini type orang yang tak bisa diam, mulutnya terus nyerocos. Entah apa saja di katakan olehnya, bahkan hal yang tak penting sekalipun.Tapi, jangan anggap enteng kepintaran Rara. Rara gadis yang sangat pintar, banyak yang telah memuji kinerjanya. Dirinya juga sebelumnua menjadi karyawan di perusahaan milik Arthur. Arthur yang sangat menyukai kinerja Rara menempatkan Rara menjadi seorang asisten pribadi sang anak."Rara ini sangat pintar. Kamu tidak akan rugi memperkejakannya. Dia juga yang akan membantu kamu mengelola perusahaan itu." Ucap Arthur

    Last Updated : 2025-04-21
  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 7

    Anandita dengan langkah malas memasuki kantor cabang milik ayahnya itu. Dirinya terlalu malas berurusan dengan pekerjaan seperti ini. Bertahun-tahun setelah selesai kuliah, Anandita di suruh memegang salah satu perusahaan milik Arthur, namun Anandita sama sekali tidak mau. Dirinya malah memilih menikah dengan Nayaka pada waktu itu.Bukan tanpa sebab, dirinya memang terlalu malas berurusan dengan orang asing. Tapi kali ini, Anandita harus menerima kenyataan, dan dirinya harus bekerja."Pagi Bu Dita," seorang pria paruh baya yang di ketahui sebagai manajer di perusahaan itu menyapa Anandita. Dirinya sudah menunggu anak dari atasannya yang akan memimpin perusahaan itu di loby perusahaan itu. Sudah di hubungi sebelumnya oleh Arthur, dan dirinya bergegas menunggu sang atasan di sana.Anandita menurunkan kaca mata yang menempel pada hidungnya, matanya melirik pada seorang pria paruh baya yang tampak menunduk hormat padanya. "Pak Jasen?"Pria yang bernama Jasen itu mengangguk dengan senyum

    Last Updated : 2025-04-21
  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 8

    “Aastaga, bos gue selama cerai jadi gila” batin Lupus mengeluh menyaksikan tingkah bos-nya yang di luar nalar itu. Bagaimana tidak, jika Nayaka bersikap seperti biasa saja saat menguntit sang mantan istri mungkin Lupus tak akan mengeluh seperti saat sekarang ini, bosnya malah mengenakan kostum tentara dengan wajah yang di coret- coret, padahal kalau berpenampilan seperti biasa saja, tak ada yang curiga juga. Ini penampilan bos-nya yang seperti ini malah menjadi pusat perhatian seluruh pengunjung kafe itu. "Mama!! Ada pak tentara yang mau perang!!" Seru seorang bocah laki-laki sambil menunjuk ke arah Nayaka dan Lupus. Lupus sudah misu-misu sambil mengumpat. Sang wanita yang merupakan mamanya anak itu langsung menarik tangan anaknya. "Jauh-jauh Nikel, itu bukan tentara, tapi orang gila yang nyasar ke kafe ini" kata wanita itu. Nayaka tak peduli dengan perkataan perempuan itu, yang dirinya pedulikan hanyalah Anandita. Fokusnya pada Anandita saja. Sedangkan Lupus sudah menatap ke

    Last Updated : 2025-04-21
  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 9

    Srett“Jauhkan tangan kamu dari tubuh istri saya!” Pekik Nayaka, matanya menyorot tajam ke arah pria yang tadi berani sekali menyentuh mantan istrinya itu..Pria itu mengangkat keua tangannya ke atas tana kalau dirinya tidak tau. "Maaf, saya hanya ingin menolong saja." Ucap pria itu.Nayaka berdecih sinis, lalu membuang pandangannya ke samping, dadanya masih berebar sangat kencang menahan rasa emosi yang menyelimuti dirinya. Lalu matanya menoleh ke arah Anandita yang masih berada di dalam dekapannya."Saayang...""Lepas!" Pekik Anandita, lalu menepis tangan Nayaka yang ingin meraih tangannya kembali."Jauh-jauh dari saya!"Nayaka mengusap wajahnya kasar, bahkan tangannya sudah penuh dengan tinta berwarna hijau yang ada di wajahnya tadi."Sayang, kita perlu berbicara, jangan seperti ini." Ucap Nayaka.Anandita tertawa miris. "Mau bicaa apa lagi ha?! Mau kasihbtau bagaimana kamu berhubungan dengan wanita itu, iya?!" Sentak Anandita matanya berkaca-kaca."Sayang, kamu harus mendengar p

