Share

Tantangan dari ibu Rafandra

“Rafa, sudah ah. Jangan gangguin aku terus.” Kayana menepis tangan Rafandra yang sejak tadi melingkar di perut datarnya. Berkali-kali Rafandra juga menciumi leher Kayana hingga kekasihnya itu kesal. “Rafa! Duduk yang tenang!” bentak Kayana.

Rafandra membalas dengan kekehan. Ia menuruti perintah Kayana, karena bisa saja panci yang sedang dipegangnya akan melayang ke wajahnya.

“Hari ini mau main kemana lagi?” tanya Rafandra yang kini sudah duduk di kursi makan.

“Mau pulang,” ketus Kayana.

“Kay, kamu resign saja dari kantor. Kerja di kantor aku, jadi sekretaris pribadi. Biar Samsul fokus sama pekerjaan utamanya. Bagaimana?”

Kayana melirik dari sudut matanya. Entah mengapa ucapan Rafandra sekarang terdengar seperti seorang suami yang sedang menyuruh istrinya.

“Kamu kira mudah?” jawab Kayana.

Hidangan makan pagi pun tertata rapi di meja makan. Kayana menyendok nasi dan lauk untuk Rafandra lalu duduk di depannya. “Mudah kok.Kamu tinggal ajukan surat langsung pindah deh.”

Kayana mend
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status