    Last Updated : 2025-04-21
  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 10

    "Sudah pulang? Bagaimana tadi ketemu kliennya? Tadi pak Jansen sudah menghubungi ayah, katanya kamu berhasil membuat klien yang dari Arab itu bekerja sama dengan perusahaan kita." Ucap Arthur saat melihat Anandita baru tiba di rumah. Arthur sengaja pulang cepat karena ingin bertanya pada anaknya itu.Anandita tersenyum tipis, dirinya hanya mengangguk singkat saja, Anandita juga lagi tidak mood setelah pertemuan tadi dengan Nayaka.Arthur mengangkat alisnya ke atas saat melihat wajah murung anaknya. "Kamu kenapa kok kayaknya tidak semangat gitu? Ada yang mengusik pikiran kamu? Ayah lihat tadi kamu baik-baik saja"Anandita mengerjapkan kedua bola matanya, dirinya tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya kepada ayahnya jika dirinya habis bertemu dengan mantan suaminya."Eum nggak kenapa-kenapa kok, Yah, Dita cuman capek aja," sahut AnanditaArthur mengangguk. "Nanti ayah hubungi Jansen dan bilang sama dia biar dia ngurangi pekerjaan kamu, kasihan anak ayah jadi capek kayak begini."Anand

    Last Updated : 2025-04-21
  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 11

    |Kabar buruk, bos. Hari ini kata Rara, Bu bos akan ketemu sama pria yang mau di jodohkan sama Bu bos. Mereka akan ketemu di kafe Permana, jam sepuluh|Mata Nayaka mendelik membaca pesan yang baru saja di kirim oleh Lupus. Ini Nayaka baru saja selesai mandi, dan dirinya sungguh tak menyangka jika Lupus akan membawa kabar yang tak mengenakan. Bukan tak mengenakan lagi, kabar ini bahkan membuat hati Nayaka benar-benar mendidih. Nayaka sungguh marah sekali.PrangPonsel mahal itu harus hancur lebur saat Nayaka tiba-tiba membantingnya, Nayaka sama sekali tidak peduli dengan ponselnya yang berharga puluhan juta itu. Amarahnya kai ini benar-benar tidak bisa di bendung lagi.Kalau saja ada seseorang di dekat Nayaka, mungkin Nayaka akan menghajar orang itu."Saya tidak akan membiarkan siapapun itu bisa memiliki kamu, Dita.." Seru Nayaka engan nafas yang memburu,Nayaka langsung meraih tas kerjanya, tidak peuli engan ponselnya yang sudah hancur, irinya langsung bergegas menuju ke kantor.Sampai

    Last Updated : 2025-04-22
  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 12

    Nayaka menarik pisau yang sudah memang di belinya di toko tadi. Dirinya memang tak pernah membawa senjata tajam seperti itu, jadi dirinya tak punya. Ada sih, di apartemennya, itu juga untuk memotong sayuran. Tidak mungkin Nayaka kembali ke apartemennya lagi hanya untuk mengambil pisau, dirinya bisa membeli di toko ataupun tempat yang lainnya."Bos beneran?" Lupus jadi bergidik sendiri melihat sang bos yang sibuk dengan pisau tajam itu. Dirinya tak menyangka jika bos-nya bisa jadi se-psikopat seperti ini.Nayaka mengangkat kepalanya. Menoleh ke arah Lupus yang wajahnya memang benar-benar takut. "Kenapa? Kamu mau jadi bahan eksperimen?" Alis Nayaka di naik turunkan.Lupus dengan cepat menggelengkan kepalanya, gila saja kalau dirinya mau. Dirinya belum menikah, dirinya masih mau hidup lama."Tapi, beneran bos mau cincang itu orang?""Tergantung sih, kalau dia ngeyel,"Jawaban ambigu, tapi membuat Lupus bertambah ngeri. Dirinya tak mengatakan apapun lagi, karena takut salah bicara yang

    Last Updated : 2025-04-22

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 33

    Nayaka menatap tajam ke arah Anandita, sungguh perkataan wanita itu menyinggung perasaannya.Saat Anandita dengan gamblang menyatakan bahwa ia belum siap untuk memiliki anak, wajah Nayaka memerah, urat-urat di lehernya menegang.Tanpa bisa mengendalikan emosinya, ia melempar gelas yang berada di tangannya ke dinding, pecahan kaca berhamburan di lantai dengan suara yang mengejutkan Anandita.Prang"Nggak siap? Nyatanya selama menikah kamu selalu bilang seperti itu, Dita!" teriak Nayaka, suaranya bergetar karena amarah yang tak bisa dikendalikan.Anandita menggigit bibir, menahan air mata yang hendak jatuh. "Aku hanya... aku hanya butuh waktu. Dan apa yang kita lakukan ini salah. Semestinya kita nggak berbuat hubungan yang seperti ini. Kita sudah bercerai.," suaranya bergetar, hampir tidak terdengar.Nayaka menghela napas kasar, rasa frustrasi memuncak. "Waktu? Berapa lama lagi aku harus menunggu, hah? Sampai kamu benar-benar pergi dari hidup aku?! Kamu dengan gampang pergi itu karena

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 32

    "Kalau sampai bos ketahuan dan Bu bos marah besar, bos harus lakuin ini...." Lupus membisikkan sesuatu, sampai membuat telinga Nayaka rasanya panas, serta wajahnya memerah. Nayaka mendorong sebal wajah asistennya itu. "Kamu ya... Pikirannya jor0k bener. Belum menikah sudah punya pikiran seperti itu."Lupus mengerucutkan ujung bibirnya, "tapi cara ini ampuh. Saya yakin Bu bos nggak bakalan ninggalin pak bos lagi, apalagi kalau benih pak bos tumbuh. Ya kali Bu bos mau hamil tanpa suami, si Arthur juga pasti nggak bakalan bisa berbuat apa-apa." Kata Lupus mengompori. Kening Nayaka berkerut, dirinya tampak berpikir, setelahnya sebuah senyuman miring terbit di bibirnya. "Kenapa saya nggak lakuin itu dari dulu," gumam Nayaka, bahkan dulu dirinya menahan untuk tidak punya anak dan melakukan hal itu dengan mantan istrinya itu pasti mereka menggunakan alat pengaman, dan berakhir keduanya belum memiliki keturunan, dan Nayaka tidak mempermasalahkannya, karena mereka menikah atas cinta, Nayaka

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 31

    Di tengah hiruk-pikuk pulau Bali, sebuah proyek pembangunan besar sedang berlangsung. Kawasan yang tadinya adalah sawah dan ladang kini telah berubah menjadi lahan yang dipenuhi dengan mesin dan peralatan berat. Bumi telah digali dan diubah, meninggalkan gundukan tanah dan batu yang berserakan di mana-mana. Truk-truk besar berlalu lalang, membawa material bangunan seperti baja, yang bersinar di bawah terik matahari tropis.Udara di sekitar lokasi pembangunan terasa panas dan berdebu, aroma tanah yang baru digali bercampur dengan bau mesin diesel yang beroperasi. Suara bising dari mesin-mesin yang berkerja, seperti bor dan crane, mendominasi suasana, menenggelamkan suara-suara alami yang biasa terdengar di pedesaan Bali.Di kejauhan, siluet Gunung Agung berdiri megah, kontras dengan kekacauan dan keramaian di lokasi pembangunan.Anandita berdiri di sana, dengan Rara yang selalu setia menemaninya, sedangkan kepala proyek itu terus menjelaskan semuanya.Anandita berdiri di samping meja k

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 30

    Tubuh Anandita menegang seiring dengan pesan masuk itu. Zerin yang ada di sampingnya sampai mengerutkan keningnya saat melihat tingkah temannya itu."Lo kenapa?"Anandita sampai melemparkan ponselnya itu di sana, membuat Zerin terkejut dengan tingkah temannya itu.Zerin mengambil ponsel milik temannya yang tergeletak di sana, lalu melihat apa yang membuat temannya itu sampai terkejut seperti tadi.Zerin membaca pesan dari nomor yang bernam Renaldi, kening sering berkerut samar. "Ini, pacar elo?"Anandita mencoba menetralkan perasaannya, sungguh dirinya merasa ketakutan sekali saat mendapatkan pesan dari pria yang bernama Renaldi itu. Berbagai macam praduga langsung muncul di dalam kepalanya, pikiran negatif juga lolos masuk ke dalam kepalanya. Apa tujuan pria itu mendekati dirinya dengan identitas palsu."Iya, dia pacar aku. Dan dia yang mau jadi suami aku"Mata Zerin terbelalak, dirinya terkejut pastinya. "Udah jauh hubungan elo sama dia?"Anandita menghela nafasnya kasar, tak di pun

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 29

    Di tengah hamparan pasir yang halus dan lembut, Bali menyuguhkan keindahan alam yang luar biasa dengan pantainya yang memukau.Air laut yang jernih berwarna biru kehijauan, berpadu sempurna dengan langit biru cerah yang terbentang luas di atasnya. Pohon-pohon kelapa menjulang tinggi, menambahkan nuansa tropis yang khas pada pemandangan tersebut. Di sepanjang pantai, barisan kursi pantai dan payung berwarna-warni menawarkan tempat beristirahat bagi para wisatawan yang ingin menikmati sinar matahari.Sementara itu, pedagang lokal berkeliling menjajakan kerajinan tangan, minuman kelapa segar, dan aneka makanan khas Bali yang menggugah selera. Suasana di Bali tidak hanya dipenuhi dengan keindahan alam, tetapi juga kekayaan budaya yang terlihat dari banyaknya pura yang megah dan patung dewa yang tersebar di berbagai sudut. Keharuman dupa yang lembut tercium dari kejauhan, mengiringi alunan musik gamelan yang merdu, menciptakan suasana yang damai dan harmonis.Kota Bali, dengan segala peson

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 28

    Hari demi hari berlalu, Renaldi terus membuktikan perasaannya pada Anandita, membuat hati Anandita luluh. Renaldi bahkan selalu datang ke kantor Anandita, menyempatkan diri untuk menemui wanita itu, sekadar mengajaknya makan bersama, terkadang mereka juga liburan bersama, tapi jelas tentu ada Rara yang selalu ikut.Dan Anandita mengiyakan ajakan Renaldi, entah mengapa dirinya suka bertemu dan pergi bersama pria itu. Pria itu punya karakter yang mampu membuat Anandita luluh.Pria tampan brewokan itu bahkan dengan terang-terangan menyatakan perasaannya, dan melamar Anandita beberapa hari yang lalu, tapi Anandita belum memberikan jawabannya.Matahari perlahan tenggelam di cakrawala, memberikan kilauan keemasan yang menerangi langit sore itu dengan warna oranye dan merah muda.Cahaya matahari yang redup dan lembut tersebut memantul lembut di permukaan air danau yang tenang, menciptakan tarian cahaya yang memukau di atas gelombang kecil yang berkilauan. Di tepian danau, beberapa burung ai

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 27

    |Astaga! Pak bos harus lihat. Kalau bisa langsung datang aja sekarang, kejadiannya lagi live ini. LIVE.... Anda harus lihat, betapa romantisnya Bu bos sama pacar barunya...| Send pak bos Nayaka.Namun, centangnya hanya dua abu-abu dan sama sekali belum di baca oleh pak bosnya itu."Ya Tuhan, kalau pak bos tau, pasti langsung pingsan, langsung masuk ke rumah sakit" gumam Rara yang masih berdecak gemas saat melihat pemandangan yang ada di depan matanya sana, saat Bu bosnya malah makan siang romantis oleh Renaldi."Ini orang kemana sih?! Nggak butuh informasi gue lagi apa?!" Kembali Rara bergumam kesal sambil menatap ponselnya yang menampilkan beberapa pesan yang dirinya kirim untuk Nayaka, namun sama sekali belum di baca ataupun di lihat oleh pria itu."Gue kirim ini video, Bu bos sama cowok. Bakalan nangis bombay deh elo pak bos" seru Rara sambil meng-klik menu kamera dan langsung merekam video Anandita bersama dengan Renaldi.Beruntung keduanya tidak tau kalau pintu ruangan kerja Anan

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 26

    "Bu bos"Anandita menoleh, matanya menatap Rara yang tengah menatap ke arahnya."Kamu mau ngomong apa?" Tanya Anandita sambil mengerutkan keningnya.Rara menghela nafasnya kasar. "Itu, tadi ada yang kirim makanan pagi-pagi ke rumah, itu pacar Bu bos yang baru?" Tanya Rara takut-takut.Anandita tersenyum tipis, lalu menggelengkan kepalanya. "Saya belum punya pacar. Saya masih jadi janda.""His, bu bos. Tapi bener kan, yang ngirim calon suami Bu bos?""Eum, bukan calon suami sih, lebih tepatnya orang yang baru mau di jodohkan dengan saya. Saya belum jawab iya, jadi belum bisa di bilang kalau dia calon suami saya. Bisa jadi kan? Nanti saya jawab nggak, bukan calon suami saya deh." Jelas Anandita membuat Rara tersenyum lebar."Bagus deh Bu bos, jangan buru-buru cari pasangan, Bu bos harus tau dulu bagaimana sifatnya, ya kalau sehari dua hari sih, belum ketahuan ya, pasti masih kalem dan adem-adem aja." Celetuk Rara."Saya tau, Ra. Saya sudah pernah gagal sekali dalam berumah tangga, jadi

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   bab 25

    "Sayang... Jangan lari-lari, nanti kamu jatuh!" Teriak Nayaka saat melihat Anandita berlari sambil melemparkan senyuman manisnya ke arah Nayaka. "Coba kejar kalau bisa, wlee."Nayaka berdecak, bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman manis, sungguh rupanya wanitanya itu ingin bermain-main dengan dirinya. "Awas ya, kalau dapat mas tangkap, mas kurung kamu!" "Oke, kita lihat mas bisa tangkap aku apa nggak? Kalau nggak bisa, mas harus terima hukuman dari Dita." Teriak Dita sambil tersenyum cantik ke arah Nayaka.Nayaka mengayunkan kedua kakinya dan langsung mengejar istri tercintanya itu, dirinya tak akan membiarkan Anandita memenangkan ini. Namun, sudah beberapa menit kemudian, Nayaka sama sekali tidak berhasil mengejar Anandita. Bahkan, dirinya sudah terasa sangat lelah, keringat di dahinya mengucur deras. Nayaka menghentikan laju larinya, dan berjongkok di sana. Matanya menatap ke depan sana, dimana keberadaan Anandita yang saat itu juga berhenti, tetapi di jarak yang sangat jauh

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status